• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN

C. Penguatan Nilai Sosial dalam Implementasi

C. Penguatan Nilai Sosial dalam Implementasi Program Sekolah Model

Penguatan nilai sosial pada program sekolah model menyusun berbagai macam kegiatan rutin keteladanan dan pembiasaan dalam penanaman budi pekerti pada siswa untuk mendukung pembentukan nilai karakter sosial pada diri siswa. Dalam wawancara SW, Kepala Sekolah menyatakan:

”Implementasi program kerja sekolah berdasarkan materi program kerja disusun secara garis besar, karena itu pelaksanaannya di lapangan disesuaikan dengan kondisi maupun situasi yang ada. Hal ini bermaksud agar program kerja ini dapat dikembangkan secara fleksibel, dinamis, efisien dan efektif tanpa keluar dari pokok program yang telah ditetapkan, penguatan yang dapat menunjang program sekolah model antara lain adalah pembelajaran, keteladanan, pembiasaan, budaya kearifan lokal, ektrakurikuler, UKS, dokter kecil”. (Wawancara, Kamis 10 September 2020)

Temuan data observasi terlihat di lapangan saat proses pembelajaran nilai karakter diintegrasikan ke dalam proses pembelajaran, keteladanan dan pembiasaan dilakukan oleh guru contoh menjemput siswa pada pukul 07.00 WITA, dan mengucapkan salam, sedangkan budaya kearifan lokal siswa dibiasakan untuk mengucapkan kata Iye’ (kata Iya) dan tabe’ (membungkukkan badan) jika berjalan di depan orang yang lebih dewasa. Untuk kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan ketika jam proses belajar mengajar selesai, kegiatan dokter kecil dan UKS dilaksanakan setiap hari sabtu.

Sejalan temuan data observasi dan wawancara bahwa Program untuk meningkatkan kegiatan sekolah model yang tersusun secara sistematik dalam hal penguatan nilai-nilai sosial terhadap siswa, karena nilai-nilai sosial berfungsi sebagai acuan bertingkah laku dalam berinteraksi dengan sesama sehingga keberadaannya dapat diterima tidak hanya di lingkungan sekolah.

Nilai-nilai sosial memberikan pedoman bagi siswa untuk hidup berkasih sayang dengan sesama manusia, hidup harmonis, hidup disiplin, hidup berdemokrasi, dan hidup bertanggung jawab. Oleh karena itu pihak lembaga sekolah berusaha mengupayakan berkolaborasi dengan program sekolah model dan cara penerapannya dengan cara, integrasi pendidikan karakter di dalam proses pembelajaran di sekolah dilaksanakan mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi pembelajaran pada semua mata siswaan, selanjutnya melalui keteladanan dalam pendidikan

dalam hal pembentukan sikap dapat dilakukan melalui proses asimilasi atau berisi tentang pengalaman yang diamalkan secara berulang-ulang dan terus-menerus, agar membentuk kepribadian yang baik.

Menanamkan cinta terhadap nilai-nilai budaya lokal dengan pembiasaan melakukan budaya tabe (membungkukkan badan ketika berjalan di depan orang yang lebih tua), mengucapkan kata Iye (tutur kata yang santun jika berbicara dengan orang yang lebih tua) serta tetap melestarikan budaya tradisi Sipakatu, Sipakainge, Sipakalebbi, dan Tudang Sipulung sebagai warisan nenek moyang bangsa, agar tidak hilang oleh hadirnya budaya barat.

Penguatan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa baik kemampuan kognitif, afektif, maupun psikomotor, dan mengembangkan bakat dan minat siswa dalam upaya pembinaan pribadi menuju pembinaan manusia seutuhnya yang positif. Adapun usaha kesehatan sekolah dan dokter Kecil bertujuan untuk melaksanakan sebagian usaha pemeliharaan dan peningkatan kesehatan terhadap diri sendiri, teman, orang tua, dan lingkungan sekolah agar siswa dapat menjadi penggerak hidup sehat di sekolah, di rumah dan lingkungannya untuk hidup yang lebih sehat.

Penguatan nilai sosial pada diri siswa membutuhkan pembiasaan dan keteladanan, dalam implementasi program sekolah model membuat kegiatan rutin untuk memberi pondasi pada diri siswa, sehingga sekolah

membuat program khusus dalam penguatan nilai sosial pada diri siswa, Dalam wawancara SW, Kepala Sekolah menyatakan:

“Program khusus sekolah model untuk penguatan nilai sosial dengan melalui keteladanan dan pembiasaan yang dilakukan secara rutin bertujuan membantu siswa untuk memahami, memperhatikan, dan melakukan nilai-nilai dengan perbuatan sehingga menjadi suatu kebiasaan yang akan tertanam pada diri siswa”. (Wawancar, Jumat 11 September).

Seorang guru harus tampil menjadi teladan yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Keberhasilan siswa sangat bergantung pada kualitas kesungguhan, keikhlasan dari karakteristik guru yang diteladani. Selain keteladanan guru, aktivitas belajar siswa merupakan faktor yang dapat menjamin keberhasilan dalam mencapai tujuan pengajaran, yang dalam proses belajar tersebut siswa harus menunjukkan sikap yang positif dan aktif. Sikap merupakan sesuatu yang dipelajari dan sikap menentukan bagaimana individu bereaksi terhadap situasi serta menentukan apa yang dicari individu dalam kehidupan.

Pembiasaan merupakan kegiatan yang dilakukan secara teratur dan berkesinambungan untuk melatih anak agar memiliki kebiasaan yang umumnya berhubungan dengan implementasi kepribadian anak seperti emosi, disiplin, budi pekerti, kemandirian, penyesuaian diri, hidup berorang tua, dan lain sebagainya. Pembiasaan merupakan upaya yang dilakukan untuk mengembangkan perilaku anak, yang meliputi perilaku keagamaan, sosial, emosional dan kemandirian. Pembiasaan adalah sesuatu yang sengaja dilakukan secara berulang-ulang agar sesuatu itu

dapat menjadi kebiasaan, dan pada akhirnya akan menjadi nilai karakter yang baik dan tertanam di jiwa siswa, sehingga pembiasaan baik tersebut dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Karakter jujur, disiplin, kerjasama, ramah lingkungan, toleransi adalah program sekolah sebagai nilai penguatan yang akan dikembangkan untuk merujuk membentuk nilai sosial pada diri siswa, dengan adanya budaya pembiasaan berperilaku baik maka pada diri siswa akan tertanam sikap yang terpuji. Dikatakan dalam wawancara SW, Kepala Sekolah menyatakan:

“Karakter yang dapat membentuk nilai sosial yang diprogramkan oleh sekolah model adalah jujur, disiplin, kerja sama, ramah lingkungan, toleransi agar tercipta budaya pembiasaan pada diri siswa, dan akan diaplikasikan di kehidupan sehari-harinya”. (Wawancara, 14 September 2020)

Temuan data observasi di lapangan ketika siswa berbelanja di kantin sekolah meskipun penjaga kantin tidak ada siswa tersebut tetap membayar barang yang diambil sesuai dengan harganya, kehadiran siswa di sekolah selalu tepat waktu dengan berpakaian seragam rapi, serta bekerja sama dalam melaksanakan piket kebersihan, dan tidak membeda-bedakan dalam berteman.

Sejalan temuan data observasi dan wawancara membentuk nilai sosial pada siswa, maka ada beberapa penguatan nilai karakter yang harus ditanamkan ke dalam diri siswa yaitu sikap jujur yang merupakan perilaku yang didasarkan pada upaya yang menjadikan diri sebagai orang yang selalu dapat dipercaya, sedangkan sikap pada diri siswa disiplin

adalah melakukan pekerjaan dengan tertib dan teratur sesuai dengan waktu dan tempatnya serta dikerjakan dengan penuh kesadaran, ketekunan, keikhlasan atau tanpa paksaan dari pihak manapun.

Pembiasaan sikap kerjasama pada diri siswa dapat menciptakan keterbukaan dalam berkomunikasi, membiasakan berpikir positif antar sesama, membangun sikap saling memahami dan saling pengertian, berempati, menciptakan organisasi positif. Kerjasama ditandai dengan upaya saling memahami, menghargai, membantu secara positif, dan selalu melakukan sesuatu yang terbaik dan memberikan kemanfaatan yang banyak kepada orang lain.

Ramah lingkungan merupakan pembiasaan menjaga kebersihan sekolah, membuang sampah pada tempatnya, menyediakan peralatan kebersihan dan memprogramkan program cinta bersih lingkungan, Sekolah juga tempat yang sangat penting bagi siswa dalam tahap perkembangannya dan sekolah merupakan sebuah lingkungan sosial yang berpengaruh bagi kehidupan siswa. Oleh sebab itu siswa perlu dibiasakan mencintai lingkungan sejak dini, agar terbentuk rasa menghargai, memiliki dan memelihara lingkungan pada diri siswa. Perilaku peduli lingkungan hidup atau lebih dikenal ramah lingkungan merupakan perilaku atau tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan dan memupuk rasa cinta terhadap lingkungan untuk memelihara agar lingkungan tetap sehat dan asri.

Sikap toleransi pada diri siswa merupakan bentuk sikap yang muncul secara tidak sadar dan tanpa direncanakan yang berupa memaklumi keadaan orang lain, siswa diajarkan untuk menerima dan menghargai perbedaan tanpa membeda-bedakan, sehingga terhindar dari perselisihan. Selanjutnya prinsip kegiatan program dokter kecil dan usaha kesehatan sekolah adalah menerapkan kebiasaan dalam menciptakan hidup yang sehat, menghindari kebiasaan buruk yang dapat mengganggu kesehatan, serta memelihara kehidupan agar tetap hidup sehat.

Penguatan karakter yang telah ditanamkan ke dalam jiwa siswa akan mewujudkan program sekolah dalalm hal membentuk nilai kepedulian pada siswa sehingga pembiasaan yang telah dilakukan di setiap kegiatan rutin dapat menciptakan budaya perilaku sikap sosial, seperti dalam wawancara HA, Guru Pendidikan Agama Islam menyatakan:

“Mewujudkan tercapainya program sekolah model maka kegiatan-kegiatan yang sudah di programkan di laksanakan secara rutin agar tercipta budaya pembiasaan pada diri siswa, sehingga dapat menanamkan sikap berbudi luhur dan berakhlak mulia”. (Wawancara, Kamis 03 September 2020)

Temuan data observasi di lapangan menanamkan karakter nilai spiritual pada siswa dengan membiasakan membaca doa dan surah pendek sebelum proses belajar dimulai, melaksanakan shalat Dhuha dan shalat wajib secara berjamaah, kultum dan koin sedekah setiap hari jumat untuk kegiatan amal dan sosial, setiap hari sabtu melakukan kegiatan

senam ceria dan mendongeng, setiap bulan makan sehat dan arisan paguyuban.

Hasil observasi di lapangan dan hasil wawancara menguraikan kegiatan implementasi konsep sekolah model melalui keteladanan dan pembiasaan yang dilakukan secara rutin dalam mewujudkan wawasan Pendidikan budi pekerti dalam hal penguatan nilai sosial dikelompokkan menjadi kegiatan rutin:

Kegiatan harian antara lain, mengawali dan menghakhiri pelajaran dengan doa, menggiatkan shalat dhuha dan shalat wajib secara berjamaah yang bertujuan membiasakan siswa yang muslim untuk menjalankan shalat setiap hari, sehingga siswa menyadari kewajiban dalam menjalankan ajaran Islam dengan penuh kesadaran, membudayakan 5 (Lima) S (senyum, salam, sapa, sopan dan santun) pada saat bertemu, dimaksudkan untuk menjalin hubungan yang baik antara siswa, pendidik dan tenaga kependidikan untuk menanamkan rasa persaudaraan dan mempererat tali silaturrahmi dan mewujudkan lingkungan yang kondusif untuk menunjang program sekolah berwawasan pendidikan budi pekerti, Kegiatan Azan yang dikumandangkan sebelum shalat.

Kegiatan Mingguan antara lain, jumat ibadah, kuliah tujuh menit (kultum) dimaksudkan untuk meningkatkan kesadaran dan keimanan siswa, Infaq Jumat dimanfaatkan untuk kegiatan amal dan sosial, peduli terhadap sesama, sedangkan mendongeng dapat menggali potensi bakat

yang dimiliki oleh siswa dalam hal bercerita, selanjutnya senam sehat dapat melatih psikomotorik dan menjadikan tubuh siswa kuat dan sehat. Kegiatan bulanan yaitu kegiatan yang dilaksanakan secara rutin setiap bulan seperti makan sehat dan arisan paguyuban dari kelas satu sampai kelas enam yang dilaksanakan oleh paguyuban setiap kelas, adapun kegiatan tahunan secara rutin dilakukan antara lain, buka puasa bersama, kunjungan kepanti asuhan terdekat, takjil buka puasa, pesantren kilat, memperingati Maulid Nabi Saw, dan memperingati hari natal bagi yang beragama Kristen.

Keterkaitan komite sekolah dalam implementasi program sekolah model, sangat membantu mewujudkan tercapainya kegiatan yang dilaksanakan dan dengan terlibatnya komite maka akan dapat meningkatkan mutu dan kualitas sekolah karena tidak sedikit sumbangan dan bantuan komite yang diberikan kepada lembaga sekolah. Dalam wawancara MS, Komite Sekolah menyatakan:

“Langkah untuk mewujudkan tercapainya program sekolah model komite juga terlibat karena diperlukan bantuan yang berupa pemikiran, ide atau gagasan-gagasan yang inovatif demi kemajuan suatu sekolah termasuk didalamnya melakukan pengawasan pembelajaran terhadap siswa di sekolah yang menjadi tanggung jawab komite”. (Wawancara, Kamis 10 September 2020)

Keterlibatan komite dalam program sekolah model diharapkan dapat meningkatkan mutu dan kualitas sekolah dalam bentuk dukungan sarana dan prasarana serta memberikan inisitiatif misalnya dalam bentuk pengawasan kepada peserta belajar oleh komite. Keberadaan komite sekolah dalam satuan pendidikan merupakan wadah partisipasi orang tua

terhadap layanan pendidikan di sekolah dengan kata lain komite menjembatani hubungan antara sekolah dan orang tua . Penting untuk komite sekolah menjalankan tugas dan fungsinya agar mutu pendidikan sesuai dengan visi, misi, dan tujuan sekolah. Di samping itu kepala sekolah berperan sebagai promotor penggerak lembaga pendidikan juga berwenang untuk mengaktifkan komite sekolah dengan cara mengikutsertakannya pada setiap rencana implementasi program sekolah, pelaksanaan, hingga evaluasi program yang telah dijalankan.

D. Faktor Pendukung dan Penghambat Implementasi Program

Dokumen terkait