• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Iklim Organisasi dan Kepuasan Kerja Terhadap Intensi Turnover Guru Yayasan Hajjah Rachmah Nasution

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Iklim Organisasi dan Kepuasan Kerja Terhadap Intensi Turnover Guru Yayasan Hajjah Rachmah Nasution"

Copied!
100
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH IKLIM ORGANISASI DAN KEPUASAN

KERJA TERHADAP INTENSI

TURNOVER

GURU

YAYASAN HAJJAH RACHMAH NASUTION

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Psikologi Profesi Program Pendidikan Magister Psikologi Profesi

Universitas Sumatera Utara

Oleh :

Karlina Yunisa

117029002

PROGRAM PENDIDIKAN MAGISTER PSIKOLOGI PROFESI

FAKULTAS PSIKOLOGI

(2)

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa

tesis saya yang berjudul “Pengaruh Iklim Organisasi dan Kepuasan Kerja

Terhadap Intensi Turnover Guru Yayasan Hajjah Rachmah Nasution” merupakan

hasil karya saya sendiri dan belum pernah diajukan ke perguruan tinggi manapun,

sebagai syarat untuk memperoleh gelar Magister Psikologi Profesi Kekhususan

Psikologi Industri dan Organisasi di Universitas Sumatera Utara.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan tesis ini yang saya kutip dari hasil

karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma,

kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Jika terdapat hal-hal yang tidak sesuai dengan pernyataan ini maka saya bersedia

menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Medan, 03 Oktober 2013

Yang menyatakan,

Karlina Yunisa

(3)

PERSEMBAHAN

Pada kesempatan ini, secara khusus penulis ingin mengucapkan

rasa syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan

rahmat-Nya

karena telah memberikan ilmu dan kesehatan.

Penulis juga haturkan rasa hormat,rasa cinta dan kasih sayang untuk

suamiku Ruzan Siswayudha S.T, Ayah dan Ende, terimakasih karena

kasih sayang dan cinta kasih yang diberikan selalu dapat aku rasakan

dalam setiap aliran darah, detak jantung dan hela nafas.

(4)

MOTTO

Orang berilmu dan beradab tidak akan diam dikampung halaman,

tinggalkan negeri mu dan merantaulah ke negeri orang. Merantaulah,

kau akan dapatkan pengganti dari kerabat dan kawan. Berleha-lehalah,

manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang

.

(5)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirohim...

Alhamdulillah, segala puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat beriring salam tercurah kepada

penjunjung alam Nabi Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan

Tesis yang berjudul ”Pengaruh Iklim Organisasi dan Kepuasan Kerja

Terhadap Intensi Turnover Guru Yayasan X” yang dibuat untuk memenuhi

syarat gelar sarjana S-2 pada program Magister Psikologi Profesi Universitas

Sumatera Utara.

Dalam penyelesaian laporan ini penulis banyak menerima bantuan, baik

berupa dorongan, semangat, maupun sumbangan pikiran dari berbagai pihak.

Untuk itu, dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih

kepada :

1. Suami ku Ruzan Siswayudha, ST, Kedua Orangtuaku tersayang

Ayahanda Ir. H. Wan Abubakar Hasan dan Ibunda Ir. Hj. T. Rosmawaty

M.Si, Mertuaku Brigjend.Pol (Anumerta) Drs.Sjahrul Zainal dan Hj.

Nurzannah atas bantuan moriil dan materil yang telah diberikan.

2. Ibu Dr. Emmy Mariatin, PhD, M.A, Psikolog selaku pembimbing satu

yang telah bersedia meluangkan waktu ditengah kesibukannya untuk

memberikan bimbingan, bantuan bahan dalam penyelesaian tesis dan

selalu mensupport penulis. Terimakasih atas bimbingan yang ibu

(6)

3. Bapak Ferry Novliadi, M.Si, selaku pembimbing dua yang selalu

memberikan waktu luangnya untuk penulis disamping kesibukannya

serta memberikan bimbingan dan mengarahkan penulis sehingga karya

ini dapat terselesaikan.

4. Segenap dosen Fakultas Psikologi Profesi khususnya Psikologi Industri

dan Organisasi yang telah menjadi fasilitator untuk mendidik dan

membimbing penulis dalam proses perkuliahan. Terimakasih banyak.

5. Pembina beserta seluruh pihak Yayasan Hajjah Rachmah Nasution atas

pemberian izin dan bantuannya selama penelitian ini berlangsung dan

seluruh guru yang telah bersedia menjadi responden dalam penelitian

ini.

6. Kakak dan adik-adikku tersayang, Kakanda Kartika Syahrani, S.T dan

adiknda Wan Rahmad Maulana S.E, Wan Maulana Akbar, Wan

M.Anwar Fadli beserta adik iparku Ilsa Mart Friza S.H dan Fahruzan

Haris Fadila S.H. Terimakasih telah memberikan warna tersendiri

dalam hidupku, kalian adalah kebahagiaan dan anugrah terindah hidup

ini... I Love u so much....

7. Semua pihak yang telah banyak membantu yang tidak dapat penulis

sebutkan satu persatu.

Semoga bantuan, dorongan, keikhlasan dan kebaikan hati yang telah

diberikan mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT, Amin. Penulis

berharap tesis ini dapat dikembangkan lagi sebagai dasar oleh para peneliti ke

depan dalam bidang penelitian psikologi khususnya psikologi industri dan

(7)

kurang sempurna. Oleh sebab itu, penulis mohon maaf atas semua kekurangan

dalam tesis ini dan menerima dengan senang hati segala bentuk kritik maupun

saran yang membangun.

Wassalamm…,

Medan, Agustus 2013

KARLINA YUNISA

(8)

DAFTAR ISI

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penulisan ... 9

E. Sistematika Penulisan ... 9

BAB II LANDASAN TEORI ... 11

A. Intensi Turnover ... 11

1. Teori intensi ... 11

2. Definisi intensi turnover ... 12

3. Aspek-aspek intensi turnover ... 14

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi intensi turnover ... 16

B. Iklim Organisasi ... 17

1. Definisi iklim organisasi ... 17

2. Aspek-aspek iklim organisasi ... 19

3. Dampak-dampak iklim organisasi... 20

C. Kepuasan Kerja ... 21

1. Definisi kepuasan kerja ... 21

2. Aspek-aspek kepuasan kerja ... 23

3. Dampak-dampak kepuasan kerja ... 24

4. Ciri-ciri karyawan yang memiliki kepuasan kerja yang tinggi ... 25

(9)

E. Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Intensi Turnover Karyawan ... 27

F. Hipotesis Penelitian ... 28

BAB III METODE PENELITIAN... 29

A. Identifikasi Variabel Penelitian ... 29

B. Definisi Operasional ... 29

C.Populasi dan Sampel Penelitian... 34

D. Metode Pengumpulan Data ... 35

E. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur ... 39

F. Teknik Analisis Data... 41

G. Uji Coba Alat Ukur ... 44

H. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 48

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN ... 50

A. Gambaran Umum Subjek Penelitian ... 50

1. Gambaran subjek berdasarkan usia ... 50

2. Gambaran subjek berdasarkan jenis kelamin ... 51

3. Gambaran subjek berdasarkan tingkat pendidikan ... 51

4. Gambaran subjek berdasarkan masa bekerja ... 52

5. Gambaran subjek berdasarkan tempat mengajar... 53

B. Hasil Penelitian ... 54

1. Uji asumsi klasik ... 54

a. Pengaruh iklim organisasi dan kepuasan kerja terhadap intensi turnover ... 58

b. Gambaran skor variabel intensi turnover ... 62

c. Gambaran skor variabel iklim organisasi ... 64

d. Gambaran skor kepuasan kerja ... 66

(10)

BAB V Kesimpulan dan Saran ... 73

A. Kesimpulan ... 73

B. Saran ... 74

DAFTAR PUSTAKA

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Definisi Operasional Aspek Intensi Turnover ... 30

Tabel 2 Definisi Operasional Aspek Iklim Organisasi ... 31

Tabel 3 Definisi Operasional Aspek Kepuasan Kerja... 33

Tabel 4 Distribusi Item Skala Intensi Turnover ... 37

Tabel 10 Penyebaran Subjek Berdasarkan Usia... 50

Tabel 11 Penyebaran Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin ... 51

Tabel 12 Penyebaran Subjek Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 51

Tabel 13 Penyebaran Subjek Berdasarkan Masa Bekerja ... 52

Tabel 14 Penyebaran Subjek Berdasarkan Tempat Mengajar ... 53

Tabel 15 Hasil Uji Normalitas ... 54

Tabel 16 Hasil Uji Linearitas ... 55

Tabel 17 Hasil Uji Multikolinieritas ... 56

Tabel 18 Uji Heteroskedastisitas ... 57

Tabel 19 Hasil Uji Autokorelasi ... 58

Tabel 20 Hasil Uji Korelasi... 59

Tabel 21 Persentase Sumbangan Iklim Organisasi dan Kepuasan Kerja terhadap Intensi Turnover ... 60

Tabel 22 Hasil Uji Serempak ... 60

Tabel 23 Varibel Dominan terhadap Intensi Turnover ... 61

Tabel 24 Persentase Sumbangan Kepuasan Kerja terhadap Intensi Turnover ... 62

Tabel 25 Gambaran Umum Skor Intensi Turnover... 62

Tabel 26 Gambaran Skor Hipotetik dan Skor Empirik Variabel Intensi Turnover .. 63

Tabel 27 Kategorisasi Data Hipotetik Intensi Turnover ... 63

(12)

Tabel 29 Gambaran Skor Hipotetik dan Skor Empirik Variabel Iklim Organisasi .. 65

Tabel 30 Kategorisasi Data Hipotetik Iklim Organisasi ... 65

Tabel 31 Gambaran Umum Skor Kepuasan Kerja ... 66

Tabel 32 Gambaran Skor Hipotetik dan Skor Empirik Variabel Kepuasan Kerja ... 67

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A

1. Skala Intensi Turnover

2. Skala Iklim Organisasi

3. Skala Kepuasan Kerja

LAMPIRAN B

1. Validitas dan Reliabilitas Aitem Variabel Intensi Turnover

2. Validitas dan Reliabilitas Aitem Variabel Iklim Organisasi

3. Validitas dan Reliabiltas Aitem Variabel Kepuasan Kerja

LAMPIRAN C

1. Gambaran Umum Subjek Penelitian

2. Hasil Korelasi Variabel Penelitian

3. Kontribusi Variabel Penelitian

a. Kontribusi Iklim Organisasi dan Kepuasan Kerja terhadap Intensi

Turnover

b. Kontribusi Kepuasan Kerja terhadap Intensi Turnover

LAMPIRAN D

1. Data Mentah Variabel Intensi Turnover

2. Data Mentah Variabel Iklim Organisasi

(14)

Pengaruh Iklim Organisasi dan Kepuasan Kerja Terhadap Intensi Turnover Guru Yayasan Hajjah Rachmah Nasution

Karlina Yunisa, Emmy Mariatin, Ferry Novliadi

ABSTRAK

Mempertahankan karyawan dengan kinerja yang berkualitas adalah salah satu strategi organisasi agar dapat lebih berkembang. Karyawan merupakan salah satu aset penting bagi organisasi. Tingginya tingkat turnover karyawan dapat menciptakan ketidakstabilan pada kondisi kerja yang akan menyebabkan organisasi menjadi tidak berjalan dengan efektif dan efisien. Ketika intensi turnover karyawan pada organisasi tinggi, iklim organisasi dan kepuasan kerja menjadi elemen penting untuk mengurangi intensi

turnover. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh iklim organisasi dan kepuasan kerja terhadap intensi turnover guru Yayasan Hajjah Rachmah Nasution. Pengukuran iklim organisasi menggunakan skala iklim organisasi, pengukuran kepuasan kerja menggunakan skala kepuasan kerja dan pengukuran intensi turnover menggunakan skala intensi turnover. Dalam penelitian ini melibatkan 112 guru. Hasil penelitian secara serempak menunjukkan bahwa iklim organisasi dan kepuasan kerja memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap intensi turnover guru. Iklim organisasi dan kepuasan kerja berperan terhadap intensi turnover guru (R2 = 0.235, p<0.01). Artinya iklim organisasi dan kepuasan kerja memberikan sumbangan sebesar 23,5% terhadap intensi

turnover guru pada Yayasan Hajjah Rachmah Nasution. Selanjutnya, berdasarkan analisis regresi stepwise, diketahui bahwa kepuasan kerja yang paling memberikan kontribusi terhadap intensi turnover. Kepuasan kerja memberikan sumbangan terhadap intensi

turnover guru Yayasan Hajjah Rachmah Nasution sebesar 22,8% (R2 = 0.228, p<0.01).

(15)

The Influence of Organizational Climate and Job Satisfaction toward Turnover Intention Among Teachers in Yayasan Hajjah Rachmah Nasution

Karlina Yunisa, Emmy Mariatin, Ferry Novliadi

ABSTRACT

Maintaining employees with qualified performance is one of the organization’s

strategy for improvement. Employees are one of important asset for organization. The

higher of employee’s turnover may create instability on work condition that caused organization’s ineffective and inefficient. When turnover intention become high,

organizational climate and job satisfaction become important element to reduce turnover intention.This study was conducted to investigate the influence of organizational climate and job satisfaction toward turnover intention of among teachers in Yayasan Hajjah Rachmah Nasution. Organizational climate was measured by using organizational climate scale. Job satisfaction was measured by using job satisfaction scale and turnover intention was measured by using turnover intention scale. There were 112 teachers involved in this study. The main results showed that organizational climate and job satisfaction gave negative contribution toward turnover intention among teachers. Organization climate and job satisfaction contributed to turnover intention among teachers (R2 = 0.235, p<0.01) which means organizational climate and job satisfaction contributed 23,5% to turnover intention among teachers in Yayasan Hajjah Rachmah Nasution. Furthermore, by using regression stepwise, job satisfaction gave the higher influence toward turnover intention among teachers in Yayasan Hajjah Rachmah Nasution (R2 = 0.228, p<0.01).

(16)

Pengaruh Iklim Organisasi dan Kepuasan Kerja Terhadap Intensi Turnover Guru Yayasan Hajjah Rachmah Nasution

Karlina Yunisa, Emmy Mariatin, Ferry Novliadi

ABSTRAK

Mempertahankan karyawan dengan kinerja yang berkualitas adalah salah satu strategi organisasi agar dapat lebih berkembang. Karyawan merupakan salah satu aset penting bagi organisasi. Tingginya tingkat turnover karyawan dapat menciptakan ketidakstabilan pada kondisi kerja yang akan menyebabkan organisasi menjadi tidak berjalan dengan efektif dan efisien. Ketika intensi turnover karyawan pada organisasi tinggi, iklim organisasi dan kepuasan kerja menjadi elemen penting untuk mengurangi intensi

turnover. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh iklim organisasi dan kepuasan kerja terhadap intensi turnover guru Yayasan Hajjah Rachmah Nasution. Pengukuran iklim organisasi menggunakan skala iklim organisasi, pengukuran kepuasan kerja menggunakan skala kepuasan kerja dan pengukuran intensi turnover menggunakan skala intensi turnover. Dalam penelitian ini melibatkan 112 guru. Hasil penelitian secara serempak menunjukkan bahwa iklim organisasi dan kepuasan kerja memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap intensi turnover guru. Iklim organisasi dan kepuasan kerja berperan terhadap intensi turnover guru (R2 = 0.235, p<0.01). Artinya iklim organisasi dan kepuasan kerja memberikan sumbangan sebesar 23,5% terhadap intensi

turnover guru pada Yayasan Hajjah Rachmah Nasution. Selanjutnya, berdasarkan analisis regresi stepwise, diketahui bahwa kepuasan kerja yang paling memberikan kontribusi terhadap intensi turnover. Kepuasan kerja memberikan sumbangan terhadap intensi

turnover guru Yayasan Hajjah Rachmah Nasution sebesar 22,8% (R2 = 0.228, p<0.01).

(17)

The Influence of Organizational Climate and Job Satisfaction toward Turnover Intention Among Teachers in Yayasan Hajjah Rachmah Nasution

Karlina Yunisa, Emmy Mariatin, Ferry Novliadi

ABSTRACT

Maintaining employees with qualified performance is one of the organization’s

strategy for improvement. Employees are one of important asset for organization. The

higher of employee’s turnover may create instability on work condition that caused organization’s ineffective and inefficient. When turnover intention become high,

organizational climate and job satisfaction become important element to reduce turnover intention.This study was conducted to investigate the influence of organizational climate and job satisfaction toward turnover intention of among teachers in Yayasan Hajjah Rachmah Nasution. Organizational climate was measured by using organizational climate scale. Job satisfaction was measured by using job satisfaction scale and turnover intention was measured by using turnover intention scale. There were 112 teachers involved in this study. The main results showed that organizational climate and job satisfaction gave negative contribution toward turnover intention among teachers. Organization climate and job satisfaction contributed to turnover intention among teachers (R2 = 0.235, p<0.01) which means organizational climate and job satisfaction contributed 23,5% to turnover intention among teachers in Yayasan Hajjah Rachmah Nasution. Furthermore, by using regression stepwise, job satisfaction gave the higher influence toward turnover intention among teachers in Yayasan Hajjah Rachmah Nasution (R2 = 0.228, p<0.01).

(18)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Perilaku organisasi merupakan suatu bidang ilmu mengenai bagaimana

perilaku manusia dapat mempengaruhi kinerja organisasi. Perilaku-perilaku

tersebut dapat merupakan perilaku individual dan kelompok. Perilaku organisasi

merupakan bagian penting dari organisasi karena organisasi memerlukan sumber

daya manusia untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. (Robbins, 2003).

Menurut Cascio (2006) tanpa manusia, organisasi tidak dapat hidup karena

organisasi diatur oleh manusia. oleh karena itu pengelolaan sumber daya manusia

merupakan hal yang penting. Sumber daya manusia yang dimiliki haruslah

berkualitas agar dapat menghasilkan kinerja yang optimal sehingga organisasi

dapat bertahan dalam persaingan.

Kinerja karyawan yang berkualitas sangat erat hubungannya dalam membantu

organisasi mewujudkan visi dan misi organisasi. Oleh sebab itu mempertahankan

karyawan dengan kinerja yang berkualitas adalah salah satu strategi organisasi

agar dapat lebih berkembang karena karyawan merupakan salah satu aset penting

bagi organisasi. Namun, jika intensi tingkat keluar masuk karyawan tinggi atau

yang lebih dikenal dengan istilah turnover tinggi, maka akan memberi dampak

negatif bagi suatu organisasi. Hal ini dikarenakan organisasi akan mencari

karyawan baru yang tentunya akan membutuhkan banyak waktu dan biaya. Begitu

juga bagi karyawan baru yang ada didalam organisasi, mereka membutuhkan

(19)

turnover dapat menciptakan ketidakstabilan pada kondisi kerja yang akan

menyebabkan organisasi menjadi tidak berjalan dengan efektif dan efisien

(Wibowo, 2003).

Pada awalnya turnover ini dapat terjadi karena adanya intensi. Intensi

merupakan niat seseorang untuk melakukan perilaku tertentu dan perilaku ini erat

kaitannya dengan pengetahuan (belief) tentang suatu hal, sikap (attitude) terhadap

hal tersebut, dan perilaku itu sendiri sebagai wujud nyata dari niatnya. Intensi

merupakan prediktor tunggal terbaik bagi perilaku yang akan dilakukan

seseorang, maka intensi turnover merupakan prediktor terbaik terhadap gejala

atau perilaku turnover (Sakuntala, 2012)

Dalam beberapa kasus, turnover memang diperlukan oleh organisasi terutama

terhadap karyawan dengan kinerja rendah didalam organisasi. Namun tingkat

intensi turnover tersebut harus diupayakan agar tidak terlalu tinggi, sehingga

organisasi masih memiliki kesempatan untuk memperoleh manfaat atau

keuntungan yang lebih besar atas peningkatan kinerja dari karyawan baru

dibandingkan dengan biaya rekrutmen yang dikeluarkan organisasi (Toly, 2001).

Tingginya tingkat turnover pada organisasi akan semakin banyak menimbulkan

berbagai potensi biaya, baik biaya pelatihan yang sudah diinvestasikan pada

karyawan, tingkat kinerja yang mesti dikorbankan, maupun biaya rekrutmen dan

pelatihan yang harus diberikan kepada karyawan baru dalam organisasi (Suwandi

& Indriantoro, 1999).

Menurut Mobley (1982), intensi tingginya turnover dapat dikurangi oleh

beberapa hal seperti usaha perekrutan yang lebih baik, kompensasi,

(20)

jadwal kerja yang jelas dan kondisi kerja yang sehat dapat mengurangi intensi

turnover. Selain itu, membangun tim yang solid, sentralisasi, komunikasi

organisasi, komitmen organisasi dan jam kerja yang fleksibel juga dapat

mengurangi intensi turnover.

Lam, Low & Chan (2002) mengemukakan biasanya sebagian besar organisasi

mampu merekrut karyawan yang berbakat dan bermotivasi tinggi namun kesulitan

untuk mempertahankan karyawan untuk memajukan suatu organisasi. Tingginya

perputaran karyawan atau turnover ini mempengaruhi kualitas produk dan jasa.

Secara teori turnover didefinisikan sebagai pemberhentian individu dalam

suatu organisasi baik pemberhentian tersebut berasal dari kemauan individu

sendiri ataupun berasal dari organisasi. (Mobley, 1982)

Menurut kajian yang dilakukan oleh Almutairi, Muradi & Idrus (2010)

ditemukan bahwa banyak faktor yang menyebabkan intensi turnover yaitu

ketidakpuasan kerja, beban kerja, tunjangan karyawan, kurangnya rasa saling

menghormati, kurangnya rasa profesionalisme, rendahnya gaji, tingkat

pendidikan, citra publik, perselisihan keluarga, nilai-nilai budaya, jam kerja,

adanya perasaan dilema dan takut atau khawatir tidak menikah dan administrasi

yang buruk.

Lebih lanjut, Mobley (1982) mengatakan bahwa aspek organisasi juga dapat

mempengaruhi intensi turnover karyawan. Tipe organisasi, kategorisasi kerja

dalam organisasi, ukuran unit kerja, konten pekerjaan dalam organisasi, gaya

kepemimpinan serta variabel organisasi lainnya seperti iklim organisasi dan

komunikasi juga turut mempengaruhi intensi turnover karyawan. Oleh karena itu,

(21)

Iklim organisasi menurut Schneider (2000), merupakan deskripsi dari hal yang

terjadi kepada karyawan dalam suatu organisasi. Lebih lanjut, Scheineder

menjelaskan iklim organisasi ini merupakan persepsi karyawan terhadap

kebijakan organisasi, praktik, prosedur, interaksi dan perilaku yang menunjang

kreatifitas, inovasi, keselamatan, atau jasa dalam organisasi. Oleh sebab itu, iklim

organisasi adalah konsep sikap dan perasaan karyawan terhadap organisasi

Brown dan Leigh (1996) mengatakan bahwa iklim organisasi menjadi sangat

penting karena organisasi yang dapat menciptakan lingkungan dimana

karyawannya merasa nyaman dapat mencapai potensi karyawan secara maksimal

dan merupakan keunggulan dalam bersaing. Oleh karena itu iklim organisasi

dapat dilihat sebagai variabel kunci kesuksesan organisasi. Robbins (2003)

mengatakan bahwa iklim organisasi merupakan salah satu aspek yang dapat

memberikan pengaruh yang besar bagi keefektivitasan organisasi. Dengan

demikian, sumber daya manusia di dalam organisasi agar dapat bekerja secara

optimal dan memiliki loyalitas yang tinggi, maka organisasi harus dapat

menciptakan iklim yang baik dan menyenangkan sehingga sumber daya manusia

yang telah terbentuk kualitasnya dapat terus dipertahankan.

Penelitian yang dilakukan Hong dan Kaur (2008) juga menunjukkan intensi

turnover dipengaruhi oleh iklim organisasi. Iklimorganisasi yang positif memiliki

efek pada penurunan intensi turnover karyawan karena iklim organisasi yang

positif akan mempengaruhi perilaku dan sikap kerja yang positif bagi karyawan

sehingga memperkecil kemungkinan karyawan untuk meninggalkan organisasi

tempat karyawan bekerja atau dengan kata lain dapat menurunkan intensi

(22)

Selain iklim organisasi, kepuasan kerja juga dapat mempengaruhi intensi

turnover karyawan. Mobley (1982) seorang pakar dalam pergantian karyawan

mengatakan bahwa faktor penentu utama individu keluar dari perusahaan

berhubungan dengan faktor kepuasaan. Banyak penelitian yang menyatakan

bahwa ada pengaruh negatif yang signifikan antara kepuasan kerja dengan intensi

turnover. Artinya, semakin tinggi kepuasan kerja karyawan maka intensi turnover

akan semakin rendah.

Hasibuan (2008) mengatakan bahwa kepuasan kerja merupakan sikap

emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya. Oleh sebab itu, sikap

ini akan berdampak pada moral kerja, kedisiplinan, dan prestasi kerja. Lebih

lanjut, Robbins (2003) mengungkapkan kepuasan kerja dapat dilihat dalam sikap

positif pegawai terhadap pekerjaanya dan segala sesuatu yang dihadapi

dilingkungan kerjanya. karyawan yang tidak terpuaskan oleh faktor-faktor yang

berkaitan dengan pekerjaan nampak memiliki sifat negatif seperti mangkir,

produktifitas rendah dan kebosanan dalam bekerja. Hal ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan Witasari (2009) dan diperoleh hasil bahwa ada

pengaruh negatif antara kepuasan kerja dengan intensi turnoer

Lebih lanjut, penelitian yang dilakukan Purnanti (2007) juga mengungkapkan

kepuasan kerja secara signifikan berpengaruh pada intensi turnover karyawan. Hal

ini sejalan dengan penjelasan Muchinsky (1987) yang menyatakan bahwa

menurunnya kepuasan kerja karyawan dapat dilihat melalui seringnya karyawan

(23)

Iklim organisasi dan kepuasan kerja merupakan dua hal yang penting yang

mempengaruhi intensi turnover karyawan. Oleh sebab itu, penting untuk

menciptakan iklim organisasi yang baik dan meningkatkan kepuasan kerja

karyawan untuk menurunkan tingkat intensi turnover.

Pada kenyataannya tidak semua organisasi dapat berjalan dengan baik tanpa

suatu masalah, baik itu organisasi pemerintah maupun swasta. Salah satu

organisasi swasta yang ada di Indonesia khusunya yang bergerak dibidang

pendidikan di kota Medan adalah Yayasan Hajjah Rachmah Nasution.

Yayasan Hajjah Rachmah Nasution mendirikan Perguruan Al-Azhar yang

menyelenggarakan jenjang pendidikan pra sekolah, dasar dan menengah. Nama

Al-Azhar merupakan usulan dari seorang tokoh pengusaha Bapak Abdul Hakim

Nasution (abang kandung Ibu Hajjah Rachmah Nasution) sebagai pengganti nama

Perguruan Indra Utama. Maksud pendirian Perguruan/Universitas Al-Azhar

adalah sebagai wadah untuk mendukung program pemerintah mendidik generasi

penerus guna mencapai kualitas Insan Kamil.

Berdasarkan data awal yang didapat penulis dilapangan terlihat bahwa

terdapat permasalahan turnover pada staff pengajar dalam hal ini guru di yayasan

Hajjah Rachmah Nasution tersebut. Berdasarkan wawancara awal penulis dengan

sekretaris edukatif perguruan Al-Azhar Medan dikemukakan bahwa tingkat

turnover guru khusunya ketika adanya penerimaan CPNS (Calon Pegawai Negeri

Sipil) meningkat lebih dari biasanya. Banyak guru yang keluar dari perguruan

tersebut tanpa adanya pemberitahuan. Tidak adanya pemberitahuan ini tidak

hanya ketika guru diterima menjadi calon pegawai negeri sipil (CPNS) namun

(24)

CPNS menjadi tidak aktif mengajar sehingga kegiatan belajar mengajar menjadi

terganggu.

Hal ini juga diperkuat dengan penuturan beberapa staff guru senior yang

mengatakan banyaknya guru-guru muda dan baru di perguruan tersebut karena

sebagian dari guru senior sudah diterima bekerja ditempat yang lain. Lebih lanjut

ia mengutarakan bahwa banyak faktor yang menyebabkan guru-guru

seangkatannya keluar. Ia menuturkan bahwa tidak adanya status menjadi pegawai

tetap dan sistem penggajian yang berdasarkan jam mengajar menjadi salah satu

pemicu keluarnya guru dari yayasan tersebut. Namun, adanya reward dari

organisasi, suasana yang kekeluargaan dan islami juga menjadi bahan

pertimbangan guru-guru untuk tetap bertahan di yayasan tersebut meskipun

mereka tidak mendapatkan jaminan sosial tenaga kerja dan sejenisnya.

Hal ini senada dengan hasil wawancara peneliti dengan sekretaris edukatif

perguruan Al-Azhar Medan yang mengutarakan bahwa status guru dibedakan

menjadi guru junior, madya, dan senior. Perbedaan status inilah yang

membedakan jumlah jam mengajar yang nantinya akan berbeda dari sistem

penggajian. Status guru S1 dan S2 juga turut menyumbang perbedaan dalam

sistem penggajian di yayasan tersebut. Tidak ada guru tetap di yayasan Hajjah

Rachmah Nasution, guru yang dianggap berprestasi dan menunjukkan kinerja

yang baik akan dilakukan pembaharuan kontrak setiap tahunnya.

Berdasarkan data-data yang telah dikemukakan diatas, peneliti

mengasumsikan bahwa ada pengaruh iklim organisasi dan kepuasan kerja

karyawan terhadap intensi turnover di yayasan Hajjah Rachmah Nasution. Oleh

(25)

dalam sebuah penelitian berjudul “Pengaruh Iklim Organisasi dan Kepuasan Kerja

Terhadap Intensi Turnover Guru Yayasan Hajjah Rachmah Nasution”

B. RUMUSAN MASALAH

Sesuai dengan latar belakang pemikiran yang telah diuraikan diatas,

permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh iklim organisasi dan kepuasan kerja terhadap intensi

turnover guru pada Yayasan Hajjah Rachmah Nasution?

2. Bagaimana gambaran iklim organisasi pada Yayasan Hajjah Rachmah

Nasution?

3. Bagaimana gambaran kepuasan kerja guru pada Yayasan Hajjah Rachmah

Nasution?

4. Bagaimana gambaran intensi turnover guru pada Yayasan Hajjah Rachmah

Nasution?

C. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan sebelumnya, tujuan

penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh iklim organisasi dan

kepuasan kerja terhadap intensi turnover guru Yayasan Hajjah Rachmah

Nasution. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh

iklim organisasi dan kepuasan kerja terhadap intensi turnover guru pada Yayasan

Hajjah Rachmah Nasution. Selain itu, ingin diketahui pula gambaran iklim

organisasi, gambaran kepuasan kerja dan gambaran intensi turnover guru pada

(26)

D. MANFAAT PENELITIAN

Manfaat teoritis:

1. Memberikan wacana mengenai intensi turnover dan kajian lebih lanjut

mengenai iklim organisasi, kepuasan kerja dan intensi turnover.

2. Meningkatkan pemahaman mengenai iklim organisasi, kepuasan kerja dan

intensi turnover.

Manfaat praktis :

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada organisasi

mengenai pengaruh iklim organisasi dan kepuasan kerja terhadap intensi turnover

guru Yayasan Hajjah Rachmah Nasution.

E. SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika penulisan penelitian ini sebagai berikut :

Bab I. Pendahuluan. Dalam bab ini akan dijelaskan latar belakang penelitian,

rumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian.

Bab II. Landasan Teori. Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai teori intensi,

definisi intensi turnover, aspek-aspek intensi turnover, faktor-faktor yang

mempengaruhi intensi turnover, definisi iklim organisasi, aspek iklim organisasi,

dampak-dampak iklim organisasi, definisi kepuasan kerja, aspek kepuasan kerja,

dampak-dampak kepuasan kerja, pengaruh iklim organisasi dengan intensi

turnover, pengaruh kepuasan kerja dengan intensi turnover dan hipotesis

penelitian.

Bab III. Metode Penelitian. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai identifikasi

(27)

dan kepuasan kerja, populasi penelitian, metode pengambilan data, validitas dan

reliabilitas alat ukur, teknik analusa data dan prosedur pelaksanaan penelitian

Bab IV. Hasil Analisis dan Pembahasan, yang berisikan gambaran umum

partisipan, uji asumsi, hasil penelitian dan pembahasan.

Bab V. Kesimpulan dan Saran. Berisikan kesimpulan yang diperoleh dari

(28)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. INTENSI TURNOVER

1. Teori Intensi

Ajzen (2005) mengatakan bahwa intensi merupakan suatu indikasi dari

kesiapan seseorang untuk menunjukkan perilaku, dan hal ini merupakan anteseden

dari perilaku. Ajzen & Fishbein (1975) mengajukan teori pembentukan tingkah

laku dikarenakan adanya tindakan beralasan. Teori ini menyatakan bahwa intensi

merupakan fungsi dari determinan dasar yaitu sikap individu terhadap perilaku

(merupakan aspek person) dan bersangkutan dengan yang disebut norma

subjektif. Sikap mengacu pada evaluasi sejumlah konsep stimulus. Intensi

perilaku sebagai fungsi sikap yang akan ditampilkan dalam bentuk perilaku,

disertai dengan adanya pertimbangan norma dan sebagai ukuran prediktor

munculnya perilaku. Norma didefinisikan sebagai probabilitas dimana

didalamnya terdapat hubungan antara satu subjek dengan subjek lainnya. Secara

sederhana, teori ini menyatakan intensi dipandang sebagai determinan terdekat

dari perilaku tampak.

Ajzen (2005) juga menambahkan lagi determinan intensi yaitu aspek kontrol

perilaku dihayati (perceived behavior control). Dalam teori ini

keyakinan-keyakinan berpengaruh pada sikap terhadap perilaku tertentu, pada norma-norma

subjektif dan pada kontrol perilaku yang dihayati. Ketiga komponen ini

berinteraksi dan menjadi determinan bagi intensi yang pada gilirannya akan

(29)

Berdasarkan beberapa pengertian intensi dan proses pembentukannya, dapat

disimpulkan bahwa intensi merupakan hasil keyakinan dalam diri individu

terhadap sesuatu, yang kemudian membentuk sikap tertentu dan akhirnya

menghasilkan intensi atau keinginan untuk memanifestasikannya dalam

kehidupan sehari-hari.

2. Definisi Intensi Turnover

Mobley (1982) mengartikan turnover sebagai pemberhentian keanggotaan

individu dalam suatu organisasi baik secara sukarela dari dalam diri individu itu

sendiri maupun secara tidak sukarela yang pemberhentian tersebut berasal dari

organisasi dimana individu tersebut bekerja. Lebih lanjut, Mobley (1982)

mengemukakan bahwa ada beberapa hal yang perlu dipahami untuk menemukan

definisi umum turnover, yaitu :

a. Turnover berfokus pada penghentian atau pemisahan diri karyawan dalam

suatu organisasi.

b. Turnover berfokus pada karyawan, dalam arti karyawan yang menerima upah

dari organisasi atau suatu kondisi yang menunjukkan masih adanya

keanggotaan karyawan dalam organisasi.

c. Definisi umum turnover dapat dipakai untuk berbagai tipe organisasi dan

pada berbagi macam tipe hubungan karyawan-organisasi

Wayne, Shore & Liden (1997) mengatakan intensi turnover merupakan

keinginan untuk keluar dari tempat kerja sekarang dan mencari alternatif

(30)

mendefinisikan turnover sebagai berhentinya hubungan kerja secara permanen

antara perusahaan dengan karyawannya.

Selain itu, Jewell dan Siegall (1998) mendefinisikan turnover sebagai fungsi

dari ketertarikan individu yang kuat terhadap berbagai alternatif pekerjaan lain di

luar perusahaan atau sebagai “penarikan diri” dari pekerjaan yang sekarang yang

tidak memuaskan dan stress yang tinggi. Hal ini senada dengan Mobley (1982)

yang mengatakan bahwa faktor penentu utama individu keluar dari perusahaan

berhubungan dengan faktor kepuasaan.

Sedangkan intensi merupakan hasil keyakinan dalam diri individu terhadap

sesuatu, yang kemudian membentuk sikap tertentu dan akhirnya menghasilkan

intensi atau keinginan untuk memanifestasikannya dalam kehidupan sehari-hari

(Novliadi,2007).

Lebih lanjut, Harnoto (2002) berpendapat bahwa intensi turnover adalah kadar

atau intensi dari keinginan untuk keluar dari perusahaan yang dipicu oleh berbagai

alasan yang menyebabkan timbulnya intensi turnover, biasanya hal ini

dikarenakan adanya keinginan untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik.

Suwandi & Indriantoro (1999) juga menyatakan bahwa intensi turnover mengacu

pada hasil evaluasi individu mengenai kelanjutan hubungannya dengan

perusahaan dan belum diwujudkan dalam tindakan pasti meninggalkan

perusahaan.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa intensi turnover adalah kadar

atau keinginan individu untuk keluar dari keanggotan suatu organisasi dan

(31)

diwujudkan dalam tindakan pasti meninggalkan organisasi tempat karyawan

bekerja.

3. Aspek-aspek Intensi Turnover

Harnoto (2002) berpendapat bahwa adapun ciri-ciri turnover ditandai oleh

berbagai hal yang menyangkut perilaku karyawan dimana indikasi ini bisa

digunakan sebagai acuan untuk memprediksi intensi turnover dalam suatu

organisasi, indikasi tersebut ialah :

a. Absensi meningkat

Karyawan yang berkeinginan untuk pindah kerja atau keluar dari organisasi

biasanya ditandai dengan absensi yang semakin meningkat. Tingkat tanggung

jawab karyawan dalam fase ini sangat kurang dibandingkan dengan

sebelumnya.

b. Malas bekerja

Karyawan yang berkeinginan untuk pindah kerja atau keluar dari organisasi

biasanya akan lebih malas bekerja karena adanya orientasi karyawan untuk

bekerja di tempat lain yang dipandang lebih mampu memenuhi semua

keinginan karyawan bersangkutan.

c. Peningkatan terhadap pelanggaran tata tertib kerja

Berbagai pelanggaran terhadap tata tertib dalam lingkungan pekerjaan sering

dilakukan karyawan yang akan melakukan turnover. Karyawan lebih sering

meninggalkan tempat kerja ketika jam-jam kerja berlangsung, maupun

(32)

d. Peningkatan protes terhadap atasan

Karyawan yang berkeinginan untuk melakukan pindah kerja atau keluar dari

organisasi, lebih sering melakukan protes terhadap kebijakan-kebijakan

perusahaan kepada atasan. Protes yang ditekankan biasanya berhubungan

dengan balas jasa atau aturan lain yang tidak sependapat dengan keinginan

karyawan.

e. Perilaku positif yang berbeda dari biasanya

Hal ini berlaku untuk karyawan yang biasa berperilaku positif. Karyawan yang

berperilaku positif mempunyai tanggung jawab yang tinggi terhadap tugas

yang dibebankan, dan jika perilaku positif karyawan ini berbeda dari biasanya

justru menunjukkan karyawan akan melakukan turnover.

Novliadi (2007) menjelaskan adanya beberapa indikator atau gejala yang

dapat diamati pada karyawan yang memiliki intensi turnover yaitu berusaha

mencari lowongan kerja, merasa tidak kerasan bekerja di perusahaan, sering

mengeluh, merasa tidak senang dengan pekerjaan, pernyataan bernada negatif,

dan tidak mau peduli dengan perusahaan tempat dia bekerja.

Mobley (1982) mengungkapkan bahwa intensi turnover ditandai dengan

adanya niatan untuk keluar dari organisasi dan keinginan untuk mencari pekerjaan

alternatif lain yang lebih baik dari organisasi sebelumnya. Hal ini senada dengan

Jewell dan Siegall (1998) yang mengungkapkan bahwa intensi turnover ditandai

dengan adanya ketertarikan individu yang kuat terhadap berbagai alternatif

pekerjaan lain di luar organisasi. Mobley (1982) mengungkapkan bahwa

keteratarikan individu untuk mencari alternative pekerjaan lain ini dipicu dari

(33)

a. Keinginan mencari pekerjaan lain dengan insentif yang lebih baik.

b. Keinginan untuk mencari peluang karir yang tidak didapatkan di perusahaan.

c. Keinginan untuk mencari pekerjaan lain yang lebih sesuai dengan bakat dan

kemampuan yang dimiliki

d. Keinginan untuk mencari pekerjaan lain karena ingin suasana lingkungan dan

hubungan kerja yang lebih baik

Paramita (2008) juga menambahkan bahwa keinginan individu untuk mencari

alternatif pekerjaan lain karena adanya keinginan untuk mendapatkan pekerjaan

dengan masa depan yang lebih terjamin (status pegawai tetap) dari pekerjaan

sebelumnya.

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Intensi Turnover

Mobley (1982) menggariskan secara detil faktor-faktor yang mempengaruhi

terjadinya turnover yang dibedakan dari faktor pasar tenaga kerja, faktor

organisasi, faktor individu dan faktor keterpaduan

a. Aspek tenaga kerja

Dalam aspek ini, Mobley menjelaskan bahwa analisis ekonomi yang

menyebabkan terjadinya inflasi dan kemungkinan dampak adanya pertukaran

tenaga kerja menyebabkan terjadinya turnover.

b. Aspek organisasi

Ada beberapa hal yang menyebabkan turnover karyawan dilihat dari sisi

organisasi yaitu dari tipe industri, katagorisasi kerja dalam organisasi, ukuran

(34)

supervise dan variable organisasi lainnya seperti iklim organisasi, komunikasi

yang mana hal-hal tersebut mempengaruhi intensi turnover karyawan.

c. Aspek individu.

Dalam aspek ini usia muda, masa jabatan, jenis kelamin, pendidikan, data

biografis, kepribadian, ketertarikan atau minat, bakat dan kemampuan, sumber

rujukan, profesionalisme, kinerja, ketidakhadiran menyebabkan besar

kemungkinannya individu dari suatu organisasi untuk keluar.

d. Aspek keterpaduan

Dalam aspek ini kepuasan kerja karyawan secara keseluruhan merupakan

faktor yang dapat menentukan intensi turnover. Kepuasan kerja meliputi

kepuasan dalam sistem penggajian, kepuasan kerja dengan adanya promosi,

kepuasan dengan pekerjaan, kepuasan dengan atasan, kepuasan dengan rekan

kerja, kepuasan dengan kondisi kerja. Kepuasan terhadap adanya aspirasi karir

dan harapan dan komitmen organisasi merupakan faktor-faktor yang dapat

menentukan intensi turnover karyawan.

B. IKLIM ORGANISASI

1. Definisi Iklim Organisasi

Konsep awal tentang iklim organisasi pertama kali dirintis oleh Kurt Lewin di

tahun 1930-an ketika Lewin mencoba menghubungkan perilaku manusia dengan

lingkungannya. Studi Lewin memperkenalkan istilah ‘atmosfir’ yang terkait

dengan ‘medan psikologi’. Dalam perkembangan selanjutnya ‘atmosfir’ yang

diperkenalkan oleh Lewin ditinggalkan dan diganti dengan istilah iklim organisasi

(35)

terukur dari lingkungan kerja yang dirasakan secara langsung atau secara tidak

langsung dengan orang orang yang tinggal dan bekerja di lingkungan organisai

dan diasumsikan mempengaruhi motivasi dan perilaku anggota organisasi

(Litwin & Stringer, 1968).

Kolb dan Rubin (1984) mengatakan bahwa iklim organisasi merupakan suatu

perangkat manajemen yang efektif untuk memadukan motivasi individu dengan

tujuan serta tugas-tugas dalam organisasi. Sedangkan Iklim organisasi menurut

Schneider (2000), merupakan deskripsi dari hal yang terjadi kepada karyawan

dalam suatu organisasi. Lebih lanjut, Scheineder menjelaskan iklim organisasi ini

merupakan persepsi karyawan terhadap kebijakan organisasi, praktik, prosedur,

interaksi dan perilaku yang menunjang kreatifitas, inovasi, keselamatan, atau jasa

dalam organisasi. Oleh sebab itu, iklim organisasi adalah konsep sikap dan

perasaan karyawan terhadap organisasi dan dapat dipahami sebagai manifestasi

dari budaya organisasi.

Brown dan Leigh (1996) mengatakan bahwa iklim organisasi menjadi sangat

penting karena organisasi yang dapat menciptakan lingkungan dimana

karyawannya merasa nyaman dapat mencapai potensi karyawan secara maksimal

dan merupakan keunggulan dalam bersaing. Oleh karena itu iklim organisasi

dapat dilihat sebagai variabel kunci kesuksesan organisasi. Sedangkan Watkin dan

Hubbard (2003) mengatakan bahwa kinerja organisasi yang tinggi karena

memiliki iklim organisasi yang baik. Iklim organisasi dapat membuat kinerja

organisasi berbeda karena menunjukkan indikasi penuh semangat dilingkungan

(36)

Oleh sebab itu, iklim organisasi dapat diartikan sebagai gambaran persepsi

karyawan terhadap kebijakan organisasi, praktik, prosedur, interaksi dan perilaku

di lingkungan kerja baik yang dapat dirasakan secara langsung maupun tidak

langsung yang mempengaruhi prilaku anggota organisasi.

2. Aspek-aspek Iklim Organisasi

Adapun aspek-aspek yang dapat mengidentifikasikan iklim organisasi menurut

Kolb & Rubin (1984) ialah :

a. Konformitas

Hal ini terbentuk karena adanya perasaaan yang sama di antara para karyawan

mengenai banyaknya peraturan, prosedur dan hukum dalam menjalankan

pekerjaan

b. Tanggung jawab

Setiap anggota dalam organisasi atau karyawan memiliki tanggung jawab

masing-masing untuk mewujudkan tujuan perusahaan. Tanggung jawab

berupa merefleksikan perasaan karyawan bahwa mereka dapat bertanggang

jawab mengerjakan pekerjaan yang menjadi tugas

c. Standar

Standar dalam suatu organisasi berupa tekanan dari organisasi pada kualitas

tampilan serta membuat produk organisasi terkenal, membuat karyawan

merasa tertantang untuk memperbaiki kinerja dan derajat kebanggaan yang

(37)

d. Penghargaan

Perasaan karyawan merasa dihargai setelah menyelesaikan pekerjaannya

dengan baik.

e. Kejelasan organisasi

Perasaan para karyawan bahwa perusahaan, terorganisir dengan baik serta

memiliki tujuan yang jelas

f. Dukungan dan Kehangatan

Merefleksikan perasaan karyawan mengenai kepercayaan dan saling

mendukung yang berlaku di kelompok kerja. Dukungan mengacu pada

perilaku saling mendukung dari orang-orang yang berada dalam organisasi.

Iklim dengan dukungan yang baik diyakini memiliki tingkat konflik

interpersonal yang rendah. Dukungan dan persahabatan di antara seluruh

anggota organisasi merupakan nilai yang sangat penting untuk membentuk

hubungan yang baik dalam lingkungan kerja

g. Kepemimpinan

Karyawan menerima kepemimpinan yang ada dalam perusahaan dan segala

keputusannya. Mereka menyadari bahwa terpilihnya seorang pemimpin pasti

berdasarkan keahlian yang dimilikinya

3. Dampak-dampak Iklim Organisasi

Adapun dampak-dampak iklim organisasi yang positif bagi perusahaan

adalah:

a. Iklim organisasi dapat menciptakan lingkungan kerja yang kondusif sehingga

(38)

anggota organisasi. Iklim organisasi yang harmonis dapat meningkatkan

kinerja pada karyawan (Vivi & Norlen, 2007, Pancawati, 2013)

b. Iklim organisasi yang positif akan memberikan pengaruh kepada produktivitas

kerja karyawan (Masnurhadi, 2009)

c. Iklim organisasi dapat meningkatkan prestasi kerja karyawan (Utami,

Paranoan & Riady, 2013)

d. Iklim organisasi yang positif dapat menurunkan tingkat intensi turnover

sehingga karyawan tidak berusaha mengevaluasi alternatif pekerjaan lain

(Mobley, 1982)

C. KEPUASAN KERJA

1. Definisi Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja mempunyai peran penting untuk mendukung tercapainya

tujuan organisasi. Menurut Mathis (2003) kepuasan kerja adalah keadaan emosi

yang positif dari mengevaluasi pengalaman kerja seseorang. Ketidakpuasan kerja

muncul saat harapan-harapan tidak terpenuhi. Secara umum kepuasan kerja dapat

dilihat dari dimensi puas terhadap pekerjaan itu sendiri, gaji, pengakuan,

hubungan antara supervisor dengan tenaga kerja, dan kesempatan untuk maju.

Setiap dimensi menghasilkan perasaan puas secara keseluruhan dengan pekerjaan

itu sendiri. Tolak ukur tingkat kepuasan yang mutlak tidak ada, karena setiap

individu pegawai berbeda standar kepuasannya. Indikator kepuasan kerja ini dapat

diukur dengan kedisiplinan, moral kerja, dan labour turnover yang kecil.

As’ad (2004) juga mengemukakan bahwa kepuasan kerja merupakan perasaan

(39)

manusia dengan lingkungan kerjanyaSedangkan Hasibuan (2008) mengatakan

bahwa kepuasan kerja merupakan sikap emosional yang menyenangkan dan

mencintai pekerjaannya. Oleh sebab itu, sikap ini akan berdampak pada moral

kerja, kedisiplinan, dan prestasi kerja. Lebih lanjut, Robbins (2003) mengatakan

bahwa kepuasan kerja merujuk pada sikap umum seorang individu terhadap

pekerjaanya. Kepuasan kerja ini dapat dilihat dalam sikap positif pegawai

terhadap pekerjaanya dan segala sesuatu yang dihadapi dilingkungan kerjanya.

Sebaliknya karyawan yang tidak terpuaskan oleh faktor-faktor yang berkaitan

dengan pekerjaan nampak memiliki sifat negatif yang mencerminkan kurangnya

komitmen mereka terhadap organisasi seperti mangkir, produktifitas rendah,

kebosanan dalam bekerja.

Menurut pandangan Luthans (2006), kepuasan kerja merupakan hasil persepsi

pekerja tentang bagaimana pekerjaan mereka dapat memberikan sesuatu yang

dianggap bermanfaat. Karena ini adalah masalah persepsi maka kepuasan kerja

yang ditunjukkan oleh seseorang berbeda dengan orang lain, karena hal yang

dianggap penting oleh masing-masing orang adalah berbeda. Lebih lanjut,

Luthans (2006) membagi kepuasan kerja menjadi 3 (tiga) dimensi, yaitu :

a. Kepuasan kerja adalah suatu emosi yang merupakan respon terhadap situasi

kerja. Hal ini tidak dapat dilihat, tetapi hanya dapat diduga dan dirasakan atau

hal ini tidak dapat dinyatakan tetapi akan tercermin dalam sikap pegawai.

b. Kepuasan kerja dinyatakan dengan perolehan hasil yang sesuai, atau bahkan

melebihi dari yang diharapkan

c. Kepuasan kerja dinyatakan dalam sikap. Seseorang yang merasa puas dengan

(40)

semakin loyal pada instansi, bekerja dengan baik, berdedikasi tinggi, tertib,

disiplin dan mematuhi aturan-aturan yang ditetapkan instansi, serta

sikap-sikap lain yang bersifat positif.

Oleh sebab itu, kepuasan kerja dapat diartikan sebagai suatu keadaan

emosional yang positif yang merupakan hasil persepsi pekerja mengenai

pekerjaannya dimana hal ini dapat dilihat dari sikap positif pegawai terhadap

pekerjaannya dan dipengaruhi oleh sesuatu baik yang berasal dari dalam diri

ataupun diluar diri.

2. Aspek-aspek Kepuasan Kerja

Smith, Kendall (1963) dalam Luthans (2006) menyebutkan bahwa

aspek-aspek kepuasan kerja, adalah :

a. Isi pekerjaan

Pekerja atau pegawai lebih cenderung menyukai pekerjaan yang memberi

kesempatan untuk menggunakan kemampuan dan keterampilan, kebebasan

serta umpan balik. Komponen pekerjaan sangat berperan dalam menentukan

kepuasan kerja. Ada dua aspek penting yang mempengaruhi kepuasan kerja

yang berasal dari pekerjaan itu sendiri, yaitu : variasi pekerjaan, dan kontrol

atas metode dan langkah-langkah kerja. Secara umum, pekerjaan dengan

jumlah variasi yang moderat akan menghasilkan kepuasan kerja yang relatif

besar. Pekerjaan yang sangat kecil variasinya akan menyebabkan pekerja

merasa jenuh dan keletihan, dan sebaiknya pekerjaan yang terlalu banyak

variasinya dan terlalu cepat menyebabkan karyawan merasa tertekan secara

(41)

b. Supervisi

Hal ini merupakan bantuan dan dukungan prilaku yang diberikan atasan serta

adanya pengawasan yang berkala yang dilakukan oleh atasan agar pekerjaan

yang diberikan terlaksana dengan baik

c. Kesempatan Pengembangan Karir / Promosi

Promosi adalah perencanaan karir seseorang pada pekerjaan yang lebih baik

dalam bentuk tanggung jawab yang lebih besar, prestise atau status yang lebih,

skill yang lebih besar, dan khususnya meningkatnya upah atau gaji Pekerja

akan merasa puas dalam bekerja apabila organisasi memberikan kesempatan

untuk mengembangkan karirnya demi kemajuan organisasi

d. Pembayaran gaji

Gaji diartikan sebagai imbalan keuangan yang diterima karyawan seperti

upah, premi, bonus, atau tunjangan-tunjangan keuangan lainnya Dalam hal ini

pekerja atau pegawai menginginkan sistem upah dan kebijakan promosi yang

adil

e. Rekan kerja

Kepuasan kerja juga didapat oleh rekan kerja yang dapat bekerja sama dengan

baik agar pekerjaan yang diberikan dapat terlaksana dengan baik

3. Dampak-dampak Kepuasan Kerja

Adapun dampak-dampak positif dari kepuasan kerja adalah :

a. Mencipatakan rasa senang dan bahagia dalam melakukan perkerjaannya

(Mobley, 1982)

(42)

c. Lebih cepat dalam mempelajari tugas baru yang berhubungan dengan

pekerjaannya (Luthans, 2006)

d. Menurunkan tingkat stress, keluhan terhadap atasan dan menurunkan tingkat

kecelakaankerja (Luthans, 2006)

e. Menurunkan tingkat intensi turnover sehingga karyawan tidak berusaha

mengevaluasi alternatif pekerjaan lain (Mobley, 1982)

4. Ciri-Ciri Karyawan Yang Memiliki Kepuasan Kerja Yang Tinggi

Menurut Munandar (2004) karyawan yang mempunyai kepuasan kerja yang

tinggi dapat dilihat dengan ciri-ciri sebagai berikut :

a. Adanya kepercayaan bahwa organisasi akan memuaskan dalam jangka waktu

yang lama

b. Memperhatikan kualitas kerjanya

c. Memiliki komitmen yang lebih

d. Lebih produktif

D. PENGARUH IKLIM ORGANISASI TERHADAP INTENSI

TURNOVER KARYAWAN

Brown dan Leigh (1996) mengatakan bahwa iklim organisasi menjadi sangat

penting karena organisasi yang dapat menciptakan lingkungan dimana

karyawannya merasa nyaman dapat mencapai potensi karyawan secara maksimal

dan merupakan keunggulan dalam bersaing. Jika karyawan merasa nyaman dalam

suatu organisasi, maka peluang untuk meninggalkan organisasi semakin kecil.

(43)

dengan intensi turnover pada anggota fakultas dari berbagai lembaga pendidikan

teknis India. Jeswani dan Dave (2012) mengutarakan bahwa untuk membuat iklim

organisasi yang positif, pengelolaan organisasi perlu merumuskan strategi untuk

menanamkan iklim organisasi positif dan dengan demikian dapat mengurangi

intensi turnover atau keinginan karyawan untuk meninggalkan organisasi.

Hong dan Kaur (2008) mengungkapkan bahwa iklim organisasi yang positif

dapat diciptakan dengan adanya pemberian otoritas pengambilan keputusan. Hal

ini dapat membuat karyawan merasa dihargai dan diperlakukan organisasi

sehingga mereka akan terus bertahan untuk memajukan suatu organisasi. Hong

dan Kaur (2008) juga menyarankan organisasi sebaiknya memberikan pelatihan

keterampilan dan mengatur program-program mentoring dan perencanaan karir

bagi karyawan agar terciptanya iklim organisasi yang kondusif. Kegiatan-kegiatan

ini memotivasi karyawan untuk tetap berada dalam organisasi.

Penelitian yang dilakukan Suhanto (2009) juga mengungkapkan hal yang

sama bahwa terdapat pengaruh negatif antara iklim organisasi dengan keinginan

berpindah karyawan. Berdasarkan hal tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa

ada hubungan negatif yang signifikan antara iklim organisasi dengan intensi

(44)

E. PENGARUH KEPUASAN KERJA TERHADAP INTENSI TURNOVER

KARYAWAN

Harnoto (2002) berpendapat bahwa intensi turnover adalah kadar atau intensi

dari keinginan untuk keluar dari perusahaan yang dipicu oleh berbagai alasan

yang menyebabkan timbulnya intensi turnover, biasanya hal ini dikarenakan

adanya keinginan untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Keinginan untuk

mendapatkan pekerjaan yang lebih baik ini erat kaitannya dengan kepuasan kerja

karyawan. Mobley (1982) menyatakan bahwa faktor penentu utama individu

keluar dari perusahaan berhubungan dengan faktor kepuasaan. Banyak penelitian

yang menyatakan bahwa ada pengaruh negatif yang signifikan antara kepuasan

kerja dengan intensi turnover. Artinya, semakin tinggi kepuasan kerja karyawan

maka intensi turnover akan semakin rendah.

Penelitian yang dilakukan Kadiman & Indriana (2012) mengungkapkan bahwa

ada pengaruh negatif yang signifikan antara kepuasan kerja dengan intensi

turnover. Penelitian oleh Mustika (2012) juga mengungkap hal yang sama bahwa

bahwa ada pengaruh negatif yang sifnifikan antara kepuasan kerja dengan Intensi

turnover.

Penelitian yang dilakukan Handaru & Muna (2012) mengungkapkan bahwa

kepuasan terhadap gaji memiliki pengaruh dengan intensi turnover. Sebagian

karyawan menyatakan gaji yang diterima dari perusahaan tidak sesuai dengan

pekerjaan yang dilakukan dan menyatakan gaji tidak memotivasi karyawan untuk

bekerja lebih baik lagi sehingga cenderung meninggalkan oraganisasai. Hal ini

(45)

Penelitian yang dilakukan Aprila (2005) juga mengungkapkan hal yang sama

bahwa apabila kepuasan kerja semakin meningkat maka intensi turnover akan

semakin menurun. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa 21,8% keinginan

berpindah karyawan disebabkan oleh kepuasan kerja. Penelitian yang dilakukan

Nasution (2009) juga menunjukkan bahwa ada pengaruh kepuasaan kerja terhadap

keingian meninggalkan organisasi.

Safitri & Nursalim (2013) juga meneliti pengaruh kepuasan kerja terhadap

intensi turnover. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara

kepuasan kerja dengan intensi turnover. Andini (2006) juga mengungkapkan

bahwa ada pengaruh negatif kepuasan kerja dengan intensi turnover. Berdasarkan

hal ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa ada pengaruh negatif yang signifikan

antara kepuasan kerja dengan intensi turnover karyawan. Artinya, semakin tinggi

kepuasan kerja karyawan maka intensi turnover akan semakin rendah.

F. HIPOTESIS PENELITIAN

Berdasarkan uraian teoritis yang telah dikemukakan diatas, peneliti

mengajukan hipotesis penelitian sebagai berikut :

Hipotesis alternatif :

Ada pengaruh negatif yang signifikan antara iklim organisasi dan kepuasan kerja

terhadap intensi turnover karyawan. Iklim organisasi dan kepuasan kerja berperan

(46)

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini akan diuraikan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan

metode penelitian yang meliputi variabel penelitian, sampel penelitian, alat ukur

penelitian, uji validitas, uji reliabilitas, prosedur penelitian dan metode analisis

data.

A. IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN

Variabel terikat : Intensi Turnover

Variabel bebas : Iklim Organisasi dan Kepuasan Kerja

B. DEFINISI OPERASIONAL

Adapun defenisi operasional variabel pada penelitian ini yaitu sebagai

berikut :

1. Intensi Turnover

Intensi turnover adalah kadar atau keinginan individu untuk keluar dari

keanggotan suatu organisasi dan berpindah ke organisasi lain dimana kadar atau

keinginan tersebut belum diwujudkan dalam tindakan pasti meninggalkan

organisasi tempat karyawan bekerja. Intensi turnover diukur dengan

menggunakan skala intensi turnover yang disusun berdasarkan dari aspek-aspek

ketertarikan individu terhadap berbagai alternatif pekerjaan lain yang dikemukan

(47)

Tabel 1

Definisi Operasional Aspek Intensi Turnover

Aspek Definisi Operasional

Keinginan mencari

pekerjaan dengan

insentif yang lebih baik

Keinginan karyawan untuk mencari pekerjaan diluar

organisasi dengan insentif yang lebih baik

Keinginan mencari

pekerjaan dengan

peluang karir yang lebih

baik

Keinginan karyawan untuk mencari pekerjaan diluar

organisasi dengan peluang karir yang lebih terjamin

dari saat ini.

Keinginan mencari

pekerjaan yang sesuai

dengan bakat dan

kemampuan

Keinginan karyawan untuk mencari pekerjaan diluar

organisasi yang sesuai dengan kemampuan, latar

belakang pendidikan dan bakat yang dimiliki

karyawan.

Keinginan mencari

pekerjaan dengan

lingkungan dan hubungan

kerja yang lebih baik

Keinginan karyawan untuk mencari pekerjaan diluar

organisasi dengan suasana lingkungan dan rekan kerja

yang lebih baik.

Keinginan mencari

pekerjaan dengan status

kepegawaian yang lebih

terjamin

Keinginan karyawan untuk mencari pekerjaan diluar

organisasi yang dapat memberikan jaminan status

kepegawaian sehingga memiliki masa depan yang

lebih terjamin dari saat ini

Skor intensi turnover diperoleh dari total skor seluruh aspek dari skala

intensi turnover. Skor tinggi pada skala intensi turnover menggambarkan bahwa

subjek memiliki keinginan yang tinggi untuk keluar dari organisasi dan pindah ke

organisasi lain dan sebaliknya skor rendah yang didapatkan menggambarkan

bahwa subjek memiliki keinginan yang rendah pula untuk keluar dari organisasi

(48)

2. Iklim Organisasi

Iklim organisasi adalah Persepsi karyawan terhadap kebijakan organisasi,

dan perilaku di lingkungan kerja yang mempengaruhi motivasi dan perilaku

anggota organisasi. Iklim organisasi diukur dengan menggunakan skala iklim

organisasi yang disusun berdasarkan aspek-aspek iklim organisasi yang

dikemukakan oleh Kolb & Rubin (1984) seperti yang dijelaskan dalam tabel 2.

Tabel 2

Definisi Operasional Aspek Iklim Organisasi

Aspek Definisi Operasional

Konformitas Perilaku karyawan yang terbentuk karena adanya

perasaaan yang sama di antara para karyawan

mengenai banyaknya peraturan, prosedur dan

hukum dalam menjalankan pekerjaan

Tanggung Jawab Perasaan karyawan bahwa mereka dapat

mengerjakan pekerjaan yang menjadi tanggung

jawabnya dengan baik

Standar Persepsi karyawan terhadap tekanan dari

organisasi pada kulitas tampilan serta membuat

produk organisasi lebih terkenal

Penghargaan Perasaan karyawan bahwa mereka dihargai oleh

organisasi

Kejelasan Organisasi Perasaan karyawan bahwa organisasi terorganisasi

dengan baik serta memiliki tujuan yang jelas

Dukungan dan Kehangatan Perasaan karyawan terhadap rasa saling percaya,

dan saling mendukung dikelompok kerja

Kepemimpinan Perasaan menerima kepemimpinan yang ada dalam

(49)

Skor iklim organisasi diperoleh dari total skor seluruh aspek dari skala iklim

organisasi. Semakin tinggi skor total yang diperoleh, maka semakin positif pula

iklim organisasi. Sebaliknya jika skor total yang diperoleh rendah menunjukkan

semakin negatif iklim organisasi yang dirasakan karyawan.

3. Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja dapat diartikan sebagai persepsi karyawan mengenai

pekerjaannya yang dipengaruhi oleh keadaan emosional yang positif baik yang

berasal dari dalam diri ataupun diluar diri. Kepuasan kerja diukur dengan

menggunakan skala kepuasan kerja yang disusun berdasarkan aspek kepuasan

kerja (Smith & Kendall 1969; Luthans, 2006) seperti yang dijelaskan dalam tabel

(50)

Tabel 3. Definisi Operasional Aspek Kepuasan Kerja

Dimensi Definisi Operasional

Isi Pekerjaan Perasaaan bahwa karyawan menyukai pekerjaan yang

memberi kesempatan menggunakan kemampuan,

keterampilan, kebebasan serta umpan balik.

Supervisi Persepsi karyawan terhadap atasan yang memberikan

bantuan, dukungan dan melakukan pengawasan yang

berkala agar pekerjaan dapat terlaksana dengan baik

Kesempatan

Pengembangan Karir

Perasaan karyawan bahwa mereka merasa puas dalam

bekerja apabila organisasi memberikan kesempatan

untuk mengembangkan karir

Pembayaran Gaji Perasaan karyawan menginginkan adanya sistem

pembayaran yang adil sebagai imbalan keuangan yang

diterima karyawan seperti upah, premi, bonus, atau

tunjangan-tunjangan keuangan lainnya

Rekan Kerja Merefleksikan perasaan karyawan menginginkan

adanya sistem pembayaran yang adil sebagai imbalan

keuangan yang diterima karyawan seperti upah,

premi, bonus dan tunjangan keuangan lainnya

Skor kepuasan kerja diperoleh dari total skor seluruh aspek dari skala

kepuasan kerja. Semakin tinggi skor total yang diperoleh, maka semakin tinggi

pula kepuasan kerja yang dirasakan karyawan. Sebaliknya jika skor total yang

diperoleh rendah menunjukkan semakin rendah tingkat kepuasan kerja yang

(51)

C. POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN

1. Populasi

Populasi merupakan kumpulan atau keseluruhan subjek penelitian (Azwar,

2004). Menurut Hadi (2000) populasi dibatasi sebagian sejumlah subjek atau

individu yang paling sedikit memiliki satu sifat yang sama. Populasi dalam

penelitian ini melibatkan seluruh staff pengajar di yayasan Hajjah Rachmah

Nasution dari tingkat playgroup hingga SMU yang berjumlah 176 orang.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti (Arikunto, 2006)

Menurut Hidayat (2007), sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti

atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Teknik

pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling, yaitu teknik penentuan

sampel dengan mengambil seluruh anggota populasi sebagai responden atau

sampel (Sugiyono, 2009). Dengan demikian, maka peneliti mengambil sampel

dari seluruh staff pengajar yayasan hajjah Rachmah Nasution dari tingkat

playgroup hingga SMU. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 176 orang.

Adapun kriteria subjek dalam penelitian ini ialah guru yang telah bekerja

minimal 1 (satu) tahun. Hal ini diasumsikan karena dengan adanya waktu 1 tahun

maka guru tersebut telah mengidentifikasikan dirinya dengan organisasi yang

mereka tempati sehingga diasumsikan peneliti cukup memahami keadaan

Gambar

Definisi Operasional Aspek Intensi Tabel 1 Turnover
Tabel 2 Definisi Operasional Aspek Iklim Organisasi
Tabel 3. Definisi Operasional Aspek Kepuasan Kerja
Distribusi Item Skala Intensi Tabel 4 Turnover
+7

Referensi

Dokumen terkait

Para pengikut Ibnu Saba’ masih belum merasa puas dengan hanya mendustakan kabar itu (terbunuhnya Ali), tetapi mereka pergi ke Kufah dengan menyiarkan

Drugim riječima, analizira se na koji su način povezani glazba i jezik, što znači da je glazba sredstvo manipulacije u komunikaciji, kako se glazba primjenjuje

Maka dari itu keadaan faktual yang dialami keluarga Kristiani di Lingkungan Santa Theresia Paroki Hati Kudus Yesus Palasari Jembrana Bali perlu dipahami melalui penelitian untuk

Maka dari itu penulis membuat kampanye mengenai pengurangan sampah plastik di kota Medan dengan tujuan agar kebiasaan penggunaan plastik sekali pakai dapat diganti dengan

4.. Dua buah mobil bergerak dengan arah saling mendekati dalam waktu yang bersamaan seperti gambar... Jika mobil A bergerak dengan kecepatan tetap 15 m/s dan mobil

Galiojančiame CPK 661 straipsnyje nustatyta, kad raginimas įvykdyti sprendimą nesiunčiamas, ir antstolis pasibaigus nurodytam sprendimo įvykdymo terminui iš karto

Dalam teori belajar Bruner disebutkan bahwa tahap pembelajaran membutuhkan berbagai macam representasi untuk memahami suatu pengetahuan. Begitu juga dalam

Orientasi merupakan langkah untuk membina suasana/iklim pembelajaran yang responsif. Pada Iangkah ini guru mengondisikan agar siswa siap melaksanakan proses