• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

B. Hasil Penelitian

2. Hasil utama penelitian

Pada bagian ini peneliti akan menjelaskan bagaimana pengaruh antara iklim organisasi dan kepuasan kerja terhadap intensi turnover, gambaran iklim organisasi, gambaran kepuasan kerja dan gambaran intensi turnover guru. Peneliti menggunakan teknik regresi linier berganda untuk mengetahui pengaruh antara iklim organisasi dan kepuasan kerja terhadap intensi turnover.

a. Pengaruh Iklim Organisasi dan Kepuasan Kerja Terhadap Intensi

Turnover

Berikut ini adalah hasil perhitungan regresi linier berganda antara iklim organisasi dan kepuasan kerja terhadap intensi turnover.

Tabel 20 Correlations

turnover iklim kepuasan

Pearson Correlation Turnover 1.000 -.462 -.478

Iklim -.462 1.000 .884

Kepuasan -.478 .884 1.000

Sig. (1-tailed) Turnover . .000 .000

Iklim .000 . .000

Kepuasan .000 .000 .

N Turnover 112 112 112

Iklim 112 112 112

Kepuasan 112 112 112

Berdasarkan tabel data di atas, menerangkan bahwa koefesien korelasi antara iklim organisasi dengan intensi turnover adalah sebesar -0,462 dengan nilai sangat signifikan 0,000 dimana tersebut lebih kecil dari 0,05 (p<0,05) dan memiliki arah negatif sedangkan nilai koefesien korelasi antara kepuasan kerja dengan intensi turnover adalah -0,478 dengan nilai sangat signifikan 0,000 dimana nilai tersebul lebih kecil dari 0,05(p<0,05) dan memiliki arah negatif. Dengan demikian, ada hubungan negatif yang signifikan antara iklim organisasi dan kepuasan kerja terhadap intensi turnover.

Adapun persentase sumbangan iklim organisasi dan kepuasan kerja terhadap intensi turnover dapat dilihat pada tabel 21 berikut :

Tabel 21 Model Summary Mod el R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Change Statistics Durbin- Watson R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change 1 .485a .235 .221 9.70153 .235 16.778 2 109 .000 1.991 a. Predictors: (Constant), kepuasan, iklim

b. Dependent Variable: turnover

Berdasarkan tabel di atas diperoleh angka R2 (R Square) sebesar 0,235 atau (23,5%). Hal ini menunjukkan bahwa persentase sumbangan pengaruh iklim organisasi dan kepuasan kerja terhadap intensi turnover sebesar 23,5%. Atau variasi variabel iklim organisasi dan kepuasan kerja mampu menjelaskan sebesar 23,5% intensi turnover. Sedangkan sisanya sebesar 76,5% dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.

Untuk mengetahui apakah variabel iklim organisasi dan kepuasan kerja secara bersama-sama (serempak) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel intensi turnover dapat dilihat dari hasil output analisis regresi nilai F seperti pada tabel 22 berikut ini.

Tabel 22 Hasil Uji F ANOVA

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 3158.374 2 1579.187 16.778 .000a

Residual 10259.055 109 94.120

Total 13417.429 111

a. Predictors: (Constant), kepuasan, iklim b. Dependent Variable: turnover

Berdasarkan tabel 22 diketahui nilai F hitung sebesar 16.778 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena signifikansi 0,000 jauh lebih kecil dari 0,05 dan diperoleh F hitung sebesar 16.778 lebih besar dari F tabel pada tingkat kepercayaan 95 %, alpha = 0,05 adalah 3,09. Maka disimpulkan secara bersama- sama (serempak) variabel iklim organisasi (X1) dan kepuasan kerja (X2) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap intensi turnover karyawan. Dapat disimpulkan dari penjelasan diatas bahwa hipotesis dalam penelitian ini diterima. Artinya iklim organisasi dan kepuasan kerja mempunyai pengaruh negatif yang signifikan terhadap intensi turnover guru.

Untuk mengetahui variabel yang paling mempengaruhi terhadap intensi turnover, maka selanjutnya dilakukan analisis regresi stepwise. Dari hasil analisis regresi stepwise didapat variabel kepuasan kerja yang paling mempengaruhi intensi turnover. Berikut hasil pengolahan data dengan menggunakan analisis regresi stepwise. Tabel 23. Coefficients Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 103.774 7.542 13.760 .000 kepuasan -.317 .056 -.478 -5.704 .000

a. Dependent Variable: turnover

Berdasarkan Tabel 23 diketahui nilai t hitung terhadap kepuasan kerja sebesar -5.704 dengan signifikansi t sebesar 0,000. Karena t hitung lebih besar dari t tabel (-5.704>1,96) atau signifikansi t lebih kecil dari 5% (0,000<0,05), maka variabel kepuasan kerja yang memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap variabel

intensi turnover. Untuk melihat besar sumbangan variabel kepuasan kerja terhadap intensi turnover dapat dilihat pada tabel 24 berikut :

Tabel 24 Model Summaryb Mo del R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Change Statistics Durbin- Watson R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change 1 .478a .228 .221 9.70208 .228 32.541 1 110 .000 1.985 a. Predictors: (Constant), kepuasan

b. Dependent Variable: turnover

Berdasarkan tabel 24 diatas diperoleh nilai R Squere sebesar 0.228. Hal ini menunjukkan bahwa persentase sumbangan kepuasan kerja terhadap intensi turnover sebesar 22,8%.

b. Gambaran Skor Variabel Intensi Turnover

Gambaran variabel intensi turnover dilihat dari nilai mean, minimum dan maksimum pada partisipan yang mengisi skala. Nilai mean partisipan sebesar 61,0714 (SD=10.99444) dengan nilai minimum 36 dan nilai maksimum 95. Hasil tersebut terangkum dalam tabel 25

Tabel 25

Gambaran Umum Skor Intensi Turnover

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Turnover 112 36.00 95.00 61.0714 10.99444

Valid N (listwise)

112

Untuk memberikan makna atau interpretasi terhadap mean skor yang telah diperoleh, digunakan suatu norma kategorisasi sebagai acuan dalam

pengelompokan mean skor partisipan untuk menentukan tingkat kesiapan berubah partisipan.

Kategorisasi skor intensi turnover dapat diperoleh melalui uji signifikansi perbedaan antara mean skor empirik dan mean hipotetik. Skala intensi turnover terdiri dari 25 item dengan lima pilihan jawaban yang bergerak dari 1 sampai 5. Dari skala intensi turnover yang diisi subjek, maka diperoleh mean hipotetik sebesar 75 dengan standar deviasi sebesar 17. Sementara mean empirik yang diperoleh sebesar 61.0714 dengan standar deviasi sebesar 10.99444. Perbandingan antara mean hipotetik dan mean empirik dapat dilihat pada tabel 26 berikut :

Tabel 26

Gambaran Skor Hipotetik dan Skor Empirik Variabel Intensi Turnover

Hipotetik Empirik

Min Max Std.

Deviasi

Mean Min Max Std. Deviasi Mean

25 125 17 75 36 95 10.99444 61.014

Perbandingan mean empirik (X) dan mean hipotetik (µ) dari variabel kesiapan berubah menunjukkan X (61.014) < µ (75), maka dapat disimpulkan bahwa intensi turnover subjek penelitian lebih rendah daripada rata-rata tingkat intensi turnover pada populasi umumnya.

Berdasarkan tabel di atas maka diperoleh kategorisasi kesiapan berubah seperti terlihat pada tabel 27 berikut :

Tabel 27

Kategorisasi Data Hipotetik Intensi Turnover

Variabel Rentang Nilai Kategori Frekuensi Persentase Intensi Turnover X < 58 Rendah 39 35% 58  X < 92 Sedang 72 64% X  92 Tinggi 1 1% Total 112 100%

Dari tabel 27, dapat dilihat bahwa subjek yang memiliki intensi turnover yang tinggi sebanyak 1 orang (1%), subjek yang memiliki intensi turnover sedang sebanyak 72 orang (64%), dan subjek yang memiliki intensi turnover rendah sebanyak 39 orang (35%).

c. Gambaran Skor Variabel Iklim Organisasi

Gambaran variabel iklim organisasi dilihat dari nilai mean, minimum dan maksimum pada partisipan yang mengisi skala. Nilai mean partisipan sebesar 162.8036 (SD=25.15961) dengan nilai minimum 99 dan nilai maksimum 202. Hasil tersebut terangkum dalam tabel 28.

Tabel 28

Gambaran Umum Skor Iklim Organisasi Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std. Deviation Iklim 112 99.00 202.00 162.8036 25.15961 Valid N (listwise) 112

Untuk memberikan makna atau interpretasi terhadap mean skor yang telah diperoleh, digunakan suatu norma kategorisasi sebagai acuan dalam pengelompokan mean skor partisipan untuk menentukan tingkat iklim organisasi yang dirasakan partisipan.

Kategorisasi skor iklim organisasi dapat diperoleh melalui uji signifikansi perbedaan antara mean skor empirik dan mean hipotetik. Skala iklim organisasi terdiri dari 45 item dengan lima pilihan jawaban yang bergerak dari 1 sampai 5.

sebesar 135 dengan standar deviasi sebesar 30. Sementara mean empirik yang diperoleh sebesar 162.8036 dengan standar deviasi sebesar 25.15961. Perbandingan antara mean hipotetik dan mean empirik dapat dilihat pada tabel 29 berikut :

Tabel 29

Gambaran Skor Hipotetik dan Skor Empirik Variabel Iklim Organisasi

Hipotetik Empirik

Min Max Std.

Deviasi

Mean Min Max Std.

Deviasi

Mean

45 225 30 135 99 202 25.15961 162.8036

Perbandingan mean empirik (X) dan mean hipotetik (µ) dari variabel iklim organisasi menunjukkan X(162.8036) >µ (135), maka dapat disimpulkan bahwa tingkat iklim organisasi pada subjek penelitian lebih positif daripada rata-rata tingkat iklim organisasi pada populasi umumnya.

Berdasarkan tabel di atas maka diperoleh kategorisasi iklim organisasi seperti terlihat pada tabel 30

Tabel 30

Kategorisasi Data Hipotetik Iklim Organisasi

Variabel Rentang Nilai Kategori Frekuensi Persentase Iklim

Organisasi

X < 135 Negatif 23 21%

X>135 Positif 89 79%

Total 112 100%

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa subjek yang mempersepsikan iklim organisasi secara positif sebanyak 89 orang (79%), sedangkan subjek yang mempersepsikan iklim organisasi secara negatif sebanyak sebanyak 23 orang (21%).

d. Gambaran Skor Kepuasan Kerja

Gambaran variabel kepuasan kerja dilihat dari nilai mean, minimum dan maksimum pada partisipan yang mengisi skala. Nilai mean partisipan sebesar 134.7232 (SD=16.57318) dengan nilai minimum 79 dan nilai maksimum 169. Hasil tersebut terangkum dalam tabel 31

Tabel 31

Gambaran Umum Skor Kepuasan Kerja Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std. Deviation kepuasan 112 79.00 169.00 134.7232 16.57318 Valid N (listwise) 112

Untuk memberikan makna atau interpretasi terhadap mean skor yang telah diperoleh, digunakan suatu norma kategorisasi sebagai acuan dalam pengelompokan mean skor partisipan untuk menentukan tingkat kepuasan kerja partisipan.

Kategorisasi skor kepuasan kerja apat diperoleh melalui uji signifikansi perbedaan antara mean skor empirik dan mean hipotetik. Skala kepuasan kerja terdiri dari 37 item dengan lima pilihan jawaban yang bergerak dari 1 sampai 5. Dari skala kepuasan kerja yang diisi subjek, maka diperoleh mean hipotetik sebesar 111 dengan standar deviasi sebesar 24.7 Sementara mean empirik yang diperoleh sebesar 134.7232 dengan standar deviasi sebesar 16.57318 Perbandingan antara mean hipotetik dan mean empirik dapat dilihat pada tabel 32 berikut :

Tabel 32

Gambaran Skor Hipotetik dan Skor Empirik Variabel Kepuasan Kerja

Hipotetik Empirik

Min Max Std.

Deviasi

Mean Min Max Std.

Deviasi

Mean

37 185 24.7 111 79 169 16.57318 134.7232

Perbandingan mean empirik (X) dan mean hipotetik (µ) dari variabel kepuasan kerja menunjukkan X (134.7232) > µ (111), maka dapat disimpulkan bahwa tingkat kepuasan kerja pada subjek penelitian lebih tinggi daripada rata- rata tingkat kepuasan kerja pada populasi umumnya.

Berdasarkan tabel di atas maka diperoleh kategorisasi kepuasan kerja seperti terlihat pada tabel 33

Tabel 33

Kategorisasi Data Hipotetik Kepuasan Kerja

Variabel Rentang Nilai Kategori Frekuensi Persentase Kepuasan Kerja X < 86,3 Rendah 2 2% 86,3  X < 135,7 Sedang 53 47% X  135,7 Tinggi 57 51% Total 112 100%

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa subjek yang memiliki kepuasan kerja yang tinggi sebanyak 57 orang (51%), subjek yang memiliki kepuasan kerja sedang sebanyak 53 orang (47%), dan subjek yang memiliki kepuasan kerja rendah sebanyak 2 orang (2%).

Dokumen terkait