• Tidak ada hasil yang ditemukan

Struktur Program Bimbingan dan Konseling Perkembangan Struktur program bimbingan perkembangan yang

Dalam dokumen Bimbingan dan Konseling Perspektif Sekolah (Halaman 46-51)

BIMBINGAN DAN KONSELING PERKEMBANGAN DI SEKOLAH

E. Struktur Program Bimbingan dan Konseling Perkembangan Struktur program bimbingan perkembangan yang

komprehensif terdiri atas empat komponen, (1) Layanan dasar bimbingan, (2) Layanan Responsif, (3) Sistem Perencanaan Individual, (4) Pendukung Sistem (Muro dan Kottman, 1995, Sara Champan, dkk., 1993).

1) Layanan Dasar Bimbingan (guidance curiculum)

Tujuan layanan dasar bimbingan adalah membantu seluruh siswa dalam mengembangkan keterampilan dasar untuk kehidupan. Komponen ini merupakan landasan bagi program bimbingan perkembangan. Contoh materi program bimbingan materi program di sekolah mencakup :

a. Self-esteem (harga diri); b. Motivasi berprestasi;

c. Keterampilan pengambilan keputusan merumuskan tujuan dan membuat perencanaan;

d. Keterampilan pemecahan masalah;

e. Keefektifan dalam hubungan antar pribadi; f. Keterampilan berkomunikasi;

g. Keefektifan dalam memahami lintas budaya; h. Perilaku yang bertanggung jawab.

Layanan dasar bimbingan perkembangan memiliki cakupan dan urutan bagi pengembangan kompetensi siswa. Materi kurikulum diajarkan dengan unit fokus pada hasil (outcome-focused) dan mengajarkan yang berorientasi tujuan (objektif-based lesson) bagi siswa dalam kelompok kecil atau kelas untuk menggunakan material dan sumber-sumber lainnya, dan memerlukan strategi penilaian. Pengajaran dalam layanan dasar bimbingan diawali sejak pengalaman pertama siswa masuk sekolah, dengan materi yang diselaraskan dengan usia dan tahapan perkembangan siswa.

2) Layanan Responsif (Responsive Services)

Tujuan kelompok layanan responsif adalah mengintervensi masalah-masalah atau kepedulian pribadi siswa yang muncul segera dan dirasakan saat itu, berkenaan dengan masalah sosial pribadi, karier, dan/atau masalah pengembangan pendidikan. Sekalipun layanan ini merespon

topik yang memiliki prioritas dan/atau relevan dalam adegan sekolah. Topik yang menjadi prioritas di Texas pada tahun 1990-an adalah: kesukses1990-an akademik; masalah bunuh diri pada kalangan remaja dan anak; kenakalan anak; masalah putus sekolah; penyalahgunaan obat; kehamilan pada usia sekolah.

Topik-topik lainnya yang relevan dengan masalah di sekolah seperti: kehadiran; sikap dan perilaku terhadap sekolah; hubungan dengan teman sebaya; keterampilan studi; penyesuaian di sekolah baru; isu-isu yang muncul selama atau setelah intervensi terhadap kejadian-kejadian traumatik.

Sedangkan topik-topik yang berkaitan dengan masalah pribadi adalah: ketidakpastian menentukan karir; pilihan lanjutan sekolah; kematian anggota keluarga atau teman; masalah perceraian; masalah keluarga, dan masalah seksual.

Layanan responsif bersifat preventif dan remedial. Preventif dengan memberikan intervensi terhadap siswa agar mereka terhindar dari pilihan yang tidak sehat atau tidak memadai atau membawa anak agar mampu menentukan pilihan pada situasi tertentu. Remedial dengan memberikan intervensi terhadap siswa yang telah memiliki pilihan yang salah atau mereka tidak memiliki kemampuan dalam memecahkan masalah yang muncul dari pilihannya.

Prioritas pemberian layanan hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan anak. Program bimbingan yang komprehensif mencakup pula pemberian layanan bagi siswa yang memiliki karakteristik tertentu seperti siswa berbakat, program pendidikan khusus, program pendidikan jabatan, anak yang berpindah-pindah.

Teknik pemberian layanan berupa konsultasi individual atau kelompok siswa dalam kelompok kecil, mengamati siswa untuk mengidentifikasi masalah, konsultasi dengan guru dan orangtua, bersama guru dan orangtua membuat program rujukan untuk program atau spesialis lain,

melakukan koordinasi dengan ahli lain, dan melakukan pengawsan terhadap kemajuan siswa. Jika memungkinkan melaksanakan pelatihan dan pengawasan oleh fasilitator sebaya. Terkadang konselor melaksanakan layanan bimbingan untuk merespon tuntutan guru berkenaan dengan penyelesaian masalah kelompok anak tertentu seperti masalah persaingan atau stres dikalangan siswa berbakat.

3) Sistem Perencanaan Individual

Tujuan sistem perencanaan individual adalah membimbing siswa untuk merencanakan, memonitor, mengelola rencana pendidikan, karir, dan pengembangan sosial pribadi oleh dirinya sendiri. Konselor dapat menggunakan berbagi nara sumber staf, informasi dan kegiatan, serta memfokuskan nara sumber untuk seluruh siswa dan membantu siswa secara individual untuk mengembangkan dan mengimplementasikan perencanaan pribadi. Melalui sistem perencanaan individual, siswa dapat:

a. Mempersiapkan pendidikan, karir, tujuan sosial pribadi yang didasarkan atas pengetahuan akan dirinya, informasi tentang sekolah, dunia kerja dan masyarakatnya.

b. Merumuskan rencana untuk mencapai tujuan jangka pendek, jangka menengah dan tujuan jangka panjang.

c. Menganalisis apa kekuatan dan kelemahan pada dirinya dalam rangka pencapaian tujuan.

d. Mengukur tungkat pencapaian dirinya.

e. Mengambil keputusan yang merefleksikan perencanaan dirinya.

Guru hendaknya memberikan prioritas terhadap pemberian bantuan bagi siswa, dan mengimplementasikan perencanaan individual dengan fokus siswa, perencanaan pendidikan dan karir. Contoh materi program diantaranya: penafsiran hasil tes yang standar, aktifitas pengembangan karir

melanjutkan sekolah, pra-pendaftaran kursus, membantu siswa dalam melaksanakan riset dan memperoleh uang bagi siswa sekolah menengah atau pelatihan.

Konselor melakukan bimbingan kelompok dan/atau melakukan konsultasi dengan penasehat akademik, dan orangtua. Mereka bertanggungjawab dalam menjaga keakuratan dan kebermaknaan interprestasi hasil test dan informasi hasil penaksiran lainnya baik bagi siswa, guru, maupun orangtua siswa. Konselor melakukan koordinasi dan konsultasi dengan pihak-pihak yang bertanggungjawab dalam memberikan informasi pendidikan dan karir, serta prosedur dimana guru memberikan rekomendasi penempatan. Mereka memberikan rujukan dan konsultasi berkenaan dengan prosedur pemberian rujukan bagi siswa-siswa yang membutuhkan program-program tertentu, seperti siswa berbakat, siswa yang memiliki dwi-bahasa, siswa yang kritis, pendidikan khusus, pendidikan jabatan, dan pendidikan pengganti.

4) Pendukung Sistem (System Support)

Komponen pendukung sistem lebih diarahkan pada pemberian layanan manajemen yang tidak secara langsung bermanfaat bagi siswa layanan mencakup:

a. Konsultasi dengan guru-guru;

b. Dukungan bagi program pendidikan orangtua dan upaya-upaya masyarakat yang berhubungan;

c. Partisipasi dalam kegiatan yang ada di sekolah dalam rangka peningkatan perencanaan tujuan;

d. Implementasi dan program standarisasi instrumen tes; e. Kerja sama dalam melaksanakan riset yang relevan;

f. Memberikan masukan terhadap pembuat keputusan dalam kurikulum pengajaran, berdasarkan perspektif siswa.

Kegiatan manajemen diperlukan untuk menjamin peluncuran program bimbingan yang bermutu. Materi program dalam manajemen antara lain:

a. Pengembangan dan manajemen program bimbingan; b. Pengembangan staf bimbingan;

c. Pemanfaatan sumber daya masyarakat, dan

d.Pengembangan penulisan kebijakan, prosedur dan pedoman pelaksanaan bimbingan.

Dalam dokumen Bimbingan dan Konseling Perspektif Sekolah (Halaman 46-51)