• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

2. Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran Di Sekolah

Berikut adalah penjelasan mengenai pengembangan perangkat pembelajaran yang terdiri atas:

a. Pengertian Silabus

Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu mata pelajaran atau tema tertentu yang mencakup kompetensi inti, kompetensi dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, alikasi waktu, dan sumber belajar. Dalam Kurikulum 2013, ada salah satu administrasi pembelajaran yang harus dibuat oleh seorang pendidik. Silabus merupakan suatu yang pokok dalam kegiatan pembelajaran, sebab, silabus digunakan sebagai acuan dalam membuat dan mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran di kelas (Fadlillah, 2014:135-139). Ruang lingkup silabus adalah bagian-bagian yang terdapat dalam silabus yang menjadi gambaran umum bentuk materi yang harus diajarkan kepada peserta didik. Dalam kurikulm 2013, disebutkan bahwa silabus mencakup Kompetensi inti, Kompetensi dasar, Materi pembelajaran, Kegiatan pembelajaran, Penilaian, Alokasi waktu, dan Sumber belajar.

b. Prinsip-prinsip Pengembangan

Silabus Pengembangan silabus kurikulum 2013 secara umum sama seperti pengembangan silabus pada kurikulum-kurikulum sebelumnya (Fadlillah, 014:135-139). Prinsip-prinsip pengembangan silabus meliputi:

1) Ilmiah, yaitu keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus benar, logis, dan dapat dipertanggung jawabkan secara keilmuan.

2) Relevan, yaitu ruang lingkup, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam silabus disesuaikan dengan karakteristik peserta didik.

3) Fleksibel, yaitu dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran dapat berubah sesuai dengan kondisi dan perkembangan peserta didik. 4) Kontinuitas, yaitu setiap program pembelajaran yang dikemas

dalam silabus memiliki keterikatan satu sama dalam membentuk kompetensi dan pribadi peserta didik.

5) Konsisten, yaitu antara kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian memiliki hubungan yang konsisten dalam membentuk kompetensi peserta didik.

6) Memadai, yaitu ruang lingkup indikator, materi standar, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian yang dilaksanakan dapat mencapai kompetensi dasar yang telah ditetapkan.

7) Aktual dan Kontekstual, yaitu ruang lingkup kompetensi dasar, indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, sistem penilaian yang dikembangkan memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi dan berlangsung di masyarakat.

8) Efektif, yaitu memperhatikan keterlaksanaan silabus tersebut dalam proses pembelajaran, dan tingkat pembentukan kompetensi sesuai dengan standar kompetensi yang ditetapkan. 9) Efisien, yaitu upaya untuk memperkecil atau menghemat

pengguanaan dana,daya, dan waktu tanpa mengurangi hasil atau kompetensi standar yang ditetapkan.

c. Komponen RPPTH

1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) a. Pengertian RPP

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran merupakan suatu bentuk perencanaan pembelajaran yang akan oleh pendidik dalam kegiatan pembelajaran. Menurut Permendikbud No. 65 tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah disebutkan bahwa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (Fadlillah, 2014:143-148).

b. Ruang Lingkup RPP

Mengacu pada Permendikbud No 81 A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum 2013, bahwa rencana pelaksanaan pembelajaran adalah rencana pembelajaran yang dikembangkan secara rinci dari suatu materi pokok atau tema tertentu yang mengacu pada silabus. RPP mencakup: 1) data sekolah, mata pelajaran, dan kelas/semester, 2) Materi pokok, 3) alokasi waktu, 4) tujuan pembelajaran, KD, dan indikator, 5) materi pembelajaran, metedo pembelajaran, 6) media, alat, dan sumber belajar, 7) langkah-langkah pembelajaran, 8) penilaian.

1) Lembar Kerja Siswa (LKS)

a) Pengertian Lembar Kerja Siswa

Dalam artikel Ambiyar FT-UNP menjelaskan Lembar kerja siswa (LKS) merupakan salah satu jenis alat bantu pembelajaran. Secara umum LKS merupakan perangkat pembelajaran sebagai pelengkap atau sarana pendukung pelaksanaan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Lembar kerja siswa berupa lembaran kertas yang berupa informasi maupun soal-soal yang harus dijawab oleh peserta didik. LKS ini sangat baik digunakan untuk

menggalakkan keterlibatan peserta didik dalam belajar baik dipergunakan dalam penerapan metode terbimbing maupun untuk memberikan latihan pengembangan.

b) Fungsi, Tujuan dan manfaat Lembar Kerja Siswa Secara konseptual lembar kerja siswa merupakan media pembelajaran untuk menlatih daya ingat siswa terhadap pelajaran-pelajaran yang telah terdapat dalam kelas. Lembar kerja siswa juga dapat dikatakan sebagai aplikasi teori bank soal yang sebelumnya bank soal merupakan suatu cara untuk melatih kecerdasan siswa. Guru mengumpulkan soal-soal sebanyak-banyaknya dan diberikan terhadap siswa agar dijawab dengan benar.

Selain itu juga lembar kerja siswa dapat digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar berkala yang statusnya tidak formal. Guru dapat menggunakan LKS untuk mengetahui pengetahuan siswa terhadap materi pelajaran yang telah disampaikan.

Lembar kerja siswa berfungsi di antaranya sebagai berikut:

1. Menyusun materi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

2. Menyusun langkah-langkah belajar untuk memudahkan proses belajar peserta didik.

3. Memberikan tugas belajar peserta didik secara terpadu.

c. Tujuan penggunaan Lembar kerja siswa dalam proses belajar mengajar adalah sebagai berikut:

a. Memberi pengetahuan, sikap dan keterampilan yang perlu dimilki oleh peserta didik.

b. Mengecek tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah disajikan.

c. Mengembangkan dan menerapkan materi pelajaran yang sulit disampaikan secara lisan. d. Manfaat dengan penggunaan lembar kerja siswa

dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut 1. Mengaktifkan peserta didik dalam proses

pembelajaran.

2. Membantu peserta didik dalam mengembangkan konsep.

3. Melatih peserta didik dalam menemukan dan mengembangkan keterampilan proses.

4. Sebagai pedoman pendidik dan peserta didik dalamn melaksanakan proses pembelajaran. 5. Sebagai pedoman pendidik dan peserta didik

dalam melaksanakan proses pembelajaran.

6. Membantu peserta didik memperoleh catatan tentang materi yang dipelajari melalui kegiatan belajar.

7. Membantu peserta didik untuk menambah informasi tentang konsep dipelajari melalui kegiatan belajar secara sistematis.

2) Penilaian

a. Pengertian penilaian

Kurnasih dan Sani (2014:47) menyebutkan ada dua macam penilaian, diantaranya:

1) Penilaian (assessment) adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik.

2) Penilaian autentik adalah penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai

mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran, yang meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Penilaian autentik menilai kesiapan peserta didik, serta proses dan hasil belajar secara utuh. Keterpaduan penilaian ketiga komponen (input, proses, output) tersebut akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan hasil belajar peserta didik, bahkan mampu menghasilkan dampak instruksional (instructional effect) dan dampak pengiring (nurturant effect) dari pembelajaran.

Penilaian autentik merupakan pendekatan dan instrumen penilaian yang memberikan kesempatan luas kepada peserta didik untuk menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang sudah dimilikinya dalam bentuk tugas seperti: membaca dan meringkas, eksperimen, mengamati, survei, projek, makalah, membuat multi media, membuat karangan, dan diskusi kelas.

Hasil penilaian autentik dapat digunakan oleh pendidik untuk merencanakan program perbaikan (remedial), pengayaan (enrichment), atau pelayanan konseling. Selain itu, hasil penilaian autentik dapat digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki proses pembelajaran yang memenuhi standar penilain pendidikan.

Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut:

1. Objektif

Penilaian berbasis pada standar (prosedur dan kriteria yang jelas) dan tidak dipengaruhi faktor subjektivitas penilain.

2. Terpadu Penilaian oleh pendidik dilakukan secara terencana, menyatu dengan kegiatan pembelajaran, dan berkesinambungan.

3. konomis

Penilaian yang efisien dan efektif dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporannya. 4. Transparan

Prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diakses oleh semua pihak.

5. Akuntabel

Penilaian dapat dipertanggung jawabkan kepada pihak internal sekolah maupun eksternal untuk aspek teknik, prosedur, dan hasilnya.

6. Sistematis

Penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti langkah-langkah baku.

7. Edukatif

c. Mendidik peserta didik dan pendidik.

Pendekatan penilaian yang digunakan adalah penilaian acuan criteria (PAK) atau penilaian acuan patokan (PAP). PAK atau PAP merupakan penilaian pencapaian kompetensi yang didasarkan pada criteria ketuntasan minimal (KKM). KKM merupakan

criteria ketuntasan belajar minimal yang ditentukan oleh satuan pendidikan dengan mempertimbangkan karakteristik kompetensi dasar yang dicapai,daya dukung,dan karakteristik peserta didik.

Dari Sigurdson (1981) dan Sumarti (1999) dalam Majid (2014: 96), mengemukakan sejumlah komponen dalam format rencana pelaksanaan pembelajaran tematik harian yaitu:

1) Judul secara deskriptif;

2) Tema atau topik utama atau unit;

3) Alasan mengapa guru menginginkan manfaat daripenggunaan unit dalam pembelajaran bagi peserta didiknya;

4) Waktu yang menunjukkan adanya suatu priode; 5) Ruang lingkup bahasa atau materi yang

tercangkup dalam tema sekaligus berkaitan dengan kurikulum yang ditetapkan baik local maupun nasional;

6) Tujuan yang merujuak pada kurikulum yang ditetapkan;

7) Kegiatan; urutan, variasi dan bagaimana hal itu dilakukan;

8) Sumber-sumber belajar; 9) Evaluasi;

d. RPPTH disusun dengan memperhatikan keutuhan perkembangan pribadi siswa (intelektual, keterampilan, dan karakter) yang nampak dalam perumusan indikator dan tujuan pembelajaran.

Pada penyusunan RPPTH ini dilakukan kegiatan pemetaan untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh dan utuh. Maka semua kompetensi inti, kompetensi dasar dan indikator dari berbagai

mata pelajaran dipadukan dalam tema yang telah dipilih. Dalam Majid (2014:97) menjabarkan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar ke dalam indikator, melakukan kegiatan penjabaran kompetensi dasar setiap mata pelajaran ke dalam indikator. Kemudian hal-hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut:

1) Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik.

2) Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik mata pelajaran.

3) Dan dirumuskan dalam kata kerja oprasional yang telah diukur atau yang dapat diamati.

Sebagai suatu model pembelajaran di sekolah dasar, pembelajaran tematik memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut:

a) Berpusat pada siswa

Pembelajaran tematik berpusat pada siswa. b) Memberikan pengalaman langsung

Pembelajaran temtik dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa (direct experiences). Dengan pengalaman langsung siswa dihadapkan pada sesuatu hal yang nyata (konkret) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak.

c) Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas Dalam pembelajaran tematik pemisahan antar pembelajaran tidak begitu tampak jelas. Pembelajarannya pun hanya berfokus pada pembahasan tema-tema yang dekat pada kehidupan siswa.

Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran.

e) Bersifat fleksibel

Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) di mana guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lain, bahkan mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan di mana sekolah dan siswa berada.

f) Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.

e. RPPTH disusun dengan pendekatan tematik integratif

Menurut Ahmadi (2014: 224) ada beberapa manfaat tematik integratif yaitu 1) kebebasan dalam pemanfaatan waktu dan disesuaikan dengan kebutuhan siswa, 2) menyatukan pembelajaran siswa, konvergensi pemahaman yang diperolehnya sambil mencegah terjadinya inkonsistensi antar mata pelajaran, merefleksikan keadaan nyata yang dihadapi anak di rumah dan lingkungannya, sesuai dengan cara anak berfikir, dimana menurut penelitian otak mendukung teori pedagogi dan psikologi bahwa anak menerima banyak hal dan mengolah dan merangkumnya menjadi satu. Sehingga mengajarkan secara holistik terpadu adalah sejalan dengan bagaimana otak anak mengolah informasi.

Selain itu manfaat lain yang didapatkan dengan menggunakan pendekatan tematik integratif yaitu: a) suasana kelas yang nyaman dan

menyenangkan, b) menggunakan kelompok kerja sama, memadukan (kolaborasi) kelompok belajar, dan strategi pemecahan konflik yang mendorong siswa untuk memecahkan masalah c) mengoptimasi lingkungan belajar sebagai kunci kelas yang ramah otak, d) siswa dengan cepat dan tepat waktu dapat memproses informasi, e) proses pembelajaran di kelas mendorong siswa berada dalam format ramah otak, f) materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru dapat diaplikasikan langsung oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari, g) siswa yang relatif mengalami keterlambatan untuk menyelesaikan program belajar dapat dibantu oleh guru dengan cara memberikan bimbingan secara khusus dan menerapkan prinsip belajar tuntas, h) program pembelajaran yang bersifat ramah otak memungkinkan guru untuk mewujudkan ketuntasan belajar dengan menerapkan variasi cara penilaian.

Pada penelitian ini pembelajaran tematika integratif mengkombinasikan beberapa muatan

pelajaran dengan tema “Kegiatanku” subtema “Kegiatan Sore Hari”.

f. RPPTH disusun berbasis aktivitas siswa dengan menerapkan pendekatan saintifik.

Dalam Majid (2014: 210-234) proses pembelajaran saintifik mengacu pada tiga ranah pengembangan yaitu, sikap (tahu mengapa), pengetahuan (tahu bagaimana), dan keterampilan (tahu apa). Hasil akhirnya adalah peningkatan dan kesimbangan antara kemampuan untuk memnjadi manusia yang baik (soft skill) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup

secara layak (hard skill) dari peserta didik yang meliputi kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan.

Adapun langkah-langkah pembelajaran dalam pendekatan saintifik antara lain sebagai berikut: 1) Mengamati

Menemukan fakta bahwa ada hubungan antara obyek yang dianalisis dengan materi pembelajaran yang digunakan oleh guru.

2) Menanya

Pada saat kegiatan menanya guru dapat membimbing atau memandu peserta didiknya belajar dengan baik. Ketika guru menjawab pertanyaan, guru sebenarnya sedang menanamkan sikap kepada siswa agar menjadi penyimak dan pembelajar yang baik.

3) Menalar

Penalaran yaitu proses berpikir yang logis dan sistematis atas fakta-fakta empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Dalam kegiatan ini peserta didik mencoba mengkoneksikan antara pengetahuan baru yang didapat dengan pengetahuan sebelumnya untuk menjadi sebuah temuan pengetahuan, baik untuk mengoreksi atau pun memperoleh pelajaran baru. 4) Mencoba

Dalam kegiatan ini peserta didik mencoba melakukan eksperimen terkait materi pembelajaran untuk menemukan kesimpulan dan mengetahui secara langsung apa yang sedang mereka pelajari. Selama proses ini berlangsung guru ikut membimbing peserta didik yang bertujuan untuk mengatasi dan

memecahkan masalah-masalah yang akan menghambat kegiatan pembelajaran.

5) Membentuk jejaring, megomunikasikan

Membentuk jejaring merupakan filsafat interaksi dan gaya hidup manusia yang menempatkan dan memaknai kerjasama untuk memudahkan suatu usaha demi mencapai tujuan bersama.

g. Penilaian dalam RPPTH menggunakan penilaian otentik.

Penilaian yang dilaksanakan pada kurikulum 2013 adalah penilaian otentik. Dalam pendidikan dapat diketahui bahwa sesuatu proses pendidikan selalu saja meningkatkan mutu pembelajaran yang sesuai dengan kenyataan yang dialami oleh peserta didik melalui penilaian otentik guru dapat menilai atau mengukur keseluruhan kegiatan yang dialami maupun dilakukan oleh peserta didik.

Jenis-jenis penilaian otentik dapat dilihat sebagai berikut:

1) Penilaian Kinerja

Penilaian otentik melibatkan partisipasi peserta didik, khususnya dalam proses dan aspek‐aspek yang akan dinilai. Guru dapat melakukannya dengan meminta para peserta didik menyebutkan unsur‐unsur tugas yang akan mereka gunakan untuk menentukan kriteria penyelesaiannya. Berikut ini cara merekam hasil penilaian berbasis kinerja.

a) Daftar cek (checklist).

b) Catatan anekdot/narasi (anecdotal/narative records).

d) Memori atau ingatan (memory approach). 2) Penilaian Proyek

Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik menurut periode atau waktu tertentu. Penyelesaian tugas dimaksud berupa mencari tahu tentang sesuatu ilmu pengetahuan bersifat nyata yang dilakukan oleh peserta didik, mulai dari perencanaan, pengumpulan data, pengolahan, analisis, dan penyajian data.

Berikut ini tiga hal yang perlu diperhatian guru dalam penilaian proyek.

a) Keterampilan peserta didik dalam memilih topik, mencari dan mengumpulkan data, mengolah dan menganalisis, memberi makna atas informasi yang diperoleh, dan menulis laporan.

b) Kesesuaian atau relevansi materi pembelajaran dengan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang dibutuhkan oleh peserta didik.

c) Keaslian sebuah proyek pembelajaran yang dikerjakan atau dihasilkan oleh peserta didik. 3) Penilaian Portofolio

Penilaian portofolio merupakan penilaian atas kumpulan artefak yang menunjukkan kemajuan dan dihargai sebagai hasil kerja dari dunia nyata. Penilaian portofolio bisa berangkat dari hasil kerja peserta didik secara perorangan atau diproduksi secara berkelompok, memerlukan refleksi peserta didik, dan dievaluasi berdasarkan beberapa dimensi.

Penilaian portofolio dilakukan dengan menggunakan langkah‐langkah seperti berikut: a) Guru menjelaskan secara ringkas esensi

penilaian portofolio.

b) Guru bersama guru lainnya menentukan jenis portofolio yang akan dibuat.

c) Peserta didik, baik sendiri maupun kelompok, mandiri atau dibawah bimbingan guru menyusun portofolio pembelajaran.

d) Guru menghimpun dan menyimpan portofolio peserta didik pada tempat yang sesuai, disertai catatan tanggal pengumpulannya.

e) Guru menilai portofolio peserta didik dengan kriteria tertentu.

f) Jika memungkinkan, guru bersama peserta didik membahas bersama dokumen portofolio yang dihasilkan.

g) Guru memberi umpan balik kepada peserta didik atas hasil penilaian portofolio.

4) Penilaian Tertulis

Penilaian tertulis adalah sebuah Tes tertulis berbentuk uraian atau esai yang menuntut peserta didik mampu mengingat, memahami, mengorganisasikan, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan sebagainya atas materi yang sudah dipelajari. Tes tertulis berbentuk uraian sebisa mungkin bersifat komprehensif, sehingga mampu menggambarkan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik.

h. RPPTH disusun sesuai dengan ketentuan EYD.

Penyusunan RRPTH dengan memperhatikan ketentuan EYD. Menurut buku pedoman umum ejaan

bahasa Indonesia yang disempurnakan oleh Departemen Pendidikan Nasional adalah suatu penyusunannya harus diperhatikan dan akan dijabarkan sebagai berikut:

a) Huruf abjad yang ada pada tabel berikut;

Tabel 2 Huruf abjad

Huruf Nama Huruf Nama Huruf Nama

A a A J j je S s es B b Be K k ka T t te C c Ce L l el U u u D d De M m em V v ve E e E N n en W w we F f Ef O o o X x eks G g Ge P p pe Y y ye H h Ha Q q ki Z z zet I i I R r er

b) Huruf vokal adalah huruf yang melambangkan vokal atau bunyi yaitu (a, e, i, o dan u).

c) Huruf konsonan dalam bahasa Indonesia terdiri dari huruf-huruf b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.

d) Huruf diftong dilambangkan dengan huruf ai, au, oi.

e) Gabungan-huruf konsonan dilambangkan dengan huruf kh, ng, ny, dan sy. Masing-masing melambangkan suatu bunyi konsonan. f) Pemenggalan kata dilambangkan dengan

huruf misalnya: ma-in, sa-at, bu-ah. Huruf diftong ai, au, oi, gabungan-huruf konsonan tidak pernah dipisahkan sehingga

pemenggalan kata tidak dilakukan di antara kedua huruf itu.

g) Huruf kapital adalah huruf besar yang dipakai pada awal kalimat.

h) Huruf miring adalah huruf yang dicetak miring dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kolom kata.

i) Kata dasar adalah kata yang berupa lkata dasar situlis sebagai satu kesatuan.

j) Kata turunan adalah imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya.

k) Kata ulangan digunakan dengan menggunakan tanda hubung.

l) Gabungan kata yang disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus, unsur-unsurnya ditulis terpisah.

m) Kata ganti depan di, ked an dari di tulis terpisah dari kata yang mengikutinya kecuali di dalam gabungan kata yang telah lazim dianggap sebagai satu kata.

n) Partikel-lah,-kah, dan -tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.

o) Singkatan dan akronim, singkatan ialah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau lebih.

p) Angka dan lambing bilangan, angka dipakai untuk menyatakan lambing bilangan atau nomor. Di dalam tulisan lazim digunakan angka Arab atau angka Romawi.

q) Tanda titik (.) dipakai untuk akhiran kalimat bukan pertanyaan atau seruan, tanda koma (,) dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan, tanda titik koma (;) dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara, tanda titik dua (:) dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap jika mengikuti rangkaian atau pemerian, tanda hubung (-) untuk menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pengertian baris, tanda pisah (_) membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan di luar bangun kalimat,

tanda elips (…) dipakai dalam kalimat yang

terputus-putus, tanda Tanya (?) dipakai pada akhir kalimat tanya, tanda seru (!) dipakai sesudah ungkapan atau pertanyaan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidak percayaan, ataupun rasa emosi yang kuat,

tanda kurung ((…)) mengapit tambahan keterangan atau penjelasan, tanda petik (“…”)

mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis

lain, tanda petik tunggal (‘…’) mengapit

petikan yang tersusun di dalam petikan lain, tanda garis miring (/) dipakai di dalam nomor surat dan nomor pada alamat dan penanda masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim, tanda penyingkat (apostrof) (‘)

menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun.

Dokumen terkait