• Tidak ada hasil yang ditemukan

B. Hasil Uji Instrumen Penelitian

4. Hasil Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan model untuk dua sampel independen yang berbeda yaitu independent-sample t test. Analisis ini digunakan untuk menganalisis perbedaan kinerja auditor dari perspektif gender pada kantor akuntan publik di Jakarta yang diproksikan

ke dalam komitmen organisasi, komitmen profesi, motivasi, kesempatan kerja, dan kepuasan kerja. Rumusan hipotesisnya yaitu:

Ho : “Tidak terdapat perbedaan signifikan antara kinerja auditor pria dan auditor wanita yang diproksikan ke dalam komitmen organisasi, komitmen profesi, motivasi, kesempatan kerja, dan kepuasan kerja pada kantor akuntan publik di Jakarta 2010”.

Ha : “Terdapat perbedaan signifikan antara kinerja auditor pria dan auditor wanita yang diproksikan ke dalam komitmen organisasi, komitmen profesi, motivasi, kesempatan kerja, dan kepuasan kerja pada kantor akuntan publik di Jakarta 2010”.

Adapun langkah dalam menetapkan kriteria pengujian dengan cara Ho diterima jika signifikansi t (probabilitas > 0,05) artinya tidak terdapat perbedaan signifikan atau terdapat kesetaraan antara kinerja auditor pria dan auditor wanita pada kantor akuntan publik di Jakarta 2010 yang diproksikan ke dalam komitmen organisasi, komitmen profesi, motivasi, kesempatan kerja, dan kepuasan kerja. Ho ditolak jika signifikansi t (probabilitas < 0,05) artinya terdapat perbedaan signifikan atau tidak terdapat kesetaraan antara kinerja auditor pria dan auditor wanita pada kantor akuntan publik di Jakarta 2010 yang diproksikan ke dalam komitmen organisasi, komitmen profesi, motivasi, kesempatan kerja, dan kepuasan kerja.

a. Perbedaan kinerja auditor pria dan wanita pada kantor akuntan publik dilihat dari komitmen organisasi.

Dari 90 auditor bekerja pada kantor akuntan publik di Jakarta yang dijadikan sampel, 65 responden pria, dan 25 responden wanita telah memberikan penilaian pada faktor komitmen organisasi seperti ditunjukkan pada tabel 4.12 sebagai berikut:

Tabel 4.12

Hasil Uji Independent-Sample t Test Yang Diproksikan Pada Komitmen Organisasi

Gender Mean Perbedaan

Mean t Hitung Sig (2 tiled) Keterangan Pria 41.4154 0.4554 0.264 0.792 Tdk signifikan Wanita 40.9600 Levene’s Test 0.010 0.920 Variance sama Sumber: Data primer yang diolah

Tabel 4.12 diatas menunjukkan bahwa auditor pria memiliki nilai rata-rata komitmen organisasi lebih tinggi yaitu sebesar 41,4154 , dibandingkan dengan auditor wanita yang memiliki rata-rata komitmen organisasi sebesar 40,9600 atau terjadi perbedaan sebesar 0,4554.

Namun demikian hasil ini tidak didukung oleh hasil uji statistik dimana perbedaan tersebut menunjukkan nilai yang tidak signifikan. Dari hasil perhitungan diperoleh t hitung sebesar 0,264 dengan sig (2- tailed) sebesar 0,792 yang nilainya diatas 0,05. Dengan demikian Ho diterima atau Ha ditolak. Hal ini membuktikan tidak adanya perbedaan kinerja antara auditor pria dan wanita yang dilihat dari

komitmen organisasi pada kantor akuntan publik. Hasil uji levene’s untuk variabel komitmen organisasi menunjukkan nilai p sebesar 0,920 yang lebih besar dari batas toleransi 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa data variabel komitmen organisasi untuk auditor pria dan auditor wanita memiliki variance yang sama.

b. Perbedaan kinerja auditor pria dan wanita pada kantor akuntan publik dilihat dari komitmen profesi.

Dari 90 auditor bekerja pada kantor akuntan publik di Jakarta yang dijadikan sampel, 65 responden pria, dan 25 responden wanita telah memberikan penilaian pada faktor komitmen profesi seperti ditunjukkan pada tabel 4.13 sebagai berikut:

Tabel 4.13

Hasil Uji Independent-Sample t Test Yang Diproksikan Pada Komitmen Profesi

Gender Mean Perbedaan

Mean t Hitung Sig (2 tiled) Keterangan Pria 66.9231 -1.7969 -1.021 0.310 Tdk signifikan Wanita 68.7200 Levene’s Test 9.116 0.003 Variance tdk sama Sumber: Data primer yang diolah

Tabel 4.13 diatas menunjukkan bahwa auditor pria memiliki nilai rata-rata komitmen profesi lebih rendah yaitu sebesar 66,9231 , dibandingkan dengan auditor wanita yang memiliki rata-rata komitmen profesi sebesar 68,7200 atau terjadi perbedaan sebesar - 1,7969.

Namun demikian hasil ini tidak didukung oleh hasil uji statistik dimana perbedaan tersebut menunjukkan nilai yang tidak signifikan. Dari hasil perhitungan diperoleh t hitung sebesar -1,021 dengan sig (2- tailed) sebesar 0,310 yang nilainya diatas 0,05. Dengan demikian Ho diterima atau Ha ditolak. Hal ini membuktikan tidak adanya perbedaan kinerja antara auditor pria dan wanita yang dilihat dari komitmen profesi pada kantor akuntan publik. Hasil uji levene’s untuk variabel komitmen profesi menunjukkan nilai p sebesar 0,003 yang lebih kecil dari batas toleransi 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa data variabel komitmen organisasi untuk auditor pria dan auditor wanita memiliki variance yang tidak sama.

c. Perbedaan kinerja auditor pria dan wanita pada kantor akuntan publik dilihat dari motivasi.

Dari 90 auditor bekerja pada kantor akuntan publik di Jakarta yang dijadikan sampel, 65 responden pria, dan 25 responden wanita telah memberikan penilaian pada faktor motivasi seperti ditunjukkan pada tabel 4.14 sebagai berikut:

Tabel 4.14

Hasil Uji Independent-Sample t Test Yang Diproksikan Pada Komitmen Motivasi

Gender Mean Perbedaan

Mean t Hitung Sig (2 tiled) Keterangan Pria 38.2308 -0.1292 -0.097 0.923 Tdk signifikan Wanita 38.3600 Levene’s Test 0.151 0.699 Variance sama Sumber: Data primer yang diolah

Tabel 4.14 diatas menunjukkan bahwa auditor pria memiliki nilai rata-rata motivasi lebih rendah yaitu sebesar 38,2308, dibandingkan dengan auditor wanita yang memiliki rata-rata motivasi sebesar 38,3600 atau terjadi perbedaan sebesar -0,1292.

Namun demikian hasil ini tidak didukung oleh hasil uji statistik dimana perbedaan tersebut menunjukkan nilai yang tidak signifikan. Dari hasil perhitungan diperoleh t hitung sebesar -0,097 dengan sig (2- tailed) sebesar 0,923 yang nilainya diatas 0,05. Dengan demikian Ho diterima atau Ha ditolak. Hal ini membuktikan tidak adanya perbedaan kinerja antara auditor pria dan wanita yang dilihat dari motivasi pada kantor akuntan publik. Hasil uji levene’s untuk variabel motivasi menunjukkan nilai p sebesar 0,699 yang lebih besar dari batas toleransi 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa data variabel komitmen organisasi untuk auditor pria dan auditor wanita memiliki variance yang sama.

d. Perbedaan kinerja auditor pria dan wanita pada kantor akuntan publik dilihat dari kesempatan kerja.

Dari 90 auditor bekerja pada kantor akuntan publik di Jakarta yang dijadikan sampel, 65 responden pria, dan 25 responden wanita telah memberikan penilaian pada faktor kesempatan kerja seperti ditunjukkan pada tabel 4.15 sebagai berikut:

Tabel 4.15

Hasil Uji Independent-Sample t Test Yang Diproksikan Pada Kesempatan Kerja

Gender Mean Perbedaan

Mean t Hitung Sig (2 tiled) Keterangan Pria 14.8154 -0.2646 -0.380 0.705 Tdk signifikan Wanita 15.0800 Levene’s Test 0.303 0.583 Variance sama Sumber: Data primer yang diolah

Tabel 4.15 diatas menunjukkan bahwa auditor pria memiliki nilai rata-rata kesempatan kerja lebih rendah yaitu sebesar 14,8154, dibandingkan dengan auditor wanita yang memiliki rata-rata kesempatan kerja sebesar 15,0800 atau terjadi perbedaan sebesar - 0,2646.

Namun demikian hasil ini tidak didukung oleh hasil uji statistik dimana perbedaan tersebut menunjukkan nilai yang tidak signifikan. Dari hasil perhitungan diperoleh t hitung sebesar -0,380 dengan sig (2- tailed) sebesar 0,705 yang nilainya diatas 0,05. Dengan demikian Ho diterima atau Ha ditolak. Hal ini membuktikan tidak adanya perbedaan kinerja antara auditor pria dan wanita yang dilihat dari kesempatan kerja pada kantor akuntan publik. Hasil uji levene’s untuk variabel kesempatan kerja menunjukkan nilai p sebesar 0,583 yang lebih besar dari batas toleransi 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa data variabel kesempatan kerja untuk auditor pria dan auditor wanita memiliki variance yang sama.

e. Perbedaan kinerja auditor pria dan wanita pada kantor akuntan publik dilihat dari kepuasan kerja.

Dari 90 auditor bekerja pada kantor akuntan publik di Jakarta yang dijadikan sampel, 65 responden pria, dan 25 responden wanita telah memberikan penilaian pada faktor kepuasan kerja seperti ditunjukkan pada tabel 4.16 sebagai berikut:

Tabel 4.16

Hasil Uji Independent-Sample t Test Yang Diproksikan Pada Kepuasan Kerja

Gender Mean Perbedaan

Mean t Hitung Sig (2 tiled) Keterangan Pria 14.6154 -0.1046 -0.139 0.890 Tdk signifikan Wanita 14.7200 Levene’s Test 0.066 0.798 Variance sama Sumber: Data primer yang diolah

Tabel 4.16 diatas menunjukkan bahwa auditor pria memiliki nilai rata-rata kepuasan kerja lebih rendah yaitu sebesar 14,6154, dibandingkan dengan auditor wanita yang memiliki rata-rata kepuasan kerja sebesar 14,7200 atau terjadi perbedaan sebesar -0,1046.

Namun demikian hasil ini tidak didukung oleh hasil uji statistik dimana perbedaan tersebut menunjukkan nilai yang tidak signifikan. Dari hasil perhitungan diperoleh t hitung sebesar -0,139 dengan sig (2- tailed) sebesar 0,890 yang nilainya diatas 0,05. Dengan demikian Ho diterima atau Ha ditolak. Hal ini membuktikan tidak adanya perbedaan kinerja antara auditor pria dan wanita yang dilihat dari kepuasan kerja pada kantor akuntan publik. Hasil uji levene’s untuk

variabel kepuasan kerja menunjukkan nilai p sebesar 0,798 yang lebih besar dari batas toleransi 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa data variabel kepuasan kerja untuk auditor pria dan auditor wanita memiliki variance yang sama.

Dokumen terkait