• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

D. Hipotesis

1. Pengaruh intellectual capital terhadap nilai perusahaan

Pengetahuan berbasis sumber daya manusia menjadi salah satu strategi bersaing yang merupakan kunci kesuksesan dalam persaingan yang terjadi antar perusahaan. Perusahaan harus mempunyai nilai tambah

Intellectual Capital (X1) Pengungkapan Intellectual Capital

(X1)

H2

H1

H3

yang akan membuat perusahaan menjadi lebih unggul dari perusahaan lain.

Fakta menyebutkan bahwa keberhasilan dalam bisnis didukung dengan teknologi yang berbasis pengetahuan. Berhubungan dengan pengetahuan sebagai sumber daya ekonomi yang penting dalam suatu organisasi, maka intellectual capital memiliki peran penting dalam kemajuan bisnis berbasis pengetahuan. Modal intelektual (intellectual capital) dapat dikatakan baik jika perusahaan dapat mengembangkan kemampuan dalam memotivasi karyawannya agar dapat berinovasi dan dapat meningkatkan produktivitasnya, serta memiliki sistem dan struktur yang dapat mendukung perusahaan dalam mempertahankan bahkan meningkatkan profitabilitas dan nilai perusahaan (Sayyidah, 2017: 164).

Berdasarkan teori dan temuan hasil penelitian terdahulu, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

H1: Intellectual Capital berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.

2. Pengaruh pengungkapan intellectual capital terhadap nilai perusahaan Teori sinyal menjelaskan bagaimana seharusnya sinyal-sinyal keberhasilan atau kegagalan manajemen disampaikan kepada pemilik.

Perusahaan melakukan pengungkapan terhadap modal intelektual dengan harapan dapat mengirimkan sinyal good news kepada pihak eksternal perusahaan bahwa perusahaan pada masa sekarang sedang berinvestasi dalam bentuk modal intelektual yang diharapkan akan memberikan keuntungan ekonomi untuk perusahaan di masa yang akan datang sehingga pada akhirnya meningkatkan nilai dan citra perusahaan. Dengan nilai dan citra perusahaan yang bagus dimata pihak eksternal, maka akan mendorong pihak eksternal untuk berinvestasi ke dalam perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan dengan profitabilitas yang masih rendah ataupun perusahaan-perusahaan yang baru berdiri, akan cenderung untuk mengungkapkan modal intelektual lebih banyak dalam laporan tahunan perusahaannya. Hal ini dilakukan untuk memberikan sinyal kepada pihak eksternal perusahaan bahwa perusahaan sedang berinvestasi dalam bentuk modal intelektual yang akan memberikan keuntungan di masa yang akan datang bagi perusahaan (Kiswara, 2012: 2). Pengungkapan modal

intelektual sebagai sebuah sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan yang pada akhirnya akan meningkatkan nilai perusahaan, yang salah satunya dapat dilihat dari harga saham perusahaan (Rahmawati, 2015: 101).

Berdasarkan teori dan temuan hasil penelitian terdahulu, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

H2: Pengungkapan Intellectual Capital berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.

3. Pengaruh intellectual capital dan pengungkapannya secara simultan terhadap nilai perusahaan

Berdasarkan Resource-Based Theory (RBT), perusahaan yang memiliki sumber daya dapat menjadikan perusahaan itu memiliki keunggulan bersaing dan mampu mengarahkan perusahaan yang memiliki kinerja jangka panjang yang baik. Resources yang berharga dan langka dapat diarahkan untuk menciptakan keunggulan bersaing, sehingga resources yang dimiliki mampu bertahan lama dan tidak mudah ditiru, ditransfer atau digantikan (Ulum, 2017: 23). intellectual capital merupakan salah satu sumber daya yang berharga berbentuk aset tak berwujud. Ketika asset ini dikelola secara efektif dan efisien akan memberikan manfaat dimasa yang akan datang bagi perusahaan.

Kemudian jika aset ini diungkapkan oleh perusahaan melalui laporan tahunan, maka akan berpengaruh terhadap nilai perusahaan tersebut.

Berdasarkan teori ini, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

H3: Pengungkapan Intellectual Capital dan pengungkapannya berpengaruh signifikan secara stimulan terhadap nilai perusahaan.

41 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah explanatory research. Dimana penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan-hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya dan bagaimana suatu variabel tersebut mempengaruhi variabel lainnya. Sedangkan pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah suatu pendekatan penelitian yang bersifat objektif mencakup pengumpulan dan analisis data kuantitatif serta menggunakan metode pengujian statistik.

(Yusran, 2017)

B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian adalah perusahaan perbankan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2015-2018.

2. Waktu Penelitian

Penulis melakukan penelitian dimulai dari bulan Januari 2020 sampai bulan Juni 2020. Untuk mempermudah kegiatan penelitian hingga pembuatan skripsi, penulis membuat time schedule yaitu sebagai berikut :

Tabel 3. 1

Rancangan Waktu Penelitian

No Uraian Jan Feb Mar Apr Mei Juni

1 Pengajuan Prposal 2 Bimbingan Proposal 3 Seminar proposal 4 Revisi pasca

seminar

5 Pengurusan surat penelitian

6 Pengumpulan data 7 Pengolahan data dan

analisis data 8 Bimbingan skripsi 9 Sidang munaqasah

C. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2018 sebanyak 43 perusahaan. Sampel merupakan bagian populasi yang ingin diteliti dan hasilnya mewakili keseluruhan gejala yang diamati. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 22 perusahaan perbankan. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling, dimana sampel diambil berdasarkan kriteria-kriteria tertentu. kriteria-kriteria tersebut terdiri dari :

1. Perusahaan tergolong sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2018.

2. Perusahaan selama tahun 2015-2018 tidak mengalami kerugian, hal ini untuk menunjukkan bahwa perusahaan dalam kondisi sehat.

3. Perusahaan tidak melakukan delisting dan ganti sektor selama rentang tahun penelitian 2015-2018.

4. Perusahaan selalu membuat annual report yang telah di audit di akhir periode selama tahun 2015-2018 dan diterbitkan di web Bursa Efek Indonesia.

5. Selama masa pengamatan perusahaan tidak melakukan merger/akuisisi.

6. Tersedianya data-data lain yang di butuhkan pada laporan keuangan seperti harga saham dan jumlah saham yang beredar.

Tabel 3. 2 2 Dikurangi perusahaan yang mengalami kerugian

selama tahun penelitian

(9) 3 Dikurangi perusahaan yang mengalami delisting

selama tahun penelitian

(4) 4 Dikurangi perusahaan yang tidak menerbitkan

laporan tahunan di web BEI selama rentang tahun penelitian

(7)

5 Dikurangi perusahaan yang mengalami merger (1)

Perusahaan yang menjadi sampel penelitian 22 Tabel 3. 3

Daftar nama perusahaan yang menjadi sampel penelitian

NO

Kode

Perusahaan Nama Perusahaan

1 BBKP Bank Bukopin Tbk.

2 INDC Bank Artha Graha Internasional.Tbk 3 BNBA Bank Bumi Arta Tbk.

4 BACA Bank Capital Indonesia Tbk.

5 BNGA Bank CIMB niaga Tbk.

6 DNAR Bank Dinar Indonesia Tbk.

7 BGTG Bank Ganesha Tbk 8 BINA Bank Ina Perdana Tbk 9 BMAS Bank maspion Indonesia Tbk 10 BNII Bank maybank Indonesia Tbk 11 MEGA Bank mega Tbk.

12 BBMD Bank mestika Dharma Tbk.

13 NOBU Bank nationalnobu Tbk.

14 BBNI Bank negara Indonesia (Persero) Tbk.

15 NISP Bank OCBC NISP Tbk.

16 PNBS Bank Panin Dubai Syariah Tbk. [S]

17 BSIM Bank Sinarmas Tbk.

18 BTPN Bank Tabungan Pensiunan nasional Tbk.

19 BVIC Bank Victoria International Tbk.

20 SDRA Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk.

21 BJBR BPD Jawa Barat dan Banten Tbk.

22 BJTM BPD Jawa Timur Tbk.

D. Pengembangan Instrumen 1. Variabel Independen

Variabel independen merupakan variabel yang secara bebas memengaruhi variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah modal intelektual dan pengungkapan modal intelektual.

a. Intellectual capital (X1)

Dalam penelitian ini alat ukur Intellectual capital yang digunakan adalah E-VAIC™ Plus (Extended VAIC Plus).

Formulasi perhitungan E-VAIC™ Plus adalah sebagai berikut : 1) Value Added (VA)

VA merupakan indikator yang paling obyektif untuk menilai keberhasilan bisnis serta menunjukkan kemampuan dari perusahaan dalam menciptakan nilai (value creation).

VA = OUT – IN

Output (OUT) : Total penjualan dan pendapatan lain.

Input (IN) : Beban dan biaya-biaya (kecuali beban karyawan).

Value Added (VA) : Selisih antara Output dan Input 2) Human Capital Efficiency (HCE)

HCE =

Value Added (VA) : Selisih antara Output dan Input

Human Capital (HC) : Total salaries and wages ; Beban karyawan Human Capital Efficiency (HCE) menunjukkan kontribusi yang dibuat oleh setiap rupiah yang diinvestasikan dalam HC terhadap value added organisasi.

3) Structural Capital Efficiency (SCE) SCE = + SCE = InCE + PCE Structural Capital Efficiency

(SCE)

: rasio dari VA terhadap SC Value Added (VA) : Selisih antara Output dan Input Innovation Capital (InC) : biaya research and development Process Capital (PC) : biaya penyusutan dan amortisasi 4) Relational Capital Efficient (RCE)

RCE = Relational Capital Efficient

(RCE)

: rasio dari VA terhadap SC Value Added (VA) : selisih antara Output dan Input Relational Capital (RC) : marketing cost

5) Capital Employed Efficiency (CEE) CEE =

Value Added (VA) : Selisih antara Output dan Input Capital Employed (CE) : nilai buku dari total asset perusahaan Capital Employed Efficiency (CEE) menunjukkan kontribusi yang dibuat oleh setiap unit dari CE terhadap value added organisasi.

6) Value Added Intellectual Coefficient (VAIC™) E-VAIC™ Plus = HCE + SCE + RCE + CEE E-VAIC™ Plus = ICE + CEE

b. Pengungkapan intellectual capital (X2)

Variabel independen lain dalam penelitian ini adalah pengungkapan intellectual capital. Dalam penelitian ini ICD-In (intellectual capital disclosure Indonesia) digunakan sebagai ukuran dalam menganalisis pengungkapan intellectual capital pada laporan keuangan perusahaan. Komponen ICD yang diadopsi dalam penelian ini merupakan modifikasi skema yang dibangun oleh Guthtrie et al (1999), yang merupakan pengembangan dari definisi IC yang ditawarkan oleh Sveiby (1997). Modifikasi dilakukan dengan menambahkan beberapa item yang diatur dalam Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor: Kep-431/BL/2012 tentang Penyampaian Laporan Tahunan Emiten atau Perusahaan Publik. Dalam skema ini, IC dikelompokkan dalam 3 kategori yang terdiri dari 36 item, 15 diantaranya adalah item modifikai, diberi kode (M). Delapan buah kategori human capital, lima belas buah kategori structural capital, dan tiga belas buah kategori relational capital (Ulum, 2017: 174).

Pengungkapan informasi intellectual capital dalam laporan tahunan diberi bobot sesuai dengan proyeksinya, kode numeric yang digunakan adalah sebagai berikut :

0 = item tidak diungkapkan dalam laporan tahunan;

1 = item diungkapkan dalam laporan tahunan (Ulum, 2017 : 170).

Rasio tingkat pengungkapan modal intelektual dari masing-masing perusahaan diperoleh dengan membagi total skor pengungkapan pada setiap perusahaan dengan total item dalam indeks pengungkapan modal intelektual. Formula yang digunakan adalah :

Score = ( ∑ 2. Variabel dependen (Nilai Perusahaan, Y)

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas (Sulistyastuti, 2017). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Nilai perusahaan. Nilai perusahaan di ukur dengan Nilai price to book value (PBV).

PBV adalah perbandingan antar harga pasar saham dengan nilai buku per saham. Harga pasar saham yang digunakan adalah harga yang berdasarkan closing price pada akhir tahun pelaporan perusahaan (Sunarsih & Mendra, 2012). PBV diformulasikan sebagai berikut :

PBV=

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan oleh penulis dalam mengumpulkan data adalah dokumentasi yaitu berupa penelitian arsip yang memuat kejadian masa lalu.

Data yang digunakan adalah data sekunder yang bersumber dari website Bursa Efek Indonesia (BEI), berupa laporan tahunan (annual report) perusahaan selama tahun 2015-2018.

F. Teknik Analisis Data 1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif merupakan statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul, tidak membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Yang termasuk ke dalam statistik deskriptif yaitu penyajian data melalui tebel, grafik, diagram lingkaran, pictogram,

perhitungan modus, median, mean, desil, persentil, perhitungan penyebaran data melalui perhitungan rata-rata dan stadar deviasi, perhitungan persentase. Di dalam statistik deskriptif ini juga dapat mencari seberapa besar kuat hubungan antara variable melalui analisis korelasi, melakukan prediksi dengan analisis regresi, dan membuat perbandingan dengan membandingkan rata-rata data sampel atau populasi (Sugiyono:

2007).

2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas.

Uji normalitas bertujuan untuk menilai apakah sebaran data pada sebuah kelompok data atau variabel berdistribusi normal atau tidak.

Model regresi yang baik yaitu memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Normalitas data dapat dilihat dari penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal pada grafik atau histogram dari residualnya.

Data normal atau tidak normal dapat diuraikan sebagai berikut :

1) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya, hal ini menunjukkan pola terdistribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya, hal ini berarti tidak menunjukkan pola terdistribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

Uji normalitas data dapat dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov (Prayitno, 2014: 91).

b. Uji Multikolonieritas, untuk menguji korelasi antar variabel bebas. Cara untuk mengetahui apakah terjadi multikolonieritas atau tidak yaitu dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF).

Dasar pengambilan uji Multikolonieritas yaitu :

1) Melihat nilai Tolerance; jika nilai Tolerance lebih besar dari > 0.10 maka artinya tidak terjadi Multikolonieritas.

2) Melihat nilai VIF; jika nilai VIF lebih kecil dari <10.00 maka artinya tidak terjadi Multikolonieritas.

c. Uji Autokorelasi, untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Untuk menguji keberadaan autokorelasi dalam penelitian ini digunakan uji statistic Durbin-Watson.

Dasar pengambilan uji Autokorelasi yaitu :

1) Jika d < dl atau d > 4-dl, maka artinya terdapat autokorelasi 2) Jika du < d < 4-du, maka artinya tidak terdapat autokorelasi

3) Jika dl < d < du atau 4-du < d < 4-dl, maka artinya tidak ada kesimpulan

d. Uji Heteroskedastisitas, untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Uji heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan uji Glejser dan melihat pola gambar scatterplots. Dasar pengambilan uji Heteroskedastisitas dari hasil uji geljser yaitu :

1) Jika nilai Signifikan lebih besar dari > 0.05, maka artinya tidak terjadi Heteroskedastisitas

2) Jika nilai signifikan lebih kecil dari < 0.05, maka artinya terjadi Heteroskedastisitas (S.Jacub, 2012).

Sedangkan dasar pengambilan keputusan bahwa tidak adanya gejala heteroskedastisitas dengan melihat pola gambar scatterplots yaitu jika:

1) Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau sekitar angka 0.

2) Titik-titik tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja.

3) Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar kemudin menyempit dan melebar kembali.

4) Penyebaran titik-titik data tidak berpola.

3. Metode Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linear berganda ialah suatu alat analisis peramalan nilai pengaruh dua variabel bebas atau lebih terhadap variabel terikat untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan fungsi atau hubungan kausal

antara dua variabel bebas atau lebih (X1), (X2), (X3), ….. (Xn) dengan satu variabel terikat (Riduwan, 2010: 152).

Y = a + b1X1 + b2X2 + e

Y : Nilai Perusahaan sebagai variabel dependen a : Konstanta

b1 b2 : Koefisien regresi variabel independen

X1 : Intellectual Capital sebagai variabel independen

X2 : Pengungkapan Intellectual Capital sebagai variabel independen

e : Error terms

4. Teknik Pengujian Hipotesis (Signifikansi Parameter Individual/Uji Statistik t)

Nilai statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel independen secara individual terhadap variabel dependennya. Uji terhadap nilai statistik t juga disebut uji parsial yang berupa koefisien regresi. Kita dapat melakukan uji ini dengan mudah dan singkat melalui SPSS. Langkah pertama kita harus merumuskan hipotesis nol yang hendak diuji yaitu :

Ho : β = 0, artinya variabel independen bukan merupakan penjelas variabel dependen.

Ha : β ≠ 0, artinya variabel independen merupakan penjelas variabel dependen.

Perhitungan (t-test) selanjutnya dibandingkan dengan ttabel dengan menggunakan tingkat kesalahan 0.05, kriteria yang digunakan adalah : a. H0 diterima jika nilai thitung < ttabel atau nilai sig > α

b. H0 ditolak jika nilai thitung > ttabel atau nilai sig < α

Apabila H0 diterima maka dapat disimpulkan tidak terdapat pengaruh signifikan, sedangkan apabila H0 ditolak artinya terdapat pengaruh yang signifikan. Kriteria dalam penetapan tingkat signifikansi yaitu:

a. Jika nilai signifikan > 0.05 maka hipotesis nol diterima (koefisien regresi tidak signifikan), hal ini berarti secara parsial variabel

independen tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

b. Jika nilai signifikan < 0.05 maka hipotesis nol ditolak (koefisien regresi signifikan), hal ini berarti secara parsial variabel independen mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Sulistyastuti, 2017).

5. Uji Signifikansi F

Uji signifikansi F menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model/persamaan regresi mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Sulistyastuti, 2017). Uji F dalam penelitian ini digunakan untuk menguji signifikansi Pengaruh Intellectual Capital dan Pengungkapannya terhadap Nilai Perusahaan secara simultan.

F hasil dibandingkan dengan Ftabel yang diperoleh dengan menggunakan tingkat resiko atau signifikansi 5% dengan kriteria sebagai berikut :

a. H0 diterima jika nilai Fhitung < Ftabel atau nilai sig > α b. H0 ditolak jika nilai Fhitung > Ftabel atau nilai sig < α Kriteria dalam penetapan tingkat signifikansi yaitu:

a. Jika nilai signifikan > 0.05 maka hipotesis nol diterima (koefisien regresi tidak signifikan), hal ini berarti secara simultan variabel independen tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

b. Jika nilai signifikan < 0.05 maka hipotesis nol ditolak (koefisien regresi signifikan), hal ini berarti secara simultan variabel independen mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

6. Koefisien Determinasi (R²)

Koefisien Determinasi mengukur seberapa besar kemampuan model menjelaskan variasi variabel dependen. Besarnya nilai koefisien determinasi berupa persentase, yang menunjukkan persentase variasi nilai variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh model regresi. Apabila nilai

koefisien determinasi dalam model regresi semakin kecil (mendekati nol) berarti semakin kecil pengaruh semua variabel independen terhadap variabel dependennya. Atau dengan kata lain, nilai R² yang kecil berarti kemampuan semua variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen sangat terbatas. Sebaliknya, apabila nilai R² semakin mendekati 100% berarti semua variabel independen dalam model memberikan hampir semua informasi yang diperlukan untuk memprediksi variabel dependennya atau semakin besar pengaruh semua variabel independen terhadap variabel dependen (Sulistyastuti, 2017).

52 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Bank Mega Tbk

PT Bank Mega Tbk didirikan di negara Republik Indonesia dengan nama PT Bank Karman berdasarkan akta pendirian tanggal 15 April 1969 No. 32 yang kemudian diubah dengan akta tanggal 26 November 1969 No. 47, kedua akta tersebut dibuat di hadapan Mr. Oe Siang Djie, notaris di Surabaya. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. J.A 5/8/1 tanggal 16 Januari 1970 dan telah diumumkan dalam Tambahan No. 55 pada Berita Negara Republik Indonesia No. 13.

Anggaran dasar Bank telah mengalami beberapa kali perubahan, perubahan terakhir dilakukan dengan akta notaris Dharma Akhyuzi, S.H., No. 21 tanggal 27 Mei 2015 mengenai perubahan Anggaran Dasar Perseroan dalam rangka penyesuaian dengan ketentuan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Sesuai dengan Pasal 3 anggaran dasar Bank, ruang lingkup kegiatan usaha Bank adalah menjalankan kegiatan umum perbankan. Bank memperoleh izin usaha sebagai bank umum berdasarkan Surat keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. D.15.6.5.48 tanggal 14 Agustus 1969.

2. Bank Negara Indonesia Tbk

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (“BNI” atau “Bank”) pada awalnya didirikan di Indonesia sebagai bank sentral dengan nama “Bank Negara Indonesia” berdasarkan Peraturan Pemerintah Pengganti UndangUndang No. 2 tahun 1946 tanggal 5 Juli 1946. Selanjutnya, berdasarkan Undang-Undang No.17 tahun 1968, BNI ditetapkan menjadi

“Bank Negara Indonesia 1946”, dan statusnya menjadi Bank Umum Milik Negara. Berdasarkan pasal 3 Anggaran Dasar BNI, ruang lingkup kegiatan BNI adalah melakukan usaha di bidang perbankan umum.

3. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk

PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (”BTPN” atau “Bank”) yang berdomisili di Jakarta didirikan berdasarkan akta notaris No. 31 tanggal 16 Februari 1985 dari Notaris Komar Andasasmita, S.H. Akta ini telah diubah dengan akta notaris No. 12 tanggal 13 Juli 1985 dari Notaris Dedeh Ramdah Sukarna, S.H. Anggaran Dasar telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan surat No. C-2-4583-HT.01-01 TH.85 tanggal 25 Juli 1985, dan diumumkan dalam Tambahan No. 1148 Berita Negara Republik Indonesia No. 76 tanggal 20 September 1985. Bank diberikan izin untuk melanjutkan usaha bank sebagai kelanjutan usaha dari Perkumpulan Bank Pegawai Pensiunan Militer (”BAPEMIL”) yang telah beroperasi secara operasional pada tanggal 16 Februari 1959.

Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Bank, maksud dan tujuan serta kegiatan Bank adalah melakukan kegiatan usaha utama dan kegiatan usaha penunjang termasuk melakukan penyertaan modal pada bank yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah, sesuai dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku di Indonesia. Bank memperoleh izin usaha sebagai bank umum berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. Kep-955/KM.17/1993 tanggal 22 Maret 1993 dan surat Bank Indonesia No. 26/5/UPBD/PBD2/Bd tanggal 22 April 1993. Bank juga memperoleh izin untuk menjalankan Unit Usaha Syariah melalui surat Bank Indonesia No. 10/2/DPIP/Prz/Bd tanggal 17 Januari 2008 yang telah dipindahkan ke BTPN Syariah setelah pemisahan pada tanggal 14 Juli 2014.

4. Bank Nationalnobu Tbk

PT Bank Nationalnobu Tbk (dahulu PT Bank Alfindo) (“Bank”) didirikan di Jakarta pada tanggal 13 Februari 1990 sesuai dengan Akta Notaris No. 86 dari Notaris Drs. Entjoen Mansoer Wiriatmadja, S.H., notaris di Jakarta. Anggaran dasar Bank telah diubah melalui notaris yang sama dengan akta No. 129 tanggal 10 April 1990 dan telah disahkan oleh

Menteri Kehakiman Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. C2-2610.HT.01.01.TH.90 tanggal 7 Mei 1990 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 80 Tambahan No. 3865 tanggal 5 Oktober 1990.

Anggaran dasar Bank telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dinyatakan dengan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 27 tanggal 25 Mei 2018 yang dibuat di hadapan Notaris Unita Christina Winata, S.H., notaris di Jakarta.

Perubahan tersebut telah diterima dan dicatat di dalam Sistem Administrasi Badan Hukum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sesuai Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar Perseroan Nomor Nomor AHUAH.01.03-0211932 tanggal 4 Juni 2018, dan telah didaftar dalam Daftar Perseroan No. AHU-0076623.AH.01.11.Tahun 2018 tanggal 4 Juni 2018. Berdasarkan pasal 3 anggaran dasar Bank, ruang lingkup kegiatan Bank adalah melakukan usaha di bidang perbankan.

5. Bank Dinar Indonesia Tbk

PT Bank Dinar Indonesia Tbk (dahulu PT Bank Liman International) ("Bank") berkedudukan di Jakarta Pusat didirikan pada tanggal 15 Agustus 1990 berdasarkan akta notaris James Herman Rahardjo, SH., No.99 tanggal 15 Agustus 1990. Bank memperoleh izin usaha untuk beroperasi sebagai bank umum berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan

PT Bank Dinar Indonesia Tbk (dahulu PT Bank Liman International) ("Bank") berkedudukan di Jakarta Pusat didirikan pada tanggal 15 Agustus 1990 berdasarkan akta notaris James Herman Rahardjo, SH., No.99 tanggal 15 Agustus 1990. Bank memperoleh izin usaha untuk beroperasi sebagai bank umum berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan

Dokumen terkait