• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PEMBAHASAN

4.2. Uji Hipotesis

4.2.4. Hasil Uji Statistik T

Coefficientsa

Sumber: Ouput SPSS 25 data sekunder yang diolah, 2021.

Berdasarkan hasil pengujian diperoleh nilai signifikansi variabel kepatuhan wajib pajak badan bernilai 0,017. Yang berarti hipotesis diterima karena nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 (0,017 < 0,05) dan t hitung lebih besar dari t tabel

(36,567> 12,706). Maka dapat disimpulkan bahwa variabel kepatuhan wajib pajak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan pajak penghasilan badan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kisaran.

Yang berarti, tingkat kepatuhan wajib pajak sangat mempengaruhi tingkat tercapainya target penerimaan pajak di KPP Pratama Kisaran. Hal ini sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh MMR, Sari dan NN, Afriyanti (2012) bahwa kepatuhan wajib pajak secara parsial berpengaruh signifikan terhadap penerimaan Pajak Penghasilan 25/29 Wajib Pajak Badan periode 2004--2008 pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Denpasar Timur.

Seperti yang dikatakan E.S. Suhendra (2010) dalam penelitiannya bahwa pemahaman masyarakat akan sistem perpajakan di Indonesia, terutama wajib pajak badan menyebabkan meningkatnya penerimaan pajak penghasilan badan di Kantor Pelayanan Pajak. Kondisi seperti itu, berdampak positif pada perilaku wajib pajak. Salah satu perilaku positif tersebut adalah kesadaran dan kepatuhan dalam hal menghitung dan membayar sendiri utang pajak. Ditambah lagi, kemampuan menyampaikan SPT Tahunan PPh Badan tepat pada waktunya. Hal ini tentu sangat berpengaruh signifikan positif terhadap penerimaan pajak penghasilan badan setiap tahunnya.

Pada variabel pemeriksaan pajak, diperoleh nilai signifikansi sebesar 0.021 berada lebih kecil dari 0.05 (0.021 < 0.05) dan t hitung lebih besar dari t tabel (30,836

> 12.706). Yang berarti, hipotesis diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel pemeriksaan pajak secara parsial atau secara individu berpengaruh signifikan terhadap penerimaan pajak penghasilan badan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kisaran.

Sesuai dengan Undang-Undang No.16 Tahun 2009 bahwa tujuan diadakannnya pemeriksaan pajak adalah untuk menguji pemenuhan kewajiban perpajakan dan/atau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Pemeriksaan pajak dapat

meningkatkan kepatuhan wajib pajak melalui upaya-upaya penegakan hukum sehingga dapat meningkatkan penerimaan pajak.

Pemeriksaan pajak yang dilakukan di KPP Pratama Kisaran dinyatakan telah tepat sasaran yaitu meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak yang selaras dengan meningkatnya penerimaan pajak penghasilan badan. Pemeriksaan pajak terhadap wajib pajak badan tampaknya menjadi

BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan diatas maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Kepatuhan wajib pajak dan pemeriksaan pajak secara simultab berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap penerimaan pajak penghasilan badan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kisaran. Adapun besarnya pengaruh yang diberikan adalah sebesar 84,2% sedangkan sisanya sebesar 15,8% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini.

2. Kepatuhan Wajib Pajak secara parsial berpengaruh berpengaruh signifikan terhadap penerimaan pajak penghasilan badan pada KPP Pratama Kisaran.

Seperti yang dikatakan E.S. Suhendra (2010) dalam penelitiannya bahwa pemahaman masyarakat akan sistem perpajakan di Indonesia, terutama wajib pajak badan menyebabkan meningkatnya penerimaan pajak penghasilan badan di Kantor Pelayanan Pajak. Kondisi seperti itu, berdampak positif pada perilaku wajib pajak. Salah satu perilaku positif tersebut adalah kesadaran dan kepatuhan dalam hal menghitung dan membayar sendiri utang pajaknya.

3. Jumlah realisasi penerimaan SKPKB setiap tahunnya berhasil menunjukkan adanya pengaruh pemeriksaan pajak terhadap penerimaan pajak penghasilan badan pada KPP Pratama Kisaran. Hal ini sesuai dengan

tujuan pemeriksaan pajak untuk menguji pemenuhan kewajiban perpajakan melalui upaya-upaya penegakan hukum sehingga dapat meningkatkan penerimaan pajak. Itu artinya, pemeriksaan pajak yang dilakukan oleh fiskus pada KPP Pratama Kisaran dinyatakan tepat sasaran. Meningkatkan kepatuhan wajib pajak yang selaras dengan peningkatan penerimaan pajak.

5.2. Saran

Saran-saran sesuai kesimpulan yang diperoleh dari penelitian adalah sebagai berikut:

1. Sangat penting bagi fiskus untuk terus berupaya dalam rangka melakukan pengawasan terhadap kepatuhan wajib pajak baik itu dari segi pelaporan maupun penyetoran pajaknya.

2. Fiskus diharapkan tidak hanya memberikan tindakan yang tegas terhadap wajib pajak yang disinyalir melakukan kecurangan pajak tetapi juga diharapkan secara berkala memeriksa SPT Wajib Pajak yang lainnya untuk mengetahui apakah wajib pajak telah sesuai dalam melaporkan pajaknya.

3. DJP khususnya KPP Pratama Kisaran diharapkan memiliki pengawasan yang kuat dalam memastikan pemenuhan kewajiban sudah memenuhi kriteria lengkap, benar dan jelas. Sehingga, penting untuk DJP agar memberikan pelayanan dan pembinaan kepada wajib pajak agar wajib pajak tahu dan paham hak dan kewajibannya sehingga dalam jangka panjang dapat tercipta kepatuhan sukarela yang optimal. Seperti melakukan penyuluhan rutin untuk menghimbau wajib pajak agar memperhatikan cara menghitung atau pun

mengisi SPT sehingga diharapkan dapat meminimalisir kesalahan dalam pengisian dan penyetoran SPT.

DAFTAR PUSTAKA A. BUKU

Ghozali, Imam. 2016.Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program IBM SPSS 23. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Mardiasmo. 2019. Perpajakan. Yogyakarta: Andi

Pandiangan, Liberti. 2014. Administrasi Perpajakan. Jakarta: Erlangga

Rahayu, Siti Kurnia. 2017. Perpajakan: Konsep dan Aspek Formal. Bandung:

Rekayasa Sains.

Resmi, Siti.2017. Perpajakan: Teori dan Kasus. Jakarta: Salemba Empat.

Sambodo, Agus. 2015. Pajak Dalam Entitas Bisnis. Jakarta: Salemba Empat Santoso, Singgih. 2017. Statistik Multivariat dengan SPSS. Jakarta: Kompas

Gramedia

Tampubolon, Karianton. 2017. Akuntansi Perpajakan dan Cara Menghadapi Pemeriksaan Pajak. Jakarta: Indeks.

B. PERUNDANG-UNDANGAN:

Republik Indonesia. 2003. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara

________________. 2008. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Perubahan Keempat Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan

_______________. 2009. Undang-undang Nomor 16 Tahun 2009 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 5 Tahun 2008 Tentang Perubahan Keempat Atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Menjadi Undang-Undang

Kementerian Keuangan Republik Indonesia. 2015. Peraturan Kementerian Keuangan tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.03/2013 tentang Tata Cara Pemeriksaan.

__________________________________. 2021. Peraturan Menteri Keuangan Nomor. 18/PMK.03/2021 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja di Bidang Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, serta Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan . C. KARYA ILMIAH

Jurnal. Bagianto, Agus et al. (2018). Pengaruh Pemeriksaan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dan Dampaknya Terhadap Efektivitas Penerimaan Pajak Penghasilan Badan. 3(1)-2541-5255

Jurnal. M, Arfaningsih & Sunarto. 2018. Pengaruh Pemeriksaan Pajak, Penagihan Pajak dan Kepatuhan Wajib Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Studi Kasus Pada KPP Pratama Raba Bima Tahun 2012-2015.

2(1)

Jurnal. Ratna Sari, MM & NN Afriyanti..2012. Pengaruh Kepatuhan Pajak dan Pemeriksaan Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan 25/29 Wajib Pajak Badan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Denpasar Timur.

Jurnal. Sudaryati, D., & Gerlan, H. 2013. Pengaruh Penerapan Self Assesment System dan Kemauan Membayar Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Kabupaten Sleman Yogyakarta. 3 (1).

Jurnal. Suhendra, E. S. 2010. Pengaruh Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Badan Terhadap Peningkatan Penerimaan Pajak Penghasilan Badan. 1 (15)

Jurnal. Sukartha, I.M., & Putu, P.M. (2014). Pengaruh Kepatuhan, Pemeriksaan dan Penagihan Pajak Pada Penerimaan Pajak Penghasilan Badan. 9(3), 633-643.

D. INTERNET :

https://www.pajak.go.id/id/artikel/mendongkrak-tax-compliance-melalui-digitalis asi-sistem-administrasi-perpajakan

Dokumen terkait