• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1.Deskripsi Objek Penelitian

3. Uji Hipotesis

Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dalam pengolahan datanya. Analisis ini menggunakan uji statistik t dan uji statistik F dengan menggunakan tingkat signifikansi sebesar 5% atau 0,05. Apabila tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka Ha

100 diterima, sebaliknya apabila tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05 maka Ha ditolak.

a. Koefisien Determinasi

Uji koefisien determinasi (R²) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi antara 0 dan 1. Apabila nilai koefisien determinasi mendekati satu, maka variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan dalam memprediksi variabel dependen. Penelitian ini menggunakan koefisien determinasi dengan menggunakan nilai adjusted R-square untuk mengevaluasi model regresi. Nilai

adjusted R-square dalam penelitian dapat dilihat di tabel 4.6. Tabel 4.8

Koefisien Determinasi (Adjusted R²) Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .669a .447 .419 .094039344

a. Predictors: (Constant), SIZE, KOMIT, LEV, INDP, PROF, DISTRS

b. Dependent Variable: IPS

Sumber : Data Diolah (output SPSS 22.0)

Dari tampilan output SPSS dalam tabel 4.8 dapat dilihat bahwa besarnya adjusted R-square sebesar 0,419 atau 42%. Hal ini berarti 42% variabel dependen tingkat pengungkapan sukarela (IPS) dapat dijelaskan secara signifikan oleh variasi

101 variabel independen. Variabel independen tersebut adalah

financial distress (DISTRS), proporsi dewan komisaris independen (INDP), komite audit (KOMIT), ukuran perusahaan (SIZE), profitabilitas (PROF), dan leverage (LEV). Sedangkan sisanya sebesar 58 % (100% - 42 %) dijelaskan oleh variabel lain di luar model regresi dalam penelitian ini.

b. Uji Signifikansi Simultan (Statistik F)

Uji F menunjukkan semua variabel independen yang ada dalam model regresi mempunyai pengaruh secara simultan terhadap variabel dependen. Apabila nilai signifikansi < 0,05 maka Ha diterima. Pengaruh secara simultan variabel financial distress, proporsi dewan komisaris independen, komite audit,

leverage, profitabilitas dan ukuran perusahaan dapat dilihat pada tabel 4.7.

Tabel 4.9

Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) ANOVAa Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression .843 6 .141 15.897 .000b Residual 1.044 118 .009 Total 1.887 124

a. Dependent Variable: IPS

b. Predictors: (Constant), SIZE, KOMIT, LEV, INDP, PROF, DISTRS

102 Hasil pengolahan data dalam tabel 4.9 melalui uji Anova atau F-test terlihat bahwa nilai signifikansi sebesar 0,000 <0,05. Nilai probabilitas pengujian lebih kecil dari 0,05 menunjukkan bahwa model regresi dapat digunakan secara bersama-sama untuk memprediksi tingkat pengungkapan sukarela. Hal ini membuktikan bahwa variabel independennya yaitu financial distress, proporsi dewan komisaris independen, ukuran perusahaan, profitabilitas dan leverage bersama-sama secara simultan berpengaruh positif terhadap indeks pengungkapan sukarela. Hal ini menyimpulkan bahwa Ha diterima dalam model regresi penelitian ini.

c. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Uji statistik t digunakan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh variabel independen secara individual (parsial), yaitu variabel independen financial distress (DISTRS), mekanisme

corporate governance yaitu proporsi dewan komisaris independen (INDP), komite audit (KOMIT) dan karakteristik perusahaan yang di wakili oleh ukuran perusahaan (SIZE), profitabilitas (PROF), dan leverage (LEV) dalam menerangkan variabel dependen yaitu pengungkapan sukarela (IPS). Variabel-variabel dependen dengan tingkat signifikansi 5% atau 0,05. Apabila nilai probabilitas <0,05 maka koefisien regresi signifikan dan Ha diterima. Sedangkan apabila nilai probabilitas

103 lebih dari 0,05 maka koefisien regresi tidak signifikan dan Ha ditolak.

Tabel 4.10

Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) .248 .106 2.337 .021 DISTRS -.098 .023 -.395 -4.325 .000 INDP .161 .105 .112 1.542 .126 KOMIT .085 .018 .345 4.795 .000 LEV .013 .036 .029 .362 .718 PROF -.011 .076 -.013 -.145 .885 SIZE .026 .009 .220 2.864 .005 a. Dependent Variable: IPS

Sumber : Data Diolah (output SPSS 22.0)

Uji beda t-test digunakan untuk menguji seberapa jauh pengaruh variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini secara individual (parsial) dalam menerangkan variabel dependen. Dari hasil pengujian hipotesis, maka dapat diinterpetasikan bahwa dari 6 variabel yang digunakan, hanya ada 3 variabel yang memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel dependen (luas pengungkapan sukarela), yaitu financial distress, komite audit dan ukuran perusahaan.

104 Adapun interpretasi penulis terhadap penelitian ini akan dijelaskan lebih lanjut hasil dari tabel 4.10.

1. PengaruhFinancial Distress Terhadap Luas Pengungkapan Sukarela.

Koefisien regresi financial distress (DISTRS) adalah sebesar -0,098 dengan nilai t hitung sebesar 2,337 dengan nilai signifikan sebesar 0,000. Hasil tersebut menunjukan bahwa tingkat signifikansi < 0,05 yang berarti bahwa financial distress (DISTRS) berpengaruh signifikan negatif terhadap luas pengungkapan sukarela (IPS). Maka dapat disimpulkan variabel financial distress (DISTRS) berpengaruh secara parsial dan signifikan terhadap luas pengungkapan sukarela (IPS) dalam laporan tahunan perusahaan manufaktur.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Abdullah dan Nasir (2004) menunjukkan bahwa perusahaan yang sehat keuangannya cenderung untuk mengungkapkan informasi lebih banyak daripada perusahaan yang mengalami financial distressed. Penelitian Evi dan Rosa (2014:393) juga melaporkan penurunan pengungkapan sukarela yang diberikan oleh perusahaan atau perusahaan yang mengalami financial

105

distress (perusahaan tertekan) dibandingkan dengan perusahaan dengan kabar baik.

Sesuai dengan theory signal Jensen dan Meckling (1976) ketika perusahaan mengalami financial distress

maka perusahaan akan mempunyai bad news yang menunjukkan sinyal negatif bagi para investor sehingga ini akan mempengaruhi keterbukaan manajemen dalam melakukan pengungkapan, sedangkan jika perusahaan sehat keuangannya berarti perusahaan mempunyai good news yang akan lebih terbuka memberikan informasi kepadaa investor sehingga hal ini akan mempengaruhi pihak manajemen dalam memberikan informasi perusahaan. Pihak manajemen menyampaikan informasi yang dapat meningkatkan kredibilitasnya dan kesuksesan perusahaan meskipun informasi tersebut tidak diwajibkan.

2. Pengaruh Komite Audit Terhadap Luas Pengungkapan Sukarela.

Koefisien komite audit (KOMIT) sebesar dengan nilai hitung t sebesar 4,795 dan nilai sig 0,000. Hasil tersebut menjelaskan bahwa tingkat signifikansi <0,05 berarti bahwa secara parsial komite audit berpengaruh secara signifikan terhadap luas pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan perusahaan manufaktur. Hasil ini

106 sesuai dengan penelitian Ming Liu,et.al (2009), Primastuti (2012), Nandi dan Ghosh (2012) dalam penelitiannya membuktikan bahwa komite audit berpengaruh secara signifikan terhadap luas pengungkapan sukarela.

3. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap luas pengungkapan sukarela.

Pada variabel ukuran perusahaan yang diproksikan dengan logaritma dari total asset yang mempunyai nilai t sebesar 2,864 dan tingkat signifikansi sebesar 0,005 atau lebih kecil dari 0,05. Hal ini menyimpulkan bahwa secara parsial variabel ukuran perusahaan berpengaruh signifikan positif terhadap pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan perusahaan manufaktur. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Pancawati (2008) Nuryaman (2009), Meiryananda (2012), Nandy dan Ghosh (2013) serta Al janadi (2013) bahwa variabel ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan sukarela.

Penelitian ini memberikan dukungan empiris bahwa perusahaan yang besar lebih banyak memiliki informasi yang lebih besar daripada perusahaan kecil. Dalam hal ini perusahaan yang besar memandang arti pentingnya

kemungkinan-107 kemungkinan biaya competitive disadvantage yang lebih rendah daripada perusahaan kecil. Ada dugaan bahwa perusahaan kecil akan mengungkapkan lebih rendah kualitasnya dibandingkan perusahaan yang lebih besar hal ini karena ketiadaan sumber daya dalam pembuatan laporan tahunan. Alasan mendasar atas lebih besarnya item pengungkapan pada perusahaan besar disebabkan karena adanya masalah keagenan dimana perusahaan besar cenderung memiliki biaya keagenan yang lebih besar daipada perusahaan kecil (Pancawati, 2008).

Dokumen terkait