• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil Uji Interaksi (Moderating)

Dalam dokumen HAPPY SEPTARIANA ZEGA /AKUNTANSI (Halaman 64-69)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.3 Uji Hipotesis

5.3.4 Hasil Uji Interaksi (Moderating)

Dengan demikian menolak H0 menerima H1.

hitung < t

tabel

Variabel SiLPA (3,44>2,012) secara parsial berpengaruh terhadap Belanja Modal pada Kabupaten/Kota di Sumatera Utara dimana nilai t

. Dengan demikian menerima H0 menolak H1.

hitung > t tabel

Luas Wilayah (1,667<2,012) secara parsial tidak berpengaruh terhadap Belanja Modal pada Kabupaten/Kota di Sumatera Utara dimana nilai t

. Dengan demikian menolak H0 menerima H1.

hitung < t

tabel. Dengan demikian menerima H0 menolak H1.

5.3.4 Hasil Uji Interaksi (Moderating)

a. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) setelah Uji Interaksi

Untuk mengukur seberapa jauh kemampuan variabel PAD, DAU, DBH, SiLPA, Luas Wilayah, DAK, interaksi PAD dengan DAK, interaksi DAU dengan DAK, interaksi DBH dengan DAK, interaksi SiLPA dengan DAK dan interaksi Luas Wilayah dengan DAK dalam menerangkan variabel Belanja Modal dapat dilihat melalui nilai R Square yang diperoleh dari hasil pengolahan data pada tabel 5.9 di bawah ini:

Tabel 5.9 Nilai Koefisien Determinasi (R2

Nilai R Square pada Tabel 5.6 diatas sebesar 0,901. Hal ini menunjukkan bahwa 90,1% varibel Belanja Modal dapat dijelaskan oleh varibel PAD, DAU, DBH, SiLPA, Luas wilayah, DAK dan interaksinya masing-masing dengan variabel independen. Sisanya sebesar 9,9% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dijelaskan oleh model penelitian ini. Untuk menguji tingkat kepercayaan hasil hipotesis, selanjutnya dilakukan uji variabel secara simultan (F) dan secara parsial (t) dengan tingkat kepercayaan 5% (α =0,05).

) setelah Uji Interaksi

b. Hasil Uji F setelah Uji Interaksi

Uji statistik F dilakukan untuk menunjukkan apakah variabel PAD, DAU, DBH, SiLPA, Luas Wilayah, DAK dan interaksinya masing-masing dengan variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel Belanja Modal. Uji ini dapat dilakukan dengan membandingkan nilai F-hitung dengan nilai F-tabel, jika nilai F-hitung > F-tabel maka H0

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .949a .901 .874 3.81727E10

a. Predictors: (Constant), Moderat5, Moderat4, DAU_X2, DAK_Z, PAD_X1, DBH_X3, LW_X5, SiLPA_X4, Moderat2, Moderat3, Moderat1

Sumber: Lampiran 6 hasil output SPSS

ditolak atau dapat dinyatakan bahwa semua variabel independen secara simultan mempengaruhi variabel dependen atau sebaliknya. Hal ini dapat dilihat dari hasil regresi uji F pada Tabel 5.10 di bawah ini:

Tabel 5.10 Hasil Regresi Uji F setelah Uji Interaksi

Dari Tabel 5.10 diperoleh nilai F-hitung sebesar 33,248 sedangkan Ftabel pada tingkat kepercayaan 95% (α=0,05) adalah 2,41. Hal ini menunjukkan bahwa Fhitung > Ftabel (33,248 > 2,41) maka H0 ditolak. Artinya variabel PAD, DAU, DBH, SiLPA, Luas Wilayah, DAK dan interaksinya dengan masing-masing variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap Belanja Modal, sehingga dapat disimpulkan variabel DAK dapat memoderasi hubungan antara PAD, DAU, DBH, SiLPA dan Luas Wilayah dengan Belanja Modal.

c. Hasil Uji t setelah Uji Interaksi

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel PAD, DAU, DBH, SiLPA, Luas Wilayah, DAK dan interaksinya dengan masing-masing variabel independen secara individual (parsial) dalam menerangkan variabel terikat (Belanja Modal). Apabila nilai t-hitung lebih besar dari pada t-tabel dapat disimpulkan bahwa suatu variabel independen secara parsial mempengaruhi variabel dependen. Hal ini dapat dilihat dari Tabel 5.11 di bawah ini:

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression

5.329E23 11 4.845E22 33.248 .000a

Residual

5.829E22 40 1.457E21

Total

5.912E23 51

a. Predictors: (Constant), Moderat5, Moderat4, DAU_X2, DAK_Z, PAD_X1, DBH_X3, LW_X5, SiLPA_X4, Moderat2, Moderat3, Moderat1

b. Dependent Variable: BM_Y Sumber: Lampiran 7 hasil output SPSS

Tabel 5.11 Hasil Regresi Berganda setelah Uji Interaksi

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.289E11 6.766E10 1.905 .064

PAD_X1 .916 1.127 1.736 .813 .421

DAU_X2 -.475 .243 -.894 -1.955 .058

DBH_X3 3.337 2.223 1.453 1.501 .141

SiLPA_X4 -1.075 .742 -.572 -1.449 .155

LW_X5 24320324.832 21891791.541 .441 1.111 .273

DAK_Z -1.342 1.471 -.207 -.912 .367

X1Z (Moderat1) -1.028E-11 .000 -1.439 -.559 .579

X2Z (Moderat2) 1.195E-11 .000 2.044 2.478 .018

X3Z (Moderat3) -6.554E-11 .000 -2.224 -1.568 .125

X4Z (Moderat4) 3.233E-11 .000 1.323 2.010 .051

X5Z (Moderat5) .000 .000 -.480 -.964 .341

a. Dependent Variable: BM_Y Sumber: Lampiran 7 hasil output SPSS

Dari hasil regresi tersebut diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:

Z = (1,289E11) + (0,916)X1 - (0,475)X2 + (3,337)X3 -(1,075)X4 + (24320324,832)X5 - 1,342Z – (1,028E-11X1Z) + (1,195E-11)X2Z - (6,554E-11) X3Z + (3,233E-11)X4Z + (0,00)X5

Dari persamaan regresi dengan uji interaksi di atas dapat dijelaskan beberapa hal sebagai berikut:

Z

1. Nilai konstanta sebesar 1,289E11 artinya apabila nilai variabel PAD, DAU, DBH, SiLPA, Luas Wilayah, DAK, Interaksinya dengan variabel Moderating bernilai nol, maka Belanja Modal tetap sebesar 1,289E11 rupiah.

2. Nilai konstanta positif, koefisien pada variabel PAD, DBH, Luas Wilayah, Interaksi DAU dengan DAK, interaksi SiLPA dengan DAK dan interaksi Luas Wilayah dengan DAK juga bernilai positif. Hal ini menandakan bahwa persamaan regresi berganda setelah uji interaksi memiliki hubungan yang

searah. Artinya Belanja Modal akan meningkat seiring meningkatnya PAD, DBH, Luas Wilayah, Interaksi DAU dengan DAK, interaksi SiLPA dengan DAK dan interaksi Luas Wilayah dengan DAK. Namun untuk variabel DAU, SiLPA, DAK, interaksi PAD dengan DAK, interaksi DBH dengan DAK bernilai negatif. Hal ini menandakan bahwa persamaan regresi berganda setelah uji interaksi memiliki hubungan yang tidak searah. Artinya DAU, SiLPA, DAK, interaksi PAD dengan DAK, interaksi DBH dengan DAK tidak berpengaruh terhadap Belanja Modal.

Tabel 5.11 di atas menunjukkan bahwa variabel PAD (0,813<2,012) secara parsial tidak berpengaruh terhadap Belanja Modal pada Kabupaten/ Kota di Sumatera Utara dimana nilai hitung thit < ttabel.

Variabel DAU (-1,955<2,012) secara parsial tidak berpengaruh terhadap Belanja Modal pada Kabupaten/Kota di Sumatera Utara dimana nilai t

Dengan demikian menerima H0 menolak H1. Setelah uji interaksi nilai koefisien PAD tetap benilai positif.

Artinya, PAD tetap dialokasikan untuk Belanja Modal meskipun DAK disediakan untuk mendanai Belanja Modal.

hitung < t

tabel. Dengan demikian menerima H0 menolak H1. Variabel DBH (1,501<2,012) secara parsial tidak berpengaruh terhadap Belanja Modal pada Kabupaten/Kota di Sumatera Utara dimana nilai thitung < t tabel

Variabel SiLPA (-1,449<2,012) secara parsial tidak berpengaruh terhadap Belanja Modal pada Kabupaten/Kota di Sumatera Utara dimana nilai t

. Dengan demikian menerima H0 menolak H1.

hitung < t

tabel. Dengan demikian menerima H0 menolak H1.

Luas Wilayah (1,111<2,012) secara parsial tidak berpengaruh terhadap Belanja Modal pada Kabupaten/Kota di Sumatera Utara dimana nilai thitung < t

tabel

Variabel DAK (-0,912<2,012) secara parsial tidak berpengaruh terhadap Belanja Modal pada Kabupaten/Kota di Sumatera Utara dimana nilai t

. Dengan demikian menerima H0 menolak H1.

hitung < t

tabel

Interaksi PAD dengan DAK (-0,559<2,012) secara parsial tidak berpengaruh terhadap Belanja Modal pada Kabupaten/Kota di Sumatera Utara dimana nilai t

. Dengan demikian menerima H0 menolak H1.

hitung < t tabel

Interaksi DAU dengan DAK (2,478>2,012) secara parsial berpengaruh terhadap Belanja Modal pada Kabupaten/Kota di Sumatera Utara dimana nilai t

. Dengan demikian menerima H0 menolak H1.

hitung > t tabel

Interaksi DBH dengan DAK (-1,568<2,012) secara parsial tidak berpengaruh terhadap Belanja Modal pada Kabupaten/Kota di Sumatera Utara dimana nilai t

. Dengan demikian menolak H0 menerima H1.

hitung < t tabel

Interaksi SiLPA dengan DAK (2,01<2,012) secara parsial tidak berpengaruh terhadap Belanja Modal pada Kabupaten/Kota di Sumatera Utara dimana nilai t

. Dengan demikian menerima H0 menolak H1.

hitung < t tabel

Interaksi Luas Wilayah dengan DAK (-1,568<2,012) secara parsial tidak berpengaruh terhadap Belanja Modal pada Kabupaten/Kota di Sumatera Utara dimana nilai t

. Dengan demikian menerima H0 menolak H1.

hitung < t tabel. Dengan demikian menerima H0 menolak H1.

Dalam dokumen HAPPY SEPTARIANA ZEGA /AKUNTANSI (Halaman 64-69)

Dokumen terkait