• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil Uji Validitas dan Reabilitas ........................................................ 7 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

C. Hasil Uji Validitas dan Reabilitas ........................................................ 7 1

Dalam penelitian kuantatif, terdapat uji validitas dan Reabilitas yang digunakan untuk mengetahui ukuran baik tidaknya suatu instrumen yang akan digunakan dalam suatu penelitian. Biasanya uji ini dilakukan pada penelitian yang menggunakan instrumen angket. Dalam penelitian ini angket yang akan di sebarkan pada responden asli terlebih dahulu di uji cobakan kepada mahasiswa lain sebanyak 30 orang. berikut adalah deskripsi dari hasil uji validitas dan reabilitas.

1. Uji Validitas dan Reabilitas Faktor Orang tua (X1)

N = 30 a = 0,05 (angka kritis r atau r tabel = 0,361) Tabel 4.5

Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Variabel X1 (Faktor Orang Tua

Pertanyaan Koefisien Korelasi Validitas

XA1 0,631 Valid XA2 0,318 Drop XA3 0,031 Drop XA4 0,736 Valid XA5 0,812 Valid XA6 0,727 Valid XA7 0,352 Drop XA8 0,414 Valid Reabilitas 0,716 Reliabel

Berdasarkan tabel tersebut, diketahui bahawa terdapat 3 butir soal drop atau diragukan sebagai alat pengumpulan data. Sehingga untuk mengetahui pengaruh faktor orang tua terhadap keputusan mahasiswa memilih jurusan pendidikan IPS digunakan 5 butir soal yang telah dinyatakan valid. Sedangkan hasil uji reabilitas untuk variabel faktor orang tua (X1) yaitu sebesar 0,716. Dinyatakan reliabel karena r11 > 0,6 atau 0,716 > 0,6.

2. Uji Validitas dan Reabilitas Faktor Teman Sebaya (X2)

Pertanyaan Koefisien Korelasi Validitas

XB1 0,685 Valid XB2 0,772 Valid XB3 0,778 Valid XB4 0,550 Valid XB5 0,511 Valid XB6 0,697 Valid Reabilitas 0,761 Reliabel

N = 30 a = 0,05 (angka kritis r atau r tabel = 0,361) Tabel 4.6

Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Variabel X2 (Faktor Teman Sebaya)

Berdasarkan tabel di atas, hasil uji validitas menunjukan bahwa dari 6 butir pertanyaan yang diujikan semua dinyatakan valid, sehingga butir pertanyaan yang digunakan dalam penelitian yaitu seluruh butir sebanyak 6 butir. Sedangkan dari hasil uji reabilitas untuk variabel X2 (faktor teman sebaya) sebesar 0,761 yang menurut kreteria uji reabilitas maka instrumen ini dinyatakan reabil karena 0,761 > 0,6.

3. Uji Validitas dan Reabilitas Faktor Gender (X3)

Pertanyaan Korelasi Validitas

XCA1 0,696 Valid

XCA2 0,756 Valid

XCA3 0,840 Valid

Reabilitas 0,809 Reliabel

N = 30 a = 0,05 (angka kritis r atau r tabel = 0,36 Tabel 4.7

Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Variabel X3 (Faktor Gender)

Berdasarkan tabel di atas menunjukan hasil uji validitas untuk variabel X3 (faktor gender) dinyatakan valid untuk semua pertanyaan. Hal ini menjadi dasar bagi penggunaan perntanyaan dalam penelitian sebanyak 3 butir untuk mewakili variabel faktor gender. Sedangkan berdasarkan hasil uji reabilitas yakni sebesar 0,809 dinyatakan reliabel karena memenuhi kriteria > 0,6.

4. Uji Validitas dan Reabilitas Faktor Kepribadian Individu (X4)

N = 30 α = 0,05 (angka kritis r atau r tabel = 0,361) Tabel 4.8

Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Variabel X4 (Faktor Kepribadian Individu )

Pertanyaan Korelasi Validitas

XD1 0,718 Valid XD2 0,183 Drop XD3 0,508 Valid XD4 0,339 Drop XD5 0,576 Valid XD6 0,645 Valid XD7 0,609 Valid XD8 0,254 Drop XD9 0,235 Drop XD10 0,510 Valid Reabilitas 0,686 Reliabel

Berdasarkan tabel diatas, menunjukan bahwa dari 10 butir pertanyaan yang diuji sebanyak 4 butir pertanyaan drop atau meragukan sedangkan 6 butir pertanyaan dinyatakan valid. Sehingga dalam penelitian ini instrumen angket yang mewakili faktor kepribadian individu sebanyak 6 butir soal. Sedangkan untuk hasil reabilitas instrumen ini sebesar 0,686, hasil tersebut > 0,6 sehingga dinyatakan instrumen yang digunakan reliabel.

5. Uji Validitas dan Reabilitas Variabel X5 (Faktor Citra Perguruan Tinggi)

N = 30 a = 0,05 (angka kritis r atau r tabel = 0,361) Tabel 4.9

Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Variabel X5 (Faktor Citra Perguruan Tinggi)

Berasarkan tabel diatas, yang diperoleh dari hasil uji validitas data menunjukan bahwa dari 8 butir pertanyaan sebanyak 8 pertanyaan atau semua pertanyaan yang diajukan dinyatakan valid. Sehingga intrumen untuk variabel faktor citra perguruan tinggi (X5) sebanyak 8 butir. Sedangkan hasil uji rebilitas pada instrumen ini yaitu sebesar 0,718, maka instrumen dinyatakan reliabel karena 0,718 > 0,6.

Pertanyaan Koefisien Korelasi Validitas

XE1 0,408 Valid XE2 0,511 Valid XE3 0,677 Valid XE4 0,570 Valid XE5 0,647 Valid XE6 0,492 Valid XE7 0,649 Valid XE8 0,401 Valid Reabilitas 0,718 Reliabel

6. Uji Validitas dan Rebilitas Variabel X6 (Faktor Prospek Lapangan Kerja)

N = 30, a = 0,05 (angka kritis r atau r tabel = 0,361) Tabel 4.10

Hasil Uji Validitas dan Rebilitas Variabel X6 (Faktor Prospek Lapangan Kerja)

Berdasarkan tabel tersebut, dari 6 pertanyaan yang di uji validitasnya sebanyak 1 pertanyaan dinyatakan drop dan 5 pertanyaan lainya dinyatakan valid. Sehingga instrumen yang digunakan dalam variabel X6 (faktor prospek kerja) sebanyak 5 pertanyaan yang telah dinyatakan valid. Sedangkan hasil dari uji reabilitas data yang telah dilakukan memiliki nilai sebesar 0,73 > 0,6 sehingga instrumen dinyatakan reliabel.

7. Uji Validitas dan Reabilitas Variabel Y (Keputusan Mahasiswa Memilih Jurusan Pendidikan IPS

Pertanyaan Koefisien Korelasi Validitas

Y1 0,535 Valid Y2 0,264 Drop Y3 0,323 Drop Y4 0,688 Valid Y5 0,703 Valid Y6 0,559 Valid Y7 0,435 Valid Y8 0,132 Drop Y9 0,203 Drop Y10 0,158 Drop

Pertanyaan Koefisien Korelasi Validitas

XF1 0,839 Valid XF2 0,600 Valid XF3 0,393 Valid XF4 0,723 Valid XF5 0,626 Valid XF6 0,351 Drop Reablitias 0,731 Reliabel

Y11 0,719 Valid

Y12 0,427 Valid

Y13 0,778 Valid

Reabilitas 0,710 Reabil

N = 30, a = 0,05 (angka kritis r atau r tabel = 0,361) Tabel 4.11

Hasil Uji Validitas dan Rebilitas Variabel X6 (Faktor Prospek Lapangan Kerja)

Berdasarkan tabel di atas, dari 13 butir pertanyaan yang diujikan validitasnya sebanyak 5 butir dinyatakan drop dan 8 butir dinyatakan valid. Sehingga instrumen variabel Y (keputusan mahasiswa memilih jurusan pendidikan IPS) yang digunakan dalam penelitian yaitu sebanyak 8 butir pertanyaan. Sedangkan hasil dari uji reabilitas yaitu sebesar 0,710 > 0,6 sehingga instrumen dinyatakan reabil.

D. Analisis Data

1. Hasil Uji Asumsi Klasik a. Hasil Uji Multikolinearitas

Dalam pengujian mulikolinearitas, sesungguhnya bertujuan untuk menguji apakah dalam regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independent). Uji ini biasanya hanya terdapat pada pengujian regresi berganda, sebuah penelitian regresi yang tergolong dalam katagori baik seharusnya tidak memiliki korelasi antar variabel independennya. Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardi zed Coefficie nts T Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Toler ance VIF 1 (Constant) 3,087 3,431 ,900 ,371

Faktor Teman Sebaya -,174 ,120 -,120 -1,449 ,151 ,935 1,069 Faktor Gender -,022 ,201 -,010 -,111 ,912 ,832 1,202 Faktor Kepribadian Individu ,657 ,117 ,495 5,629 ,000 ,833 1,200 Faktor Citra Perguruan Tinggi ,170 ,120 ,139 1,412 ,162 ,663 1,508 Faktor Prospek Lapangan Kerja ,593 ,216 ,287 2,740 ,008 ,590 1,695

a. Dependent Variable: Keputusan Mahasiswa Memilih Jurusan Pendidikan IPS

Tabel 4.12

Hasil uji mulikolinearitas melalui program SPSS

Dari tabel di atas yang menjadi tolak ukur apakah variabel bebas dalam suatu penelitian itu terjadi multikolieritas yaitu dengan melihat hasil yang terdapat pada kolom Collinearity Statistic (tolerance) dan Variance inflation factor (VIF), hasil uji multikolieritas dalam penelitian ini di gambarkan sebagai berikut:

1) Hasil multikolieritas dengan melihat tolerance

No Variabel Tolerance Keputusan

1 Faktor orang tua 0,931 Tidak terjadi Multikolieritas

2 Faktor teman sebaya 0,935 Tidak terjadiMultikolieritas

3 Faktor gender 0,832 Tidak terjadiMultikolieritas

4 Faktor kepribadian

individu

0,833 Tidak terjadi Multikolieritas

5 Faktor citra

perguruan tinggi

0,663 Tidak terjadiMultikolieritas

lapangan kerja

Tabel 4.13

Hasil uji mulikolinearitas dengan ketentuan tolerance olahan pribadi

2) Hasil multikolieritas dengan melihat VIF

No

Variabel VIF Keputusan

1 Faktor orang tua 1,075 Tidak terjadi Multikolieritas

2 Faktor teman sebaya 1,069 Tidak terjadi Multikolieritas

3 Faktor gender 1,202 Tidak terjadi Multikolieritas

4 Faktor kepribadian

individu

1,200 Tidak terjadi Multikolieritas

5 Faktor citra perguruan tinggi

1,508 Tidak terjadi Multikolieritas

6 Faktor prospek lapangan kerja

1,695 Tidak terjadi Multikolieritas

Tabel 4.14

Hasil uji mulikolinearitas dengan ketentuan VIF olahan pribadi

Berdasarkan tabel, dapat disimpulkan bahwa variabel bebas dalam penelitian ini tidak terjadi Multiolieritas sesuai dengan ketentuan berikut:

Cara Ketentuan Keputusan

Tolerance Tolerance > 0,10 Tidak terjadi multikolieritas Tolerance < 0,10 Terjadi multikolieritas VIF VIF < 10,00 Tidak terjadi multikolieritas

VIF > 10,00 Terjadi multikolieritas

Tabel 4.15

b. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedisitas yaitu uji menenai sama atau tidaknya varians dari residual dari observasi yang satu dengan observasi yang lain. Jika residualnya mempunyai varians yang sama disebut terjadi Homosedastisitas dan jika variansnya tidak sama atau berbeda disebut terjadi Heteroskedastisitas.

Dasar analisis :

a. Homoskedasitas terjadi pada scatterplot titik-titik hasil pengolahan data ZPRED dan SRESID menyebar di bawah maupun di atas titik orgin (angka 0) pada sumbu Y dan tidak mempunyai pola yang teratur.

b. Heteroskedaksitas terjadi jika pada scatterplot titik-titiknya mempunyai pola yang teratur baik menyempit, melebar maupun bergelombang-gelombang.

Grafik 4.5

Dari grafik di atas, menunujukkan bahwa titik-titik data menyebar secara acak atau tida teratur di bawah maupun di atas titik orgin (angka 0) pada sumbu Y sehingga dapat disimpulkan bahwa pada penelitian ini data yang digunakan tidak terjadi heterokedastisitas melainkan homoskedastisitas. Hal ini berarti data termasuk dalam katagori baik dalam penelitian regresi, karena penelitian regresi yang baik tidak terjadi heterosdistisitas.

c. Hasil Uji Normalitas

Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah variabel X1, X2, X3,X4,X5,X6 dan Y yang diteliti memiliki distribusi normal atau tidak normal. Uji normalitas distribusi data dalam penelitian ini menggunakan Kolmogorov-Simirnov dengan alat bantu SPSS 20 for windows. Ketentuan dalam perhitungan normalitas ini adalah apabila taraf > 0,05 maka data tersebut normal, begitu pun sebaliknya apabila taraf signifikan > 0,05 maka data tersebut tidak normal. Dapat pula dilihat dari hasil p-plot dan histogram. Data yang dapat digunakan yaitu data yang bersifat normal atau mendekati normal.

Grafik 4.6

Berdasarkan tampilan grafik hasil uji normalitas P-Plot yaitu terlihat bahwa titik-titik menyebar disekitar garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Hal ini mengambarkan kesimpulan bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini normal. Sedangkan pada grafik histogram memberikan pola distribusi yang mendekati normal.

Grafik 4.7

Hasil Residu Standar menggunakan Histogram

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa grafik histogram menunjukan model regresi layak diapaki karena asumsi normalitas.

d. Hasil Uji Autokorelasi

Uji autokolerali yakni uji yang dilakukan dalam persamaan regresi. Dalam penelitian seharusnya tidak terdapat autokorelasi agar persamaan layak dipakai atau digunakan prediksi. Dalam penelitian ini mencari hasil autokorelasional dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-Waston (DW). Tujuannya yaitu untuk

menguji apakah dalam model regresi linier kesalahan pengangu pada periode t dengan kesalahan periode t1 sebelumnya.

Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 ,705a ,496 ,458 2,616 2,276 a. Predictors: (Constant), Faktor Prospek Lapangan Kerja, Faktor Orang Tua , Faktor Teman Sebaya , Faktor Gender , Faktor Kepribadian Individu , Faktor Citra Perguruan Tinggi

b. Dependent Variable: Keputusan Mahasiswa Memilih Jurusan Pendidikan IPS

Tabel 4.16 Hasil Uji Autokorelasi

Dari hasil uji autokorelasi yang dilaukan dengan menggunakan program SPSS, yang menjadi tolak ukur data tersbut terdapat autokorelasi atau tidak, dapat di analisis dari kolom Durbin-Waston yang memiliki nilai sebesar 2,276, guna dapat memperoleh keputusan nilai Durbin Waston harus lebih besar dari 2 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi pada data penelitian ini karena 2,276 > 2.

2. Uji Hipotesis Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menguji hipotesis penelitian dengan tekni analisis regresi berganda menggunakan software SPSS 20. Uji regresi berganda ini dilakukan untuk menjawab hipotesis penelitian yang telah di ajukan.

a. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Hasil uji koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel:

Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

Change Statistics Durbin-Watson R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change 1 ,705a ,496 ,458 2,616 ,496 12,814 6 78 ,000 2,276 a. Predictors: (Constant), Faktor Pekerjaan di Masa Depan , Faktor Orang tua , Faktor Teman sebaya , Faktor gender, Faktor Kepribadian , Faktor Citra Perguruan Tinggi

b. Dependent Variable: Keputusan Memilih Jurusan P.IPS

Tabel 4.17

Hasil uji koefisien Detrminasi (R2) pada peneleitian regresi berganda

Dari tabel tersebut diketahui bahwa hasil adjusted R Square adalah 0,496 atau 49,6%. Hal ini menunjukan bahwa keputusan mahasiswa dalam memilih jurusan pendidikan IPS dapat dijelaskan oleh variabel faktor orang tua, teman sebaya, gender, kepribadian individu, citra perguruan tinggi dan prospek lapangan kerja sebesar 49,6%, sedangkan sisanya 50,4% (100%-49,6%) dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

b. Hasil Uji Signifikansi Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t) Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standar dized Coefficie nts T Sig. B Std. Error Beta (Constant) 3,087 3,431 ,900 ,371

Faktor Orang tua -,092 ,124 -,062 -,742 ,461 Faktor Teman sebaya -,174 ,120 -,120 -1,449 ,151 Faktor gender -,022 ,201 -,010 -,111 ,912 Faktor Kepribadian ,657 ,117 ,495 5,629 ,000

Faktor Citra Perguruan

Tinggi ,170 ,120 ,139 1,412 ,162

Faktor Pekerjaan di Masa

Depan ,593 ,216 ,287 2,740 ,008

a. Dependent Variable: Keputusan Memilih Jurusan P.IPS

Tabel 4.18

Hasil Uji t melalui program SPSS

Bagian ini mengambarkan persamaan regresi untuk mengetahui angka konstan uji hipotesis signifikansi koefisien regresi :

Y= 3,087 – 0,092 X1 – 0,174 X2 – 0,022 X3 + 0,657X4 + 0,170X5 +0,593X6

Dimana :

Y = Jumlah prediksi faktor X1 = faktor orang tua X2 = faktor teman sebaya X3 = faktor gender

X4 = faktor kepribadian individu X5 = faktor citra perguruan tinggi X6 = faktor prospek lapangan kerja

Pada persamaan di atas menunjukan nilai konstanta sebesar 3,087. Hal ini menjelaskan bahwa jika variabel faktor orang tua, teman sabaya, gender, kepribadian individu, citra perguruan tinggi, dan prospek lapangan kerja terhadap keputusan mahasiswa dianggap konstan, maka keputusan mahasiswa memilih jurusan pendidikan IPS akan konstan sebesar 3,087 satuan.

Koefisien regresi pada variabel faktor orang tua sebesar -0,092 hal ini berarti jika variabel faktor orang tua bertambah satu satuan maka variabel keputusan mahasiswa memilih jurusan pendidikan IPS bertambah sebesar -0,092 satuan.

Koefisien regresi pada variabel faktor teman sebaya sebesar -0,174 hal ini berarti bahwa jika variabel faktor teman sebaya bertambah satu satuan maka variabel keputusan mahasiswa memilih jurusan pendidikan IPS bertambah sebesar -0,174 satuan. Koefisien regresi pada variabel gender sebesar -0,022 hal ini berarti bahwa jika variaebel faktor gender bertambah satu satuan maka variabel keputusan mahasiswa memilih jurusan pendidikan IPS bertambah sebesar -0,022 satuan.

Koefisien regresi pada variabel kepribadian individu sebesar 0,657 hal ini berarti bahwa jika variabel faktor kepribaidan individu bertambah satu satuan maka variabel keputusan mahasiswa memilih jurusan pendidikan IPS bertambah sebesar 0,657 satuan.

Koefisien regersi pada variabel citra perguruan tinggi sebesar -0,170 hal ini berarti bahwa jika variabel faktor citra perguruan tinggi bertambah satu satuan maka variabel keputusan mahasiswa memilih jurusan pendidikan IPS bertambah sebesar -0,657 satuan.

Koefisien regresi pada variabel prospek lapangan kerja sebesar 0,593 hal ini berarti jika variabel faktor prospek lapangan kerja bertambah satu satuan maka variabel keputusan mahasiswa dalam memilih jurusan pendidikan IPS bertambah sebesar 0,593 satuan.

Kemudian Uji t dilakukan untuk menganalisis lebih lanjut, variabel mana diantara variabel independen yang berpengaruh terhadap keputusan mahasiswa dalam memilih Jurusan Pendidikan IPS dengan membandingkan nilai thitung dengan ttabel taraf signifikansi (yaitu 0,05) Variabel faktor orang tua (X1) memiliki nilai sig sebesar 0,641 , variabel faktor teman sebaya (X2) memiliki nilai sig sebesar 0,151, variabel faktor gender (X3) memiliki nilai

0,000 , variabel citra perguruan tinggi (X5) memiliki sig 0,162,dan variabel prospek lapangan kerja memiliki nilai sig 0,008.

Berdasarkan nilai sig pada setiap variabel independen tersebut dapat di gambarkan bahwa:

a. Hasil pengujian hipotesis menunjukan H0 diterima maka faktor orang tua tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap keputusan mahasiswa dalam memilih jurusan pendidikan IPS. b. Hasil pengujian hipotesis menunjukan H0 diterima maka faktor

teman sebaya tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap keputusan mahasiswa dalam memilih jurusan pendidikan IPS. c. Hasil pengujian hipotesis menunjukan H0 diterima maka faktor

gender tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap keputusan mahaiswa dalam memilih jurusan pendidikan IPS. d. Hasil pengujian hipotesis menunjukan H0 ditolak maka faktor

kepribadian individu mempunyai pengaruh signifikan terhadap keputusan mahasiswa dalam memilih jurusan pendidikan IPS. e. Hasil pengujian hipotesis menunjukan H0 diterima maka faktor

citra perguruan tinggi tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap keputusan mahasiswa dalam memilih jurusan pendidikan IPS.

f. Hasil pengujian hipotesis menunjukan H0 di tolak maka fator prospek lapangan kerja memiliki pengaruh signifikan terhadap keputusan mahasiswa dalam memilih jurusan pendidikan IPS. Berdasarkan hasil uji hipotesis tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor kepribadian individu dan prospek lapangan kerja memiliki pengaruh signifikan terhadap keputusan mahasiswa dalam memilih jurusan pendidikan IPS di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sedangan faktor orang tua, teman sebaya, gender, dan citra perguruan tinggi tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap keputusan

mahasiswa dalam memilih jurusan pendidikan IPS di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

c. Uji Signifikansi Koefisien Regresi Secara Menyeluruh (Uji F)

ANOVAa Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. Regression 526,082 6 87,680 12,814 ,000b Residual 533,730 78 6,843 Total 1059,812 84

a. Dependent Variable: Keputusan Memilih Jurusan P.IPS b. Predictors: (Constant), Faktor Pekerjaan di Masa Depan , Faktor Orang tua , Faktor Teman sebaya , Faktor gender, Faktor Kepribadian , Faktor Citra Perguruan Tinggi

Tabel 4.19

Hasil Uji F melalui program SPSS

Pada tabel tersebut, menunjukan hasil uji F yang terdapat dalam kolom F yaitu sebesar 12,814 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena nilai probabilitas 0,000 < 0,05 dapat dikatakan bahwa model regresi berganda dapat digunakan untuk memprediksi keputusan mahasiswa memilih jurusan pendidikan IPS di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang di pengaruhi oleh faktor orang, faktor teman sebaya, faktor gender, faktor kepribadian individu, faktor citra perguruan tinggi dan faktor prospek lapangan kerja.

E. Hasil Wawancara

Dalam penelitian ini, selain data di peroleh melalui penyebaran angket namun data juga diperoleh melalui hasil wawancara peneliti dengan responden. Hal ini guna memperdalam temuan-temuan yang tidak bisa di ungkap hanya dengan penyebaran angket. Wawancara di lakukan

kepada mahasiswa sebanyak 3 orang dengan menggunkan tenik wawancara semi terstruktur. Berikut adalah hasil wawancara yaiu

Pada pertanyaan mengenai alasan memilih jurusan pendidikan IPS yang diajukan, responden menjawab bahwa memilih jurusan pendidikan IPS merupakan kelanjutan dari jurusan yang diambil saat masih dibangku SMA, “Alasan masuk jurusan IPS itu karena sebernya kontinue yah dari jurusan yang di SMA di SMA juga jurusannya IPS” ada pula yang mengatakan bahwa karena di kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tidak memiliki jurusan pendidikan Geografi akhirnya memilih IPS yang sudah pasti dalam pembelajarannya tetap bisa mempelajari mata pelajaran Geografi. sedangkan responden yang berlatar belakang dari jurusan IPA memilih jurusan pendidikan IPS sebagai pilihan terakhir dalam ujian masuk perguruan tinggi namun karena telah dinyatakan lulus pada jurusan tersebut akhirnya kini kuliah jurusan pendidikan IPS.

Pertanyaan tentang dorongan orang tua dalam pemilihan jurusan pendiidkan IPS, seluruh responden menjawab bahwa tidak ada dorongan dari pihak orang tua untuk memilih jurusan. Meskipun mereka diberi kebebasan dalam menentukan jurusan di perguruan tinggi namun orang tua dari dua responden mengarahkan untuk memilih fakultas keguruan.

“Gak sih yang penting disuruhnya pokoknya mamah setujunya klo cewek itu guru mau jurusan apa pun terserah gitu.”

Pertanyaan berikutnya tentang dorongan teman sebaya dalam memilih jurusan pendidikan IPS, seluruh responden menjawab tidak ada dorongan teman yang menganjurkan untuk memilih jurusan pendidikan IPS, sebaliknya mereka mendorong pada jurusan yang lain. “Gak ada sih pada dorongnya di akuntansi aku kan sebenernya IPS pilhan kedua terus yang pilihan pertama akuntansi eh malah yang keterima IPS yaudahlah.”

Selanjutnya saat ditanya tentang kesesuaian jurusan pendidikan IPS yang dipilihnya dengan minat gender, responden menjawab sesuai

dengan minat gender mereka. “Menurut saya sih bicara tentang sesuai atau gaknya saat ini sesuai karena saya juga ternyata setelah saya kuliah di jurusan ini saya bisa ngajar privat juga, ya gitu yang tadinya masih galau sama jurusan ini lanjut apa gak jadi sekarang udah oh ternyata ini hikmahnya dari jurusan ini.”

Pada pertanyaan tentang minat, responden di tanya kesesuaian jurusan yang telah di pilihanya dengan minat dan bakat, seluruh responden untuk saat ini merasa pilihan mereka memilih jurusan pendidikan IPS sesuai dengan minat dan bakat mereka. “Kalo secara bakat dan minat, kalo bakat bisa di asah juga ya jadi seorang guru sebernya saya punya cita-cita jadi psikolog tapi yah psikolog sama guru kan juga punya relasi punya keterkaitan kita ngajar anak-anak kita juga bisa mahamin karakter anak-anak didik kita nantinya itu terapan psikologi juga. Sesuai dengan minat karena bisa belajar psikologi juga”

Selanjutnya pada pertanyaan mengenai citra kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menurut padangan para responden citra kampus UIN cukup baik dimata mereka, hal ini karena UIN meruapkan salah satu Universitas Negeri, bayak guru-guru mereka lulusan UIN dan kuliah di

UIN cukup terjangkau. “Eh citra uin yang saya dapet banyak informasi dari luar sebelum masuk sini yah, UIN itu dari guru-guru saya juga kebanyakan dari lulusan uin, katanya uin bagus agamanya juga dia ada yang paling penting itu biayanya terjangkau.”

Pertnyaan berikutnya tentang prospek lapangan pekerjaan bagi lulusan UIN jurusan pendidikan IPS menurut responden prospek pekerjaan bagi lulusan pendidikan IPS cukup besar karena selain bisa menjadi guru bisa juga bekerja disektor lainnya seperti di lembaga sosial. responden lainnya mengatakan bahwa prospeknya baik terutama guru geografi. kalo misalnya guru katanya kalo geografi itu lagi di cari makanya nanti saya pilih geografi.”

Berdasarkan hasil wawancara tersebut maka peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Orang tua tidak memaksakan kehendak kepada sebagian besar mahasiswa dalam menentukan jurusan di perguruan tinggi, meskipun begitu orang tua memiliki peran yang sangat penting karena memberi pengaruh serta memberi alternatif pilihan untuk kuliah keguruan apa pun jurusannya. Hal ini didasrkan pada alasan-alasan yang cukup rasional yakni orang tua menggap kini profesi guru adalah profesi yang menjanjikan sejalan dengan beberapa kebijakan yang dibuat pemerintah tentang kesejahteraan guru.

2. Teman sebaya merupakan sebuah lingkungan yang sangat dekat keberadaanya terlebih pada anak berusia remaja-menuju dewasa, seperti calon mahasiswa atau mahasiswa. Namun keberdannya tidak sampai memberi pengaruh kepada keputusan mahasiswa memilih jurusan karena sebagian besar jawaban responden mengatakan bahwa mereka memilih jurusan bukan karena ikut-ikutan dengan pilihan teman namun atas kemauannya sendiri.

3. Menentukan jurusan di tingkat perguruan tinggi adalah awal melihat bidang pekerjaan yang akan digeluti nantinya, selalu ada kecendrungan-kecendrungan tertentu untuk memilih jurusan sesuai dengan kebutuhan ketertarikan gendernya. Sebagian besar mahasiswa

Dokumen terkait