• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.5. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Hasil Uji Simultan (F)

5.5.2. Hasil Uji Parsial (t)

a. Pengaruh EPR terhadap DPR

Hasil pengujian variabel EPR terhadap kebijakan deviden menggunakan uji t, dapat disimpulkan bahwa variabel EPR berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap DPR pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2009 – 2012. Hasil pengujian menerima hipotesis. Hasil ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Gul dan Kealy (1999) yang menemukan bahwa EPR berpengaruh terhadap DPR. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perusahaan bertumbuh berhubungan secara negatif dengan DPR lebih rendah dibanding perusahaan tidak bertumbuh.

Hasil pengujian yang diperoleh bahwa EPR berpengaruh negatif dan signifikan terhadap DPR menunjukan bahwa investor yang berinvestasi pada perusahaan manufaktur lebih mengharapkan pada pertumbuhan harga saham perusahaan selain penerimaan deviden. Hal ini sesuai dengan teori kebijakan deviden yaitu teori Modgliani-Miller yang berpendapat bahwa kebijakan deviden tidak relevan karena kebijakan deviden tidak mempengaruhi nilai perusahaan ataupun biaya modal. Investor lebih tertarik pada peningkatan harga saham yang menghasilkan capital gain. Harga saham merupakan pengekspresian dari earning multipliers untuk mengevaluasi daya tarik dari saham biasa dan sebagai alat untuk menentukan apakah melakukan investasi atau tidak. Pengukuran ini disebut

dengan rasio harga dibanding laba (EPR). Dari segi pertumbuhan perusahaan, biasanya investor dihadapkan pada keputusan investasinya untuk memperoleh return di masa yang akan datang. Perusahaan yang diharapkan akan tumbuh tinggi (mempunyai prospek baik) mempunyai EPR yang tinggi, sebaliknya perusahaan yang diharapkan mempunyai pertumbuhan rendah akan mempunyai EPR yang rendah. Dari segi investor, EPR yang terlalu tinggi barangkali tidak menarik karena harga saham barangkali tidak akan naik lagi, yang berarti kemungkinan memperoleh capital gain akan lebih kecil.

b. Pengaruh CAPBVA terhadap kebijakan deviden

Hasil pengujian variabel CAPBVA terhadap DPR menggunakan uji t, dapat disimpulkan bahwa variabel CAPBVA berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap DPR pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2009– 2012. Hasil ini tidak mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Gul dan Kealy (1999) tersebut, dimana dalam penelitian ini tidak dapat membuktikan adanya pengaruh yang signifikan antara CAPBVA dengan DPR. Namun penelitian ini membuktikan bahwa CAPBVA sebagai proksi IOS memiliki hubungan negatif dengan DPR.

Hasil pengujian yang diperoleh bahwa CAPBVA berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap DPR menunjukan bahwa perusahaan yang melakukan investasi pada aktiva tetap mempunyai pengaruh terhadap penurunan kebijakan deviden perusahaan, namun pengaruhnya belum signifikan atau kecil. Hal ini disebabkan bahwa perusahaan yang ingin menambah investasi pada aset tetap lebih banyak menggunakan dana eksternal seperti penerbitan saham, penerbitan

surat utang (obligasi) dan melakukan pinjaman kepada kreditor sehingga ketersediaan laba bersih tetap terjaga dalam proporsi pembagian deviden.

c. Pengaruh VAR terhadap DPR

Hasil pengujian variabel VAR terhadap DPR menggunakan uji t, dapat disimpulkan bahwa variabel VAR berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap DPR pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2009-2012. Hasil ini tidak dapat dibandingkan dengan penelitian terdahulu karena belum ada penelitian terdahulu yang menggunakan proksi VAR. Namun penelitian ini membuktikan bahwa VAR sebagai proksi IOS memiliki hubungan negatif dengan DPR walaupun tidak signifikan.

Hasil pengujian yang diperoleh bahwa VAR berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap DPR menunjukan bahwa variasi dari pergerakan harga saham yang membentuk VAR sedikit mempengaruhi penurunan kebijakan deviden perusahaan namun pengaruhnya sangat kecil. Hal ini disebabkan oleh adanya persepsi investor yang lebih mengutamakan return saham berupa capital gain dari pada deviden. VAR terbentuk dari variansi-variansi return saham yang menggambarkan resiko individu yang dapat dideversifikasi. Semakin tinggi VAR mengindikasikan bahwa perusahaan memiliki resiko saham yang tinggi namun memiliki tingkat pengembalian (return) yang tinggi pula. Hal ini sesuai dengan paradigma investasi yang menyebutkan “hight return and hight risk”. Jika dikaitkan dengan teori kebijakan deviden tampaknya hasil penelitian ini dapat menjelaskan teori kebijakan deviden tax differential theory yang menjelaskan bahwa sebagian besar investor masih lebih suka penahanan pendapatan

perusahaan untuk investasi kedepan dari pada pembayaran deviden tunai. Pendapatan yang ditahan dalam perusahaan akan meningkatkan harga saham, tetapi peningkatan tersebut tidak dipajak hingga saham dijual.

d. Pengaruh Variabel Moderating (Struktur Modal)

Setelah pengujian hipotesis kedua dilakukan, maka dilakukan pengujian kembali menggunakan variabel moderating yakni struktur modal. Pengujian hipotesis kedua ini menggunakan uji selisih mutlak (metode residual), disimpulkan bahwa variabel struktur modal memiliki pengaruh negatif terhadap nilai absolute residual. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa variabel struktur modal merupakan variabel moderating yang memperkuat atau memperlemah hubungan antara EPR, CAPBVA dan VAR terhadap DPR perusahaan Manufaktur di BEI. Hasil penelitian ini mendukung teori struktur modal yakni trade off theory yang dipelopori oleh Myers (1977) bahwa perusahaan akan berhutang sampai pada tingkat hutang tertentu, dimana penghematan pajak dari tambahan hutang sama dengan biaya kesulitan. Artinya dengan penggunaan hutang maka ada dua manfaat yang akan diperoleh perusahaan yakni manfaat pajak dan manfaat investasi. Manfaat pajak diperoleh perusahaan sebagai akibat dari adanya hutang yang menimbulkan biaya yang dapat mengurangi Penghasilan Kena Pajak (PKP) dalam perhitungan tarif pajak badan, sedangkan manfaat investasi diperleh perusahaan karena dengan adanya hutang maka kebutuhan modal untuk investasi akan semakin bertambah.

Dalam penelitian ini ditemukan bahwa struktur modal memoderasi variabel EPR, CAPBVA, VAR terhadap kebijakan deviden. Implikasi dari hasil

penelitian ini yaitu struktur modal merupakan faktor yang diperhitungkan dalam melakukan kebijakan deviden. Hal ini dikarenakan perusahaan yang memiliki Investment opportunity set yang tinggi akan tetapi tetap dapat membagikan devidennya maka cara yang dapat ditempuh adalah mengkombinasikan sumber modal yang berasal dari dana internal (laba ditahan) dan sumber dana eksternal (hutang). Penambahan hutang tentu saja akan membantu perusahaan menyediakan sumber modal baru tanpa mengurangi laba bersih yang akan dibagikan.

BAB VI

Dokumen terkait