BAB III: KERANGKA KONSEP & DEFINISI OPERASIONAL
C. Hipotesis
1. Ada hubungan antara suhu dengan kejadian ISPA pada siswa kelas 5 SDN di Kecamatan Ciputat bulan Juni tahun 2013
2. Ada hubungan antara kelembaban dengankejadian ISPA pada siswa kelas 5 SDN di Kecamatan Ciputat bulan Juni tahun 2013
3. Ada hubungan antara kepadatan hunian dengankejadian ISPA pada siswa kelas 5 SDN di Kecamatan Ciputat bulan Juni tahun 2013
4. Ada hubungan antara luas ventilasi alamidengankejadian ISPA pada siswa kelas 5 SDN di Kecamatan Ciputat bulan Juni tahun 2013
5. Ada hubungan antara ventilasi alami dengan kejadian ISPA pada siswa kelas 5 SDN di Kecamatan Ciputat bulan Juni tahun 2013
6. Ada hubungan antara ventilasi buatan dengan kejadian ISPA pada siswa kelas 5 SDN di Kecamatan Ciputat bulan Juni tahun 2013
7. Ada hubungan antara lantai dengan kejadian ISPA pada siswa kelas 5 SDN di Kecamatan Ciputat bulan Juni tahun 2013
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Studi
Desain studi dalam penelitian ini adalah desain penelitian studi ekologi dimana unit analisis dalam peneitian ini adalah populasi. Data tingkat pengukuran pajanan pada individu tidak tersedia, tetapi data pada tingkat grup/populasi tersedia. Data pengukuran yang dimaksud yaitu kondisi lingkungandalam ruang kelas meliputi suhu, kelembaban, luas ventilasi, kepadatan hunian, ventilasi alami, ventilasi buatan dan lantai kelas..
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SDN yang berada di wilayah Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan. Kecamatan Ciputat dipilih karena kejadian ISPA tertinggi dari data sekunder Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan. Kejadian ISPA di Puskesmas Ciputat yaitu sebesar 6.526 kasus.
C. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 5 yang ada di SDN di Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan. Terdapat 40 SDN di Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan. Sepuluh SD sedang dalam tahap renovasi sehingga tidak dapat dilakukan penelitian. SDN yang dapat
ditelitiadalah SDN yang memilik satu ruang kelas 5. Sehingga dari 30 SDN yang tersedia, hanya 24 SDN yang memiliki satu ruang kelas 5.
Sebagian besar dari SDN tersebut terletak di pinggir jalan raya yang merupakan pusat kemacetan. Pada saat proses belajar, walau terdapat banyak jendela, namun hanya sedikit yang dibuka. Beberapa jendela maupun lubang angin terhalang papan tulis, lemari maupun poster. Selain itu walaupun terdapat kipas angin dalam kelas, namun tidak dihidupkan selama proses belajar. Sehingga sirkulasi udara dalam kelas terganggu.
D. Jenis Data
Data dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh dengan melakukan pengukuran langsung. Data primer dalam penelitian ini terdiri dari data pengukuran suhu, kelembaban, kepadatan hunian, luas ventilasi, ventilasi alami, ventilasi buatan dan lantai kelas. Sedangkan data sekunder dalam penelitian ini terdiri dari data ISPA pada anak usia sekolah tahun 2012 dari Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan sebanyak 64.750 kasus dan data SDN di Kecamatan Ciputat serta jumlah siswa dari UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Ciputat.
E. Pengumpulan Data
Data kejadian ISPA di setiap SDN diperoleh dengan pengumpulan data pada siswa kelas 5 SDN yang mengalami gejala ISPA berdasarkan keluhan yang dirasakan. Setiap siswa kelas 5 diwawancara untuk menjawab kuesioner yang berisi pertanyaan terkait keluhan gejala ISPA. Hal ini dilakukan karena tidak terdapat data kejadian ISPA pada siswa kelas 5 SD di Puskesmas maupun UKS sekolah.
Siswa kelas 5 SD dipilih karena siswa kelas 5 SD memiliki tingkat pemahaman yang cukup untuk memahami pertanyaan yang akan ditanyakan pada mereka seputar keluhan gejala ISPA. Selain itu siswa kelas 5 lebih dapat memusatkan pehatian dan memiliki memori jangka panjang lebih baik sehingga dapat menjawab pertanyaan kuesioner dengan baik.
Data jumlah siswa kelas 5 SD diperoleh dari absen siswa dengan mengkonfirmasi ulang kepada guru walikelas. Konfirmasi ulang bertujuan untuk memastikan ada tidaknya murid yang tidak masuk kelas saat penelitian maupun ada tidaknya murid yang pindah selama periode bulan Juni tahun 2013. Data suhu, kelembaban, kepadatan hunian dan luas ventilasi diperoleh dari hasil pengukuran langsung saat penelitian. Pengukuran suhu dan kelembaban dilakukan dengan menggunakan alat thermohygrometer. Waktu pemeriksaan lebih kurang 5 menit sampai jarum menunjukkan angka stabil. Data luas ventilasi diperoleh dari hasil pengukuran lubang angin dan jendela
dengan rollmeter. Data ventilasi alami, ventilasi buatan dan lantai kelas diperoleh dari lembar observasi.
F. Pengolahan Data
Pengolahan data terdiri dari serangkaian tahapan yang harus dilakukan meliputi:
1. Data Editing
Pada tahapan ini, data yang telah terkumpul melalui daftar pertanyaan (kuesioner) ataupun pada wawancara perlu dibaca kembali untuk melihat apakah ada hal-hal yang masih meragukan dari jawaban responden sehingga masih dapat ditelusuri kembali kepada responden/informan yang bersangkutan.
2. Data Coding
Kegiatan mengklasifikasikan data dan memberikan kode untuk masing-masing kelas sesuai dengan tujuan dikumpulkannya data.
Tabel 4.1 Pengkodean untuk Faktor Lingkungan Sekolah
Variabel Kategori Kode
Ventilasi Alami a. Tidak baik b. Baik
0 1 Ventilasi Buatan a. Tidak baik
b. Baik
0 1 Lantai Kelas a. Tidak baik
b. Baik
0 1
3. Data Structure
Data structure dikembangkan sesuai dengan analisis yang akan dilakukan dan jenis perangkat lunak yang dipergunakan. Pada saat mengembangkan data structure, bagi masing-masing variabel perlu ditetapkan ; nama, skala ukur variabel, jumlah digit.
4. Data Entry
Memasukkan data yang telah dikumpulkan ke dalam program atau fasilitas analisis data. Program untuk analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah SPSS.
5. Data Cleaning
Proses pembersihan data setelah data dientri. Cara yang dilakukan yaitu dengan melihat distribusi frekuensi dari variabel-variabel dan menilai kelogisannya. Untuk data kontinue (data dengan skala variabelnya interval atau rasio) dapat dilihat sebarannya untuk melihat ada tidaknya outliers.
G. Analisis
Analisis dilakukandengan analisis univariat dan bivariat. Analisis univariat dilakukan untuk memperoleh distribusi frekuensi tiap variabel yang diteliti dengan cara mendeskripsikan tiap-tiap variabel dengan melihat parameter frekuensi dan persentase. Hasil yang disajikan adalah mean, median, nilai minimum, nilai maksimum dan standar deviasi.
Analisis bivariat dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen yang berupa signifikansi perbedaan dua nilai pada variabel independen. Sebelum melakukan uji analisis bivariat, uji normalitas tiap-tiap variabel dilakukan untuk menentukan kenormalan distribusi data yang nantinya akan menentukan jenis uji korelasi yang akan digunakan. Uji korelasi data yang berdistribusi normal menggunakan uji korelasi Pearson, sedangkan data yang berdistribusi tidak normal menggunakan uji korelasi Spearman. Pada penelitian ini data kejadian ISPA tidak berdistribusi normal. Sehingga uji yang digunakan untuk suhu, kelembaban, kepadatan hunian dan luas ventilasi adalah uji korelasi Spearman. Sedangkan untuk variabel ventilasi alami, ventilasi buatan dan lantai kelas menggunakan uji Mann-Whitney.
Selain melihat hubungan antara variabel dependen dan independen, uji korelasi juga melihat keeratan hubungan. Keeratan hubungan diperoleh dari nilai korelasi (r). Kisaran nilai r adalah antara +1 dan -1, dengan r +1 menyatakan hubungan positif yang kuat dan r -1 menyatakan hubungan negatif yang kuat (Morton, 2009). Menurut Colton dalam Sabri (2006), nilai r dan derajat asosiasinya mempunyai rentang:
r derajat asosiasi 0,00 >0,0-0,25 0,26-0,50 0,51-0,75 0,76-1,00
tidak ada hubungan hubungan lemah hubungan sedang hubungan kuat/baik hubungan sangat baik/sempurna
BAB V
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Kecamatan Ciputat terletak di bagian tengah kota Tangerang selatan. Luas Kecamatan Ciputat adalah 3.626 Ha dengan letak ketinggian dari permukaan laut 44 m dan memiliki curah hujan rata-rata 2000-3000 mm/tahun. Berdasarkan data sensus tahun 2006, jumlah penduduk yang ada di wilayah Kecamatan Ciputat berjumlah 260.477 jiwa. Kecamatan Ciputat terdiri dari 7 kelurahan yaitu:Ciputat, Cipayung, Serua, Sawah Lama, Sawah Baru, Serua Indah dan Jombang.
Jumlah penduduk laki-laki di Kecamatan Ciputat yaitu 97.979 jiwa. Sedangkan jumlah perempuan yaitu 94.226 jiwa. Jumlah penduduk Kecamatan Ciputat yaitu 192.200 orang dengan luas wilayah 15,43 km2. Sehingga kepadatan Kecamatan Ciputat yaitu 10,457 orang/km2.
Kecamatan Ciputat beriklim tropis dengan temperatur rata-rata berkisar antara 23,5-32,60C dan temperatur minimum terendah yaitu 22,80C. Rata-rata kelembaban udara dan intensitas matahari sekitar 78,3% dan 59,3 %. Keadaan curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Februari yaitu 486 mm, sedangkan rata-rata curah hujan dalam setahun adalah 177,3 mm. Rata-rata-rata kecepatan angin dalam setahun adalah 3,8 m/detik dan kecepatan maksimum 12,6 m/detik.
B. Analisis Univariat
Analisis univariat mendeskripsikan suhu, kelembaban, ventilasi, kepadatan hunian) dan kejadian ISPA.
1. Gambaran Kejadian ISPA
Ukuran kejadian ISPA dalam penelitian ini yaitu insidensi kejadian ISPA dengan Incidence Rate (IR). IR kejadian ISPA diperoleh dengan membandingkan jumlah siswa yang mengalami gejala ISPA berdasarkan keluhan yang dirasakandibagi total siswa yang menghuni kelas 5 SDN di Kecamatan Ciputat bulan Juni tahun 2013. Insidensi kejadian ISPA pada siswa kelas 5 di setiap SDN di Kecamatan Ciputat ditunjukkan sebagai berikut :
Tabel 5.1
Insidensi Kejadian ISPA Pada Siswa Kelas 5 SDN di Kecamatan Ciputat Bulan Juni Tahun 2013
No Nama Sekolah Jumlah
ISPA (siswa) Penghuni Kelas (Siswa) IR 1. SDN 2 Ciputat 40 47 85.11 2. SDN 3 Ciputat 22 40 55.00 3. SDN 4 Ciputat 26 44 59.09 4. SDN 5 Ciputat 6 24 25.00 5. SDN 7 Ciputat 12 40 30.00 6. SDN 8 Ciputat 18 38 47.37 7. SDN 9 Ciputat 35 47 74.47 8. SDN 3 Cipayung 36 51 70.58 9. SDN 4 Cipayung 10 36 27.78
Tabel 5.1 (Lanjutan)
No Nama Sekolah Jumlah
ISPA (siswa) Penghuni Kelas (siswa) IR 10. SDN 1 Serua 26 38 68.42 11. SDN 3 Serua 36 46 78.26 12. SDN 5 Serua 33 48 68.75 13. SDN 2 Serua Indah 29 38 76.31 14. SDN 3 Serua Indah 22 40 55.00 15. SDN 1 Sawah 25 33 75.75 16. SDN 3 Sawah 31 51 60.78 17. SDN 4 Sawah 32 49 65.31 18. SDN 1 Sawah Baru 18 33 54.54 19. SDN 2 Sawah Baru 20 37 54.05 20. SDN 3 Jombang 31 43 72.09 21. SDN 4 Jombang 27 41 65.85 22. SDN 5 Jombang 33 51 64.70 23. SDN 6 Jombang 10 33 30.30 24. SDN 11 Jombang 30 38 78.95
Pada tabel 5.1 menunjukkan jumlah siswa kelas 5 yang mengalami gejala ISPA berdasarkan keluhan pada bulan Juni tahun 2013 dan IR kejadian ISPAbulan Juni tahun 2013.IR ISPA tertinggi terdapat di SDN 2Ciputat yaitu sebesar 85,11% pada bulan Juni tahun 2013 dan terendah terdapat di SDN 5 Ciputat yaitu sebesar 25% pada bulan Juni tahun 2013.
Tabel 5.2
Distribusi Kejadian ISPA Pada Siswa Kelas 5 SDN di Kecamatan Ciputat Bulan Juni Tahun 2013
Variabel Rata-rata Standar Deviasi Min-Max
Kejadian ISPA 60,14 17,267 25-85,11
Rata-ratakejadian ISPA di 24 SDN di Kecamatan Ciputat bulan Juni tahun 2013 adalah 60,14% dengan standar deviasi 17,267.
2. Gambaran Faktor-Faktor yang Mempengaruhi ISPA Pada Siswa SD Faktor-faktor yang mempengaruhi ISPA pada siswa SDN meliputi suhu, kelembaban, kepadatan hunian, luas ventilasi, ventilasi alami, ventilasi buatan, serta lantai kelas.
Tabel 5.3
Distribusi Suhu, Kelembaban, Kepadatan Hunian, Luas Ventilasi SDN di Kecamatan Ciputat Bulan Juni Tahun 2013
Variabel Rata-rata Standar Deviasi Min-Max
Suhu 30,58 2,24 26-34
Kelembaban 61,50 2,187 57-65
Kepadatan Hunian 1,181 0,220 0,95-2,01
Luas Ventilasi 9,963 2,680 4,34-13,74
Rata-rata suhu kelas di 24 SDN di Kecamatan Ciputat bulan Juni tahun 2013 adalah 30,580C dengan standar deviasi 2,24. Suhu tertinggi sebesar 340C di 4 SD yaitu SDN 2 Ciputat, SDN 3 Cipayung, SDN 5 Serua dan SDN 3 Sawah. Sedangkan suhu terendah sebesar 260C di SDN 5 Ciputat.
Rata-rata kelembaban kelas di 24 SDN di Kecamatan Ciputat bulan Juni tahun 2013 adalah 61,50% dengan standar deviasi 2,187. Kelembaban
tertinggi sebesar 65% di 2 SD yaitu SDN 2 Ciputat dan SDN 3 Jombang. Sedangkan kelembaban terendah sebesar 57% di SDN 5 Ciputat.
Rata-rata kepadatan hunian kelasdi 24 SDN di Kecamatan Ciputat bulan Juni tahun 2013 adalah 1,181 m2/siswa dengan standar deviasi 0,220. Nilai kepadatan hunian kelas paling tinggi yaitu 2,01m2/siswa yaitu di SDN 5 Ciputat.Sedangkan nilai kepadatan hunian terendah yaitu 0,95 m2/siswa di SDN 1 Serua.
Rata-rata luas ventilasialami kelasdi 24 SDN di Kecamatan Ciputat bulan Juni tahun 2013 adalah 9,963 m2 dengan standar deviasi 2,680. Nilai luas ventilasi tertinggi sebesar 13,74 m2 di SDN 5 Ciputat dan SDN 3 Serua Indah. Sedangkan nilai luas ventilasi terendah sebesar 4,34 m2 di SDN 1 Sawah Baru.
Tabel 5.4
Distribusi Ventilasi Alami, Ventilasi Buatan, Lantai Kelas SDN di Kecamatan Ciputat Bulan Juni Tahun 2013
Variabel Kategori Frekuensi Persentase
Ventilasi Alami Tidak baik Baik
13 11
54,2 45,8 Ventilasi Buatan Tidak baik
Baik
16 8
66,7 33,3 Lantai Tidak baik
Baik
17 7
70,8 29,2 Table 5.4 menunjukkan 13 SDN (54,2%) memiliki ventilasi alami tidak baik. Ventilasi alami kelas dikatakan baik jika aliran udara tidak terhalang dan minimal terdapat 4 jendela yang dikuba saat siswa sedang
belajar. Selain itu 16 SDN (66,7%) memiliki ventilasi buatan tidak baik. Ventilasi buatan kelas dikatakan baik jika terdapat kipas angin dalam kelas dan kipas angin digunakan saat kegiatan belajar berlangsung. Terdapat 17 SDN (70,8%) yang memiliki lantai kelas tidak baik. Lantai yang baik dan memenuhi syarat adalah lantai yang dalam keadaan kering dan tidak lembab, dilapisi ubin atau keramik yang mudah dibersihkan, tidak berdebu di musim kemarau dan tidak basah pada musim penghujan.