• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, dan Ukuran Perusahaan terhadap Struktur Modal Bank Syariah (Periode 2011-2015)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, dan Ukuran Perusahaan terhadap Struktur Modal Bank Syariah (Periode 2011-2015)"

Copied!
108
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP STRUKTUR MODAL BANK SYARIAH

(PERIODE 2011-2015)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

NOERLISMA DAMAYANTI NIM: 1112046100136

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)

v ABSTRAK

Noerlisma Damayanti. 1112046100136. Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, dan Ukuran Perusahaan terhadap Struktur Modal Bank Syariah (Periode 2011-2015). Program Strata Satu (S1), Konsentrasi Perbankan Syariah, Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam), Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 1437/2016 M.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh profitabilitas, likuiditas dan ukuran perusahaan terhadap struktur modal Bank Syariah periode 2011-2015. Variabel dari penelitian ini meliputi variabel independen dan dependen. Variabel independen terdiri dari profitabilitas yang diproksikan oleh ROA dan ROE, likuiditas yang diproksikan oleh FDR, dan ukuran perusahaan. Variabel dependen yang digunakan yaitu struktur modal Bank Syariah yang diproksikan oleh DER. Penelitian yang menggunakan teknik purposive sampling ini menggunakan sebanyak 50 sampel yang merupakan 10 Bank Umum Syariah periode 2011-2015. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik pengumpulan data dokumentasi. Pengujian dilakukan dengan Regresi Berganda, dengan pengolah data Eviews 8.0.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa profitabilitas dan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap struktur modal, sedangkan likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.

Kata kunci : Profitabilitas, Likuiditas, Ukuran Perusahaan dan Struktur Modal. Regresi Berganda

(6)

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta

salam penulis sampaikan kepada Nabi besar Muhammad SAW serta kepada

keluarga dan para sahabat-Nya, semoga kelak kita termasuk kedalam umat

yang mendapatkan syafaat dari beliau di hari akhir kelak.

Alhamdulillah, penelitian yang berjudul "Pengaruh Profitabilitas,

Likuiditas, dan Ukuran Perusahaan terhadap Struktur Modal Bank Syariah

(Periode 2011-2015)" telah dapat penulis selesaikan. Penulisan skripsi ini

dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) Program Studi Muamalat Konsentrasi

Perbankan Syariah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada

dasarnya dalam penulisan skripsi ini penulis mendapat banyak kesulitan. Akan

tetapi dengan adanya bantuan dan partisipasi dari berbagai pihak

Al-hamdulillah penulisan skripsi ini akhirnya dapat terselesaikan. Penulis

menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak,

sangatlah sulit bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima

kasih kepada berbagai pihak yang telah membimbing penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini antara lain kepada:

1. Bapak Dr. Phil Asep Saepudin Jahar, M.A selaku dekan Fakultas Syariah dan

Hukum yang saya hormati yang telah memimpin Fakultas Syariah dan

(7)

vii

2. Bapak AM. Hasan Ali, M.A dan Bapak Dr. Abdurrauf, M.A selaku ketua dan

sekretaris Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang selalu memberikan arahan dan bimbingan kepada

seluruh mahasiswa prodi Muamalat.

3. Bapak Rizqon Halal Syah Aji, M. Si selaku dosen pembimbing skripsi yang telah

meluangkan waktu, pengarahan dan motivasi serta memberiikan ilmu yang

sangat berharga bagi penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

4. Bapak Moch Bukhori Muslim, Lc selaku dosen pembimbing akademik yang

memberikan motivasi dan membimbing penulis dari semester awal hingga

penyelesaian skripsi ini.

5. Bapak Sofyan Rizal, S.E, M.Si., dan Ibu Dr. Nurhasanah, M.Ag., selaku dosen

penguji skripsi yang telah memberikan ilmu, saran, dan waktunya untuk

membimbing serta mengoreksi skripsi ini agar menjadi lebih baik.

6. Seluruh dosen Fakultas Syariah dan Hukum yang telah memberiikan ilmu dan

pengetahuan yang sangat berguna, serta akhlak yang tidak ternilai harganya.

7. Segenap pimpinan dan karyawan perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum, serta

Perpustakaan Umum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang

telah memberikan fasilitas untuk melakukan studi kepustakaan.

8. Kedua orang tua saya Sanwani dan Latifah yang telah memberikan dukungan

baik doa, materi, moral dan kesabarannya menunggu terselesaikannya skripsi ini

serta adik-adik saya Laila Ramadhini, Badrina Alfi dan Nurfadilah Pasya.

(8)

viii

9. Terima kasih kepada sahabat-sahabat terbaik penulis yaitu Lolita Yuliarty

Pasaribu, Nur Aliyah, Emi Rosilawati, Ayu Putriana, dan Rara yang tak kenal

bosan menjadi teman diskusi, sharing dan memotivasi penulis untuk segera

menyelesaikan skripsi ini.

10.Keluarga Perbankan Syariah khususnya PS C angkatan 2012 dan teman-teman

seperjuangan bimbingan Pak Risqon yaitu Suci Rahayu, Nanda Pipit, dan Rizky

Napwansyah yang tak kenal bosan menjadi teman diskusi dan sharing. Terima

kasih atas ilmu, pengertian dan semua saran-sarannya.

11.Keluarga besar KKN REAKTIF 2015 yang selalu memberi semangat untuk

penulis. Terima kasih telah menjadi keluarga kecil yang hangat.

12.Serta seluruh pihak yang telah berjasa namun belum marnpu penulis sebutkan satu

per satu.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan

skripsi ini, karenanya dengan terbuka penulis mengharapkan kritik dan saran

untuk penyempurnaan penulisan-penulisan di masa mendatang. Akhir kata,

harapan penulis semoga Allah SWT memberiikan keberkahan bagi semua pihak

yang membantu dan semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi pengembangan

ilmu.

Jakarta, 25 September 2016

(9)

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PERNYATAAN ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ...xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 9

C. Batasan dan Perumusan Masalah ... 10

D. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ... 12

E. Sistematika Penulisan ... 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 16

A. Landasan Teori ... 16

1. Pengertian Modal ... 16

2. Struktur Modal ... 19

3. Teori Struktur Modal... 21

B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal ... 28

C. Profitabilitas ... 31

D. Likuiditas ... 33

E. Ukuran Perusahaan... 34

F. Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu... 35

G. Kerangka Pemikiran ... 38

(10)

x

BAB III METODE PENELITIAN ... 43

A. Ruang Lingkup Penelitian ... 43

1. Jenis dan Sumber Data Penelitian ... 43

2. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel ... 43

3. Teknik Pengolahan Data ... 45

4. Metode Pengumpulan Data ... 45

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 46

1. Variabel Dependen ... 46

2. Variabel Independen ... 47

C. Teknik Analisis Data ... 49

1. Statistika Deskriptif ... 49

2. Uji Asumsi Klasik ... 50

a. Uji Normalitas ... 50

b. Uji Multikolinearitas ... 51

c. Uji Heterokedastisitas ... 52

d. Uji Autokorelasi ... 53

3. Analisis Regresi Berganda ... 54

4. Uji Hipotesis ... 55

a. Koefisien Determinasi ... 55

b. Uji Statistik F ... 55

c. Uji Statistik t ... 56

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 58

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 58

1. Deskripsi Objek Penelitian ... 58

2. Deskripsi Sampel Penelitian ... 59

B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian... 60

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ... 60

2. Hasil Uji Asumsi Klasik ... 63

3. Analisis Regresi Berganda ... 70

4. Hasil Uji Hipotesis ... 72

(11)

xi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 83

A. Kesimpulan ... 83

B. Saran ... 84

DAFTAR PUSTAKA ... 86

(12)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 DER ... 6

Tabel 1.2 ROA ... 7

Tabel 2.1 Review Terdahulu ... 38

Tabel 3.1 Daftar Bank Umum Syariah ... 44

Tabel 4.1 Proses Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria ... 59

Tabel 4.2 Daftar Nama Bank Umum Syariah ... 60

Tabel 4.3 Statistik Deskriptif ... 61

Tabel 4.6 Korelasi Variabel Independen ... 66

Tabel 4.7 Uji Park ... 68

Tabel 4.8 Uji Durbin-Watson ... 69

Tabel 4.9 Tabel Analisis Regresi Berganda ... 70

Tabel 4.10 Tabel Adjusted R-Square ... 73

Tabel 4.11 Uji Statistik t ... 75

(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Grafik CAR dan ROA ... 2

Gambar 1.2 Grafik CAR dan ROA ... 3

Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran ... 39

Gambar 4.4 Grafik Test Normalitas Jarque-Bera ... 64

Gambar 4.5 Grafik Test Normalitas Jarque Bera setelah di Ln ... 65

(14)

1 BAB 1

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Terjadinya krisis moneter yang menimpa Indonesia sejak

pertengahan tahun 1997, memberikan dampak yang buruk terhadap

sektor perbankan. Pada saat krisis kondisi industri Indonesia mengalami

kesulitan keuangan yang buruk. Krisis moneter yang terus menerus

mengakibatkan krisis kepercayaan dari masyarakat terhadap industri

perbankan.

Dalam seminar restrukturisasi perbankan di Jakarta pada tahun

1998 menjelaskan beberapa penyebab menurunnya kinerja bank, antara

lain dampak likuidasi bank-bank oleh pemerintah yang mengakibatkan

turunnya kepercayaan masyarakat terhadap perbankan dan terjadi

kebangkrutan karena bank tidak mampu mempertahankan kelangsungan

berjalannya bank tersebut, sehingga memicu penarikan dana secara

besar-besaran dan semakin turunnya permodalan bank-bank.1 Sehingga

banyak bank baik swasta maupun persero BUMN mulai terganggu

likuiditasnya yang akhirnya membuat beberapa bank terlikuidasi dan

banyak bank yang tidak sehat.

1 Luciana Spica Almilia dan Winny Herdiningtyas, “

Analisis Rasio Camel terhadap

(15)

2

Walaupun keadaan krisis ekonomi tahun 1998 membuat banyak

bank yang tidak sehat sehingga harus tutup, tetapi bank yang

menggunakan sistem bagi hasil (syariah) dapat bertahan dan tidak sampai

harus ditutup, hal ini dikarenakan pembayaran bagi hasil didasarkan pada

keuntungan riil dimana ketetapan didasarkan kontrak tidak bisa berubah

sewaktu-waktu seperti halnya dengan bunga, sehingga tidak terkena

dampak langsung dari kenaikan suku bunga dan inflasi akibat krisis

global 1998 (menurut Anif Punto dalam Imam Syuhada, 2015).2

Setelah masa krisis dilewati, saat ini perbankan Indonesia mulai

menata kembali kondisi bank yang baik. Terlihat dari profitabilitas yang

diukur dengan rasio ROA dan permodalan yang diukur dengan rasio

CAR mempunyai trend meningkat dari tahun 2010 hingga 2015.

Gambar 1. 1 Grafik CAR dan ROA

Sumber : Statistik Perbankan Indonesia 2015

2

Imam Syuhada, “Pengaruh Tingkat Kesehatan Risk Based Bank Rating terhadap Solvabilitas Bank Syariah di Indonesia” (Skripsi, Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah, 2015) hlm. 2

17.18 16.05 17.43

18.13

19.57

21.39

2.86 3.03 3.11 3.08 2.85 2.32

0

5 10 15 20 25

2010 2011 2012 2013 2014 2015

(16)

Dari grafik diatas terlihat penurunan yang terjadi tidak begitu besar

karena Bank Indonesia meningkatkan BI rate untuk meredam inflasi

yang diakibatkan oleh turunnya nilai rupiah terhadap dolar. Kenaikan BI

rate direspon dengan kenaikan tingkat bunga bank konvensional secara

massif.3

Bahkan terlihat perbankan syariah saat ini juga mulai tumbuh

dengan pesat setelah bertahan dari krisis global dengan peningkatan

profitabilitas yang diukur dengan rasio ROA dan permodalan yang

diukur dengan rasio CAR dari tahun 2010 sampai 2015.

Gambar 1. 2 Grafik CAR dan ROA

Sumber: Statistik Perbankan Syariah 2015

Dari grafik diatas terlihat penurunan yang terjadi tidak begitu besar

karena sistem jual beli (bai’) di bank syariah, pembayaran margin

didasarkan fixed rate dimana ketetapan didasarkan kontrak tidak bisa berubah sewaktu-waktu seperti hanya dengan bunga. Namun bagi produk

3Heri Sudarsono, “

Dampak Krisis Keuangan Global terhadap Perbankan di Indonesia:

Perbandingan antara Bank Konvensional dan Bank Syariah”, Jurnal LaRiba, Vol. III, No. 1, Juli 2009, hlm. 17

16.25 16.63

14.13 14.42

15.74 15.02

1.67 1.79 2.14 2

0.41 0.49

0

5 10 15 20

2010 2011 2012 2013 2014 2015

(17)

4

bagi hasil dimungkinkan krisis keuangan ini akan mempengaruhi return

bank syariah karena krisis keuangaan akan mempengaruhi bagi hasil

pegusaha untuk mendapatkan laba optimal.4

Dalam kondisi ekonomi global yang terus maju saat ini, akan dapat

menimbulkan persaingan usaha yang sangat ketat dalam industri

perbankan. Perbankan dalam menjalankan usahanya sering dihadapkan

kebutuhan dana, baik untuk keperluan modal usaha maupun untuk

perluasan usahanya. Bank Syariah saat ini kesulitan mencari dana, karena

itu industri perbankan syariah tanpa dukungan modal yang besar sudah

dipastikan akan kesulitan untuk maju dan berkembang. Sehingga

semakin sengitnya persaingan di industri jasa keuangan akan

berpengaruh negatif terhadap kinerja perbankan syariah karena masih

terkendala beberapa masalah seperti keterbatasan modal dan sumber

dana.5 Oleh karena itu, diperlukan keputusan pendanaan dari pihak

manajer bank.

Keputusan pendanaan akan sangat menentukan kemampuan

perbankan dalam melakukan aktivitas operasinya dan juga akan

berpengaruh terhadap resiko perbankan itu sendiri. Perusahaan

memerlukan dana untuk investasi dan operasinya, perusahaan memilih

dana tersebut bersumber dari ekuitas atau hutang. Pilihan antara

4

Ibid., hlm. 17 5

(18)

pendanaan hutang dan ekuitas sering disebut dengan keputusan struktur

modal.6

Struktur modal merupakan gambaran dari bentuk proporsi financial

perusahaan yaitu antara modal yang dimiliki yang bersumber dari utang

jangka panjang (long-term liabilities) dan modal sendiri (shareholders equity) yang menjadi sumber pembiayaan suatu perusahaan.7

Masalah struktur modal merupakan masalah penting bagi setiap

perbankan, karena baik buruknya struktur modal perbankan akan

mempunyai efek yang langsung terhadap posisi finansialnya. Semakin

besar DER maka semakin besar pula resiko yang harus dihadapi

perbankan, karena pemakaian hutang sebagai sumber pendanaan jauh

lebih besar dari pada modal sendiri. Sebaliknya semakin rendah DER,

akan semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh

kewajibannya.8

Berikut ini nilai DER dan ROA pada perbankan syariah periode

2011-2015 yang terdaftar di OJK.

6 Yunidha Mulyani Hartati, “

Analisis Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Struktur

Modal Pada Perusahaan LQ 45 (Non - Perbankan) yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Bei)

Tahun 2008-2011” Skripsi, Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Diponegoro Semarang, 2013

7

Irham Fahmi, Pengantar Manajemen Keuangan Teori dan Soal Jawab, (Bandung: Alfabeta, 2013) hlm. 184-185

8 Yunidha Mulyani Hartati, “

Analisis Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Struktur

Modal Pada Perusahaan LQ 45 (Non - Perbankan) yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Bei)

(19)

6

Tabel 1. 1 DER

NAMA BANK 2011 2012 2013 2014 2015

BMI 2.69 2.85 2.72 2.67 2.56

BSM 2.7 2.48 2.5 2.53 2.45

BNIS 1.93 2.08 2.33 2.2 2.24

BMS 2.47 2.5 2.38 2.07 1.79

BRIS 2.5 2.5 2.22 2.39 2.24 BCAS 1.07 1.45 1.71 1.33 1.14 BJBS 1.48 1.75 1.87 2.14 1.64

BPS 0.22 1.22 1.9 1.57 1.64

BBS 6.41 6.56 7.23 7.57 6.71

BVS 5.86 6.25 6.61 6.52 6.62

RATA-RATA 2.73 2.96 3.15 3.10 2.90 Sumber: data diolah

Data dari tabel 1.1 diatas menunjukan nilai DER pada Perbankan

Syariah di Indonesia yang mengalami kenaikan maupun penurunan.

Rata-rata nilai DER pada 10 bank syariah yang menjadi sampel

penelitian berada di atas satu dan setiap tahunnya berfluktuatif. Ditahun

2011 mengalami kenaikan sebesar 2,73 kali, selanjutnya di tahun 2012

sebesar 2,96, diikuti di tahun 2013 yang mengalami kenaikan cukup

tinggi sebesar 3,15, di tahun 2014 sebesar 3,10 kali dan ditahun 2015

mengalami penurunan sebesar 2,90 kali. Di tahun 2013 adalah angka

(20)

Tabel 1. 2 ROA

NAMA BANK 2011 2012 2013 2014 2015

BMI 1.52 1.54 1.37 0.1 0.2

BSM 1.95 2.25 1.53 0.17 0.56

BNIS 1.29 1.48 1.37 1.27 1.43

BMS 1.58 3.81 2.33 0,29 0.3

BRIS 0.20 1.19 1.15 0.08 0.76

BCAS 0.86 0.78 0.93 0.7 1

BJBS 1.11 0.68 0.93 0.07 0.25

BPS 1.75 3.29 1.03 1.99 1.14

BBS 0.52 0.55 0.69 0.27 0.79

BVS 5.54 1.34 0.49 -1.9 -2.36

RATA-RATA 1,63 1,69 1,18 2.75 4.07 Sumber: data diolah

Berdasarkan tabel 1.2 juga dapat dilihat nilai ROA di beberapa

bank syariah yang mempunyai nilai yang berfluktuatif. Rata-rata nilai

ROA di tiap tahunnya pada bank syariah adalah di tahun 2011 sebesar

1,63 , tahun 2012 sebesar 1,69, tahun 2013 sebesar 1,18, tahun 2014

sebesar 2,75, dan tahun 2015 sebesar 4,07. Berdasarkan Pecking Order Theory, ketika nilai profitabilitas mengalami kenaikan maka nilai DER akan menurun dan ketika nilai profitabilitas mengalami penurunan maka

nilai DER akan mengalami kenaikan. Banyaknya perusahaan yang

memiliki nilai DER diatas satu menunjukan bahwa perusahaan lebih

memilih menggunakan hutang dibandingkan dengan modal sendiri dalam

melakukan pendanaannya. Tentu saja hal ini akan berdampak pada

tingginya biaya modal yang harus ditanggung oleh perbankan syariah dan

dengan hal itu maka risiko bank syariah akan menjadi tinggi.9 Oleh

9

(21)

8

karena itu, pihak manajemen perbankan perlu mempertimbangkan

faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi struktur modal perbankan.

Adanya faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal

perbankan menjadi hal yang penting sebagai dasar pertimbangan dalam

menentukan komposisi struktur modal. Faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi komposisi struktur modal perusahaan diantaranya

stabilitas penjualan, likuiditas ,struktur aktiva, leverage operasi, tingkat pertumbuhan, profitabilitas, pajak, pengendalian, sikap manajemen,

ukuran perusahaan, dan fleksibilitas keuangan.10 Dalam penelitian ini,

peneliti hanya membatasi beberapa faktor yang akan diteliti yang diduga

berpengaruh terhadap struktur modal diantaranya profitabilitas,

likuiditas, dan ukuran perusahaan.

Jika dilihat dari beberapa penelitian terdahulu, terdapat perbedaan

hasil penelitian yang berkaitan dengan pengaruh profitabilitas terhadap

struktur modal. Dalam penelitian Nur Lailiyah (2013) menunjukan hasil

bahwa profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap struktur

modal. Sedangkan Yenny (2015) menunjukkan hasil bahwa profitabilitas

mempunyai hubungan negatif signifikan terhadap struktur modal. Selain

itu, jika dilihat dari penelitian yang berkaitan dengan pengaruh likuiditas

terhadap struktur modal, juga terdapat perbedaan hasil penelitian. Dalam

10Eka Amelia Kusumaningrum, “

Analisis Pengaruh Profitabilitas, Pertumbuhan Asset,

Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Struktur Modal (Studi Kasus Perusahaan Realestate And

(22)

penelitian Nur Lailiyah (2013) menunjukkan hasil bahwa likuiditas

mempunyai hubungan positif signifikan terhadap struktur modal.

Sedangkan dalam penelitian Restry (2015) menunjukkan hasil bahwa

likuiditas mempunyai hubungan negatif signifikan terhadap strutur

modal. Di luar permasalahan tersebut, berkaitan dengan pengaruh ukuran

perusahaan terhadap struktur modal juga terdapat perbedaan hasil

penelitian. Dalam penelitian Restry (2015) menunjukkan bahwa ukuran

perusahaan mempunyai hubungan positif signifikan terhadap struktur

modal. Sedangkan hasil penelitian Yaqoob Ahmad (2011) menunjukkan

bahwa ukuran perusahaan mempunyai hubungan negatif signifikan

terhadap struktur modal.

Berdasarkan masalah tersebut diatas yang berkaitan dengan

pengaruh profitabilitas, Likuiditas, dan Ukuran Perusahaan terhadap

struktur modal, maka penelitian ini mengambil judul “Pengaruh

Profitabilitas, Likuiditas, dan Ukuran Perusahaan terhadap

Struktur Modal Bank Syariah (Periode 2011-2015)” B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar balakang di atas, maka diidentifikasikan

masalah-masalah sebagai berikut:

1. Krisis moneter menyebabkan menurunnya kinerja bank salah

satunya likuidasi bank-bank oleh pemerintah, sehingga memicu

penarikan dana secara besar-besaran dan semakin turunnya

(23)

10

2. Dalam kondisi ekonomi global saat ini persaingan usaha sangat ketat

dalam industri perbankan.

3. Bank syariah memiliki keterbatasan struktur modal baik dalam asset

yang masih rendah dan ukuran perusahaan yang masih kecil.

4. Persaingan usaha di industri jasa keuangan akan berpengaruh negatif

terhadap kinerja perbankan syariah karena masih terkendala

beberapa masalah seperti keterbatasan modal dan sumber dana.

5. Pentingnya struktur modal bagi setiap perbankan, karena baik

buruknya struktur modal perbankan akan mempunyai efek yang

langsung terhadap posisi finansialnya.

C. Batasan dan Rumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan

untuk menghindari terlalu luasnya penelitian yang dilakukan, maka

peneliti membatasi permasalahan penelitian, diantaranya adalah:

a. Saat ini Bank Umum Syariah yang terdaftar di OJK berjumlah

12 BUS. Diantaranya yaitu Bank Muamalat, Bank Syariah

Mandiri, BNI Syariah, Bank Mega Syariah, BRI Syariah, Bank

Syariah Bukopin, BJB Syariah, Bank Panin Syariah, BCA

Syariah, Bank Victoria Syariah, Maybank Syariah dan BTPN

Syariah. Dari 12 bank umum syariah penulis menggunakan 10

Bank Umum Syariah saja sebagai sampel penelitian berdasarkan

(24)

pertimbangan, ada dua Bank Umum Syariah yang tidak masuk

untuk dijadikan sampel penelitian, yaitu Maybank Syariah dan

BTPN Syariah.

b. Periode penelitian dari tahun 2011 sampai dengan 2015. Periode

ini dilakukan karena kondisi perbankan sedang membaik dalam

segi asset dan permodalannya.

c. Variabel independen dalam penelitian ini terdiri dari

faktor-faktor internal diantaranya yaitu Profitabilitas dengan tiga rasio

yaitu (NPM) Net Profit Margin, Return on Assets (ROA) dan Return On Equity (ROE), maka dalam penelitian ini penulis

memilih indikator yang mewakilinya adalah Return on Assets

(ROA) dan Return On Equity (ROE). Likuiditas dengan tiga

rasio yaitu Current Ratio, Quick Ratio dan Financing to Debt Ratio (FDR), maka dalam penelitian ini penulis memilih indikator yang mewakilinya adalah Financing to Debt Ratio

(FDR). Ukuran perusahaan dapat diklasifikasikan besar kecilnya

dengan rata-rata total aktiva, nilai saham, rata-rata penjualan dan

Ln SIZE maka dalam penelitian ini penulis memilih indikator

yang mewakilinya adalah dengan Ln SIZE. Sedangkan untuk

variabel dependen menggunakan Struktur modal dengan dua

rasio yaitu Debt to Equity Ratio (DER) dan Debt to Asset Ratio

(DAR) maka dalam penelitian ini penulis memilih indikator

(25)

12

2. Perumusan Masalah

Melalui pembatasan masalah di atas, maka untuk mempermudah

penulisan skripsi ini, penulis merumuskan masalah penelitian

sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, dan Ukuran

Perusahaan secara parsial terhadap Struktur modal Bank

Syariah ?

2. Bagaimana pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, dan Ukuran

Perusahaan secara simultan terhadap Struktur modal Bank

Syariah ?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian adalah untuk

mengetahui secara empiris pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, dan

Ukuran Perusahaan terhadap Struktur modal bank syariah:

1. Mengetahui dan menganalisis pengaruh secara parsial

Profitabilitas, Likuiditas, dan Ukuran Perusahaan terhadap

Struktur modal bank syariah.

2. Mengetahui dan menganalisis pengaruh secara simultan

Profitabilitas, Likuiditas, dan Ukuran Perusahaan terhadap

(26)

2. Manfaat Penelitian

a. Bagi Bank Syariah

Diharapkan dapat memberi sumbangan pemikiran yang

bermanfaat bagi manajemen bank syariah sebagai acuan dalam

menjalankan fungsinya sebagai lembaga intermediasi.

b. Bagi Institusi

Menambah referensi penelitian di Fakultas Syariah dan

Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta dan diharapkan dapat menambah bukti empiris dari

penelitian-penelitian sebelumnya mengenai struktur modal,

serta dapat dijadikan referensi dalam mengadakan penelitian

lebih lanjut tentang masalah yang sama dan dapat

diterapkan di masa yang akan datang.

c. Bagi Peneliti

Dengan melakukan penelitian ini diharapkan dapat menjadi

sarana bagi peneliti untuk memperoleh pengalaman dan

wawasan serta pengetahuan tentang pengaruh profitabilitas,

likuiditas dan ukuran perusahaan terhadap struktur modal.

d. Bagi Calon Investor

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan

gambaran dan tambahan informasi baru kepada investor

mengenai struktur modal dan dampak terhadap struktur modal.

(27)

14

untuk melakukan keputusan investasi pada perusahaan secara

tepat dan menguntungkan di masa yang akan datang.

E. Sistematika Penulisan

Untuk memberikan gambaran terkait penelitian serta membuat

penelitian tertib dan terarah maka penulis menyusun sistematika

penulisan yang terdiri dari lima bab dengan rincian sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini akan berisi paparan singkat yang menguraikan latar

belakang masalah yang diangkat, identifikasi dan pembatasan

masalah, dilanjutkan dengan perumusan masalah, selanjutnya

dipaparkan mengenai tujuan dan manfaat penelitian, dan diakhiri

dengan sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN TEORITIS

Bab ini memaparkan mengenai landasan teori yang digunakan

sebagai acuan dalam penelitian, juga membahas mebgenai

hasil-hasil penelitian terdahulu yang sejenis, terdapat juga kerangka

pemikiran penelitian yang akan menggambarkan hubungan antara

variabel penelitian dan hipotesis penelitian.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini berisi uraian mengenai metodologi yang digunakan dalam

penelitian secara lebih terperinci. Pada bab ini menampilkan ruang

(28)

serta metode analisis yang digunakan untuk menganalisis dan

menginterpretasi data.

BAB IV : ANALISIS HASIL PENELITIAN

Pada bab ini berisi mengenai analisis dan interpretasi hasil temuan

yang diperoleh selama proses penelitian. Menjelaskan deskripsi

objek penelitian, seluruh proses dan teknik analisis data hingga

hasil dari pengujian seluruh hipotesis penelitian sesuai dengan

metode yang digunakan.

BAB V : PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan penulis yang merupakan jawaban dari

(29)

16 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori

1. Pengertian Modal

Modal adalah dana yang digunakan untuk membiayai pengadaan

aktiva dan operasi perusahaan. Modal terdiri dari item-item yang ada

di sisi kanan suatu neraca, yaitu: hutang, saham biasa, saham preferen

dan laba ditahan.11

Modal adalah setiap bentuk kekayaan yang dimiliki untuk

memproduksi lebih banyak kekayaan. Pada suatu bisnis, modal

terdapat dalam berbagai bentuk termasuk kas, persediaan, peralatan,

pabrik dan sebagainya.12

Sebagaimana perusahaan lainnya, bank juga memiliki modal yang

dapat digunakan untuk berbagai hal. Modal yang dimiliki oleh bank

sedikit berbeda dengan yang dimiliki perusahaan lainnya. Dalam

praktiknya, modal terdiri dari dua macam, yaitu modal inti dan modal

pelengkap.

11

Lukas Setia Atmaja, Teori dan Praktek Manajemen Keuangan, (Yogyakarta: ANDI, 2008) hlm. 115

12

(30)

Modal inti merupakan modal sendiri yang tertera dalam posisi

ekuitas, sedangkan modal pelengkap merupakan modal pinjaman dan

cadangan revaluasi aktiva serta cadangan penyisihan penghapusan

aktiva produktif.13

Rincian masing-masing komponen dari modal bank-bank di atas

adalah sebagai berikut:

1) Modal inti terdiri dari;

a. Modal disetor

Merupakan modal yang telah disetor oleh pemilik bank, sesuai

dengan peraturan yang berlaku.

b. Agio saham

Merupakan kelebihan harga saham atas nilai nominal saham

yang bersangkutan

c. Modal sumbangan

Merupakan modal yang diperoleh kembali dari sumbangan

saham, termasuk modal dari donasi dari luar bank.

d. Cadangan umum

Merupakan cadangan yang diperoleh dari penyisihan laba yang

ditahan atau dari laba bersih setelah dikurangi pajak.

e. Laba ditahan

Merupakan saldo laba bersih setelah diperhitungkan pajak dan

telah diputuskan RUPS untuk tidak dibagikan.

13

(31)

18

f. Laba tahun berjalan

Merupakan laba yang telah diperoleh dalam tahun buku

berjalan setelah dikurangi taksiran utang pajak.

2) Modal pelengkap terdiri dari:14

a. Cadangan revaluasi aktiva tetap

Merupakan cadangan yang dibentuk dari selisih penilaian

kembali dari aktiva tetap yang dimiliki bank.

b. Penyisihan penghapusan aktiva produktif

Merupakan cadangan yang dibentuk dengan cara

membebankan laba rugi tahun berjalan dengan maksud untuk

menampung kerugian yang mungkin timbul sebagai akibat

tidak diterima seluruh atau sebagian aktiva produktif

c. Modal pinjaman

Merupakan pinjaman yang didukung oleh warkat-warkat yang

memiliki sifat seperti modal (maksimum 50% dari jumlah

modal inti)

d. Pinjaman subordinasi

Merupakan pinjaman yang memenuhi syarat seperti ada

perjanjian tertulis antara bank dengan pemberi pinjaman,

memperoleh persetujuan BI dan tidak dijamin oleh bank yang

bersangkutan dan perjanjian lainnya.

14

(32)

2. Struktur Modal

Menurut Weston dan Copeland bahwa “capital structure or the capitalization of the firm is the permanent financing represented by long-term debt, preferred stock and shareholders equity”. Sedangkan Joel G.Siegel dan Jaem K.Shim mengatakan capital structure (struktur modal) adalah komposisi saham biasa, saham preferen, daan berbagai

kelas seperti itu, laba yang ditahan dan utang jangka panjang yang

dipertahankan oleh kesatuan usaha dalam mendanai aktiva. Sehingga

dapat dimengerti bahwa struktur modal merupakan gambaran dari

bentuk proporsi financial perusahaan yaitu antara modal yang dimiliki

yang bersumber dari utang jangka panjang (long-term liabilities) dan modal sendiri (shareholders equity) yang menjadi sumber pembiayaan suatu perusahaan.15

Struktur modal adalah bauran atau perpaduan dari hutang jangka

panjang, saham preferen dan saham biasa. Struktur modal yang

ditargetkan adalah perpaduan antara hutang, saham preveren, saham

biasa yang dikehendaki perusahaan dalam struktur modalnya,

sedangkan struktur modal yang optimal adalah struktur modal yang

mengoptimalkan keseimbangan antara resiko dan pengembalian

sehingga memaksimumkan harga saham.16

15

Irham Fahmi, Pengantar Manajemen Keuangan, hlm. 184-185 16

(33)

20

Struktur modal (Capital Structure) suatu perusahaan merupakan gabungan modal sendiri (Equity) dan hutang perusahaan (Debt). Modal sendiri (Equity) berasal dari common stock, paid in capital, retained earning, dan dikurangi treasury stock (Internal Equity). Modal sendiri juga dapat berupa external equity, yaitu apabila perusahaan menjual sebagian saham kepada investor. Hutang perusahaan (debt) berasal dari hutang kepada kreditur maupun penerbitan obligasi perusahaan.

Bermacam ragam sumber pendanaan perusahaan menuntut manajer

keuangan agar dapat memenuhi komposisi sumber pendanaan yang

tepat bagi perusahaan. Masing-masing keputusan sumber pendanaan

tersebut mempunyai konsekuensi dan karakteristik keuangan yang

berbeda terhadap perusahaan.17

Dari berbagai uraian tentang struktur modal dengan demikian

peneliti dapat menyimpulkan bahwa struktur modal merupakan

pengambilan keputusan dalam memilih jenis sumber dana, baik yang

diperoleh dari hutang maupun modal sendiri yang menjadi sumber

pembiayaan suatu perusahaan. Secara umum, perusahaan dapat

memilih di antara banyak struktur modal alternatif. Pilihan tersebut

dapat dilakukan dengan melakukan pinjaman/hutang. Oleh karena itu,

struktur modal dalam penelitian ini diukur dengan salah satu rasio

solvabilitas yaitu DER.

17

(34)

Debt to equity ratio (DER) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur penggunaan total kewajiban terhadap total ekuitas yang

dimiliki perusahaan. Bagi bank (kreditor) semakin besar rasio ini, akan

semakin tidak menguntungkan karena akan semakin besar risiko yang

akan ditanggung atas kegagalan yang mungkin terjadi di perusahaan.18

Rasio ini menjelaskan komposisi stuktur modal dari total kewajiban

terhadap total ekuitas.Rumusnya adalah:

3. Teori Struktur Modal

1. The Modigliani Miller Model

Teori ini menjelaskan tentang struktur modal dimulai pada

tahun 1958, pada saat dua professor yaitu Franco Modigliani dan

Merlon Miller mempublikasikan artikel keuangan yang paling

berpengaruh yang berjudul “The Cost of Capital, Corporation Finance, and The Theory of Invesment”. MM menerbitkan tulisannya yang merupakan awal teori struktur modal. tulisan ini

dianggap sangat berpengaruh dan para akademisi selalu mengacu

pada tulisan dari MM tersebut ketika membahas biaya modal dan

struktur modal.

MM menyatakan bahwa dalam pasar yang bekerja dengan

baik, nilai pasar suatu perusahaan tidak bergantung pada struktur

modalnya. Namun demikian, pernyataan MM tersebut didasarkan

18

(35)

22

pada asumsi-asumsi yang sangat ketat yang tidak realistis. Asumsi

yang dianggap tidak realistis tersebut diantaranya adalah tidak

adanya brokerage costs, tidak adanya pajak, tidak adanya biaya kebangkutan, investor memiliki informasi yang sama dengan

manajemen mengenai peluang investasi, dan tidak terpengaruhnya

laba sebelum bunga pajak (EBIT) oleh penggunaan hutang.19

Selanjutnya pada tahun 1963, MM menerbitkan artikel

sebagai lanjutan teori MM tahun 1958. Asumsi yang diubah adalah

adanya pajak terhadap penghasilan perusahaan. Dengan adanya

pajak ini, MM menyimpulkan bahwa penggunaan hutang akan

meningkatkan nilai perusahaan karena biaya bunga hutang adalah

biaya yang mengurangi permbayaran pajak. 20 Dengan adanya

pajak penghasilan perusahaan, hutang dapat menghemat pajak

yang dibayar (karena utang penghasilan kena pajak) sehingga nilai

perusahaan bertambah. Semakin besar utang, semakin tinggi nilai

perusahaan. Model ini disebut model MM dengan pajak.21

Namun model MM dengan pajak melupakan satu hal

semakin besar utang, semakin besar kemungkinan perusahaan akan

mengalami kesulitan keuangan (financial disstres). Oleh karena itu, ada usaha untuk memperbaiki model MM tersebut dengan

19

Najmudin, Manajemen Keuangan dan Aktualisasi Syar’iyyah modern, hlm. 297 20

Lukas Setia Atmaja, Teori dan Praktek Manajemen Keuangan, hlm. 254 21

(36)

memperhitungkan faktor financial distress.22 Model perbaikan ini sering disebut tax saving financial cost trade off theory karena utang menghasilkan penghematan pajak namun juga menimbulkan

kesulitan keuangan. Secara umum model MM yang dimodifikasi

ini mengajarkan: (1) berhutang sejumlah tertentu itu baik, (2)

berhutang terlalu banyak tidak baik, (3) ada jumlah utang yang

optimal untuk setiap perusahaan. Meskipun teori ini amat menarik,

bukti empiris kurang mendukung. Artinya ada faktor lain yang

mempengaruhi keputusan pendanaan perusahaan.23

Proporsi terakhir oleh MM tersebut kemudian diperbarui

oleh Miller yang menyatakan bahwa pengurangan pajak karena

pembayaran bunga mendorong penggunaan hutang dalam

pendanaan perusahaan, namun pelakuan pajak penghasilan atas

saham yang makin menguntungkan investor akan menurunkan

tingkat keuntungan saham yang dinginkan sehingga mendorong

penggunaan ekuitas untuk pendanaan. Hal ini berarti tidaklah

mungkin menggunakan seratus persen hutang untuk membiayai

perusahaan karena akan mengurangi kesempatan perusahaan

memperoleh keuntungan dari penggunaan ekuitas.24

22

Ibid., hlm. 4 23

Ibid., hlm. 5 24

(37)

24

2. Pecking Order Theory

Pecking order theory merupakan suatu kebijakan yang ditempuh oleh suatu perusahaan untuk mencari tambahan dana

dengan cara menjual asset yang dimilikinya. Seperti menjual

gedung (build), tanah (land), peralatan (inventory) yang dimilikinya dan asset-aset lainnya, termasuk dengan menerbitkan

dan menjual saham di pasar modal (capital market) dan dana yang berasal dari laba ditahan (retained earnings). Pada kebijakan

Pecking order theory artinya perusahaan melakukan kebijakan dengan cara mengurangi kepemilikan asset yang dimilikinya

karena dilakukan kebijakan penjualan. Dampak lebih jauh

perusahaan akan mengalami kekurangan asset karena dipakai untuk

membiayai rencana aktivitas perusahaan baik yang sedang maupun

yang akan datang.25

Berdasarkan teori pecking order, di dalamnya terdapat pemikiran sebagai berikut. Pertama, perusahaan mmilih sumber

pendanaan internal karena dana tersebut diperoleh tanpa

mengakibatkan sinyal negatif yang dapat menurunkan harga saham.

Kedua, ketika perusahaan membutuhkan sumber pendanaan

eksternal, maka tahap pertama adalah menerbitkan hutang,

sedangkan penerbitan ekuitas dilakukan sebagai langkah terakhir.

25Irham Fahmi, “

(38)

Hal ini menunjukan penerbitan hutang lebih kecil kemungkinannya

dipandang sebagi sinyal buruk oleh para investor.26

Pecking Order Theory pertama kali diperkenalkan oleh Donaldson pada tahun 1961. Teori ini menunjukan urut-urutan

pendanaan sebagai berikut (Brealey dan Myers dalam Devi Verena

Sari) :27

a) Perusahaan lebih menyukai internal financing

b) Perusahaan akan berusaha menyesuaikan resiko pembagian

dividen dengan kesempatan investasi yang dihadapi dan

berupaya untuk tidak melakukan perubahan pembayaran

dividen yang terlalu besar.

c) Pembayaran dividen yang cenderung konstan dan fluktuasi

laba yang diperoleh mengakibatkan dana internal terkadang

berlebih atau kurang investasi.

d) Apabila pendanaan eksternal diperlukan, maka perusahaan

akan menerbitkan sekuritas yang paling aman terlebih

dahulu. Penerbitan sekuritas akan dimulai dengan

penerbitan obligasi, kemudian obligasi yang dapat

dikonversikan menjadi modal sendiri, baru akhirnya

menerbitkan saham baru.

26

Najmudin, Manajemen Keuangan dan Aktualisasi Syar’iyyah modern, hlm. 302 27

Devi Verena Sari, “ Pengaruh Profitabilitas, Pertumbuhan Aset, Ukuran Perusahaan, Struktur Aktiva dan Likuiditas terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur di Bursa

(39)

26

3. Trade off Theory

Teori trade-off merupakan struktur modal yang optimal dapat ditemukan dengan menyeimbangkan keuntungan

penggunaan hutang (tax shield benefits of leverage) dengan biaya

financial distress dan agency problem. 28

Pengaruh penghematan pajak dan biaya kebangkrutan yang

timbul dari penggunaan hutang mendorong pengembangan apa

yang disebut sebagai trade off theory of leverage. Teori trade off

menyatakan bahwa perusahaan berusaha menyeimbangkan antara

keuntungan dari berkurangnya pajak karena adanya bunga hutang

dengan biaya kesulitan keuntungan karena tingginya proporsi

hutang. Teori ini tidak dapat menjelaskan mengapa banyak

perusahaan yang sukses memiliki hutang sedikit.29

4. Teori Agency

Jensen dan Mecking (1976) mengemukakan teori agency

(agency theory) dan sekaligus mengintegrasikan dengan teori

property rights serta pengembangan teori struktur kepemilikan perusahaan. Dalam teori ini diuraikan mengenai adanya hubungan

antara pemisahan kepemilikan dan pengendalian perusahaan. JM

menguraikan adanya konflik antara principal dengan agent yang disebutkan bahwa biaya agency merupakan hasil penjumlahan: a)

pengeluaran untuk pemantauan (monitoring) oleh pemilik

28Lukas Setia Atmaja, “

Teori dan Praktik: Manajemen Keuangan”, hlm. 261 29

(40)

(principal), b) pengeluaran dalam rangka pengikatan oleh agent,

dan c) biaya lain-lain yang berkaitan dengan pengendalian

perusahaan.30

5. Asymmetric Information Theory

Asymmetric Information Theory ini dikemukakan oleh Gordon Donaldson (1960). Asymmetric Information adalah kondisi dimana suatu pihak memiliki informasi yang lebih banyak daripada

pihak lain. Pihak manajemen perusahaan memiliki informasi yang

lebih banyak dibandingkan pihak investor dipasar modal. Oleh

karena itu, Asymmetric Information memberikan efek yang nyata pada keputusan keuangan maupun pasar financial.31

Jika pihak manajemen ingin memaksimalkan nilai untuk

memegang saham saat ini (current stakeholder), bukan pemegang

saham baru, maka ada kecendrungan bahwa:32

1. Jika perusahaan memiliki prospek yang cerah, manajemen

tidak akan menerbitkan saham baru tapi menggunakan laba

ditahan.

2. Jika prospek kurang baik, manajemen menerbitkan saham

baru untuk memperoleh dana.

30

Najmudin, Manajemen Keuangan dan Aktualisasi Syar’iyyah modern, hlm. 307 31

David Sukardi Kodrat, “Manajemen Keuangan based on Empirical Research”, hlm. 16 32

(41)

28

B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal

Penelitian empiris mengenai struktur modal menghasilkan sejumlah

temuan dan di dalamnya tercakup banyak faktor yang berpengaruh

terhadap keputusan struktur modal. Oleh karena itu faktor-faktor yang

mempengaruhi struktur modal dapat dibedakan menjadi faktor internal dan

faktor eksternal.

1. Faktor Internal

Faktor internal merupakan faktor yang dapat dikendalikan oleh

perusahaan, yang termasuk ke dalam faktor internal yaitu:

a) Struktur Aktiva

Perusahaan yang memiliki aktiva yang dapat digunakan sebagai

agunan hutang cenderung menggunakan hutang yang relative

lebih besar. Misalnya, perusahaan real estate cenderung

menggunakan hutang hutang yang lebih besar daripada

perusahaan yang bergerak pada bidang riset teknologi.

b) Profitabilitas

Pada umumnya, perusahaan – perusahaan yang memiliki tingkat

keuntungan tinggi menggunakan hutang yang relative kecil.

Karena tingkat keuntungan yang tinggi memungkinkan mereka

untuk memperoleh sebagian besar pendanaan dari laba ditahan. 33

33

(42)

c) Ukuran perusahaan

yaitu perusahaan yang berskala besar pada umumnya lebih mudah

memperoleh hutang dibandingkan dari perusahaan kecil karena

terkait dengan tingkat kepercayaan kreditur pada

perusahaan-perusahaan besar. Perusahaan besar mempunyai rasio leverage

yang tinggi, sedangkan perusahaan yang sedang tumbuh

mempunyai rasio leverage yang rendah.

d) Stabilitas penjualan

yaitu perusahaan yang memiliki penjualan yang stabil akan dapat

dengan aman melakukan hutang dan mengeluarkan biaya tetap

yang lebih tinggi dibandingkan perusahaan yang penjualannya

tidak stabil. 34

e) Likuiditas

Rasio likuiditas digunakan untuk menganalisis kemampuan bank

dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya terutama kewajiban

jangka pendeknya.35 Ukuran rasio lancar yang semakin besar

menunjukkan bahwa perusahaan telah berhasil melunasi hutang

jangka pendeknya. Berkurangnya hutang jangka pendek berakibat

menurunnya proporsi hutang dalam struktur modal.36

34

Najmudin, Manajemen Keuangan dan Aktualisasi Syar’iyyah modern, hlm. 316 35 Dwi Nur’aini Ihsan,

Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah, (Tanggerang

Selatan: UIN JAKARTA PRESS, 2013) hlm. 105 36

(43)

30

2. Faktor Eksternal

Faktor eksternal merupakan faktor yang tidak dapat dikendalikan oleh

perusahaan, yang termasuk ke dalam faktor eksternal yaitu:

a) Struktur Kompetitif dalam Industry

Semakin kompetitif persaingan dalam industrinya, semakin kecil

kecendrungan perusahaan untuk menggunakan utang jangka

panjang dalam struktur modalnya.37

b) Pajak

Bunga biaya adalah biaya yang dapat mengurangi pembayaran

pajak. Oleh karena itu, semakin tinggi tingkat pajak perusahaan,

semakin besar keuntungan dari penggunaan pajak, semakin besar

daya tarik penggunaan hutang.

c) Pengawasan

Pengawasan hutang yang besar dapat berakibat semakin ketat

pengawasan dari pihak kreditor (misalnya, melalui kontrak

perjanjian atau convenant). Pengawasan ini dapat mengurangi

fleksibilitas manajemen dalam membuat keputusan perusahaan. 38

d) Tingkat Pertumbuhan

Faktor lain dianggap tetap, perusahaan dengan tingkat pertumbuhan

yang tinggi pada umumnya lebih tergantung pada modal dari luar

perusahaan. Pada perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang

37

Warsono, Manajemen Keuangan Perusahaan, (Malang: Bayumedia Publishing, 2003) hlm.237

38

(44)

rendah kebutuhan modal baru relative kecil sehingga dapat dipenuhi

dari laba ditahan. Karena adanya faktor “asymmetric information”

serta kenyataan bahwa flotation cost berhutang lebih rendah dari

pada flocation cost menerbitkan saham biasa, perusahaan dengan

tingkat pertumbuhan tinggi cenderung menggunakan hutang yang

lebih besar daripada perusahaan denggan pertumbuhan rendah. 39

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa faktor-faktor internal

yang mempengaruhi struktur modal yaitu profitabilitas, likuiditas, dan

ukuran perusahaan. Berikut pembahasan dari masing-masing faktor:

C. Profitabilitas

Rasio profitabilitas merupakan rasio keuangan untuk menilai

kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini merupakan

rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan

profitabilitas yang dicapai oleh bank dalam suatu periode tertentu.40

Profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk

menghasilkan laba.41 Rasio profitabilitas yang biasa digunakan pada

umumnya adalah:

1) Net Profit Margin (NPM)

Merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank

dalam menghasilkan net income dari kegiatan operasi

pokoknya.42 Rumus yang digunakan sebagai berikut:

39

Ibid., hlm. 274 40

Kasmir, Analisis laporan keuangan, hlm. 196 41

(45)

32

2) Return on Asset (ROA)

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan

manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara

keseluruhan.43 ROA juga merupakan suatu ukuran tentang

efektivitas manajemen dalam mengelola investasinya. Rumus

yang digunakan sebagai berikut:

3) Return on Equity (ROE)

Merupakan rasio untuk mengukur kemampuan

manajemen bank dalam mengelola modal yang ada untuk

mendapatkan net income.44 Rasio ini menunjukan efisiensi

penggunaan modal sendiri. Rumus yang digunakan sebagai

berikut:

Dari ketiga rasio profitabilitas yang telah diuraikan, maka peneliti

menggunakan dua rasio yaitu ROA dan ROE yang diukur dalam mewakili

variabel profitabilitas.

42

Kasmir, Manajemen Perbankan, hlm. 218 43

Kasmir, Analisis laporan keuangan, hlm. 118 44

(46)

D. Likuiditas

Rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan

bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat ditagih.

Dengan kata lain, dapat membayar kembali pencairan dana deposannya

pada saat ditagih serta dapat mencukupi permintaan kredit yang telah

diajukan. Semakin besar rasio ini semakin likuid. Rasio likuiditas yang

digunakan pada umumnya yaitu:45

1) Current Ratio

Merupakan rasio untuk mengukur kemampuan

perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau

hutang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara

keseluruhan.46 Rumusnya sebagai berikut:

2) Quick Ratio

Merupakan rasio yang menunjukan kemampuan

perusahaan dalam memenuhi atau membayar kewajiban atau

utang lancar (utang jangka pendek) dengan aktiva lancar tanpa

memperhitungkan nilai sediaan (inventory).47 Rumusnya

sebagai berikut:

45

Ibid., hlm. 315 46

Kasmir, Analisis laporan keuangan, hlm. 135 47

(47)

34

3) LDR

Merupakan rasio untuk mengukur komposisi jumlah

kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana

masyarakat dan modal sendiri yang digunakan. Besarnya Loan to Deposit Ratio menurut peraturan pemerintah maksimum adalah 110%.48 Rumusnya sebagai berikut:

Dari ketiga rasio Likuiditas yang telah diuraikan, maka

peneliti menggunakan rasio LDR yang diukur dalam mewakili

variabel likuiditas.

E. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan (size) merupakan ukuran atau besarnya asset

yang dimiliki perusahaan. Ukuran perusahaan sangat bergantung pada

besar kecilnya perusahaan yang berpengaruh terhadap struktur modal,

terutama berkaitan dengan kemampuan memperoleh pinjaman. Perusahaan

besar lebih mudah memperoleh pinjaman karena nilai aktiva yang

dijadikan jaminan lebih besar dan tingkat kepercayaan bank atau lembaga

keuangan jauh lebih tinggi. Perusahaan besar mempunyai rasio leverage

yang tinggi, sedangkan perusahaan yang sedang tumbuh mempunyai rasio

leverage yang rendah.49

48

Ibid., hlm. 225 49

(48)

F. Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu

Untuk mendukung materi maka penulis membandingkan dengan

beberapa penelitian terdahulu berikut adalah penelitian terdahulu yang

membahas mengenai pengaruh terhadap sturuktur modal, berikut adalah

(49)
(50)
(51)

38

G. Kerangka Pemikiran

Kerangka teoritis merupakan model konsep dari suatu teori atau

logika pengertian yang saling berhubungan diantara beberapa faktor

penting pada masalah penelitian. Kerangka teoritis akan menghasilkan

kerangka berpikir yang baik. Sekaran (2003) mengungkapkan bahwa

kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori

berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai

masalah yang penting. Kerangka berpikir akan menyatukan secara teoritis

antar variabel yang diteliti yang sering disebut paradigma penelitian.

Kerangka berpikir yang baik akan memuat variabel dan penjelasannya,

adanya teori yang mendasari hubungan variabel, mampu menunjukan

posisi variabel dan hubungannya (kausal dan simetris), baiknya dinyatakan

dalam diagram hubungan variabel.50

Variabel penelitian ini terdiri dari variabel dependen yaitu struktur

modal. Variabel independen yaitu profitabilitas dengan rasio keuangan

yaitu ROA dan ROE, likuiditas dengan rasio keuangan yaitu FDR, dan

ukuran perusahaan dengan variabel SIZE. Hubungan beberapa variabel

tersebut diatas dapat digambarkan sebagai berikut:

50

(52)

Bank Umum Syariah

Metode Regresi Linear Berganda Variabel Dependen:

Struktur Modal (DER)

Variabel Independen: ROA,ROE,FDR,SIZE

Uji Asumsi Klasik

Uji normalitas

Uji Hipotesis Uji

multikolinearitas

Uji autokorelasi Uji

heterokedastisitas

R2 Uji t Uji F

(53)

40

H. Dasar Perumusan Hipotesis

Suatu hipotesis akan diterima jika hasil analisis data empiris

membuktikan bahwa hipotesis tersebut benar, begitu pula sebaliknya.

Hipotesis yang dapat disusun dari penelitian ini yang berjudul “Pengaruh

Profitabilitas, Likuiditas dan Ukuran Perusahaan terhadap Struktur Modal

Bank Syariah”, adalah sebagai berikut:

1. Pengaruh Profitabilitas terhadap Struktur Modal

Pada umumnya, perusahaan-perusahaan yang memiliki

tingkat keuntungan tinggi menggunakan utang yang relatif kecil.

Tingkat keuntungan yang tinggi memungkinkan mereka untuk

memperoleh sebagian besar pendanaan dari laba ditahan. 51

Berdasarkan pecking order theory, perusahaan dengan profitability yang tinggi akan cenderung menghindari penggunaan

utang. Perusahaan mungkin menggunakan pendanaan internal (laba

ditahan) dibandingkan menggunakan pendanaan eksternal berupa

utang, karena pendanaan internal lebih tidak berisiko dari

pendanaan eksternal Yenny (2015). Sehingga dapat disimpulkan,

semakin tinggi profitabilitas, maka semakin kecil proporsi utang di

dalam struktur modal perusahaan. Jadi tingkat utang dan tingkat

profitabilitas, yang diukur adanya hubungan negatif.

Ha1 : Tingkat Profitabilitas (ROA) berpengaruh secara parsial

terhadap struktur modal bank syariah.

51

(54)

Ha2 : Tingkat Profitabilitas (ROE) berpengaruh secara parsial

terhadap struktur modal bank syariah.

2. Pengaruh Likuiditas terhadap Struktur Modal

Likuiditas merupakan seberapa kemampuan perusahaan

dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat jatuh

tempo. Pada likuiditas perusahaan yang tinggi menunjukan

kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya

seperti melunasi hutangnya yang jatuh tempo dalam jangka

pendek, 52 sehingga cenderung akan menurunkan total hutang, yang

akhirnya struktur modal akan menjadi lebih kecil.

Menurut pecking order theory, perusahaan yang mempunyai likuiditas yang tinggi akan cenderung tidak

menggunakan pembiayaan dari hutang. Hal ini disebabkan

perusahaan dengan likuiditas yang tinggi mempunyai dana internal

yang besar, sehingga perusahaan tersebut akan lebih menggunakan

dana internalnya terlebih dahulu untuk membiayai investasinya

sebelum menggunakan pembiayaan eksternal melalui hutang

(Devi, 2013). Sehingga dapat disimpulkan, semakin tinggi

likuiditas, maka semakin kecil proporsi utang di dalam struktur

modal perusahaan.

Ha3 : Tingkat Likuiditas (FDR) berpengaruh secara parsial

kepada struktur modal bank syariah.

52

(55)

42

3. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Struktur Modal

Ukuran perusahaan merupakan ukuran besar kecilnya

perusahaan yang dapat dilihat dari kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan pendapatan perusahaan, sehingga dapat dilihat dari

besarnya jumlah perusahaan (Nurlailiyah 2013). Hasil penelitian

yang dilakukan oleh Eka Amalia (2010) dalam Arifuddin (2013)

mengemukakan bahwa kemungkinan perusahaan besar mengalami

kebangkrutan kecil sehingga ukuran perusahaan akan berpengaruh

negatif terhadap struktur modal.

Semakin besar ukuran perusahaan menunjukkan bahwa

perusahaan tersebut memiliki jumlah aktiva yang semakin tinggi

pula. Hal ini disebabkan kebutuhan dana juga semakin meningkat

seiring dengan pertumbuhan perusahaan. Selain pendanaan

internal, alternatif selanjutnya adalah pendanaan eksternal. Hal ini

sejalan dengan teori pecking order yang menyatakan bahwa, jika penggunaan dana internal tidak mencukupi, maka digunakan

alternatif kedua menggunakan hutang (Devi, 2013). Sehingga dapat

disimpulkan, semakin besar ukuran perusahaan, maka semakin

meningkat pendanaan yang dibutuhkan (utang) di dalam struktur

modal perusahaan.

Ha4 : Ukuran Perusahaan (SIZE) berpengaruh secara parsial

(56)

43 BAB III

METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian

1. Jenis dan Sumber Data Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, Penelitian

kuantitatif merupakan suatu proses menemukan pengetahuan yang

menggunakan data berupa angka sebagai alat penganalisis mengenai

apa yang ingin kita ketahui.53 Data yang digunakan adalah data

sekunder berupa laporan keuangan bank umum syariah tahun

2011-2015. Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan

histersi yang telah tersusun dalam data dokumenter yang

dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan.54

Data bersumber dari laporan keuangan tahunan bank umum

syariah di Indonesia yang telah dipublikasi dan diaudit dalam rentang

waktu 2011 sampai dengan 2015.

2. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah Bank Umum Syariah

dalam kurun waktu tahun 2011-2015. Tahap selanjutnya adalah

53

Moh Kasiram, Metodologi Penelitian Kuantitatif-Kualitatif, (Malang: UIN MALIKI PRESS, 2010), hlm. 172.

54

(57)

44

pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan kriteria sampel, antara lain:

1. Bank syariah yang dipilih adalah bank yang sudah berdiri menjadi bank umum syariah sejak tahun 2011-2015.

2. Bank umum syariah mempublikasi laporan keuangan selama periode 2011-2015

3. Bank umum syariah mempunyai kelengkapan data laporan

keuangan yang telah di audit dan dipublikasikan (data

mengenai rasio keuangan) dari tahun 2011-2015.

Berdasarkan kriteria tersebut, maka jumlah sampel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah 10 Bank Umum Syariah (BUS)

di Indonesia. Adapun daftar dari perusahaan bank umum syariah

(BUS) di Indonesia dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3. 1 Daftar Bank Umum Syariah

No Bank Umum Syariah Kode Bank

1 Bank Muamalat Indonesia BMI

2 Bank Syariah Mandiri BSM

3 BNI Syariah BNIS

4 Bank Mega Syariah BMS

5 BRI Syariah BRIS

6 Bank Syariah Bukopin BSB

7 B.P.D Jawa Barat Banten Syariah BJBS

8 Bank Panin Syariah BPS

9 BCA Syariah BCAS

(58)

3. Teknik pengolahan data

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan software

Microsoft Excel 2007 dan Eviews 8.0. Pengolahan data yang dilakukan dengan software Microsoft Excel 2007 tersebut adalah untuk menentukan kinerja dengan indikator ROA, ROE, FDR, SIZE,

dan DER. Eviews 8.0 digunakan untuk menghitung pengaruh profitabilitas, likuiditas dan ukuran perusahaan terhadap struktur

modal Bank umum syariah.

4. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah:

a. Studi Pustaka

Studi pustaka dilakukan untuk mencapai pemahaman yang

komprehensif mengenai konsep yang akan dikaji. Bahan yang

digunakan untuk kajian pustaka ini adalah buku-buku,

makalah, dan jurnal ilmiah yang relevan & mendukung

landasan teori penelitian.

b. Studi Dokumentasi

Studi Dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan

data laporan keuangan tahunan yang telah diaudit dan

(59)

46

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Definisi operasional adalah penentuan konstruk sehingga menjadi

variabel yang dapat diukur.55 Definisi operasional adalah penjelasan dari

variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini menunjukan cara

pengukuran dari masing variabel tersebut. Pengertian dari

masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Variable Dependen

Variabel dependen adalah variabel yang memberikan

reaksi/respons jika dihubungkan dengan variabel independent.

Variabel dependen adalah variabel yang variabilitasnya diamati dan

diukur untuk menentukan pengaruh yang disebabkan oleh variabel

independent.56 Variabel dependen dalam penelitian ini adalah

struktur modal yang diproksikan dengan Debt to equity ratio (DER).

Debt to equity ratio (DER) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur penggunaan total liabilities terhadap total equity yang dimiliki perusahaan. Bagi bank (kreditor) semakin besar rasio ini,

akan semakin tidak menguntungkan karena akan semakin besar

risiko yang akan ditanggung atas kegagalan yang mungkin terjadi di

perusahaan.57 DER dirumuskan sebagai berikut:

55

Tony Wijaya, Metode Penelitian Ekonomi dan Bisnis teori dan praktik, hlm. 14 56

Jonathan Sarwono, Statistik Multivariat Aplikasi untuk Riset Skripsi, (Yogyakarta : C.V ANDI OFFSET, 2013) hlm. 62

57

(60)

2. Variable Independen

Variabel Independen merupakan variabel stimulus atau variabel

memengaruhi variabel lain. Variabel bebas (independent) merupakan

variabel yang variabilitasnya diukur, dimanipulasi, atau dipilih oleh

peneliti untuk mennetukan hubungannya dengan suatu gejala yang

diobservasi.58 Variabel independen dalam penelitian ini adalah

profitabilitas, likuiditas, dan ukuran perusahaan. dalam penelitian ini

menggunakan model analisis dengan variabel-variabel yang akan

dihitung yaitu:

1) Profitabilitas

Variabel profitabilitas dalam penelitian ini diukur dengan

menggunakan rasio Return on Assets (ROA) dan Return On Equity (ROE).

Return on Asset (ROA) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh

keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA

suatu bank semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai

bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari

segi penggunaan asset.59. ROA dirumuskan sebagai berikut :

58

Jonathan Sarwono, Statistik Multivariat Aplikasi untuk Riset Skripsi, hlm 62 59

Gambar

Gambar 1.1 Grafik CAR dan ROA  ............................................................................
Gambar 1. 1 Grafik CAR dan ROA
Gambar 1. 2 Grafik CAR dan ROA
Tabel 1. 1 DER
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh dari struktur modal yang diukur dengan leverage, likuiditas, profitabilitas dan ukuran perusahaan terhadap

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian ini maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut. 1) Likuiditas berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal,

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel likuiditas berpengaruh terhadap struktur modal, sedangkan ukuran perusahaan, profitabilitas dan risiko bisnis tidak berpengaruh

struktur modal pada tabel 8 didapat nilai likuiditas sig sebesar 0,003 karena nilai sig < 0,05 dapat diartikan bahwa likuiditas berpengaruh negatif

Sedangkan untuk 4 variabel lain yaitu berdasarkan hasil analisis membuktikan bahwa likuiditas tidak berpengaruh terhadap struktur modal, dilihat dari tingkat

Hasil penelitian ini menujukkan bahwa variabel ukuran perusahaan berpengaruh tidak signifikan terhadap struktur modal dan profitabilitas yang diukur menggunakan

< 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa Hipotesis Kelima H5 diterima yaitu profitabilitas, struktur modal, likuiditas, dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap manajemen laba pada

Hubungan FDR dan Profitabilitas ROA Financing to deposit ratio FDR adalah rasio yang digunakan untuk mengukur likuiditas bank, di mana bank menunjukkan kemampuannya dalam memberikan