• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

4.10 Aspek Sosial dan Preferensi Pengguna

5.1.5 Hidrologi dan Drainase

Unsur air pada sebuah nursery merupakan elemen yang sangat penting, terutama untuk keberlangsungan tapak dan pertumbuhan tanaman. Kebutuhan air paling utama adalah untuk irigasi yang sangat mempengaruhi peningkatan ketahanan tumbuh tanaman, peningkatan pertumbuhan tanaman, dan tingkat produksi (Davidson 1981). Elemen air dalam suatu desain mempengaruhi aspek estetika maupun aspek teknik (Crowe 1981). Distribusi air juga harus diperhatikan, terutama sistem drainase pada sebuah tapak nursery. Drainase yang baik pada sebuah nursery dapat meminimalisir genangan air yang dapat menurutkan kualitas tanaman apabila dibiarkan terlalu lama (Davidson 1981).

Badan air yang dibentuk pada tapak berupa parit-parit kecil dengan lebar 0.4 meter yang merupakan aliran sungai Cipakancilan yang terdapat di lokasi STPP. Berdasarkan data yang diperoleh, badan air ini dimanfaatkan sebagai sumber air untuk memenuhi kebutuhan air ditapak. Di sisi kiri tapak, air juga dialirkan dalam bentuk parit yang melintang dari utara ke selatan, yang saat ini sudah berfungsi

! !

dengan baik sebagai drainase utama. Pada sisi-sisi tapak, masih ada genangan-genangan air saat hujan yang menyebabkan tanah terlalu lembab. Desain awal pada tapak sengaja membentuk parit-parit kecil dari aliran sungai untuk membentuk kolam yang tetap mengalir secara alami. Potensi ini juga dimanfaatkan oleh pihak pengelola sebagai sumber air yang dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk kebutuhan irigasi (Gambar 19).

Masalah pada bentukan tersebut adalah, kolam penampungan membuat adanya tumpukan sampah. Hal tersebut dapat menurunkan kualitas air jika dibiarkan terus-menerus, sedangkan untuk sebuah nursery kualitas air yang baik sangat diperlukan untuk menghasilkan kualitas tanaman yang baik (Davidson 1981). Kondisi tersebut membutuhkan penanganan yang cukup intensif. Salah satunya adalah dengan pembersihan kolam secara rutin untuk mengatasi masalah sampah yang menumpuk dan juga untuk menjaga kualitas air. Mengingat kondisi tapak yang cukup lembab dan beberapa titik dengan intensitas penyinaran yang cukup rendah, membuat lahan tersebut rentan memiliki genangan air pada saat hujan. Masalah tersebut dapat menjadi kendala dalam pemanfaatan tapak. Oleh karena itu, dibutuhkan pembuatan pori pada area dengan runoff yang relatif tinggi sehingga meminimalisir genangan yang terjadi saat hujan (Gambar 19).

Untuk instalasi pengairan pada tapak, pihak pengelola menyediakan sebuah tower air pada masing-masing green house.Sumber air tersebut berasal dari air PDAM setempat dan sistem perpipaan yang dibangun dari kolam penampungan. Tower air tersebut membentuk sistem perpipaan tertutup pada tiap-tiap green house yang cukup potensial untuk menjaga ketersediaan air.

! !

5.1.6 Vegetasi

Komoditas tanaman yang digunakan dan penyesuaian terhadap mata kuliah yang digunakan sangat penting untuk pertimbangan jenis tanaman yang akan digunakan atau ditambahkan. Tanaman merupakan bagian dari struktur dekorasi interior yang secara fisik memiliki fungsi tersendiri untuk menghasilkan suatu kesan ruang (Crowe 1981). Pemilihan tanaman disesuaikan dengan sumber daya yang terdapat pada tapak dan jenis mata kuliah.

Penanaman pada sebuah nursery baik yang komersil maupun non-komersil memiliki pola antara lain bentuk baris, kotak, persegi panjang, kubus, ekuilateral, maupun kombinasi. Pola-pola tersebut berpengaruh sebagai faktor penentu efisiensi produksi (Davidson 1981). Tipe desain baris merupakan salah satu metode tertua dan paling simple dari pola penanaman pada nursery dengan atau tanpa perbedaan kemiringan (Davidson 1981).

Secara spasial, pola penanaman memiliki pola baris, namun pada tapak pola baris tergolong tidak teratur sehingga menimbulkan kesan tidak teratur. Jenis tanaman didominasi oleh tanaman penutup tanah dan tanaman semak hias. Desain penanaman untuk tanaman tersebut kurang baik karena berubah dari pola awalnya yang berupa baris, menjadi acak. Hanya pada komoditas sedap malam pola penanaman relatif teratur. Kendala utama yang terdapat pada tapak adalah banyak lahan yang ditanami dibiarkan begitu saja sehingga tanaman banyak yang layu dan didominasi oleh rumput liar. Selain itu, tanaman yang sudah dibudidayakan tidak memiliki sistem distribusi yang baik, sehingga menumpuk dan mati. Hal ini mempengaruhi kondisi estetika visual dalam tapak.

Satwa yang terdapat pada tapak tidak terlalu spesifik. Jenis yang banyak ditemukan adalah jenis serangga dan tupai. Beberapa serangga memang berpotensi menjadi hama bagi tanaman hias yang terdapat pada tapak, namun hal tersebut masih bisa ditanggulangi dengan teknik pemeliharaan yang tepat. Potensi lain yang terlihat dari keberadaan serangga tersebut adalah meningkatkan nilai estetika pada tapak (Gambar 20).

! !

5.1.7 Visual

Pemandangan terbagi atas dua potensi, yaitu good view dan bad

view.Visualisasi dalam tapak pada dasarnya kurang menarik, banyak tumpukan sampah sisa tanaman pada sudut-sudut tapak. Penataan tanaman dan bangunan yang tidak terawat memperburuk kondisi visual. Namun, bukan berarti tidak ada

potensi yang dapat dimanfaatkan. Seperti welcome area yang sudah ada saat ini

memiliki potensi yang cukup menarik dengan sedikit perbaikan.

Lokasi tapak yang merupakan titik tertinggi dari keseluruhan tapak membuat pemandangan ke dalam tapak tidak dapat diakses dengan mudah dari luar, dengan barrier tanaman yang menjadi pagar pembatas disisi tapak nursery yang menutup pemandangan dari luar. Disisi timur tapak terdapat parit yang cukup luas yang merupakan anak sungai yang dibendung mengelilingi tapak. Pemandangan dari luar tapak cukup berpengaruh. Bangunan disekeliling tapak dengan gaya kolonial membuat pandangan dari tapak kearah luar menjadi lebih menarik (Gambar 21).

Pertimbangan kualitas estetika sangat memiliki peran penting dalam pengembangan kawasan dengan orientasi wisata, terutama wisata yang mengutamakan komoditas pertanian. Bukan hanya efek vegetasi dan hidrologi yang diutamakan, efek keruangan seperti vista pemandangan maupun citra yang terbentuk juga perlu diperhatikan (Chiara dan Koppelman 1990 dalam Alifia 2010).

Kontur yang dipertahankan membuat tapak terkesan alami layaknya lahan pertanian.bangunan kampus yang berada di sebelah barat hingga utara tapak

menambah nilai estetika tapak tersebut. Beberapa titik disisi nursery membentuk

vista dengan sudut-sudut tersembunyi yang menarik, seperti pada pintu masuk,

dan area sekitar green house. Tapak yang berbelok berpotensi membentuk dua

sudut pandang yang berbeda pada tapak. Hembusan angin yang tidak terlalu kuat dapat menunjang potensi visual yang dimiliki tapak tersebut. Perbaikan bangunan

seperti greenhouse dan paranet dapat membantu meningkatkan kualitas visual

! !

Dokumen terkait