• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI

4. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ...................................................... 2 5

a. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) terdiri dari beberapa item diantaranya yaitu:36

1) Perwujudan dari suatu pendekatan interdisipliner dari pelajaran ilmu-ilmu sosial.

2) Integrasi dari berbagai cabang ilmu sosial meliputi: sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi, ilmu politik, dan psikologi sosial.

3) Menyampaikan permasalahan sehari-hari masyarakat

sekeliling.

4) IPS bukan ilmu sosial walaupun bidang perhatiannya sama yaitu hubungan timbal balik antara manusia.

5) IPS hanya terdapat pada program pengajaran di sekolah 6) IPS merupakan penyederhanaan Ilmu sosial untuk pengajaran.

Berdasarkan berberapa point yang telah dipaparkan secara terperinci, dapat di pahami bahwa hakikat sebenarnya dalam kajian ilmu IPS yaitu ilmu yang terdiri dari berbagai disiplin ilmu-ilmu sosial yang terintegrasi menjadi satu kelengkapan, diantaranya sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi, ilmu politik, dan psikologi sosial. Istilah IPS sendiri digunakan untuk kepentingan pengajaran dengan menyederhanakan berbagai disiplin ilmu tersebut. Hal ini dilakukan sebagai salah satu upaya membekali pelajar dalam memahami konsep serta mampu mengaplikasikan dalam kehidupan sosial bermasyarakat pada tingkat lembaga pendidikan.

36

Iwan Purwanto Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (ciputat:2014) h. 25

b. Definisi Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Dalam memudahkan pemahaman terhadap IPS perlu dikemukkan terlebih dahulu pengertian social studies (IPS) dari beberapa ilmuan Amerika Serikat diantaranya yaitu:37

1) Artur G. Binning and David H.Binning (1982), kedua pakar ini mengemukkan bahwa, studi sosial adalah mata pelajaran yang berhubungan langsung dengan perkembangan dan organisasi masyarakat manusia dan manusia sebagai anggota dari kelompok sosial.

2) Edgar B. Wesley (1980), berbeda dengan kedua tokoh sebelumnya Edgar mengemukakan bahwa, studi sosial adalah ilmu-ilmu sosial yang disederhanakan untuk tujuan pengajaran di sekolah.

3) Willian B. Ragam (1982), mengatakan bahwa program studi sosial mencerminkan bahan-bahan dari berbagai ilmu sosial, tetapi ia juga mempergunakan bahan-bahan dari masyarakat setempat.

4) John Jarolimek (1967) menyatakan bahwa studi sosial merupakan bagian dari kurikulum pendidikan dasar yang materi pelajarannya terdiri dari ilmu-ilmu sosial seperti Sejarah, Geografi, Ekonomi Antropologi, Sosiologi, Politik, Psikologi sosial bahkan termasuk ilmu Filsafat.

Gambar 2.2 Jarolimek Social Studies

37 Ibid., h.28 Geography History Social Psychology Philosophy SOCIAL STUDIES economic Political seince Antrophology sociology

a) Geography

Geografi berasal dari bahasa yunani, yaitu geo yang berarti bumi dan graphien yang berarti lukisan atau tulisan.38 Secara lengkap dapat di artikan sebagai ilmu yang mempelajari permukaan bumi dan bagaimana manusia mempengaruhi serta dipengaruhi oleh lingkungan fisiknya.39

b) History

Istilah sejarah bersal dari bahasa arab, yakni kata syajaratun (syajarah), yang memiliki arti pohon kayu. Pengertian pohon kayu di sini adalah adanya suatu kejadian, perkembangan atau pertumbuhan tentang sesuatu hal (peristiwa) dalam suatu kesinambungan (kontinuitas). Pengertian sejarah yang dipahami sekarang ini dari alih bahasa inggris, yakni history yang bersumber dari bahasa yunani kuno historia (dibaca historia) yang berarti belajar dengan cara bertanya-tanya. Kata historia diartikan sebagai telaahan mengenai gejala-gelaja (terutama hal ihwal manusia).40 Secara sederhana sejarah diartikan sebagai ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa masa lalu yang mempengaruhi hidup manusia.

c) Social psychology

Mempelajari prilaku individu-individu kelompok-kelompok kecil individu.41 Dalam hal ini ilmu yang mempelajari tentang berbagai gejala dan bentuk tingkah laku manusia kaitannya dengan interaksi bersama kelompok.

d) Philosophy

Menurut Poedjawijatna kata filsafat berasal dari bahasa yunanui yaitu philosophia, kata majemuk yang yang terdiri atas

38

Dadang Supardan, Pengantar Ilmu Sosial,( Jakarta: PT. Bumi Aksara : 2008), h.227 39

Sapriya,Susilawati, dan Sadjaruddin Nurdin. Op.cit h.12 40

Dadang Supardan, op.cit h. 287 41

philo dan sophia. Philo artinya cinta dalam arti yang luas, yaitu ingin, dan karena itu lalu berusaha yang diinginkan itu, sophia artinya kebijakan yang artinya pandai, pengertian yang mendalam. Jika di gabungkan maka philosophy dapat diartikan ingin mencapai pandai, cinta pada kebijakan. 42

Philosophy atau filsafat dapat diartikan yaitu ilmu yang berusaha mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu berdasarkan pikiran atau rasio.43 Jadi dapat dikatakan bahwa ilmu filsafat adalah ilmu yang mempelajari berbagai hal hingga ke akar-akarnya (mendalam).

e) Sosiology

Secara terminologi sosiologi berasal dari bahasa yunani,

yakni kata socius dan logos. Socius yang kawan,

berkawan,ataupun bermasyarakat. Sedangkan logos berarti ilmu atau dapat juga berbicara tentang sesuatu. Dengan demikian, secara harfiah istilah sosiologi dapat diartikan ilmu tentang masyarakat.44 Jadi segala sesuatu yang terjadi dalam masyarakat dapat dikaji melalui ilmu sosiologi.

f) Antropology

Istilah antropologi berasal yunani, asal kata anthropos berarti manusia, dan logos berarti ilmu. Dengan demikian, secara harfiah antropologi berarti ilmu tentang manusia. Para ahli

antropologi (antorpolog) sering mengemukakan bahwa

antropologi merupakan studi tentang umat manusia yang berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan perilakunya, dan untuk memperoleh pengertian ataupun pemahaman yang lengkap tentang keanekaragaman manusia. 45

42

Ahmad Tafsir, Filsafat Umum Akal dan Hati Sejak Thales Samapai Capra. (Bandung : Rosdakarya 2012, cet.19) h. 9

43

http://rifkaputrika.wordpress.com/2013/03/29/iad/

44

Dadang Supardan, op.cit h. 69 45

g) Political scince

Istilah politik (politics) sering dikaitkan dengan bermacam-macam kegiatan dalam sistem politik ataupun negara yang menyangkut proses penentuan tujuan sampai dalam melaksanakan tujuan tersebut.46 Misalnya dalam hal bagaimana seseorang dapat menjadi presiden.

h) Economic

Istilah ekonomi berasal dari bahasa Yunani, yaitu oikosnomos atau oikonomia yang artinya menajemen urusan rumah tangga, khususnya penyediaan dan administrasi pendapatan.47 Jadi ilmu ekonomi memfokuskan diri pada kajian yang membahas tentang bagaimana manusia dapat menggunakan berbagai sumber guna pemenuhan kebutuhan hidupnya.

Setelah dipaparkan tentang definisi pendidikan IPS menurut para tokoh pendidikan di negara asal perkembangannya yaitu Amerika Serikat, maka berikut adalah definisi pendidikan IPS yang dikemukakan oleh para pakar ilmuan sosial di Indonesia, diantaranya yaitu :48

1) Nasution, (1975) merumuskan bahwa IPS adalah sutu program pendidikan yang merupakan suatu keseluruhan, pada intinya program yang menitikberatkan pada persoalan manusia dalam lingkungan alam fisik, maupun dalam lingkungan sosial yang bahanya diambil dari berbagai ilmu-ilmu sosial seperti: geografi, sejarah, ekonomi, antropologi, sosiologi, politik dan psikologi sosial.

2) Nu’man Sumantri dan kawan-kawan (1973) merumuskan bahwa, IPS sebgai bahan pelajaran ilmu-ilmu sosial yang disederhanakan untuk tujuan pendidikan di tingkat SD, SLP, SLTA.

46 Ibid., h.492 47 Ibid., h.366 48

3) A. Kosasi Djahiri (1983) merumuskan bahwa IPS adalah merupakan ilmu pengetahuan yang memasukan sejumlah konsep pilihan dari cabang ilmu sosial dan ilmu lainnya serta kemudian diolah berdasarkan prinsip-prinsip pendidikan dan didaktik untuk dijadikan program pengajaran pada tingkat persekolahan.

Berdasarkan dari kedua versi tentang definisi kajian IPS, terlihat bahwa sebenarnya antara definisi yang dikemukakan oleh pakar Amerika tidak jauh berbeda dari definisi yang dikemukakan oleh pakar dari Indonesia. Bahwa IPS merupakan kumpulan disiplin ilmu-ilmu sosial yang terdiri dari sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi, ilmu politik, dan psikologi sosial yang digunakan untuk tujuan proses pembelajaran dalam dunia pendidikan, dengan penggabungan tersebut konsep ilmu –ilmu sosial lebih disederhanakan sesuai dengan tingkat pemahaman siswa dalam berbagai jenjang lembaga pendidikan yang ada.

Kehidupan manusia dalam agama Islam, dianjurkan tidak hanya berhubungan dengan Allah SWT, namun juga berhubungan dengan sesama manusia. Hal ini menunjukan bahwa manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan satu dengan lainnya. dalam surat Al-Maidah ayat 2 :

ئ عش ا حت َ ا آ ي لا ي ي

َ ئَقْلا َ ْ ْلا َ ا حْلا ْ شلا َ َ

َ ۚ ا د طْص ف ْ تْ ح ا إ ۚ ا ا ْض ْ ب ْ اَْضف غتْبي ا حْلا تْيبْلا ي آ

جْس ْلا ع ْ ك ص ْ ْ ق ش ْ ك ْجي

بْلا ع ا عت ۘ ا تْعت ْ ا حْلا

قعْلا ي ش َ إ ۖ َ ا قتا ۚ ا ْ عْلا ْث ْْا ع ا عت َ ۖ ٰ ْقتلا

“Wahai orang- orang yang beriman ! janganlah kamu melanggar syi`ar- syiar kesucian Allah, dan janganlah (melanggar kehormatan) bulan- bulan haram, jangan (mengganggu) had-yu (hewan-hewan

kurban) dan Qalaid (Hewan-hewan kurban yang diberi tanda) dan jangan (pula) mengganggu orang- orang yang mengunjungi Baitulharam, mereka mencari karunia dan keridaan Tuhannya. Tetapi apabila kamu telah menyelesaikan ihram, maka bolehlah kamu berburu. Janganlah sampai kebencian(mu) kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang- halangimu berbuat melmpaui batas (kepada mereka). Dan tolong- menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan takwa, dan jangan tolong- menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sungguh Allah amat berat siksa-Nya.(2)” 49

Berdasarkan ayat tersebut dapat dipahami bahwa, setiap manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial. Dalam kehidupan manusia tidak dapat hanya bergantung pada dirinya sendiri namun membutuhkan orang lain. Mempelajari bagaimana manusia berinteraksi dan dapat bersosialisasi dalam lingkup masyarakat dapat dipelajari sejak dini. Salah satu upaya memberikan persiapan serta pengetahuan dalam kehidupan bermasyarakat, bagaiamana cara-cara manusia memenuhi kebutuhan hidup serta keunikan yang dimiliki manusia berdasarkan letak geografisnya yakni melalui pembelajaran sosial atau yang lebih dikenal dengan ilmu pengetahuan sosial.

c. Sejarah Lahirnya IPS

Istilah Ilmu Pengetahuan Social (IPS) sebenarnya bukanlah suatu disiplin ilmu, namun istilah ini merupakan terjemahan dari studi sosial (social studies) yang mulai diterapkan dalam dunia pendidikan dasar dan menengah di Amerika Serikat sejak 1915.50 Jadi pada dasarnya pencetus lahirnya istilah Ilmu Pengetahuan sosial di

49

Syaamil Al-Qur’an dan terjemahan, (Bandung: PT Syaamil Cipta Media)

50

Indonesia adalah hasil adaptasi dari konsep sosial studies yang telah dikembangkan lebih dulu di Amerika AS.

Pada saat itu para ahli pendidikan di Amerika Serikat berkesimpulan bahwa pengajaran Ilmu-ilmu sosial yang diajarkan secara terpisah dalam bentuk disiplin ilmu seperti: sejarah, geografi, ekonomi, dan lain-lain tidak akan mampu membekali para subjek didik untuk dapat mengenal dan mengerti masalah sosial yang ada disekitarnya. Dengan demikian diperkenalkanlah social studies yang diharapkan dapat mengatasi kekurangan tersebut.51 Studi pengembangan IPS pun terus berjalan hingga akhirnya Indonesia mengadopsi dengan beberapa modifikasi sesuai dengan kondisi sosial dan budaya yang ada.

Perkembangan bidang studi IPS yang di adopsi dari Amerika kemudian diterapkan dalam kurikulum di lembaga pendidikan Indonesia.52 konsep ini telah melewati modifikasi dan penyesuaian sehingga dalam penerapannya diarahkan mampu memberi gambaran kehidupan bermasyarakat dan melatih prilaku sosial bagi warga negara sejak duduk dibangku pendidikan formal.

Pengajaran IPS di Indonesia diterapkan oleh ibu Prof Dr. Soepartina Pakasi pada SD, PPSP, IKIP Malang pada tahun 1969. Kemudian pada tahun 1971 IPS dimasukkan dalam buku induk Depdikbud. Mulai menjadi perhatian dan juga telah ramai diperbincangkan dalam rencana pembahruan kurikulum sekolah di Indonesia sekitar tahun 1972. Hingga Pada akhirnya tahun 1974 bidang studi IPS resmi di cantumkan dalam kurikulum, dan tahun 1975 diberlakukanya kurikulum bidang studi IPS pada lembaga pendidikan tingkat SD, SMP, SMU. Pelaksanaannya dilakukan secara

51

Ibid., 52

bertahap dimulai pada tahun 1976. Jadi Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di Indonesia kelahirannya bersamaan dengan lahirnya kurikulum 1975.53 Namun pengertian IPS di tingkat persekolahan itu sendiri mempunyai perbedaan makna khususnya antara IPS untuk Sekolah Dasar (SD) dengan IPS untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan IPS untuk Sekolah Menengah Atas (SMA). Pengertian IPS di persekolahan tersebut ada yang berarti program pengajaran, ada yang berarti mata pelajaran yang berdiri sendiri, ada yang diidentifikasi dari perbedaan pendekatan yang diterapkan pada masing-masing jenjang persekolahan tersebut. 54

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini berubah semakin cepat. Namun perkembangan pendidikan yang diterapkan oleh sekolah belum cukup menjangkau laju perkembangan yang ada. Sekolah sebagai lembaga pendidikan kini sudah mulai terlihat beberapa perbaikan-perbaikan guna menunjang pencapaian tujuan pendidikan nasional, meskipun nyatanya pencapaian keberhasilan hanya berorientasi pada nilai sebagai bentuk prestasi dan kurang memperhatikan kesiapan mental serta penerapan nilai-nilai sosial dalam kaitannya prilaku dengan sesama manusia lain.55 Maka demi menyeimbangkan antara kemampuan akademik siswa dan keterampilan sosial dengan mempelajari studi IPS tidak hanya dapat membuka wawasan konseptual saja namun sebagai basis penanaman nilai-nilai moral yang dimulai dari berbagai tingkat lembaga pendidikan.

Seiring dengan penetapan mata pelajaran IPS dalam kurikulum di Indonesia, maka pemenuhan akan guru pendidikan IPS merupakan sebuah kebutuhan guna mengisi posisi tenaga pengajar di berbagai

53

Ibid., h. 27 54

Sapriya, Susilawati dan Sadjaruddin Nurdin . Konsep Dasar IPS (Bandung: UPI Press,2006) h. 3

55

tingkat persekolahan. Ada berbagai lembaga pendidikan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan bagi calon guru atau mahasiswa jurusan pendidikan IPS yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. Salah satunya jurusan pendidikan IPS di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang memiliki program-program dalam mengoptimalkan segala potensi yang dimiliki untuk memberikan sumbangsih terbaik bagi kemajuan bangsa melalui lulusan yang unggul, kompetitif, profesional dan berwawasan keislaman, kemanusian dan ke-Indonesian dalam bidang pendidikan IPS.56

Pada awal perkembangannya Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan hanya memiliki tiga jurusan, yaitu jurusan Pendidikan Guru Agama, Jurusan Pendidikan Guru Bahasa Arab, dan Jurusan Khusus (Imam Tentara). Namun dalam perjalananya Fakultas Ilmu

Tarbiyah mengalami kemajuan dengan pengembangan dan

pengurangan berbagai jurusan.

Salah satunya pendidikan IPS yang dibuka pada tahun 1986 mengalami kemunduran dikarenakan lulusannya tidak terangkat sebagai PNS di lingkungan Departemen Agama untuk penugasan di Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah serta masalah administratif. karena ada kebutuhan mendesak di lapangan maka jurusan-jurusan dikembangkan lagi pada dekade 1990 yaitu ketika IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta berubah menjadi Universitas Islam Negeri pada tahun 2002, berdasarkan Keppres No.31 tahun 2002, selain nama fakultas diubah menjadi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) dengan 8 prodi pendidikan diantaranya yaitu,57

56

Profil Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, 2014, (http://pips.fitk-uinjkt.ac.id/profil/sejarah-fakultas.html)

57

Pedoman Akademik Program Strata Satu Tahun 2013/2014 UIN Syarif Hidyatullah Jakrta. h. 48

a. Jurusan Pendidikan Agama Islam b. Jurusan Pendidikan Bahasa Arab c. Jurusan Bahasa Inggris

d. Jurusan Pendidikan Matematika

e. Jurusan Pendidikan IPA, dengan tiga program studi: 1) Program Studi Pendidikan Biologi

2) Program Studi Pendidikan Fisika 3) Program Studi Pendidikan Kimia

f. Jurusan Kependidikan Islam, dengan dua program studi : 1) Program Studi Manajemen Pendidikan

2) Program Studi Pendidikan Guru Madrasah

Ibtidaiyah

g. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia h. Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Pendidikan IPS merupakan pengembangan calon guru mata pelajaran IPS, saat ini Guru merupakan suatu profesi yang dalam memenuhi unsur keprofesionalitasan maka seorang guru harus memenuhi kompetensi dan kualifikasi sebagai seorang guru profesional.

Profesi meniliki arti yaitu suatu bidang pekerjaan yang ingin atau akan ditekuni oleh seseorang. Profesi juga diartikan sebagai suatu jabatan atau pekerjaan tertentu yang mensyaratkan pengetahuan dan keterampilan khusus yang diperoleh dari pendidikan akademis yang intensif.58 Itu artinya sebagai calon guru IPS yang profesional sudah seharusnya mengikuti pendidikan di tingkat perguruan tinggi guna melengkapi kualifikasi syarat profesional. Karena segala sesuatu harus dengan ahlinya, begitu pun

58

Kunandar,Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan sukses dalam sertifikasi (Jakarta:Rajawali Pers, 2007), h. 45

seorang guru haruslah orang yang memiliki keahlian sebagai guru, sehingga dapat pengoptimalkan seluruh pengetahuannya.

Hal ini dijelaskan kembali melalui, UU No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen kualifikasi akademik utama yakni kompetensi pedagogis, komptensi profesional, komptensi kepribadian, dan kompetensi sosial. kualifikasi dapat diperoleh melalui aktivitas akademik di buktikan dengan ijazah atau sertifikat yang dimiliki setelah yang bersangkutan menyelesaikan studi pada jenjang pendidikan tertentu.59

Berdasarkan Undang-undang tersebut maka salah satu bukti bahwa seorang guru profesional adalah dengan memenuhi standar perofesi dengan mengenyam pendidikan hingga tingkat perguruan tinggi serta memiliki kompetensi yang diharuskan.

Dokumen terkait