HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Per Siklus 1. Data Hasil Pengamatan
2) Hasil Tindakan
Setelah melakukan kegiatan perbaikan pembelajaran Siklus II, maka hasil evaluasi pada akhir siklus II mengalami peningkatan dibandingkan pada siklus I maupun pra siklus. Hasil yang diperoleh pada siklus I belum bisa mencapai ketuntasan yang diharapkan minimal 75 %. Saya berupaya keras meningkatkan hasil belajar pada siklus II. Hasil yang diperoleh pun cukup baik dan dapat meningkat. Peningkatan tersebut karena saya telah memaksimalkan
model pembelajaran yang digunakan yaitu Cooperative Learning tipe Two Stay Two Stray. Adapun hasil evaluasi pembelajaran IPS materi mengenal uang pada siklus II dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.5. Hasil Evaluasi IPS Siklus II
No Rentang Nilai Jumlah
1 0 - 10 0 2 11 – 20 0 3 21 – 30 0 4 31 – 40 0 5 41 – 50 0 6 51 – 60 6 7 61 – 70 3 8 71 – 80 10 9 81 – 90 11 10 91 – 100 14 Jumlah 44
Berdasarkan pada tabel di atas dapat dilihat hasil evaluasi pembelajaran IPS materi mengenal uang pada siswa kelas III semester II SD Negeri Sidorejo Lor 03 Salatiga tahun pelajaran 2014/2015 pada Siklus II dari 44 siswa yang mendapatkan nilai 0 –
50 sebanyak 0 siswa, nilai 51 – 60 sebanyak 6 siswa yaitu (Ahsan, Rafi, Yanuar, Artika, Auliya, Bagas), nilai 61 – 70 sebanyak 3 siswa yaitu (Davin, Dinda, Ilham) nilai 71 – 80 sebanyak 10 siswa yaitu (Sakti, Azril, Ahnaf, Wisnu, Tito, Adiba, Adinda, Aditya, Nurush, Akbar), nilai 81 – 90 sebanyak 11 siswa yaitu (Amelia, Angel, Najwa, Revan, Safira, Azahra, Chasna, Grace, Fahmi, Putra, Ridani), dan nilai 91 – 100 sebanyak 14 siswa yaitu (Natasya, Puta, Tazkira, Wildan, Aneira, Lufi, Adyana, Daristi, Elisabet, Elissya, Felizhia, Intan, Jezzica, Reffa).
Apabila hasil evaluasi pada kegiatan Siklus II tersebut disajikan dalam grafik, maka akan terlihat seperti gambar berikut:
Nilai ketuntasan belajar IPS tentang mengenal uang telah ditentukan KKM nya yaitu 61, maka hasil evaluasi IPS pada siklus II berdasarkan nilai ketuntasan adalah sebagai berikut :
Tabel 4.6. Distribusi Ketuntasan Belajar pada Siklus II
No
Standar Ketuntasan Jumlah Siswa Prosentase Angka Ketuntasan 1 < 61 Tidak Tuntas 6 7 % 2 > 61 Tuntas 38 93 % Jumlah 44 100 % Nilai tertinggi 100 Nilai terendah 60 Nilai rata-rata 84
Dari tabel 4.6 di atas dapat dilihat bahwa pembelajaran metematika materi mengenal uang siswa kelas III SD Negeri Sidorejo Lor 03 Salatiga yang berjumlah 44 siswa memperoleh hasil yang lebih memuaskan dibandingkan pada evaluasi pada Siklus I maupun Pra Siklus. Hal tersebut dapat ditunjukkan dari hasil evaluasi siswa materi mengenal uang yaitu 7% atau 6 siswa belum tuntas belajar, dan yang mencapai nilai ketuntasan 93% atau 38 siswa. Kondisi tersebut dapat digambarkan menggunakan diagram sebagai berikut:
Gambar 4.6. Diagram Ketuntasan Belajar Siklus II
Gambar di atas mendiskripsikan prosentase hasil belajar IPS mengenal uang menggunakan model Cooperative Learning tipe Two Stay Two Stray dan pemakaian alat peraga benda konkret pada Siklus II yaitu uang dan uang mainan. Dari 44 siswa yang tuntas adalah siswa yang mendapatkan nilai sama dengan atau lebih besar dari KKM 61 sebanyak 38 siswa (93%), sedangkan siswa yang tidak tuntas adalah siswa yang mendapat nilai di bawah KKM 61 sebanyak 6 siswa ( 7 %).
d. Refleksi
Berdasarkan refleksi dan analisis hasil evaluasi pada Siklus II terdapat peningkatan hasil belajar siswa yang tuntas pada siklus I 71% meningkat menjadi 93% dan siswa yang tidak tuntas berkurang dari siklus I 29 % menjadi 7%. Meningkatnya
ketuntasan yang dicapai siswa yaitu 93% berarti target yang ditetapkan saya telah tercapai yaitu minimal siswa yang tuntas ada 75%. Dari hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran siklus II diketahui bahwa terdapat peningkatan pembelajaran IPS, hal ini ditunjukkan dengan keberhasilan meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS materi mengenal uang.
4. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III a. Perencanaan
Berdasarkan hasil refleksi pada tidakan siklus II maka saya merencanakan tindakan perbaikan pembelajaran siklus III. Kelemahan-kelemahan selama Siklus II akan diperbaiki dalam pelaksanaan siklus III, sehingga diharapkan pada tindakan Siklus III ini hasil belajar IPS siswa kelas III materi mengenal uang lebih meningkat dan mencapai target yang telah saya tetapkan yaitu 100%.
Pada tahap ini saya melakukan hal-hal sebagai berikut : 1) Mengidentifikasi masalah dan merumuskan masalah.
2) Merancang Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) menggunakan model Cooperative Learning tipe Two Stay Two Stray.
3) Mempersiapkan alat peraga berupa uang.
4) Membuat lembar kegiatan siswa, lembar evaluasi dan lembar observasi aktivitas saya dan siswa selama pembelajaran.
5) Menyusun perangkat soal tes, kisi-kisi butir soal, kriteria penilaian, blangko rekapitulasi hasil tes setiap siswa.
6) Menyusun perencanaan teknis analisis data dan penyimpulan hasil penelitian.
b. Pelaksanaan Tindakan 1) Kegiatan Awal
Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Kamis, 16 April 2015 pukul 07.00 – 08.45 WIB. Pada kegiatan awal ini saya mengadakan apersepsi dengan menyanyikan lagu yang berkaitan dengan uang bertujuan untuk mengarahkan pada materi yang akan dipelajari yaitu mengenal uang sekaligus memberikan motivasi belajar kepada siswa. Saya mengadakan tanya jawab dengan memberikan beberapa pertanyaan tentang materi mengenal uang kemudian saya menyampikan tujuan pembelajaran dan menjelaskan manfaat dari mempelajari materi mengenal uang dalam kehidupan sehari-hari.
2) Kegiatan Inti
Saya menjelaskan kembali materi mengenal uang dengan menunjukkan gambar uang. Di sela-sela menjelaskan diselingi dengan tanya jawab, sehingga siswa memperhatikan dan siap menerima pertanyaan dari saya. Kemudian saya membagi siswa dalam kelompok, setiap kelompok berjumlah 4 anak. Saya
memberikan penjelasan cara kerja kelompok yaitu 2 anak tinggal di kelompoknya siap menerima tamu dari kelompok lain dan memberikan informasi kepada tamu tersebut. Sedang 2 anak yang lain bertamu ke kelompok lain untuk mendapat informasi. Setelah itu setiap kelompok melaporkan hasil kerja kelompoknya, diskusi bersama, saya memberikan penguatan.
3) Kegiatan Akhir
Dengan bimbingan saya siswa menyimpulkan pembelajaran, Siswa mengerjakan evaluasi, dilanjutkan dengan penilaian hasil evaluasi, menganalisis hasil kemudian, dan menutup pelajaran dengan pesan untuk rajin membaca karena membaca adalah jendela dunia.
c. Hasil Observasi dan Tindakan 3) Hasil Observasi
Hasil observasi kriteria saya pada siklus III sangat baik (keterangan lengkap lihat lampiran), hasil observasi aktifitas siswa pada siklus III juga sangat baik (keterangan lengkap lihat lampiran). Pada saat perbaikan pembelajaran siklus III dilaksanakan, siswa terlihat antusias, semangat, dan aktif mengikuti pembelajaran IPS karena setiap siswa memiliki tugas dan tanggung jawab sendiri-sendiri. Siswa merasa senang bekerjasama dengan
teman dan ada tutor sebaya sehingga siswa yang cukup memahami materi mengenal uang mendapat penghargaan untuk membantu teman yang belum paham, sebaliknya teman yang belum paham merasa mendapat perhatian lebih dan mendapatkan bantuan untuk dapat memahami materi mengenal uang.
4) Hasil Tindakan
Setelah melakukan kegiatan perbaikan pembelajaran Siklus III, maka hasil evaluasi pada akhir siklus III mengalami peningkatan dibandingkan pada siklus I, Siklus II maupun pra siklus. Hasil yang diperoleh pada siklus II belum bisa mencapai ketuntasan yang diharapkan minimal 100%. Saya berupaya keras meningkatkan hasil belajar pada siklus III. Hasil yang diperoleh pun cukup baik dan dapat meningkat. Peningkatan tersebut karena saya telah memaksimalkan model pembelajaran yang digunakan yaitu Cooperative Learning tipe Two Stay Two Stray dan menambahkan intensitas agar mencapai target yang saya inginkan yaitu 100%. Adapun hasil evaluasi pembelajaran IPS materi mengenal uang pada siklus III dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.5. Hasil Evaluasi IPS Siklus III
No Rentang Nilai Jumlah
2 11 – 20 0 3 21 – 30 0 4 31 – 40 0 5 41 – 50 0 6 51 – 60 0 7 61 – 70 9 8 71 – 80 10 9 81 – 90 11 10 91 – 100 14 Jumlah 44
Berdasarkan pada tabel di atas dapat dilihat hasil evaluasi pembelajaran IPS materi mengenal uang pada siswa kelas III semester II SD Negeri Sidorejo Lor 03 Salatiga tahun pelajaran 2014/2015 pada Siklus III dari 44 siswa yang mendapatkan nilai 0
– 50 sebanyak 0 siswa, nilai 51 – 60 sebanyak 0 siswa, nilai 61 –
70 sebanyak 9 siswa yaitu ( Ahsan, Artika, Auliya, Bagas, Davin, Dinda, Ilham, Rafi, Yanuar), nilai 71 – 80 sebanyak 10 siswa yaitu (Adiba, Adinda, Nurush, Akbar, Sakti, Azril, Ahnaf, Tito, Wisnu, Chasna), nilai 81 – 90 sebanyak 11 siswa yaitu (Grace, Fahmi, Putra, Ridani, Najwa, Safira, Aditya, Revan, Adyana, Amelia, Angel) dan nilai 91 – 100 sebanyak 14 siswa yaitu (Daristi,
Elisabet, Elissya, Felizhia, Intan, Jezzica, Reffa, Natasya, Puta, Tazkira, Wildan, Aneira, Lufi, Azzahra).
Apabila hasil evaluasi pada kegiatan Siklus III tersebut disajikan dalam grafik, maka akan terlihat seperti gambar berikut:
Gambar 4.5. Grafik Hasil Evaluasi IPS Siklus II
Nilai ketuntasan belajar IPS tentang mengenal uang telah ditentukan KKM nya yaitu 61, maka hasil evaluasi IPS pada siklus II berdasarkan nilai ketuntasan adalah sebagai berikut :
Tabel 4.6. Distribusi Ketuntasan Belajar pada Siklus II
No
Standar Ketuntasan Jumlah Siswa
Prosentase Angka Ketuntasan
1 < 61 Tidak Tuntas 0 0 % 2 > 61 Tuntas 44 100 %
Jumlah 44 100 % Nilai tertinggi 100
Nilai terendah 61 Nilai rata-rata 84
Dari tabel 4.6 di atas dapat dilihat bahwa pembelajaran metematika materi mengenal uang siswa kelas III SD Negeri Sidorejo Lor 03 Salatiga yang berjumlah 44 siswa memperoleh hasil yang lebih memuaskan dibandingkan pada evaluasi pada Siklus I maupun Pra Siklus. Hal tersebut dapat ditunjukkan dari hasil evaluasi siswa materi mengenal uang yaitu 0% atau 0 siswa belum tuntas belajar, dan yang mencapai nilai ketuntasan 100% atau 44 siswa. Kondisi tersebut dapat digambarkan menggunakan diagram sebagai berikut:
Gambar di atas mendiskripsikan prosentase hasil belajar IPS mengenal uang menggunakan model Cooperative Learning tipe Two Stay Two Stray dan pemakaian alat peraga benda konkret pada Siklus II yaitu uang dan uang mainan. Dari 44 siswa yang tuntas adalah siswa yang mendapatkan nilai sama dengan atau lebih besar dari KKM 61 sebanyak 44 siswa (100%), sedangkan siswa yang tidak tuntas adalah siswa yang mendapat nilai di bawah KKM 61 sebanyak 0 siswa ( 0 %).
d. Refleksi
Berdasarkan refleksi dan analisis hasil evaluasi pada Siklus III terdapat peningkatan hasil belajar siswayang tuntas pada siklus I 71%. Pada Siklus II meningkat menjadi 93% dan dan pada Siklus III meningkat lagi menjadi 100%. Siswa yang tidak tuntas berkurang dari siklus I 29 % menjadi 7% dan menjadi 0%. Meningkatnya ketuntasan yang dicapai siswa yaitu 100% berarti target yang ditetapkan saya telah tercapai yaitu minimal siswa yang tuntas ada 100%. Dari hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran siklus III diketahui bahwa terdapat peningkatan pembelajaran IPS, hal ini ditunjukkan dengan keberhasilan meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS materi mengenal uang.
4. Perbandingan Ketuntasan Belajar Pada Pra Siklus, Siklus I, Siklus II, dan Siklus III
Tabel 4.7
Perbandingan Hasil Belajar Pra Siklus,Siklus I, Siklus II, dan Siklus III
No
Nilai (x)
Ketuntasan
Pra Siklus Siklus I Siklus II Siklus III Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1 < 61 Belum Tuntas 22 50 14 29 6 7 0 0 2 > 61 Tuntas 22 50 30 71 38 93 44 100 Jumlah 44 100 44 100 44 100 44 44 Nilai Terendah 30 50 60 61 Nilai Tertinggi 80 90 100 100 Nilai Rata-Rata 61 73 84 89
Berdasarkan Tabel di atas perbandingan hasil pembelajaran IPS materi mengenal uang dapat di jelaskan bahwa pada kondisi awal (pra siklus) separo dari jumlah siswa yaitu 22 siswa (50%) yang belum tuntas karena mendapat nilai di bawah KKM (61), sedangkan 22 siswa (50%) tuntas karena mendapatkan nilai sama dengan atau lebih dari KKM (61). Nilai tertinggi yang dicapai hanya 80, dan nilai terendah 30. Nilai rata-rata kelas 61. Karena terdapat 50% siswa yang belum tuntas maka diadakan perbaikan pembelajaran siklus I dengan metode
Cooperative Learning dan pemakaian alat peraga benda konkret yaitu uang.
Pada evaluasi siklus I terlihat peningkatan hasil belajar dengan hasil yang cukup baik dibanding dengan hasil evaluasi pada kondisi awal, dari 44 siswa ada 14 siswa (29%) belum tuntas dan 30 siswa (71%) mencapai nilai ketuntasan belajar. Nilai tertinggi 90 yang dicapai oleh 8 siswa dan nilai terendah 50 diperoleh 4 siswa, nilai rata-rata kelas 73. Perbaikan dilanjutkan pada siklus II agar pembelajaran IPS materi mengenal uang, siswa bisa mencapai ketuntasan minimal 75%. Perbaikan pembelajaran dilanjutkan dengan kegiatan Siklus II.
Dalam siklus II nilai terendah yang diperoleh siswa 50 dan nilai tertinggi 100, dengan nilai siswa yang mencapai nilai ketuntasan belajar 93% dan yang belum tuntas 7%.
Perbaikan pembelajaran dilanjutkan dengan kegiatan Siklus III. Dalam siklus III nilai terendah yang diperoleh siswa 61 dan nilai tertinggi 100, dengan nilai siswa yang mencapai nilai ketuntasan belajar 100% dan yang belum tuntas 0%. Hal ini menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam pembelajaran IPS materi mengenal uang bagi kelas III semester II SD Negeri Sidorejo Lor 03 Salatiga tahun pelajaran 2014/2015. Pembelajaran IPS materi mengenal uang, siswa yang mendapat nilai di atas KKM harus dicapai sesuai dengan harapan penulis adalah minimal 80 % dari jumlah siswa keseluruhan. Hasil belajar IPS secara umum sudah berhasil walaupun belum mencapai
100% dari jumlah siswa keseluruhan. Kenyataan hasil evaluasi pada Siklus II siswa yang memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan KKM yang ditentukan yaitu 61 yaitu 44 siswa dari jumlah keselurahan 44 siswa atau 100%. Sedangkan yang belum mecapai nilai KKM 61 hanya 0 siswa atau 0%.
Berdasarkan hasil penelitian di atas maka dapat diketahui peningkatan hasil belajar siswa materi mengenal uang setelah mengikuti proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Two Stay Two Stray dan menggunaan alat peraga benda konkrit berdasarkan ulangan harian (kondisi awal), evaluasi dari Siklus I, Siklus II, dan siklus III selalu mengalami kenaikan.
Bila dituangkan dalam bentuk grafik maka akan tampak perbandingan pembelajaran IPS materi mengenal uang sebagai berikut .
B. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Pra Siklus
Pembelajaran IPS materi mengenal uang pada kegiatan Pra Siklus dapat dikatakan belum berhasil dengan dibuktikan hasil evaluasi siswa pada kegiatan Pra Siklus, siswa yang mencapai nilai sama dengan atau lebih dari KKM hanya 22 siswa ( 50%) dan yang mendapat nilai di bawah nilai KKM sebanyak 22 siswa (50%) dengan rata-rata nilai 61, sedangkan KKM yang telah ditentukan adalah 61 dan saya memiliki target dalam kelas tersebut siswa yang mencapai ketuntasan 75%. Hal ini dikarenakan saya dalam pembelajarannya memakai cara mengajar konvensional, saya hanya ceramah siswa mendengarkan, walaupun sesekali mendemonstrasikan namun siswa kurang dilibatkan secara maksimal dalam pembelajaran. Kegiatan siswa hanya duduk diam, mendengarkan, mencatat, dan menghafalkan.
2. Siklus I
Berdasarkan hasil analisis data dan refleksi pada kegiatan pra siklus, saya mengadakan perbaikan pembelajaran Siklus I dengan harapan hasil pembelajaran akan lebih meningkat. Pada Siklus I saya menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning, dimana dalam pembelajaran tersebut siswa belajar secara kelompok. Tetapi sayang pemanfaatan model Cooperative Learning belum optimal karena tidak ada pembagian tugas
untuk setiap anggota kelompok sehingga sebagian anak cenderung pasif bahkan asik sendiri dengan bermain.
Pada kegiatan Siklus I terjadi peningkatan hasil belajar siswa tentang mengenal uang pada siswa kelas III semester II SD Negeri Sidorejo Lor 03 Salatiga tahun pelajaran 2014/2015. Dari 44 siswa yang mencapai nilai sama dengan atau lebih dari KKM (61) sebesar 71 % atau 30 siswa, sedangkan yang belum mencapai nilai KKM sebanyak 29 % atau 14 siswa. Nilai tertinggi 90 dan terendah 50, dengan rata-rata kelas 73. Walaupun persentase ketuntasan sudah cukup namun belum memenuhi ketuntasan yang ingin dicapai minimal 75 % dari seluruh siswa, sehingga perlu dilakukan tindakan Siklus II.
3. Siklus II
Perbaikan hasil belajar siswa pada siklus I menunjukkan adanya peningkatan baik peran saya, prosentase pembelajaran maupun prosentase ketuntasan belajar. Namun demikian hasil belajar siswa belum maksimal.
Dalam kegiatan pada siklus II penelitian perbaikan hasil belajar siswa difokuskan pada kekurangan di siklus I. Kemudian saya menggunakan model pembelajaran yang lebih bervariasi yaitu Cooperative Learning Two Stay Two Stray. Dengan model itu selama proses pembelajaran siswa menjadi lebih aktif karena ada pembagian tugas untuk setiap anggota kelompok. Hasil belajar siswa pun mengalami peningkatan dari siklus 1. Siswa yang tuntas meningkat dari 71% menjadi 93 % atau dari 30 anak
meningkat menjadi 38 anak, siswa yang tidak tuntas turun dari siklus 1 dari 29% menjadi 7%, nilai rata-rata 84 dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 60. Pada Siklus II ketuntasan belajar siswa meningkat menjadi 93%, meskipun belum 100 % namun dapat dikatakan bahwa siswa telah mencapai ketuntasan belajar karena telah memenuhi target ketuntasan belajar yang ditetapkan saya minimal 75 %.
Sampai pada perbaikan hasil belajar siklus II, masih ditemukan 1 siswa (7%) dalam satu kelas yang belum berhasil mencapai nilai KKM. Hal ini bukan karena kemampuan siswa yang kurang dalam pembelajaran, namun karena mereka kurang aktif dalam pembelajaran dibanding dengan siswa yang lain sehingga memprngaruhi hasil belajar mereka.
4. Siklus III
Perbaikan hasil belajar siswa pada siklus II menunjukkan adanya peningkatan baik peran saya, prosentase pembelajaran maupun prosentase ketuntasan belajar. Namun demikian hasil belajar siswa belum maksimal.
Dalam kegiatan pada siklus III penelitian perbaikan hasil belajar siswa difokuskan pada kekurangan di siklus II. Kemudian saya menggunakan model pembelajaran yang lebih bervariasi yaitu Cooperative Learning Two Stay Two Stray. Dengan model itu selama proses pembelajaran siswa menjadi lebih aktif karena ada pembagian tugas untuk setiap anggota kelompok. Hasil belajar siswa pun mengalami peningkatan dari siklus II. Siswa yang tuntas meningkat dari 93% menjadi 100 % atau dari 38 anak
meningkat menjadi 44 anak, siswa yang tidak tuntas turun dari siklus II dari 7% menjadi 0%, nilai rata-rata 89 dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 61. Pada Siklus III ketuntasan belajar siswa meningkat menjadi 100% dan dapat dikatakan bahwa siswa telah mencapai ketuntasan belajar karena telah memenuhi target ketuntasan belajar yang saya tetapkan minimal 75 %.
5. Perbandingan Pra Siklus, Siklus I, Siklus II dan Siklus III
Pada kondisi awal (Pra Siklus) sebelum diadakan penelitian tindakan di kelas III SD Negeri Sidorejo Lor 03 Salatiga nilai rata-rata 61 dan setelah diadakan tindakan penelitian pada siklus I nilai rata-rata menjadi 73 dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 50. Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar dengan tingkat keberhasilan 71% dari jumlah siswa sebanyak 44 siswa, tetapi masih ada 29 % siswa yang belum tuntas sehingga perlu diadakan pelaksanaan tindakan siklus II. Pada Siklus II ketuntasan siswa meningkat menjadi 93% dan nilai rata-rata meningkat menjadi 84 dengan nilai tertinggi 100 dan terendah 60. Meskipun belum dapat mencapai 100%, namun dapat dikatakan bahwa siswa telah mencapai ketuntasan belajar sebab telah memenuhi standar ketuntasan minimal 75%. Setelah dilanjutkan pelaksanaan Siklus III, ketuntasan siswa meningkat menjadi 100% dan nilai rata-rata meningkat menjadi 89 dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 61. Ini adalah hasil yang saya targetkan untuk mencapai 100%.
Hipotesis tindakan dalam penelitian ini terbukti bahwa melalui model pembelajaran Cooperative Learning tipe Two Stay Two Stray dan penggunaan media benda konkret yaitu uang dapat meningkatkan hasil belajar IPS tentang mengenal uang pada siswa kelas III semester II SD Negeri Sidorejo Lor 03 Salatiga tahun pelajaran 2014/2015.
BAB V PENUTUP
A.Kesimpulan
Upaya perbaikan pembelajaran bagi siswa kelas III pada mata pelajaran IPS materi mengenal uang telah dilaksanakan oleh saya menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Two Stay Two Stray dengan peraga benda konkrit yaitu uang. Melalui pengamatan selama pelaksanaan perbaikan pembelajaran, siswa terlihat antusias, semangat, dan aktif mengikuti setiap kegiatan dalam pembelajaran. Belajar IPS tidak lagi menjadi sesuatu yang membosankan tetapi menjadi lebih menyenangkan. Model pembelajaran yang tepat dapat digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan belajar yang diinginkan dengan cara yang menyenangkan.
Dari hasil evaluasi sebelum dilakukan perbaikan atau kegiatan pra siklus nilai rata-rata kelas adalah 61, siswa yang mencapai nilai sama dengan atau lebih dari KKM yang telah ditetapkan saya yaitu 61 sebanyak 22 siswa atau 50%. Pada perbaikan pembelajaran siklus I nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 73, siswa yang mencapai nilai sama dengan atau lebih dari KKM sebanyak 30 siswa atau 71%, sedang pada perbaikan pembelajaran siklus II rata-rata kelas meningkat lagi menjadi 84, siswa yang mencapai nilai sama dengan atau lebih dari KKM sebanyak 38 siswa atau 93% dan pada perbaikan pembelajaran siklus III rata-rata kelas meningkat lagi menjadi 89, siswa yang
mencapai nilai sama dengan atau lebih dari KKM sebanyak 44 siswa atau 100%.
Melihat hasil yang diperoleh dari mulai pra siklus, siklus I, siklus II, dan siklus III, hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS materi mengenal uang meningkat. Dengan demikian penggunaan model Cooperative Learning tipe Two Stay Two Stray dengan peraga uang untuk meningkatkan hasil belajar IPS materi mengenal uang bagi siswa kelas III semester II SD Negeri Sidorejo Lor 03 Salatiga tahun pelajaran 2014/2015.
B.Saran
Berdasarkan simpulan di atas, dapat diberikan saran sebagai berikut : 1. Bagi Saya
a) Dalam pembelajaran IPS hendaknya menggunakan model pembelajaran yang tepat supaya belajar IPS menjadi lebih bermakna sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
b) Menggunakan alat peraga benda konkrit agar pengetahuan siswa tidak bersifat abstrak dan siswa tidak hanya menghafal namun benar-benar memahami materi.
2. Bagi Sekolah
a) Sering mengadakan diskusi mengenai kendala-kendala yang dihadapi dalam pembelajaran untuk menemukan solusi yang tepat.
b) Sekolah menyediakan sarana dan prasarana alat peraga pembelajaran khususnya untuk pembelajaran IPS di kelas rendah.