• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

B. Kajian Penelitian yang Relevan

Adapun peninjauan perpustakaan yang penulis lakukan adalah dengan melihat kepada skripsi dan laporan penelitian terdahulu yang membahas tentang pengaruh intellectual capital dan pengungkapannya terhadap nilai perusahaan.

1. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Wahyu Widarjo dari Universitas Tunas Bangunan, tahun 2011, dengan judul penelitian : “Pengaruh Modal Intelektual dan Pengungkapan Modal Intelektual pada Nilai Perusahaan yang melakukan Initial Public Offering”. Hasil penelitiannya yaitu modal intelektual yang diukur dengan VAIC™ tidak berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan, artinya pasar dalam hal ini calon

investor tidak memberikan nilai yang lebih tinggi terhadap perusahaan yang memiliki modal intelektual yang tinggi. Belum adanya standar dalam pengukuran modal intelektual kemungkinan menyebabkan pasar belum mampu melakukan penilaian yang tepat atas modal intelektual yang dimiliki perusahaan, sedangkan pengungkapan modal intelektual berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Semakin tinggi pengungkapan modal intelektual maka semakin tinggi nilai perusahaan.

Perluasan pengungkapan modal intelektual akan mengurangi asimetri informasi antara pemilik lama dengan calon investor, sehingga membantu calon investor dalam menilai saham perusahaan dan dapat melakukan analisis yang tepat mengenai prospek perusahaan di masa yang akan datang. Persamaannya dengan penelitian yang penulis angkat ialah sama-sama membahas tentang pengaruh modal intelektual dan pengungkapannya terhadap nilai perusahaan. Sedangkan perbedaannya dengan penelitian yang penulis angkat yaitu sampel peneletian dan alat ukur intellectual capital dan pengungkapannya yang digunakan. Sampel yang Wahyu widarjo gunakan dalam penelitiannya adalah perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) dan alat ukur intellectual capital yang digunakan adalah VAIC™ yang dikembangkan oleh Pulic tahun 1998, sedangkan penulis menggunakan sampel perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2015-2018 dan alat ukur intellectual capital yang digunakan penulis adalah Extended VAIC™

Plus yang merupakan modifikasi dari VAIC™. Kemudian alat ukur pengungkapan intellectual capital yang digunakan wahyu ICD Index yang dikembangkan oleh Singh dan Zahn tahun 2008, sedangkan penulis menggunakan ICD-In yang dikembangkan oleh Ulum tahun 2015.

2. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Jessika Oktavia S. Jacub dari Unika Widya Mandala Surabaya, tahun 2012, dengan judul penelitian :

“Pengaruh Intellectual Capital dan Pengungkapannya terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Farmasi di BEI)”. Hasil penelitiannya yaitu intellectual capital dan pengungkapan intellectual capital berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, hal ini

menunjukkan bahwa intellectual capital merupakan sumber kekuatan perusahaan untuk bersaing dalam mencapai keunggulan kompetitif dan meningkatkan persepsi pasar terhadap nilai perusahaan, kemudian dengan adanya pengungkapan intellectual capital di laporan keuangan menjadi pendorong utama bagi penciptaan nilai perusahaan. Persamaannya dengan penelitian yang penulis angkat ialah sama-sama membahas tentang pengaruh modal intelektual dan pengungkapannya terhadap nilai perusahaan. Sedangkan perbedaannya dengan penelitian yang penulis angkat yaitu sampel yang digunakan oleh Jessika Oktavia S. Jacub adalah perusahaan Farmasi yang terdaftar di BEI tahun 2006-2010, sedangkan penulis menggunakan sampel perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2015-2018. Kemudian alat ukur intellectual capital dan pengungkapannya juga berbeda, Jessika Oktavia S. Jacub menggunakan VAIC™ dan alat ukur pengungkapan yang dikembangkan oleh Bukh dkk tahun 2002, sedangkan penulis menggunakan Extended VAIC™ Plus dan ICD-In yang dikembangkan oleh Ulum tahun 2015.

3. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Rahma Nurul Aida dan Evi Rahmawati dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, tahun 2015, dengan judul penelitian : “Pengaruh Modal Intelektual dan Pengungkapannya Terhadap Nilai Perusahaan: Efek Intervening Kinerja Perusahaan”. Hasil penelitiannya yaitu modal intelektual tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan dan nilai perusahaan tetapi modal intelektual berpengaruh positif secara tidak langsung terhadap nilai perusahaan dengan kinerja keuangan sebagai variabel intervening.

Persamaan penulis dengan saudari Rahma Nurul Aida dan Evi Rahmawati yaitu sama-sama membahas tentang pengaruh modal intelektual dan pengungkapanya terhadap nilai perusahaan. Sedangkan perbedaannya penelitian Rahma Nurul Aida dan Evi Rahmawati juga menguji pengaruh modal intelektual dan pengungkapannya terhadap kinerja, sedangkan penulis hanya meneliti pengaruh modal intelektual dan pengungkapannya terhadap niali perusahaan saja. Kemudian penelitian Rahma dan Evi menggunakan variabel intervening, sedangkan penulis tidak

menggunakannya, tetapi penulis hanya menggunakan variabel kontrol.

Kemudian perbedaan lainnya yaitu alat ukur yang digunakan untuk modal intelektual dan pengungkapannya serta alat ukur nilai perusahaan. Rahma dan Evi Rahmawati menggunakan VAIC™ untuk mengukur modal intelektual, kemudian ICD Index yang dikemukakan oleh Singh dan Zahn tahun 2008 serta mengukur nilai perusahaan menggunakan Earning per Sahre (EPS), sedangkan penulis menggunakan Extended VAIC™ Plus sebagai alat ukur modal intelektual, ICD-Indonesia yang dikembangkan oleh Ulum tahun 2015, dan PBV sebagai alat ukur nilai perusahaan.

4. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Nanik Lestari dan Rosi Candra Sapitri dari Politeknik Negeri Batam, tahun 2016, dengan judul penelitian

“Pengaruh Intellectual Capital terhadap Nilai Perusahaan”. Hasil penelitiannya yaitu Intellectual capital tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hal ini menunjukkan bahawa investor kurang mempertimbangkan intellectual capital dalam menilai atau mengukur kinerja perusahaan, tetapi mereka lebih melihat kepada faktor lain seperti harga saham perusahaan. Persamaan penelitian Nanik Lestari dan Rosi Candra Sapitri dengan penelitian yang penulis angkat yaitu sama-sama membahas tentang pengaruh intellectual capital terhadap nilai perusahaan. Perbedaannya yaitu selain intellectual capital penulis juga membahas mengenai pengaruh pengungkapannya terhadap nilai perusahaan. Perbedaan lainnya adalah alat ukur yang digunakan, Nanik Lestari dan Rosi Candra Sapitri menggunakan VAIC™ untuk intellectual capital dan Tobins Q untuk mengukur nilai perusahaan. Sedangkan penulis menggunakan Extended VAIC™ Plus untuk intellectual capital dan PBV untuk mengukur nilai perusahaan.

5. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Susanti dari Institut Informatika dan Bisnis Darmajaya, tahun 2016, dengan judul penelitian : Pengaruh Intellectual Capital terhadap Nilai Perusahaan Perbankan di BEI Periode 2013-2015. Hasil penelitiannya yaitu Intellectual Capital berpengaruh tidak signifikan terhadap Nilai Perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa investor masih didominasi mengukur atau menilai kinerja perusahaan dari

aset fisik dan keuangan perusahaan, belum mempertimbangkan intellectual capital yang dimiliki perusahaan tersebut. Persamaan penelitian saudari Susanti dengan penelitian yang penulis angkat yaitu sama-sama membahas tentang pengaruh intellectual capital terhadap nilai perusahaan, kemudian sama-sama menggunakan sampel dari perusahaan perbankan. Sedangkan perbedaannya yaitu penulis menggunakan dua variabel independen yaitu intellectual capital dan pengungkapannya, sedangkan Susanti hanya memakai satu variabel independen. Kemudian dalam pemilihan tahun, penulis meneliti perusahaan perbankan tahun 2015-2018 sedangkan Susanti meneliti perusahaan perbankan tahun 2013-2015. Alat ukur intellectual capital dan nilai perusahaan yang digunakan oleh Susanti dan penulis juga berbeda.

Dokumen terkait