• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hipnoterapi Dalam Bimbingan dan Konseling

Dalam dokumen Bimbingan dan Konseling Perspektif Sekolah (Halaman 81-86)

DALAM PROSES BIMBINGAN DAN KONSELING

B. Hipnoterapi Dalam Bimbingan dan Konseling

Di bidang pendidikan dan pengembangan diri, hipnoterapi berperan pada penyiapan/penguatan prasyarat belajar, yakni kondisi emosi dan mental seorang pembelajar. Sebelum seseorang men-setting pembelajarannya, ia harus terlebih dahulu menyiapkan prasyaratnya. Kondisi mental atau emosi yang kurang stabil, masalah persepsi terhadap belajar/pendidikan, mental blocking, “programming” yang keliru, trauma masa lalu, pengalaman kurang mengenakkan, perasaan tercemoohkan, merasa direndahkan, dsb, itu mengganggu pembelajaran yang bisa muncul kadang berupa kemalasan tanpa diketahui penyebabnya, kurang motivasi dan kurang percaya diri. Hipnoterapi berperan di sini, yakni melepas emosi-emosi negatif tersebut. Jika prasyarat utama ini

telah beres barulah beranjak ke proses belajar yang sesuai dengan minat dan kebutuhan.

Jadi perlu digaris bawahi bahwa melakukan hipnoterapi sama artinya sedang membuat program baru untuk otak di area hipnonis yaitu di pikiran bawah sadar yang mana sangat powerfull karena memegang kendali dari kontrol fungsi otak dan tubuh secara keseluruhan yang artinya hipnoterapi ini juga sangat efektif untuk memberi motivasi pendidikan dan sebagainya.

Hawkins (2011:174) menegaskan perlunya pemanfaatan penggunaan hipnosis dalam proses konseling “hipnosis merupakan strategi sekunder, atau sebagai prosedur tambahan, dengan mengutamakan strategi intervensi primer seperti terapi perilaku, terapi kognitif, analisis transaksional, dan lebih tepat dikemas dalam implementasi model konseling integratif. Riyadi (2013:105) menyatakan bahwa penggunaan hipnosis dalam praksis konseling yang selanjutnya disebut hipnoterapi atau hipnokonseling adalah sebuah model konseling yang mengintegrasikan ilmu hipnosis ke dalam praktek konseling memenuhi sifat integratif dan resiprokal. Integratif artinya dalam pemanfaatannya dapat diintegrasikan dengan teknik, strategi, keterampilan dan model-model konseling dalam suatu sesi konseling. Resiprokal artinya hipnosis sebagai suatu kondisi dimanfaatkan untuk praktek konseling. Sebaliknya konseling sebagai suatu teknik, digunakan dalam proses hipnosis untuk mencapai efektivitas proses terapeutik membantu individu keluar dari masalah yang dialami konseli dan dapat mengembangkan potensi individu secara optimal. Dengan mengintegrasikan penggunaan hipnosis dalam suatu sesi konseling diharapkan proses pengentasan masalah dan pengembangan potensi konseli jauh lebih efektif dan efisien, karena proses konseling lebih dapat menyentuh ranah pikiran bawah sadar (sub conscious mind) yang bercirikan lebih sugestif.

Asumsi pemanfaatan hipnosis dalam praksis konseling dikemukakan oleh Hawkins (2011: 178) meliputi (1) bahwa kondisi ‘trance’ hipnosis sesungguhnya bersifat alami, sewaktu-waktu individu dapat mengalaminya seperti ketika pikiran berada dalam kondisi rileks, pada saat meditasi dan pergeseran gelombang pikiran pada kondisi theta menjelang tidur nyenyak (delta), (2) proses hipnosis pada prinsipnya adalah self-hypnosis, dan (3) pikiran bawah sadar, pada prinsipnya memiliki sumber daya untuk penyembuhan, pemulihan dan penyadaran diri. Nurihsan (2014) menegaskan bahwa implementasi hipnosis (hipnoterapi) dalam praksis konseling dilakukan melalui dua tahap, yaitu tahap pertama pelaksanaan proses konseling secara umum, dan tahap kedua proses konseling melalui pemanfaatan hipnoterapi setelah mendapat persetujuan konseli. Penetapan model-model konseling dengan mempertimbangkan karakteristik masalah yang dihadapi seorang konseli merupakan keahlian konselor, ketika terdapat masalah-masalah yang memerlukan penanganan yang lebih tepat melalui pemanfaatan hipnoterapi, maka guru BK dan konselor sekolah meminta persetujuan dengan konseli sebelum menggunakan teknik tersebut.

Pembicaraan dapat diawali dengan terlebih dahulu memberikan penjelasan tentang apa itu hipnosis, masalah-masalah yang dapat diselesaikan dengan menggunakan teknik hipnosis, prosedur dan proses penanganan masalah yang dapat dilakukan dengan hipnosis hingga konseli memahami proses penanganan masalah dengan menggunakan pendekatan hipnosis.

Dalam melaksanakan peran dan fungsi guru BK (konselor) sekolah tidak dapat dipisahkan dari konsep dan paradigma BK yang berkembang. Sebagaimana hasil kajian terkini, bahwa pergeseran konsep dan paradigma BK saat ini dikemas dalam BK komprehensif yaitu BK yang berorientasi pada pengentasan masalah, pencapaian tugas-tugas

perkembangan dan pengembangan potensi peserta didik. Dalam upaya meningkatkan perannya guru BK (konselor) sekolah, selain memiliki penguasaan dan penerapan model-model konseling yang selama ini mereka peragakan dapat juga mengembangkan suatu model konseling integratif islami dengan menerapkan ilmu hipnosis (hipnoterapi) dalam sesi konseling yang dilaksanakan.

Penerapan model konseling integratif dengan menerapkan hipnoterapi dapat dilakukan melalui dua tahap konseling, yaitu tahap pertama pelaksanaan konseling sebagaimana biasanya dilakukan seorang konselor dan tahap kedua proses konseling dengan memanfaatkan hinoterapi setelah mendapatkan pesetujuan dari konseli.

Sedangkan manfaat dari hipnoterapis bagi konselor yang mempelajari dan mendalami psikologi juga tak kalah menguntungkannya. Salah satunya adalah dengan ilmu psikologi yang sudah dimilikinya atau yang sedang dipelajarinya ia akan lebih mudah menganalisa karakter klien yang datang untuk menjalani terapi. Dengan mengetahui secara kilat mengenai karakter sang klien, hipnoterapis akan dengan mudah dan segera menemukan metode yang tepat untuk diaplikasikan terhadap klien. Manfaat lainnya adalah terapis akan tahu bagaimana berbicara dengan klien yang sebenarnya mungkin memiliki masalah yang sulit untuk diselesaikan dengan cara ia berkomunikasi dengan klien dan pemilihan kata yang tepat agar klien tetap merasa optimis untuk menjalani terapi. Hipnoterapis belajar membesarkan hati klien dan membantunya untuk berusaha dan berkeyakinan lebih kuat untuk sembuh dari sebelumnya.

Masalah dengan mudah dapat datang dan pergi sepanjang hidup manusia, baik dalam kehidupan pribadi, sosial, intelektual ataupun perkembangan emosional. Kemudian, manusia memerlukan bantuan profesional melalui konseling dan terapi dalam membantu masalah yang anda

hadapi. Layanan konseling professional melalui hipnoterapi adalah layanan pemberian bantuan dalam membantu permasalahan psikologis yang sedang dihadapi. Dengan mengikuti layanan konseling ini siswa akan dibantu untuk terbebas dari masalah yang membelenggu dan mensabotase dirinya untuk maju.

Dalam proses konseling, hipnoterapi bisa dilakukan sebagai terapi individual dan kelompok. Secara klinis, apabila induksi diberikan oleh orang yang berpengalaman, induksi untuk pengeluaran muatan memori traumatik yang tersimpan di otak didalam terapi kelompok bisa sangat efektif. Seperti yang sering terlihat dalam kelompok-kelompok doa dan majelis, para pesertanya menjadi menangis bersama-sama dan bahkan berteriak, saat pemimpin doa membacakan doa permohonan yang menyayat-nyayat hati.

Hipnoterapi merupakan kegiatan profesional dan dilakukan dengan prosedur-prosedur tertentu sesuai dengan metode dan etika yang telah ditetapkan. Adapun langkah-langkah kerja hipnoterapi menurut Abdul Latif (2013) yaitu: Preinduction interview, induksi, deepening, terapi pikiran, dan terminasi.

Hipnoterapi adalah sebuah aplikasi ilmu hipnotis yang dapat digunakan untuk melakukan terapi terhadap berbagai gangguan psikologis maupun psikosomatis. Hipnoterapi adalah suatu bentuk terapi pikiran dengan munggunakan hipnosis/hipnotis. Banyak sekali manfaat dari hipnoterapi, karena ia bekerja di wilayah pikiran bawah sadar, sedangkan hipnotis/hipnosis adalah membawa seseorang untuk memasuki kondisi relaksasi agar bisa masuk ke pikiran bawah sadar, untuk kemudian diberikan sugesti.

Sesi layanan hipnoterapi dan konseling berlangsung dengan menjaga privacy klien, oleh karenanya sesi terapi hanya akan berlangsung antara terapis dan klien, tanpa ada intervensi

yang ia percayai jika ia rasa memerlukannya, dan atas persetujuan terapis yang menangani. Interaksi yang ada sepanjang sesi terapi akan direkam (audio dan video) untuk memastikan klien aman dan tidak mengalami kejadian yang dianggap menyalahi norma sosial. Dengan teknik ini diharapkan siswa mampu memahami diri dan lingkungannya serta tumbuh karakter yang diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam dokumen Bimbingan dan Konseling Perspektif Sekolah (Halaman 81-86)