ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
C. HASIL TAMBAHAN PENELITIAN
Hasil tambahan dari penelitian ini adalah gambaran umum bagaimana tipe sikap pada pada pengusaha garment di Medan terhadap competitive intelligence berdasarkan beberapa data demografis : jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, lamanya usaha, kategorisasi usaha, suku bangsa, dan kecamatan lokasi usaha.
0 5 10 15 20 25 Tipe Sikap Sleeper Reactive Active Assault Warrior Tidak Tergolongkan
a. Gambaran Umum Tipe Sikap Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan jenis kelamin, penyebaran subjek penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini
Tabel 14
Gambaran Umum Tipe Sikap terhadap Competitive Intelligence berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Tipe Sikap Jumlah Persentase (%)
1 Perempuan Sleeper 13 10,66% Reactive 12 9,83% Active 14 11,48% Assault 7 5,74% Warrior 7 5,74% Tidak tergolongkan 10 8,19% 2 Laki-laki Sleeper 6 4,92% Reactive 5 3,47% Active 11 9,02% Assault 13 10,66% Warrior 11 9,02% Tidak tergolongkan 13 10,66% Jumlah 122 orang 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa subjek yang perempuan paling banyak tergolongkan ke dalam tipe active yaitu sebanyak 14 orang (11,48 %), diikuti subjek dengan tipe sleeper yaitu sebanyak 13 orang (10,66%), diikuti subjek dengan tipe reactive yaitu sebanyak 12 orang (9,83%), diikuti subjek dengan tipe assault dan warrior masing-masing memiliki jumlah yang sama yaitu sebanyak 7 orang (5,74%). Untuk subjek yang laki-laki paling banyak tergolongkan ke dalam tipe assault yaitu sebanyak 13 orang (10,66%), diikuti subjek dengan tipe active dan warrior masing-masing memiliki jumlah yang sama yaitu sebanyak 11 orang (9,02%), diikuti subjek dengan tipe sleeper yaitu sebanyak 6 orang (4,92%), dan diikuti subjek dengan tipe reactive yaitu sebanyak 5 orang (3,47%).
b. Gambaran Umum Tipe Sikap Berdasarkan Usia
Berdasarkan usia, penyebaran subjek penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini
Tabel 15
Gambaran Umum Tipe Sikap terhadap Competitive Intelligence berdasarkan Usia
No Usia Tipe Sikap Jumlah Persentase
1 Usia Remaja Sleeper - -
Reactive - - Active 1 0,82% Assault 2 1,64% Warrior - - Tidak tergolongkan 1 0,82% 2 Usia dewasa muda (20-40 tahun) Sleeper 16 13,11% Reactive 13 10,66% Active 19 15,57% Assault 16 13,11% Warrior 14 11,48% Tidak tergolongkan 13 10,66% 3. Usia dewasa madya (41-60 tahun) Sleeper 3 2,46% Reactive 4 3,28% Active 5 4,09% Assault 2 1,64% Warrior 4 3,28% Tidak tergolongkan 9 7,38% Jumlah 122 orang 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa subjek yang berusia remaja (dari 4 orang) paling banyak tergolongkan ke dalam tipe assault yaitu sebanyak 2 orang (1,64%), diikuti subjek dengan tipe active yaitu sebanyak 1 orang (0,82%). Untuk subjek yang berusia dewasa muda paling banyak tergolongkan ke dalam tipe active yaitu sebanyak 19 orang (15,57%), diikuti subjek dengan tipe sleeper dan warrior masing-masing memiliki jumlah yang sama yaitu sebanyak 16 orang (13,11%), diikuti subjek dengan tipe reactive yaitu sebanyak 13 orang (10,66%). Untuk subjek yang dewasa madya paling banyak tergolongkan ke dalam tipe
active yaitu sebanyak 5 orang (4,09%), diikuti subjek dengan tipe reactive dan warrior masing-masing memiliki jumlah yang sama yaitu sebanyak 4 orang
(3,28%), dan diikuti subjek dengan tipe assault attitude yaitu sebanyak 2 orang (1,64%).
c. Gambaran Umum Tipe Sikap Berdasarkan Tingkat Pendidikan Berdasarkan tingkat pendidikan, penyebaran subjek penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini
Tabel 16
Gambaran Umum Tipe Sikap terhadap Competitive Intelligence berdasarkan Tingkat Pendidikan
No Tingkat Pendidikan Tipe Sikap Jumlah Persentase
1 SD Sleeper 1 0,82% Reactive - - Active 1 0,82% Assault - - Warrior 1 0,82% Tidak tergolongkan - - 2 SMP Sleeper 4 3,28% Reactive - - Active - - Assault 1 0,82% Warrior - - Tidak tergolongkan - - 3. SMA Sleeper 10 8,19% Reactive 7 5,74% Active 14 11,48% Assault 16 13,11% Warrior 12 9,84% Tidak tergolongkan 17 13,93% 4 Diploma Sleeper 4 3,28% Reactive 3 2,46% Active 1 0,82% Assault 1 0,82% Warrior 2 1,64% Tidak tergolongkan 1 0,82%
5 Sarjana Sleeper - - Reactive 7 5,74% Active 9 7,38% Assault 2 1,64% Warrior 3 2,46% Tidak tergolongkan 5 4,09% Jumlah 122 orang 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa subjek yang memiliki level pendidikan SD tergolongkan ke dalam tipe sleeper, active, dan warrior yakni sama-sama sebanyak 1 orang (0,82%). Untuk subjek yang memiliki level pendidikan SMP tergolongkan ke dalam tipe sleeper yaitu sebanyak 4 orang (3,28%) dan diikuti subjek dengan tipe assault yaitu sebanyak 1 orang (0,82%). Untuk subjek yang memiliki level pendidikan SMA paling banyak tergolongkan ke dalam tipe assault yaitu sebanyak 16 orang (13,11%), diikuti subjek dengan tipe active yaitu sebanyak 14 orang (11,48%), diikuti subjek dengan tipe warrior yaitu sebanyak 12 orang (9,84%), diikuti subjek dengan tipe sleeper yaitu sebanyak 10 orang (8,19%), dan diikuti subjek dengan tipe reactive yaitu sebanyak 7 orang (5,74%). Untuk subjek yang memiliki level pendidikan diploma tergolongkan ke dalam tipe sleeper sebanyak 4 orang (3,28%), diikuti subjek dengan tipe reactive sebanyak 3 orang (2,46%), diikuti subjek dengan tipe
warrior sebanyak 2 orang (1,64%), dan diikuti subjek dengan tipe active dan assault yakni sama-sama sebanyak 1 orang (0,82%). Untuk subjek yang memiliki
level pendidikan sarjana paling banyak tergolongkan ke dalam tipe active yakni sebanyak 9 orang (7,38%), diikuti subjek dengan tipe reactive yakni sebanyak 7 orang (5,74%), diikuti subjek dengan tipe warrior yakni sebanyak 3 orang (2,46%), dan diikuti subjek dengan tipe assault yakni sebanyak 2 orang (1,64%).
d. Gambaran Umum Tipe Sikap Berdasarkan Lamanya Berusaha Berdasarkan lama berusaha, penyebaran subjek penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini
Tabel 17
Gambaran Tipe Sikap terhadap Competitive Intelligence berdasarkan Lamanya Berusaha
No Lamanya Berusaha
Tipe Sikap Jumlah Persentase
1 <1 tahun Sleeper - - Reactive - - Active 1 0,82% Assault 1 0,82% Warrior - - Tidak tergolongkan - - 2 1-10 tahun Sleeper 16 13,11% Reactive 11 9,02% Active 21 17,21% Assault 16 13,11% Warrior 13 10,66% Tidak tergolongkan 12 9,84% 3. 11-20 tahun Sleeper 1 0,82% Reactive 5 4,09% Active 1 0,82% Assault 3 2,46% Warrior 5 4,09% Tidak tergolongkan 7 5,74% 4 21-30 tahun Sleeper 2 1,64% Reactive 1 0,82% Active - - Assault - - Warrior - - Tidak tergolongkan 3 2,46% 5 31-40 tahun Sleeper - - Reactive - - Active 1 0,82% Assault - - Warrior - - Tidak tergolongkan - - Jumlah 122orang 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa subjek yang lama usahanya < 1 tahun tergolongkan dalam tipe tergolongkan ke dalam tipe active dan assault sama-sama sebanyak 1 orang (0,82%). Untuk subjek yang lama usahanya 1-10 tahun paling banyak tergolongkan ke dalam tipe active yaitu sebanyak 21 orang (3,28%), diikuti subjek dengan tipe sleeper dan assault yaitu sama-sama sebanyak 16 orang (13,11%), diikuti subjek dengan tipe warrior yaitu sebanyak 13 orang (10,66%), dan diikuti subjek dengan tipe reactive yaitu sebanyak 11 orang (9,02%). Untuk subjek yang lama usahanya 11-20 tahun tergolongkan ke dalam tipe reactive dan warrior yakni sebanyak 5 orang (4,09%), diikuti subjek dengan tipe assault yakni sebanyak 3 orang (2,46%), dan diikuti subjek dengan tipe
immune dan active yakni sama-sama sebanyak 1 orang (0,82%). Untuk subjek
yang lama usahanya 21-30 tahun tergolongkan ke dalam tipe sleeper yakni sebanyak 2 orang (1,64%), diikuti subjek dengan tipe reactive yakni sebanyak 1 orang (0,82%).Untuk subjek yang lama usahanya 31-40 tahun tergolongkan ke dalam tipe active yakni sebanyak 1 orang (0,82%)
e. Gambaran Umum Tipe Sikap Berdasarkan Kategorisasi Usaha
Berdasarkan kategorisasi usaha, penyebaran subjek penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini
Tabel 18
Gambaran Umum Tipe Sikap terhadap Competitive Intelligence berdasarkan Kategorisasi Usaha
No Kategorisasi usaha
Tipe Sikap Jumlah Persentase
1 Usaha Mikro Sleeper 17 13,93%
Reactive 13 10,66%
Assault 18 14,75%
Warrior 16 13,11%
Tidak tergolongkan 18 14,75%
2 Usaha Kecil Sleeper 2 1,64%
Reactive 4 3,28% Active 7 5,74% Assault 2 1,64% Warrior 2 1,64% Tidak tergolongkan 5 4,09% Jumlah 122orang 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa subjek yang lama usahanya < 1 tahun tergolongkan dalam tipe tergolongkan ke dalam tipe active dan assault sama-sama sebanyak 1 orang (0,82%). Untuk subjek yang lama usahanya 1-10 tahun paling banyak tergolongkan ke dalam tipe active yaitu sebanyak 21 orang (3,28%), diikuti subjek dengan tipe sleeper dan assault yaitu sama-sama sebanyak 16 orang (13,11%), diikuti subjek dengan tipe warrior yaitu sebanyak 13 orang (10,66%), dan diikuti subjek dengan tipe reactive yaitu sebanyak 11 orang (9,02%). Untuk subjek yang lama usahanya 11-20 tahun tergolongkan ke dalam tipe reactive dan warrior yakni sebanyak 5 orang (4,09%), diikuti subjek dengan tipe assault yakni sebanyak 3 orang (2,46%), dan diikuti subjek dengan tipe
sleeper dan active yakni sama-sama sebanyak 1 orang (0,82%). Untuk subjek
yang lama usahanya 21-30 tahun tergolongkan ke dalam tipe sleeper yakni sebanyak 2 orang (1,64%), diikuti subjek dengan tipe reactive yakni sebanyak 1 orang (0,82%).Untuk subjek yang lama usahanya 31-40 tahun tergolongkan ke dalam tipe active yakni sebanyak 1 orang (0,82%)
f. Gambaran Umum Tipe Sikap Berdasarkan Suku Bangsa
Berdasarkan suku bangsa, penyebaran subjek penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini
Tabel 19
Gambaran Umum Tipe Sikap terhadap Competitive Intelligence berdasarkan Suku Bangsa
No Suku Bangsa Tipe Sikap Jumlah Persentase
1 Aceh Sleeper - - Reactive - - Active - - Assault 1 0,82% Warrior 1 0,82% Tidak tergolongkan - - 2 Batak Sleeper 10 8,19% Reactive 9 7,37% Active 12 Assault 11 Warrior 12 Tidak tergolongkan 14 3 Jawa Sleeper 1 0,82% Reactive 2 1,64% Active - - Assault 3 2,46% Warrior - - Tidak tergolongkan 2 1,64% 4 Manado Sleeper 1 0,82% Reactive - - Active - - Assault - - Warrior - - Tidak tergolongkan - - 5 Melayu Sleeper - - Reactive - - Active 3 2,46% Assault 1 0,82% Warrior - - Tidak tergolongkan 2 1,64% 6 Minang Sleeper 5 4,09% Reactive 6 4,91% Active 9 7,38%
Assault 4 3,28% Warrior 5 4,09% Tidak tergolongkan 5 4,09% 7 Tionghoa Sleeper 2 1,64% Reactive - - Active 1 0,82% Assault - - Warrior - - Tidak tergolongkan - - Jumlah 122orang 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa subjek yang bersuku Aceh tergolongkan dalam tipe tergolongkan ke dalam tipe assault dan warrior yakni sama-sama sebanyak 1 orang (0,82%). Untuk subjek yang bersuku Batak tergolongkan paling banyak ke dalam tipe active dan assault yakni sama-sama sebanyak 12 orang (9,84%), diiikuti subjek dengan tipe assault yakni sebanyak 11 orang (9,02%), diikuti subjek dengan tipe sleeper yakni sebanyak 10 orang (8,19%), dan diikuti subjek dengan tipe reactive yakni sebanyak 9 orang (7,38%). Untuk subjek yang bersuku Jawa tergolongkan ke dalam tipe assault yakni sebanyak 3 orang (2,46%), diikuti subjek dengan tipe reactive yakni sebanyak 2 orang (1,64%), dan diikuti subjek dengan tipe sleeper yakni sebanyak 1 orang (0,82%). Untuk subjek yang bersuku Melayu tergolongkan ke dalam tipe active yakni sebanyak 3 orang (2,46%) dan diikuti subjek dengan tipe assault yakni 1 orang (0,82%). Untuk subjek yang bersuku Minang paling banyak tergolongkan ke dalam tipe active yakni 9 orang (7,38%), diikuti subjek dengan tipe reactive yakni sebanyak 6 orang (4,91%), diikuti subjek dengan tipe sleeper dan warrior yakni sama-sama sebanyak 5 orang (4,09%), dan diikuti subjek dengan tipe
tergolongkan ke dalam tipe sleeper 2 orang (1,64%) dan subjek dengan tipe
active yakni sebanyak 1 orang (0,82%).
g. Gambaran Umum Tipe Sikap Berdasarkan Kecamatan Lokasi Usaha Berdasarkan kecamatan lokasi usaha, penyebaran subjek penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini
Tabel 20
Gambaran Umum Tipe Sikap terhadap Competitive Intelligence berdasarkan Kecamatan Lokasi Usaha
No Daerah Kecamatan
Tipe Sikap Jumlah Persentase
1 Medan Tembung Sleeper 5 4,09%
Reactive 6 4,91%
Active 4 3,28%
Assault 3 2,46%
Warrior 4 3,28%
Tidak tergolongkan 7 5,74%
2 Medan Petisah Sleeper 2 1,64%
Reactive 2 1,64%
Active 8 6,56%
Assault 4 3,28%
Warrior 5 4,09%
Tidak tergolongkan 3 2,46%
3 Medan Baru Sleeper 3 2,46%
Reactive 3 2,46%
Active 8 6,56%
Assault 2 1,64%
Warrior 4 3,28%
Tidak tergolongkan 2 1,64%
4 Medan Barat Sleeper 2 1,64%
Reactive 1 0,82%
Active - -
Assault 3 2,46%
Warrior 2 1,64%
Tidak tergolongkan 2 1,64%
5 Medan Amplas Sleeper - -
Reactive - -
Assault 2 1,64%
Warrior 1 0,82%
Tidak tergolongkan 4 3,28%
6 Medan Area Sleeper 4 3,28%
Reactive 4 3,28%
Active 3 2,46%
Assault 5 4,09%
Warrior 1 0,82%
Tidak tergolongkan 2 1,64%
7 Medan Deli Sleeper 3 2,46%
Reactive 1 0,82% Active 1 0,82% Assault 1 0,82% Warrior 1 0,82% Tidak tergolongkan 3 2,46% Jumlah 122orang 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa subjek yang lokasi usahanya di Kecamatan Medan Tembung tergolongkan ke dalam tipe reactive yakni sebanyak 6 orang (4,91%), diikuti subjek dengan tipe sleeper yakni sebanyak 5 orang (4,09%), diikuti subjek dengan tipe active dan warrior yakni sama-sama sebanyak 4 orang (3,28%), dan diikuti subjek dengan tipe assault yakni sebanyak 3 orang (2,46%). Untuk subjek yang lokasi usahanya di Kecamatan Medan Petisah tergolongkan ke dalam tipe active yakni sebanyak 8 orang (6,56%), diikuti subjek dengan tipe warrior yakni sebanyak 5 orang (4,09%), diikuti subjek dengan tipe assault yakni sebanyak 4 orang (3,28%), diikuti subjek dengan tipe sleeper dan reactive yakni sama-sama sebanyak 2 orang (1,64%).Untuk subjek yang lokasi usahanya di Kecamatan Medan Baru tergolongkan ke dalam tipe active yakni sebanyak 8 orang (6,56,%), diikuti subjek dengan tipe warrior yakni sebanyak 4 orang (3,28%), diikuti subjek dengan tipe
subjek dengan tipe assault yakni sebanyak 2 orang (1,64%). Untuk subjek yang lokasi usahanya di Kecamatan Medan Barat tergolongkan ke dalam tipe assault yakni sebanyak 3 orang (2,46%), diikuti subjek dengan tipe sleeper dan warrior yakni sebanyak 2 orang (1,64%), dan diikuti subjek dengan tipe reactive yakni sebanyak 1 orang (0,82%). Untuk subjek yang lokasi usahanya di Kecamatan Medan Amplas tergolongkan ke dalam tipe assault yakni sebanyak 2 orang (1,64%), diikuti subjek dengan tipe active dan warrior yakni sama-sama sebanyak 1 orang (0,82%). Untuk subjek yang lokasi usahanya di Kecamatan Medan Area tergolongkan ke dalam tipe assault yakni sebanyak 5 orang (4,09%), diikuti subjek dengan tipe sleeper dan assault yakni sama-sama sebanyak 4 orang (3,28%), diikuti subjek dengan tipe active yakni sebanyak 3 orang (2,46%), dan diikuti subjek dengan tipe warrior yakni sebanyak 1 orang (0,82%).Untuk subjek yang lokasi usahanya di Kecamatan Medan Deli tergolongkan ke dalam tipe
sleeper yakni sebanyak 3 orang (2,46%), diikuti subjek dengan tipe reactive, active, assault, dan warrior yakni sama-sama sebanyak 1 orang (0,82%)
D. Pembahasan
Rouach dan Santi (2001) menyatakan terdapat tipologi sikap yang dimiliki oleh terhadap competitive intelligence. Adapun tipe-tipe sikap tersebut, antara lain: sikap sleeper, sikap reactive, sikap active, sikap assault, dan sikap
warrior. Sikap yang dimiliki oleh Usaha Mikro, Kecil dan Menengah pada
umumnya adalah sikap sleeper, reactive, active sedangkan sikap assault dan
Hasil utama dari penelitian ini menunjukkan bahwa subjek penelitian paling banyak tersebar dalam tipe sikap active dengan persentase 20,49%. Sikap
active diciri-cirikan dengan sikap yang aktif dalam menganalisis dan
menginterpretasikan persaingan. Orang dengan sikap demikian sudah melihat bahwa competitive intelligence bermanfaat untuk tugas operasional sehari-harinya dalam suatu usaha, tetapi belum melihat tujuan jangka panjang untuk melakukannya (Rouach dan Santi, 2001). Pengusaha dengan tipe active sudah memiliki gambaran tentang tugas operasional yang perlu dilakukan pekerjanya secara kontinu, tetapi belum memahami visi dan misi yang melandasi tugas operasional tersebut.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Wright et al (dalam Smith, Wright & Pickton, 2010) juga mengemukakan bahwa Usaha Kecil dan Menengah pada umumnya tergolong ke dalam tipe sikap sleeper, reactive, dan active. Dalam penelitian ini, subjek yang tergolong ke dalam tipe sikap sleeper memiliki persentase 15,57% dan sikap reactive memiliki persentase 13,93%. Sikap sleeper diciri-cirikan dengan sikap yang tidak tertarik dalam memantau kondisi persaingan ataupun melakukan competitive intelligence. Orang dengan tipe demikian diciri-cirikan dengan sering berpikir bahwa orang lain juga tidak mau tahu tentang persaingan. Orang dengan sikap demikian juga meyakini bahwa mereka benar-benar sudah mengetahui yang mereka butuhkan untuk menjalankan bisnis sehingga tidak perlu mempelajari dunia luar (Rouach dan Santi, 2001). Sikap reactive diciri-cirikan dengan sikap yang masih mau merespon (reaktif) jika sudah merasa terancam dengan posisi pesaing. Orang dengan sikap demikian
masih hanya berpikir bagaimana supaya usahanya tetap bertahan, tetapi belum berpikir jauh bagaimana supaya usahanya dapat memenangkan persaingan (Rouach dan Santi, 2001).
Keterbatasan Sumber Daya Manusia pada Usaha Mikro dan Kecil (UMK) yang dapat dilihat dari segi pendidikan formal, pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki tentu sangat berpengaruh terhadap manajemen pengelolaan usahanya, serta kemampuan pengusaha dalam meningkatkan daya saing produk yang dihasilkannya (Anoraga & Sudantoko, 2002). Hal tersebut mempengaruhi sikap yang dimiliki oleh pengusaha kecil masih terbatas pada tipe
sleeper, reactive, dan active.
Sikap assault dan warrior umumnya dimiliki oleh perusahaan besar (Rouach dan Santi, 2001). Akan tetapi, sikap assault dan warrior tidak menutup kemungkinan dimiliki oleh usaha kecil yang mulai berkembang. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa sikap assault merupakan sikap kedua yang banyak dimiliki sebagian besar subjek setelah sikap active. Subjek yang tergolong ke dalam sikap assault memiliki persentase sebesar 16,39% dan sikap warrior memiliki persentase sebesar 14,75%. Sikap assault diciri-cirikan dengan sikap yang gencar dalam mencari informasi tentang kondisi persaingan secara strategis, prosedural, dan dengan perencanaan yang matang. Orang dengan sikap demikian memiliki prosedur yang sudah terintegrasi dan perencanaan dalam memonitor setiap kondisi kompetitor, serta memberikan penghargaan terhadap setiap orang-orang yang terlibat dalam competitive intelligence (Rouach dan Santi, 2001). Sikap warrior diciri-cirikan dengan sikap yang berjuang untuk memenangkan
persaingan. Orang dengan sikap demikian memikirkan strategi dalam menyerang saingan (tidak hanya bertahan), sangat proaktif (inisiatif mengawali adanya perubahan dan tidak menunggu sampai perubahan terjadi). Orang tersebut juga akan mendiskusikan hasil analisisnya terhadap kondisi persaingan sebelum akhirnya mengambil keputusan (Rouach dan Santi, 2001).
Berdasarkan hasil penelitian, beberapa subjek penelitian yang tergolong ke dalam tipe tidak tergolongkan memiliki persentase sebesar 18,85%. Dalam hal ini beberapa subjek memiliki lebih dari satu tipe sikap yang dominan dari hasil skornya. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi ketidakkonsistenan sikap subjek. Efek suatu komunikasi merupakan faktor yang dapat mempengaruhi ketidakkonsistenan individu dalam memilih jawaban (dalam Azwar, 2010). Salah satunya karakteristik pesan, yang meliputi: daya tarik bahasa, kemudahan bahasa dimengerti, atau situasi saat pesan tersebut disampaikan, merupakan faktor yang juga mempengaruhi keseriusan dan kemudahan subjek selama mengisi skala penelitian.
Hasil tambahan penelitian akan menunjukkan tipe sikap individu terhadap competitive intelligence berdasarkan faktor-faktor demografis, antara lain: jenis kelamin, usia, level pendidikan, kategorisasi usaha, suku bangsa, dan kecamatan lokasi usaha. Berdasarkan jenis kelamin, subjek penelitian yang berjenis kelamin perempuan paling banyak menyebar pada tipe sikap active dengan persentase 11,48% dari keseluruhan subjek penelitian, sedangkan subjek penelitian yang berjenis kelamin laki-laki paling banyak menyebar pada tipe sikap
mempelajari perbedaan pria dan wanita dalam menyikapi situasi kompetitif dalam usaha. Brush dan Hisrich (1986) menyatakan bahwa pengusaha laki-laki cenderung lebih kompetitif, lebih suka berpikir sistematik, daripada wanita.
Berdasarkan usia, subjek penelitian yang tergolong usia dewasa muda paling banyak menyebar pada tipe sikap active dengan persentase 15,57% dari keseluruhan subjek penelitian, dan subjek penelitian yang tergolong usia dewasa madya paling banyak menyebar pada tipe sikap active juga dengan persentase 4,09%. Belum terlalu banyak penelitian yang mempelajari tentang seberapa besar pengaruh usia dalam menyikapi situasi kompetitif. Staw (1991) menyatakan bahwa usia bisa terkait dengan keberhasilan berkompetisi dalam pekerjaannya bila dihubungkan dengan lamanya seseorang menjadi wirausaha. Dengan bertambahnya pengalaman ketika usia seseorang bertambah maka usia memang terkait dengan keberhasilan. Menurut Hurlock (1991), usia dewasa awal (18 tahun sampai 40 tahun) merupakan masa-masa memilih bidang pekerjaan yang cocok dalam bakat, minat dan faktor psikologis yang dimilikinya. Masih banyak orang dewasa muda yang bingung dengan pilihan kariernya dan masih coba-coba untuk berkarier. Menurut Hurlock (1991), masa dewasa madya (usia 40 tahun sampai 60 tahun), bercirikan keberhasilan dalam pekerjaan sedangkan usia dewasa akhir (usia di atas 60 tahun) merupakan masa dimana orang mulai mengurangi kegiatan kariernya.
Berdasarkan tingkat pendidikan, subjek penelitian yang tingkat pendidikannya SMA paling banyak menyebar pada tipe sikap assault dengan persentase 13,11% dari keseluruhan subjek penelitian. Subjek penelitian yang
tingkat pendidikannya diploma paling banyak menyebar pada tipe sikap sleeper dengan persentase 3,28% dari subjek penelitian, sedangkan subjek penelitian yang tingkat pendidikannya sarjana paling banyak menyebar pada tipe active dengan persentase 7,38%. Belum terlalu banyak penelitian yang mempelajari tentang seberapa besar pengaruh tingkat pendidikan dalam menyikapi situasi kompetitif. Enoch (1992) menyatakan bahwa wirausahawan yang memiliki tingkat pendidikan formal lebih tinggi memiliki kemampuan yang lebih baik dalam mengelola usahanya, mengambil keputusan-keputusan, dan mengatasi masalah yang terjadi. Pendidikan yang lebih tinggi juga dapat meningkatkan produktivitas dan kompetitif (Sirojuzilam, 2008). Menurut penelitian Kim (dalam Meng & Liang, 1996) pada para wirausaha di Singapura, bahwa wirausaha yang berhasil memiliki tingkat pendidikan yang lebih baik daripada wirausaha yang kurang berhasil.
Berdasarkan lamanya berusaha, subjek penelitian yang lama usahanya 1- 10 tahun paling banyak menyebar pada tipe sikap active dengan persentase 17,21% dari keseluruhan subjek penelitian. Subjek penelitian yang lama usahanya 11-20 tahun paling banyak menyebar pada tipe sikap reactive dan warrior dengan persentase yang sama yakni 4,09% dari keseluruhan subjek penelitian. Belum terlalu banyak penelitian yang mempelajari tentang seberapa besar pengaruh lamanya berusaha dalam menyikapi situasi kompetitif. Jaworski (2002) juga mengatakan bahwa lamanya waktu yang telah dilalui individu dalam bekerja membuat individu tersebut lebih ahli dalam mencari informasi yang diperlukan dalam pekerjaannya supaya lebih kompetitif. Pengalaman merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap pada individu (dalam Azwar, 2010). Middlebrook (dalam Azwar, 2010) mengatakan bahwa tidak adanya pengalaman sama sekali dengan suatu objek psikologis cenderung akan membentuk sikap negatif terhadap objek tersebut.
Berdasarkan kategorisasi usaha, subjek penelitian yang kategorisasi usahanya mikro paling banyak menyebar pada tipe sikap active dan assault dengan persentase yang sama yakni 14,75% dari keseluruhan subjek penelitian. Subjek penelitian yang kategorisasi usahanya skala kecil paling banyak menyebar pada tipe sikap active dengan persentase 5,74%. Perbedaan usaha mikro dan kecil terletak pada jumlah asset yang dimiliki dan jumlah keuntungan yang diperoleh. Penelitian tentang competitive intelligence pada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah belum begitu banyak seperti competitive intelligence pada perusahaan besar (Taraf dan Molz, 2006). Meskipun demikian, saat ini sudah mulai banyak berkembang penelitian competitive intelligence yang fokus pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (Tarraf & Molz, 2006). Wright et al (dalam Smith, Wright, & Pickton, 2010) menyatakan bahwa sikap yang umumnya dimiliki Usaha Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah yakni sleeper, reactive, dan active.
Berdasarkan suku bangsa, subjek penelitian yang suku bangsanya Batak paling banyak menyebar pada tipe sikap active dan warrior dengan persentase yang sama yakni 9,84%. Subjek penelitian yang suku bangsanya Minang paling banyak menyebar pada tipe sikap active. Berdasarkan suku bangsa, subjek penelitian yang suku bangsanya Batak paling banyak menyebar pada tipe sikap
yang suku bangsanya Minang paling banyak menyebar pada tipe sikap active. Belum terlalu banyak penelitian yang mempelajari tentang seberapa besar pengaruh lamanya berusaha dalam menyikapi situasi kompetitif. Liyanti & Prita (2006) mengatakan bahwa keberhasilan kinerja berwirausaha ini juga turut dipengaruhi oleh suku bangsa. Setiap suku bangsa mempunyai karakteristik