BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan
3. Kajian dokumen Langkah 1
1. Potensi & masalah 2. Analisis kebutuhan 3. wawancara Langkah 5 1. Revisi desain (prototipe) Langkah 4 1. Validasi desain 2. Evaluasi formatif
perangkat pembelajaran yang dikembangkan disusun sesuai dengan kurikulum 2013 untuk siswa kelas I.
2. Pengumpulan Data
Setelah mendapatkan potensi dan masalah, maka pengumpulan data selanjutnya adalah mengumpulkan informasi. Informasi diperoleh melalui wawancara oleh seorang guru. Hasil wawancara dengan guru kemudian dikajian melalui dokumen dari beberapa sumber yang mendukung. Data hasil dari wawancara kemudian digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk menyusun rencanaan perangkat pembelajaran. Sedangkan pengumpulan data melalui kajian dokumen dilakukan dengan melakukan studi pustaka, mencari contoh-contoh bahan ajar secara langsung maupun melalui internet sebagai referensi bagi peneliti dalam pembuatan perangkat pembelajaran.
3. Desain Produk
Desain produk dimulai dengan menentukan desain awal perangkat pembelajaran. Desain awal dilakukan dengan menentukan tema, kompetensi inti dan standar kompetensi kemudian menentukan indikator dan tujuan yang sesuai dengan tema yang dipiliih. Dengan begitu peneliti pun memilih subtema yang akan dibuat berdasarkan pemetaan KI dan KD setelah itu membuat silabus lalu pemetaan KI dan KD beserta indikator. Dan menentukan isi, cakupan bahan ajar, dan urutan isi dari perangkat pembelajaran yang akan dibuat. Dalam tahap ini juga peneliti akan menentukan strategi pengajaran yang akan digunakan untuk menyampaikan bahan ajar yang dikembangkan. Setelah itu peneliti merinci kegiatan belajar yang akan dilakukan oleh siswa. Tahap berikutnya adalah mengumpulkan bahan dari berbagai sumber yang akan digunakan sebagai referensi pembuatan bahan ajar. Bahan ajar akan disusun berdasarkan pada bahan yang telah terkumpul yang sudah diproses agar sesuai dengan desain yang telah ditentukan. Demikianlah tahap terakhir dari desain produk adalah menentukan evaluasi instrumen pembelajaran untuk mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran. Berdasarkan RPP maka dapat dibuat krangka urutan isi
untuk membuat strategi pembelajaran yang akan digunakan, lalu dilanjutkan dengan membuat kegiatan belajar harian sesuai dengan RPP. Peneliti kemudian menentukan sumber belajar yang akan digunakan dan terakhir terbentuk desain produk yang berupa prototipe. Peneliti menentukan evaluasi yang berupa instrument penilaian untuk mengetahui ketercapaian tujuan yang diharapakan dalam perangkat pembelajaran.
4. Validasi Desain
Peneliti menggunakan validasi pakar (expert judgment) sebagai evaluasi formatif terhadap desain bahan produk pengembangan perangkat pembelajaran. Produk yang akan dikembangkan akan divalidasi oleh satu validator ahli dan dua guru SD kelas IV SD. Validasi produk ini bertujuan untuk memperoleh kritik dan saran serta penilaian produk yang dikembangkan oleh penliti. Kritik dan saran tersebut untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan produk yang akan dikembangkan sebagai perbaikan terhadap perangkat pembelajaran ini.
5. Revisi Desain
Melalui revisi desain yang dilakukan setelah divalidasi oleh seorang pakar kurikulum 2013 dan dua orang guru kelas I. Produk akan direvisi berdasarkan masukan dari seorang pakar kurikulum 2013 dan dua orang guru kelas I. Hasil dari revisi produk ini akan menjadi desain produk prototipe yaitu model yang mula-mula asli kemudian menjadi contoh untuk perangkat pembelajaran yang mengacuh pada kurikulum 2013. Langkah ini bertujuan untuk menilai rancangan produk yang telah dibuat dan diketahui kelemahan dan kelebihan pada produk yang telah dihasilkan. Peneliti menggunakan validasi pakar sebagai evaluasi terhadap desain bahan produk pengembangan perangkat pembelajaran. Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai produk yang telah dikembangkan dan akan divalidasi oleh tiga orang pakar yang terdiri dari seorang dosen USD dan dua orang guru kelas I SDN Kalasan Baru dan SDN Kalasan I. Validasi produk ini bertujuan untuk memperoleh kritik dan saran serta penilaian terhadap produk yang
dikembangkan dari para pakar. Dari kritik dan saran tersebut akan diketahui kelebihan dan kekurangan produk yang dikembangkan serta dapat langsung diperbaiki.
C. Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Tabel 3 Jadwal pelaksanaan Penelitian
No Kegiatan Bulan A pri l Mei Jun i Juli Agust us Septe m b er O ktob er N ovem be rr D es em b er Janu ari Febu ari Mar et A pri l Mei Juli 1 Potensi dan Masalah √ 2 Pengumpulan Data √ 3 Menentukan tema √ 4 Menentukan KI-KD dan subtema √ 5 Merumuskan indikator dantujuan √ 6 Menyusun silabus dan RPP √ √ 7 Menyusun urutan isi, strategi pembelajaran, kegiatan belajar, sumber belajar, dan evaluasi. √ √ √ √ 8 Validasi ahli √
No Kegiatan Bulan A pri l Mei Jun i Juli Agust us Septe m b er O ktob er N ovem be rr D es em b er Janu ari Febu ari Mar et A pri l Mei Juli 9 Analisis data validasi ahli √ 10 Revisi Desain √ 11 Ujian Skripsi √ √ √ 12 Revisi akhir √ 13 Pembuatan artikel ilmiah √
D. Validasi Ahli Kurikulum SD 2013
Untuk mendapatkan hasil yang baik dalam penelitian ini, maka peneliti membutuhkan validator ahli kurikulum 2013 yang kompeten yang terdiri dari seorang dosen USD.
E. Validasi Guru SD Kelas I Pelaksana Kurikulum SD 2013
Untuk mendapatkan hasil yang baik dalam penelitian ini, maka
peneliti membutuhkan validator ahli kurikulum 2013 yang kompeten yang terdiri dari dua orang guru kelas I Sekolah Dasar.
F. Instrumen Penelitian
Penelitian pengembangan ini menggunakan instrumen penelitian berupa daftar pertanyaan wawancara dan kuesioner. Daftar pertanyaan wawancara digunakan untuk menganalisis kebutuhan terhadap perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum 2013. Lembar kuesioner berisi pernyataan yang disusun berdasarkan indikator perangkat pembelajaran yang baik untuk melakukan validasi perangkat pembelajaran yang dibuat oleh peneliti. Lembar kuesioner tersebut diisi oleh seorang dosen dan dua guru kelas I. Hasil validasi melalui kuesioner dapat digunakan sebagai masukan untuk melakukan revisi
atas perangkat pembelajaran yang dibuat. Berikut kisi-kisi kuesioner penelitian dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4 Kisi Kuesioner
NO. ASPEK INDIKATOR
1. IDENTITAS
Kelengkapan unsur identitas RPP (Satuan pendidikan, kelas, semester, tema, sub tema, muatan pelajaran terkait, pembelajaran ke, alokasi waktu)
2.
PERUMUSAN INDIKATOR
Kesesuaian rumusan indikator dengan SKL, KI, dan KD
Kesesuaian penggunaan kata kerja operasional dengan kompetensi yang diukur
Kesesuaian dengan aspek sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan Rumusan indikator menunjukkan kemampuan berpikir tingkat tinggi
3.
PERUMUSAN TUJUAN
PEMBELAJARAN
Kesesuaian tujuan pembelajaran dengan kompetensi dasar dan indicator
Kelengkapan komponen ABCD (Audience, Behaviour, Condition, Degree) dalam rumusan tujuan pembelajaran
NO. ASPEK INDIKATOR
Rumusan tujuan hanya mengandung satu (1) jenis tingkah laku
4.
PEMILIHAN MATERI AJAR
Kesesuaian materi ajar dengan alokasi waktu
Sumber belajar yang dikutip ditulis dengan tata tulis baku
5.
PEMILIHAN MEDIA BELAJAR
Kesesuaian media belajar dengan indikator/tujuan pembelajaran. Kesesuaian media belajar dengan materi pembelajaran dan pendekatan scientific.
Kesesuaian media belajar dengan karakteristik peserta didik
6.
METODE
PEMBELAJARAN
Kesesuaian metode pembelajaran dengan indikator/tujuan pembelajaran
Kesesuaian metode pembelajaran dengan pendekatan Scientific
7. SKENARIO PEMBELAJARAN
Menampilkan kegiatan pendahuluan dengan jelas (apersepsi, motivasi, orientasi) Menampilkan kegiatan inti sesuai dengan pendekatan scientific (mengamati, menanya,
NO. ASPEK INDIKATOR
menalar,
mencoba/mempraktikkan, mengomunikasikan)
Menampilkan kegiatan penutup dengan jelas (menyimpulkan, posttest, refleksi, tindak lanjut) Kesesuaian penyajian dengan materi pembelajaran
Keterpaduan antar muatan pelajaran tertata dengan baik sehingga perpindahan antar muatan pelajaran berjalan landai Rumusan skenario pembelajaran berpotensi untuk memberdayakan siswa
Rumusan skenario pembelajaran berpotensi untuk terciptanya pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna Keterpaduan antar muatan pelajaran tertata dengan baik sehingga perpindahan antar muatan pelajaran berjalan landai Rumusan skenario pembelajaran berpotensi untuk memberdayakan siswa
NO. ASPEK INDIKATOR
Pengaturan skenario pembelajaran dengan alokasi waktu proporsional
8. PENILAIAN
Penilaian bersifat otentik (kontekstual dan menggunakan beragam teknik penilaian) meliputi sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan
Kesesuaian teknik, bentuk, dan instrumen penilaian dengan indikator yang akan dicapai
Kesesuaian kunci jawaban dengan soal
Kesesuaian tugas dengan rubrik penilaian
Kesesuaian pedoman penskoran dari soal dan rubrik penilaian
9. LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
Kelengkapan unsur-unsur LKS (tujuan, petunjuk, kegiatan belajar, dan refleksi)
Rumusan petunjuk LKS sederhana dan mudah dipahami siswa
Rumusan kegiatan pembelajaran dalam LKS singkat, sederhana,
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data terdapat berbagai teknik pengumpulan data atau pengukuran yang disesuaikan dengan karakteristik data yang akan dikumpulkan dan responden penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, studi dokumen dan kuesioner.
1. Wawancara
Menurut Sugiyono (2011:137), Wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data untuk menentukan permasalahan yang akan diteliti
NO. ASPEK INDIKATOR
dan mudah dipahami siswa
Urutan kegiatan pembelajaran pada LKS runtut
Kegiatan pembelajaran dalam LKS memungkinkan tercapainya indikator/tujuan pembelajaran Kegiatan pembelajaran dalam LKS mencerminkan pendekatan scientific
Bahasa yang digunakan pada LKS sesuai dengan tingkat perkembangan siswa
Tersedia beberapa pertanyaan untuk refleksi
Tampilan LKS indah dan menarik
10. BAHASA RPP menggunakan Bahasa
serta mengetahui berbagai hal yang lebih mendalam dari responden. Wawancara dapat dilakukan secara berulang-ulang dan biasanya menggunakan kuesioner terbuka atau pedoman, dan pertanyaan yang diajukan sangat ditentukan oleh situasi wawancara. Oleh karena itu, dalam penelitian ini, peneliti terjun sebagai pewawancara secara langsung setelah pengisian analisis kebutuhan. Wawancara pun dilakukan oleh peneliti untuk mencari tahu tentang pengembangan perangkat pembelajaran mengacu kurikulum 2013 di SD yang bersangkutan. Hasil wawancara digunakan peneliti sebagai bahan pertimbangan produk yang akan dikembangkan.
2. Studi dokumen
Sugiyono (2013: 329) dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life histories), ceritera, biografi, peraturan, dan kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film, dan lain-lain. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitaif.
3. Kuesioner
Menurut Sugiono (2011: 142) kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Penelitian ini menggunakan kuesioner yang bertujuan untuk mengetahui validasi yang dapat membantu peneliti dalam melakukan revisi perangkat pembelajaran yang dibuat. Validasi perangkat pembelajaran dilakukan pada tanggal 16 Januari 2015.
H. Teknik Analisis Data
Data penelitian ini dianalisis oleh peneliti secara deskriptif (kualitatif). Data yang diperoleh berupa komentar dari guru kelas IV
SDN Kalasan 1 untuk selanjutnya dianalisis oleh peneliti guna memperbaiki dan mengetahui kelayakan produk yang akan dihasilkan. Data kuantitatif dan kuantitatif dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Data kualitatif
Data kualitatif berupa skor dari pakar dan dua orang guru Sekolah Dasar. Data ini dianalisis sebagai dasar untuk memperbaiki dan mengetahui kelayakan produk yang dihasilkan.
2. Data Kuantitatif
Data berupa skor dari penilaian oleh tiga orang pakar kurikulum 2013, yaitu dosen dan dua orang guru kelas I Sekolah Dasar. Data yang dianalisis sebagai dasar dari hasil penilaian kuesioner yang diubah menjadi data interval. Skala penilaian terhadap perangkat pembelajaran yang dikembangkan yaitu sangat baik (5), baik (4), cukup baik (3), kurang baik (2), sangat kurang baik (1). Skor yang sudah didapat kemudian dikonversikan menjadi data kualitatif skala lima dengan acuan menurut Sukardjo (2008:101) sebagai berikut:
Tabel 5 Konversi Nilai Skala Lima Interval Skor Kategori
X >X̅i + 1,80 Sbi Sangat baik X̅i+ 0,60 SBi< X ≤ X̅i + 1, 80Sbi Baik X̅i–0,60 SBi < X ≤ X̅i + 0,60Sbi Cukup X̅i–1,80 SBi < X ≤ X̅i– 0,60Sbi Kurang
X ≤ X̅i– 1,80Sbi Sangat Kurang
Keterangan:
Rerata ideal (X̅i) : (skor maksimal ideal + skor minimal ideal)
Simpangan baku ideal (SBi) :
6 (skor maksimal ideal - skor minimal ideal)
Berdasarkan rumus konversi di atas perhitungan data-data kuantitatif dilakukan untuk memperoleh data kualitatif dengan menerapkan rumus konversi tersebut. Penentuan rumus kualitatif pengembangan ini diterapkan dengan konversi sebagai berikut. Diketahui:
Skor maksimal ideal : 225 Skor minimal ideal : 45
Rerata ideal (X̅i) : (225+45) = 135 Simpangan baku ideal (SBi) :
6 (225-45) = 30 Ditanyakan:
Interval skor kategori sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik, dan sangat kurang baik.
Jawaban:
Kategori sangat baik = X >X̅i + 1,80 SBi
= X > 225 + (1,80 . 30) = X > 135+ 54 = X > 189 Kategori baik = X̅i + 0,60SBi < X ≤ X̅i + 1,80SBi = 135 + (0,60. 30) < X ≤ 135 + (1, 80 . 30) = 135 + 18 < X ≤ 135 + 54 = 153 < X ≤ 189
Kategori cukup baik = X̅i - 0,60SBi < X≤ X̅i + 0,60SBi
= 135- (0,60 . 30) < X ≤ 125 + (0,60 . 30)
= 135 – 18 < X≤ 135 + 18
= 117 < X≤ 153
Kategori kurang baik = X̅i - 1,80SBi < X≤ X̅i - 0,60SBi
= 135 - (1,80 . 30) < X ≤ 135 - (0,60 . 30)
= 135-54 < X ≤ 135 - 18 = 81 < X ≤ 117
Kategori sangat kurang baik = �≤ X̅i– 1,80SBi
= X ≤ 135 - (1,80 . 30) = X ≤ 135 - 54
= X ≤ 81
Berdasarkan perhitungan tersebut, diperoleh konversi data kuantitatif menjadi data kualitatif skala lima sebagai berikut.
Tabel 6 Kriteria Skor Skala Lima Interval Skor Kriteria
X > 189 Sangat Baik
153 < X ≤ 189 Baik
117 < X ≤ 153 Cukup
81 < X ≤ 117 Kurang
X ≤ 81 Sangat Kurang
Hasil dari penghitungan skor masing-masing validasi yang dilakukan akan dicari rerata skor perolehannya kemudian dapat dikonversikan dari data kuantitatif ke data kualitatif dalam kategori tertentu seperti yang tertera pada tabel kriteria skor skala lima.
58
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Kebutuhan
Langkah awal yang peneliti lakukan adalah penelitian tentang pengebangan perangkat pembelajaran yang mengacu pada kurikulum 2013. Analisis dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai apa yang dibutuhkan dalam melaksanakan pengembangan perangkat pembelajaran pada kurikulum 2013. Peneliti melakukan analisis kebutuhan sesuai dengan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran yang telah dijabarkan pada bab III. Untuk mengetahui lebih lanjut maka peneliti melakukan wawancara dengan seorang guru kelas IV SD Negeri Kalasan 1. Pada hari sabtu tanggal 17 Mei 2014 di SD Negeri Kalasan 1 Kecamatan Kalasan, Kabupaten Seleman, Yogyakarta. Yang ditunjuk oleh dinas pendidikan sebagai SD percobaan kurikulum 2013. Wawancara tersebut berpedoman pada 13 butir pertanyaan untuk melakukan analisis kebutuhan perangkat pembelajaran yang sesuai dengan Kurikulum SD 2013. Berikut data hasil wawancara dengan guru SD Negeri Kalasan 1, yang akan dijelaskan pada setiap beberapa butir yang telah mencangkup dalam 13 butir pertanyaan.
1. Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan
Peneliti melakukan wawancara kepada seorang guru kelas IV SD Negeri Kalasan I Kecamatan Kalasan, Kabupaten Seleman, Yogyakarta pada hari sabtu tanggal 17 Mei 2014. Wawancara tersebut berpedoman pada 13 butir pertanyaan untuk melakukan analisis kebutuhan perangkat pembelajaran yang sesuai dengan Kurikulum SD 2013. Berikut data hasil wawancara dengan seorang guru SD Negeri Kalasan I Yogyakarta yang akan dijelaskan pada setiap butir.
Butir pertanyaan pertama yaitu mengenai pemahaman guru mengenai Kurikulum SD 2013. Guru tersebut memberikan
jawaban bahwa mereka hanya memahami Kurikulum SD 2013 sejauh yang diterima dan diberikan dari pemerintah. Guru juga memahami Kurikulum SD 2013 sesuai dengan kemampuan sendiri dari Dinas.
Butir pertanyaan kedua yaitu mengenai pemahaman guru terkait dengan perumusan indiaktor dan tujuan pembelajaran yang mempertimbangkan keutuhan pribadi. Guru juga memaparkan bahwa dalam pembelajaran indikator dan tujuan pada kurikulum 2006 itu sangat berbeda dengan pemetaan indikator dan tujuan kurikulum 2013. Kurikulum 2006 lebih menekankan pada pemahaman saja sedangkan pada kurikulum 2013 ada empat aspek yaitu kompetensi inti 1 dan kompetensi inti 2 berkenaan dengan sikap keagamaan. Pada kompetensi 3 berkenana dengan pengetahuan dan kompetensi 4 berkenaan dengan penerapan pengetahuan. Guru memberikan jawaban bahwa mereka hanya menggunakan indikator dan tujuan yang sesuai dengan buku guru dan dikembangkan dengan mengikuti langkah-langkah yang diberikan. Guru juga memaparkan bahwa dalam pembelajaran indikator dan tujuan yang digunakan hanya mengikuti pada buku dan mengembangkannya.
Butir pertanyaan ketiga yaitu mengenai sejauh mana pemahaman guru terkait dengan pendekatan tematik integratif dalam pembelajaran. Guru tersebut memaparkan bahwa tematik integratif adalah pembelajaran yang saling terkait pada setiap muatan pelajarannya. Dalam perpindahan antar muatan pelajaran tidak terlihat. Guru juga memberikan contoh seperti pada kurikulum 2006, biasanya peserta didik mendengarkan pelajaran Matematika mereka langsung pusing dan takut duluan. Sedangkan dalam pendekatan tematik integeratif peserta didik belajar tentang meteri pembelajaran energi yang berkaitan dengan muatan pelajaran Matematika. Disitu peserta didik jadi tertarik karena peserta didik lebih suka belajar sesuai dengan fakta sesuai dengan perkembangan peserta didik dan tujuannya tetap tercapai.
Butir pertanyaan keempat yaitu tentang sejauh mana pemahaman guru terkait dengan penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran. Guru tersebut memaparkan bahwa terdapat 3 ranah dalam pendekatan saintifik yaitu kognitif, psikomotor dan afektif. Guru tersebut juga memaparkan bahwa pendekatan saintifik merupakan pendekatan bukan model. Yang digunakan dalam pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Selain itu, menurut guru tersebut dengan menggunakan pendekatan saintifik pembelajaran lebih mudah dilakukan karena ada lima tahapan yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba dan menyimpulkan. Keempat tahap ini tidak harus urut misalnya mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan sedangkan menyimpulkan tidak bisa karena menyimpulkan terletak pada akhir tidak bisa diawal. Jika kelima komponen ini tidak ada salah satunya berarti proses pembelajarannya itu belum maksimal.
Butir pertanyaan kelima yaitu tentang pemahaman guru terkait dengan penilaian otentik. Guru tersebut masih sangat merasa kesulitan mengenai penilaian otentik pada Kurikulum SD 2013. Menurut guru penilaian otentik adalah penilaian keseluruhan. Dalam penilaian otentik ada dua penilaian yaitu penilaian proses dan prodak (hasil). Disini guru masih kesulitan dalam penilaian otentik meskipun guru telah memahami tentang penilaian otentik. Namun masih kesulitan dalam menilai dengan jumlah siswa yang cukup banyak. Kemudian guru masih kesulitan pada instrument penilaian karena masih keterbatasan SDM, sarana dan prasarana. Jadi disini guru masih butuh belajar mengenai apa instrument. Dan penilaian rubrik itu guru masih belum merasa puas karena instrumennya cuma terlihat dan tidak terlihat. Pada penilaian otentik harus mengeluarkan Kompetensi Dasar untuk melakukan penilaian terutama pada penilaian sikap dan spiritual.
Butir pertanyaan keenam yaitu mengenai keperluan guru tentang contoh-contoh rubrik penilaian non tes. Guru tersebut sangat
memerlukan contoh-contoh rubrik penialain terutama dari Dinas. Guru tersebut memaparkan bahwa pada saat penataran tidak diberikan contoh rubrik penilaian yang jelas sehingga masih bingung dan kesulitan dalam penilaian terutama penilaian sikap dan spiritual. Guru masih sulit menilai sikap siswa karena setiap hari karakter siswa berubah-ubah. Guru tersebut menggunakan teknik penilaian bergantian seperti pada hari senin siswa dengan urutan nomer absen 1-10 akan dinilai sikap dan spiritualnya.
Butir pertanyaan ketujuh yaitu mengenai pemahaman guru terkait dengan penguatan pendidikan karakter dalam pembelajaran. Menurut guru tersebut pendidikan karakter merupakan pendidikan yang terkait dengan sikap dan moral siswa. Guru membentuk siswa menjadi lebih baik dalam tingkah laku, sopan santun maupun kebiasaan yang dilakukan. Guru tersebut menegaskan bahwa pendidikan karakter lebih kepada membentuk jiwa anak yang baik menjadi lebih baik lagi.
Butir pertanyaan kedelapan yaitu terkait pemahaman guru dengan jenis-jenis karakter yang akan dikembangkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nasional. Guru menjabarkan beberapa sikap yang dikembangkan oleh Kementrian dan Kebudayaan Nasional yaitu sopan santun, kebiasaan dan tingkah laku sehari-hari. Menurut guru tersebut pemerintah mengharapkan anak Indonesia menjadi manusia yang baik, bukan hanya pintar dan cerdas tetapi hati dan jiwa secara mental juga ikut baik. Guru tersebut juga memberikan alasan mengapa diperlukannya pendidikan karakter karena pada saat ini banyak sekali orang-orang yang pintar menjadi seorang koruptor. Hal tersebut terjadi karena tidak adanya pendidikan karakter yang didapatkan di bangku sekolah.
Butir pertanyaan kesembilan yaitu terkait dengan kesulitan-kesulitan yang dialami guru dalam mengembangakan perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum SD 2013. Guru sangat mengalami kesulitan mengenai perangkat pembelajaran. Guru
tersebut memaparkan bahwa mereka mengelami kesulitan dalam bahan ajar yang kurang luas, alat peraga yang belum tersedia dan membutuhkan dana yang banyak untuk setiap pembelajaran karena harus memfotokopi lembar kerja siswa atau menyediakan alat tulis seperti perwarna dan lain sebagainya. Hal tersebut terjadi karena kurangnya dana yang diberikan dari pemerintah dan sekolah untuk mengembangkan pembelajaran.
Butir pertanyaan kesepuluh yaitu mengenai contoh-contoh perangkat pembelajaran yang sesuai tuntutan Kurikulum 2013 tersedia di Sekolah tersebut. Guru menjelaskan bahwa perangkat pembelajaran yang tersedia di sekolah sangat sedikit. Hal tersebut dikarenakan faktor biaya yang tidak mencukupi untuk melengkapi perangkat pembelajaran di Sekolah.
Butir pertanyaan kesebelas yaitu mengenai apakah masih memerlukan contoh-contoh perangkat pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan Kurikulum SD 2013. Guru mengatakan bahwa masih sangat dibutuhkan contoh-contoh perangkat pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan Kurikulum SD 2013. Guru mengharapkan pihak pemerintah dapat memberikan contoh yang baik pada saat penataran atau sosialisasi sehingga guru tidak mengalami kesulitan dan merasa bingung.
Butir pertanyaan keduabelas yaitu mengenai karakteristik atau ciri-ciri RPPTH yang mengacu Kurikulum SD 2013 yang dibutuhkan. Guru tersebut tidak menjabarkan mengenai karakteristik RPPTH yang dibutuhkan tetapi guru tersebut memaparkan bahwa sudah ada karakteristik atau ciri-ciri RPPTH tetapi belum mengetahui mengenai kebenarannya. Guru tersebut juga menjelaskan bahwa pada saat penataran tidak diberikan contoh RPPPTH dan format yang digunakan berbeda-beda sehingga belum ada kepastian mengenai format yang benar.
Butir pertanyaan ketigabelas yaitu mengenai saran yang dapat guru berikan terkait dengan penyusunan perangkat
pembelajaran yang mengacu pada Kurikulum SD 2013. Guru tersebut memberikan saran kepada pemerintah untuk mohon diberikan contoh yang lengkap pada perangkat pembelajaran. Mohon diberikan walaupun sedikit tetapi lengkap serta dilengkapi dengan media yang dapat mendukung pada setiap pembelajaran.