• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian

2. Hasil Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik yang digunakan atas data sekunder

dalam penelitian ini meliputi uji normalitas, multikolinearitas,

heterokedastisitas dan autokorelai dengan hasil pengujian sebagai

berikut:

a. Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi, variable pengganggu atau residual memiliki

distribusi normal atau tidak. Pada software Eviews 8.0, pengujian sebuah data dilakukan dengan Jarque-Bera test. Jarque-Bera test

adalah uji statistik untuk mengetahui apakah data berdistribusi

64

dari nilai Chi-Square tabel dengan degree of freedom sebanyak data sampel yang ada dan nilai probability lebih besar dari nilai

signifikansi 0,05.75

Hasil dari uji normalitas dengan menggunakan Test

Jarque-Bera dapat dilihat pada grafik dibawah ini:

Gambar 4.4 Grafik Test Normalitas Jarque-Bera

0 2 4 6 8 10 12 -4 -2 0 2 4 6 8 10 12

Series: Standardized Residuals Sample 2011 2015 Observations 50 Mean 1.57e-15 Median -0.534999 Maximum 11.21834 Minimum -4.075714 Std. Dev. 2.638693 Skewness 1.786515 Kurtosis 8.143189 Jarque-Bera 81.70610 Probability 0.000000

Sumber: data sekunder diolah (output Eviews 8.0)

Dari histogram diatas, menunjukan nilai Jarque Bera

sebesar 81,70610, sementara nilai Chi Square dengan melihat jumlah variabel independen yang digunakan adalah 4 variabel dan

nilai signifikansi yang digunakan adalah 0,05 atau 5% didapat nilai

Chi Square tabel sebesar 9,488, yang berarti nilai Jarque Bera hitung > Chi Square tabel, dan nilai probability sebesar 0,00010 yang berarti nilai probability < nilai signifikansi, yang berarti data

dalam penelitian ini tidak berdistribusi normal.

75

Karena dari hasil uji normalitas diatas menunjukan bahwa

data penelitian tidak berdistribusi dengan normal, maka semua data

variabel pada penelitian ini dilakukan Ln untuk mendapatkan hasil

yang lebih baik.

Berikut ini merupakan histogram hasil uji normalitas setelah semua

data variabel pada penelitian ini dilakukan Ln.

Gambar 4.5 Hasil Uji Normalitas Setelah di Ln

0 2 4 6 8 10 12 -0.3 -0.2 -0.1 0.0 0.1 0.2 0.3 0.4

Series: Standardized Residuals Sample 2011 2015 Observations 50 Mean -1.20e-16 Median -0.014776 Maximum 0.362620 Minimum -0.305633 Std. Dev. 0.139370 Skewness 0.574330 Kurtosis 3.634176 Jarque-Bera 3.586670 Probability 0.166404 Sumber: data sekunder diolah (output Eviews 8.0)

Dari histogram diatas, menunjukan nilai Jarque Bera

sebesar 3,586670, sementara nilai Chi Square dengan melihat jumlah variabel independen yang digunakan adalah 4 dan nilai

signifikansi yang digunakan adalah 0,05 atau 5%, didapat nilai Chi Square tabel sebesar 9,488, yang berarti nilai Jaerque Bera hitung < Chi Square tabel, dan nilai probability sebesar 0,166404 yang

66

berarti nilai probability > nilai signifikansi, yang berarti data dalam

penelitian ini terdistribusi normal.

b. Hasil Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas (multicollinearity) merupakan hubungan linier antara variabel independen di dalam regresi berganda.76 Pada

software Eviews 8.0, untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas dengan melihat nilai koefisien korelasi pada

masing-masing variabel independen melalui uji matriks korelasi.

Jika nilai koefisien korelasi antar masing-masing variabel

independen kurang dari 0,80, maka model dapat dikatakan terbebas

dari multikolinearitas. Jika lebih dari 0,80 maka diasumsikan

terjadi korelasi (interaksi hubungan) yang sangat kuat antar

variabel independen sehingga terjadi multikolinearitas.77

Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan dengan eviews

diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.6 Korelasi variabel independen

ROA ROE FDR SIZE

ROA 1.000000 0.611316 -0.129391 -0.006293

ROE 0.611316 1.00000 -0.097704 0.466545

FDR -0.129391 -0.097704 1.000000 0.003855

SIZE -0.006293 0.466545 0.003855 1.000000

Sumber : Data Sekunder Diolah (Output Eviews 8.0)

76

Agus Widarjono, Analisis Statistika Multivariat Terapan, hlm.76 77

Dedi Rosadi, Ekonometrika & Analisis Runtun Waktu Terapan dengan Eviews, (Yogyakarta: ANDI, 2012) hlm.271

Dari tabel diatas terlihat bahwa tidak ada variabel independen yang

mempunyai korelasi dengan variabel independen lainnya bernilai

dibawah 0,8. Sehingga dapat dikatakan data dalam penelitian ini

tidak terdapat multikolinearitas. Maka dapat disimpulkan semua

variabel independen dalam model regresi terbebas dari

multikolinearitas dan dapat digunakan dalam penelitian ini.

c. Hasil Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik

adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi

heteroskedastisitas.78 Dalam penelitian ini, heterokedastisitas

dapat dilakukan dengan uji Park,79 dimana nilai residual data yang

telah di log natural diregresikan dengan variabel independen yang

ada. Jika nilai probability < alpha (0,05), maka terdapat masalah heterokedastisitas, tetapi jika nilai nilai probability > alpha (0,05), yang berarti bahwa tidak terdapat masalah heterokedastisitas.

Hasil uji Park dapat dilihat dati tabel dibawah ini:

78

Nachrowi D. Nachrowi dan Hardius Usman, Pendekatan Populer dan Praktis Ekonometrikal untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan, hlm. 109.

79

68

Tabel 4.7 Uji Park

Test Equation:

Dependent Variable: RESID^2 Method: Least Squares Date: 06/14/16 Time: 17:20 Sample: 1 50

Included observations: 50

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 8.713201 5.687427 1.532011 0.1328 ROA -0.151258 0.248752 -0.608069 0.5463 ROE -0.078351 0.095365 -0.821592 0.4158 FDR -0.248683 0.269846 -0.921574 0.3619 SIZE -0.006765 0.010793 -0.626790 0.5341

Sumber : Data Sekunder Diolah (Output Eviews 8.0)

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa tingkat

signifikansi variabel independen dalam penelitian ini berada

diatas 5% atau 0,05. Hal ini menunjukan bahwa model regresi

dalam penelitian ini tidak terjadi heterokedastisitas. Sehingga

model regresi layak digunakan untuk melakukan penelitian ini.

d. Hasil Uji Autokorelasi

Autokorelasi berarti adanya korelasi antara anggota

observasi satu dengan observasi lain yang berlainan waktu.

Dalam konteks ini autokorelasi merupakan korelasi antara satu

residual dengan residual yang lain.80 Jika terjadi korelasi maka

80

dinyatakan terjadi masalah autokorelasi, dan model yang baik

adalah model yang bebas dari autokorelasi.

Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya

autokorelasi diuji dengan Durbin-Watson. Dasar pengambilan

keputusan ada tidaknya autokorelasi dalam model regresi adalah

sebagai berikut: 81

1. Terjadi autokorelasi positif, jika nilai DW dibawah -2

(DW < -2)

2. Tidak terjadi autokorelasi, jika nilai DW berada

diantara -2 dan +2 atau -2 ≤ DW ≤ +2

3. Terjadi autokorelasi negatif, jika nilai diatas +2 atau

DW > +2

Tabel 4.8 Uji Durbin-Watson Dependent Variable: Y

Method: Least Squares Date: 06/14/16 Time: 17:30 Sample: 1 50

Included observations: 50

R-squared 0.588971 Mean dependent var 8.794600 Adjusted R-squared 0.552435 S.D. dependent var 4.115786 S.E. of regression 2.753472 Akaike info criterion 4.958242 Sum squared resid 341.1723 Schwarz criterion 5.149444 Log likelihood -118.9560 Hannan-Quinn criter. 5.031053 F-statistic 16.12035 Durbin-Watson stat 0.994220 Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber : Data Sekunder Diolah (Output Eviews 8.0)

70

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui nilai Durbin-Watson

berada di antara -2 dan +2 atau -2 < DW < 2 yaitu sebesar 0.994220,

maka dapat disimpulkan bahwa data tidak terjadi autokorelasi.

3. Analisis Regresi Berganda a. Regresi Berganda

Analisis regresi linear berganda adalah suatu analisis

asosiasi yang digunakan secara bersamaan untuk meneliti

pengaruh dua variabel bebas atau lebih terhadap satu variabel

independent dengan skala pengukuran yang bersifat metrik baik

untuk variabel dependen maupun independennya.82 Hasil analisis

regresi berganda dapat dilihat dari tabel di bawah ini:

Tabel 4.9 Analisis Regresi Berganda Dependent Variable: Ln Y

Method: Least Squares Date: 06/14/16 Time: 17:14 Sample (adjusted): 1 50

Included observations: 50 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. ROA -3.110513 0.497205 -6.255991 0.0000 ROE 2.564563 0.417194 6.147173 0.0000 FDR -1.594099 1.218378 -1.308378 0.1977 SIZE -1.415408 0.239604 -5.907269 0.0000 C 27.25513 5.450602 5.000389 0.0000

Sumber : Data Sekunder Diolah (Output Eviews 8.0)

Dari tabel diatas dapat dibuat model persamaan regresi sebagai

berikut:

Y= 27.26 - 3.11ROA + 2.56ROE - 1.59 FDR - 1.42 SIZE + e

Berdasarkan persamaan regresi diatas dapat dijelaskan sebagai

berikut:

1) Koefisien konstanta sebesar 27,26, dengan ini dapat

diartikan bahwa Y (DER) akan bernilai 27,26%, jika

Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE),

Financing to Deposit Ratio (FDR), Ukuran Perusahaan (SIZE) masing-masing bernilai 0.

2) Variabel Return On Assets (ROA) memiliki nilai koefisien regresi -3,11. Hal ini menyatakan bahwa setiap penambahan

Return On Assets (ROA) sebesar 1% dengan asumsi variabel lain tetap, maka terjadi penurunan pada Struktur

modal Bank Syariah yang diukur dengan Debt to Assets Ratio (DER) dengan nilai 3,11%.

3) Variabel Return On Equity (ROE) memiliki nilai memiliki nilai koefisien regresi 2,56. Hal ini menyatakan bahwa

setiap penambahan Return On Equity (ROE) sebesar 1% dengan asumsi variabel lain tetap, maka akan meningkatkan

pada Struktur modal Bank Syariah yang diukur dengan

72

4) Variabel Financing to Deposit Ratio (FDR) memiliki nilai koefisien regresi -1,59. Hal ini menyatakan bahwa setiap

penambahan Financing to Deposit Ratio (FDR) sebesar 1% dengan asumsi variabel lain tetap, maka terjadi penurunan

pada Struktur modal Bank Syariah yang diukur dengan

Debt to Assets Ratio (DER) dengan nilai 1,52%

5) Variabel ukuran perusahaan(SIZE) memiliki nilai memiliki

nilai koefisien regresi -1.42. Hal ini menyatakan bahwa

setiap penambahan ukuran perusahaan (SIZE) sebesar 1%

dengan asumsi variabel lain tetap, maka terjadi penurunan

pada Struktur modal Bank Syariah yang diukur dengan

Debt to Assets Ratio (DER) dengan nilai 1,42%.

Dokumen terkait