• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KERANGKA TEORI

2.2. Hipotesis Kerja

Dalam penelitian kualitatif, hipotesis kerja dimaksudkan sebagai panduan dalam proses analisis data dan dapat terus-menerus disesuaikan dengan data lapangan yang didapat. Adapun hipotesis kerja dalam penelitian ini, yaitu implementasi kebijakan dalam pemberian izin trayek angkutan umum di Dinas Perhubungan Kabupaten Deli Serdang meliputi ukuran dan tujuan kebijakan, sumber daya, karakteristik agen pelaksana, sikap/kecenderungan (disposisi) para pelaksana, komunikasi antar organisasi, serta lingkungan eksternal (ekonomi, sosial, dan politik).

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Bentuk Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan mengangkat fakta atau fenomena yang terjadi di lapangan ketika penelitian berlangsung dan menyajikannya. Menurut pendapat Sugiono (2000) penelitian deskriptif kualitatif adalah penelitian yang dilakukan terhadap terhadap variabel mandiri, yaitu tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain.

Moleong (2007:6) menjelaskan “penelitian deskrptif kualitatif adalah penelitian yang bermaksud memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.”

Cara deskripsi ini berasal dari wawancara, pengamatan, termasuk kutipan-kutipan dan rangkuman dari dokumen. Penelitian deskriptif kualitatif bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang sesuatu hal atau masalah dengan sudut pandang peneliti.

Dengan demikian, bentuk penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan mengumpulkan informasi terhadap ukuran dan tujuan kebijakan, sumber daya, karakterisik agen pelaksana, sikap/kecenderungan (disposisi) para pelaksana, komunikasi antar pelaksana, serta linkungan eksternal (ekonomi, sosial, dan politik).

3.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kantor Dinas Perhubungan Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara – Indonesia. Alasan penentuan lokasi adalah Dinas Perhubungan Deli Serdang memberlakukan peraturan mengenai larangan masuk ke area Lubuk pakam Kota. Meski sudah dilarang oleh Dinas Perhubungan Deli Serdang dengan alasan supaya Kota tertata dengan baik namun sampai saat ini tetap saja para supir angkutan kota KPUM A97 masih nekat untuk masuk ke area tersebut untuk menurunkan dan mencari penumpang. Hal ini merupakan bentuk ketidakpatuhan supir-supir angkutan umum tersebut terhadap izin trayek yang diterbitkan bagi mereka walaupun sudah sering ditertibkan dan dirazia. Fakta inilah yang membuat penulis tertarik untuk melaksanakan penelitian di lokasi ini.

3.3. Informan Penelitian

Adapun penelitian kualitatif menurut Hendarso (Usman, 2009 : 50) tidak dimaksudkan untuk membuat generalisasi dari hasil penelitian yang dilakukan sehingga subjek penelitian yang telah tercermin dalam fokus penelitian ditentukan secara sengaja. Oleh karena itu, juga dalam penelitian kualitatif tidak dikenal adanya populasi dan sampel. Bahkan subjek penelitian seperti yang disebutkan diatas nantinya akan menjadi informan yang akan memberikan informasi yang diperlukan peneliti selama proses penelitian.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti menentukan informan dengan menggunakan teknik purposive sampling yakni pengambilan informan secara sengaja dan informan yang digunakan adalah mereka yang benar – benar paham mengenai permasalahan yang diteliti. Untuk itu, yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah :

1. Kepala Bidang Angkutan dan Sarana Dinas Perhubungan Kabupaten Deli Serdang.

2. Kepala Seksi Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan III Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Deli Serdang.

3. Pegawai Dinas perhubungan dan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Deli Serdang.

4. Organda Deli Serdang.

5. Pengusaha atau supir Angkutan Umum.

Tabel 3.1 : Matriks Informan Penelitian No Informan

Penelitian

Informasi Yang Dibutuhkan Jumlah 1 Kepala Bidang angkutan umum dengan ukuran dan tujuan kebijakan, sumber daya,

2 Kepala Seksi angkutan umum dengan ukuran dan tujuan kebijakan, sumber daya, angkutan umum dengan ukuran dan tujuan kebijakan, sumber daya, organda, dan pelaku usaha angkutan umum, serta kendala-kendala yang dihadapi dalam pengimplementasian kebijkan perizinan trayek angkutan umum dilapangan.

1

5 Pengusaha atau supir angkutan umum.

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini, yaitu berupa:

1. Wawancara adalah metode pengumpulan data dimana peneliti mengumpulkan data dengan cara mengadakan komunikasi secara langsung dengan subjek penelitian di lokasi penelitian. Wawancara ini dilakukan karena peneliti ingin mendapatkan informasi yang lebih jelas dan mendalam. Sebelum melakukan penelitian langsung ke lapangan, peneliti terlebih dahulu menyusun pedoman wawancara.

2. Observasi yaitu teknik pengumpulan data dimana peneliti melakukan kegiatan pengamatan secara langsung dengan mencatat gejala – gejala yang ditemukan dalam interaksi sosial di lapangan untuk melengkapi data - data yang diperlukan yang berkaitan dengan permasalahan penelitian. Sebelum melakukan penelitian langsung ke lapangan, peneliti terlebih dahulu menyusun pedoman observasi.

3. Studi dokumentasi yaitu pengumpulan data yang menggunakan catatan – catatan atau foto – foto yang ada di lokasi penelitian atau sumber – sumber lain yang terkait dengan obyek penelitan. Sebelum melakukan penelitian langsung ke lapangan, peneliti terlebih dahulu menyusun pedoman dokumentasi.

3.5. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisir ke dalam suatu pola, kategori dan uraian dasar yang membedakan dengan penafsiran, yaitu memberikan arti yang signifikan terhadap analisis, menjelaskan uraian-uraian dan mencari hubungan diantara dimensi-dimensi uraian.

Untuk menganalisis data, maka penelitian menggunakan analisis data secara kualitatif, artinya suatu data yang dianalisis dengan tidak menggunakan data statistik, namun hanya menggunakan pengukuran yang benar, sehingga dapat dipercaya dan valid hasilnya.

“Setelah data primer dan data sekunder diperoleh, maka dilakukan analisis data dengan menelaah seluruh data yang terkumpul, mempelajari data, menelaah dan menyusunnya dalam satuan – satuan, yang kemudian dikategorikan pada tahap berikutnya dan memeriksa keabsahan serta menafsirkannya dengan analisis sesuai dengan kemampuan daya nalar peneliti untuk membuat kesimpulan penelitian”

(Moleong, 2006 : 274).

Menurut Miles dan Huberman (Sugiyono, 2007:243), terdapat beberapa langkah yang harus dilalui dalam melakukan analisis data yaitu sebagai berikut :

1. Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal – hal yang pokok, memfokuskan pada hal – hal penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.

2. Penyajian Data

Setelah langkah pertama selesai, maka langkah selanjutnya adalah menyajikan data dalam penelitian dengan teks yang bersifat naratif sehingga memudahkan peneliti memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami.

3. Penarikan Kesimpulan

Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti – bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti – bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

Berdasarkan penjelasan di atas, dalam penelitian ini untuk menganalisis data harus melalui langkah awal yaitu mereduksi data, kemudian menyajikan data, dan terakhir menarik kesimpulan.

3.6. Triangulasi Data

Dalam penelitian kualitatif, peneliti harus mendapatkan data atau informasi yang mencukupi dan valid agar dapat menggambarkan situasi yang sesungguhnya di lapangan. Untuk memastikan data atau informasi yang dikumpulkan lengkap dan valid, maka penelitian kualitatif mempergunakan teknik triangulasi. Wirawan (2011:156) menjelaskan

“triangulasi adalah suatu pendekatan riset yang memakai suatu kombinasi lebih dari satu strategi dalam satu peneitian untuk menjaring data atau informasi. Pendekatan triangulasi yang diterapkan dalam penelitian ilmu sosial dapat memperkuat kesimpulan mengenai observasi dan mengurangi risiko interpretasi yang salah dengan mempergunakan berbagai sumber-sumber informasi.” Triangulasi tidak hanya membandingkan data dari berbagai sumber data, akan tetapi juga mempergunakan berbagai teknik dan metode untuk meneliti dan menjaring data/informasi dari fenomena yang sama.

Terdapat lima jenis triangulasi yang dapat dipergunakan, yaitu triangulasi data, triangulasi peneliti, triangulasi teori, triangulasi metode, dan triangulasi lingkungan. Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan jenis triangulasi data dan triangulasi metode seperti yang dijelaskan Wirawan (2011:156-157) di bawah ini:

1. Triangulasi data, adalah mempergunakan sumber data atau informasi. Dalam teknik ini adalah mengelompokkan para pemangku kepentingan program dan mempergunakannya sebanyak mungkin.

2. Triangulasi metode, adalah pemakaian berbagai metode kualitatif untuk mengevaluasi program. Jika kesimpulan dari setiap metode sama, maka validitas penelitian dapat ditetapkan. Triangulasi metode merupakan triangulasi yang banyak digunakan karena akan menghasikan informasi yang kaya, rinci, dan valid.

Dalam Wirawan (2011:159) agar dapat menghasilkan data atau informasi yang valid dan reliabel, triangulasi harus dilaksanakan melalui proses yang sistematis, yaitu sebagai berikut:

1. Merencanakan triangulasi, dalam fase ini dilaksanakan aktivitas sebagai berikut:

a. Menyusun atau memperbaiki fokus, cakupan, dan hipotesis penelitian.

b. Mengidentifikasi sumber-sumber informasi.

c. Menentukan teknik triangulasi yang akan digunakan.

d. Menyusun instrumen untuk menjaring data (wawancara, observasi, dan studi dokumentasi)

2. Melaksanakan triangulasi, aktivitas dalam fase ini meliputi:

a. Menjaring data dengan mengadministrasikan berbagai jenis instrumen kepada para sumber informasi.

b. Memverifikasi dan membandingkan data atau informasi yang terjaring.

c. Mentabulasi dan menganalisis data atau informasi yang terjaring.

3. Mengkomunikasikan data atau informasi hasil triangulasi.

Berdasarkan penjelasan tersebut untuk mendapatkan data atau informasi yang valid dan dapat dipercaya, peneliti harus melaksanakan proses triangulasi seperti yang disebutkan di atas, yaitu merencanakan triangulasi. Kemudian melaksanakan triangulasi, terdiri dari menjaring informasi, memverifikasi dan membandingkan informasi yang didapat, dan menganalisis informasi yang didapat. Terakhir yaitu mengkominikasikan informasi hasil dari triangulasi.

BAB IV

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1. Dinas Perhubungan Kabupaten Deli Serdang 4.1.1. Visi dan Misi

Visi merupakan pandangan jauh ke depan, ke mana dan bagaimana instansi pemerintah harus dibawa dan berkarya agar konsisten dan dapat eksis, antisipatif, inovatif serta produktif. Visi tidak lain adalah suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan oleh instansi pemerintah. Dengan mengacu pada batasan tersebut, visi dari Dinas Perhubungan Kabupaten Deli Serdang yaitu “Mewujudkan sistem transportasi yang terintegrasi, efektif, dan efisien serta berwawasan lingkungan untuk mendorong daya saing wilayah.”

Untuk memnuhi visi tersebut, Dinas Perhubungan Kabupaten Deli Serdang menjabarkannya ke dalam misi sebagai berikut:

1. Mewujudkan kondisi lalu lintas yang terkendali.

2. Mewujudkan sarana angkutan umum yang aman.

3. Menyediakan prasarana dan fasilitas perhubungan yang memadai

4. Meningkatkan kapasitas kinerja Dinas Perhubungan Kabupaten Deli Serdang.

4.1.2. Struktur Organisasi

Gambar 4.1. Struktur Organisasi Dinas Perhubungan Kabupaten Deli Serdang

Sumber : Dinas Perhubungan Kabupaten Deli Serdang

Sekretaris

4.1.3. Deskripsi Jabatan

Tabel 4.2. Tugas Pokok Jabatan Dinas Perhubungan Deli Serdang

No. Jabatan Tugas Pokok

1 Kepala Dinas Membantu Bupati melaksanakan urusan pemerintahan bidang perhubungan, seperti merumuskan kebijakan teknis dan pelayanan umum di bidang perhubungan serta tugas lain yang diberikan ooleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsi di bidang perhubungan.

2 Sekretaris Membantu Kepala Dinas dalam teknis dan administratif serta koordinasi pelaksanaan tugas di lingkungan dinas.

3 Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

Membantu Sekretaris dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan pada lingkup sub bagian umum, ketatausahaan, pengelolaan data pegawai, disiplin pegawai, pengembangan karir pegawai, dan urusan sarana prasarana rumah tangga dinas.

4 Kepala Sub Bagian Keuangan

Membantu Sekretasi dalam melaksanakan tugas pada lingkup bagian keuangan.

5 Kepala Sub Bagian Perencanaan dan

Evaluasi

Membantu Sekretaris dalam menyelenggarakan urusan pengelolaan perencanaan dan evaluasi program dinas perhubungan.

6 Kepala Bidang Bidang Lalu Lintas

Membantu Kepala Dinas dalam melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, data, dan informasi serta evaluasi dan pelaporan di bidang pelaksanaan manajemen dan rekayasa lalu lintas jalan serta persetujuan hasil analisis dampak lalu lintas.

7 Kepala Seksi Manajemen Lalu

Lintas

Membantu Kepala Bidang Bidang Lalu Lintas dalam merumuskan dan melaksanakan kebijakan, data, dan informasi serta evaluasi dan pelaporan di bidang pelaksanaan manajemen lalu lintas.

8 Kepala Seksi Rekayasa Lalu Lintas

Membantu Kepala Bidang Bidang Lalu Lintas dalam merumuskan dan melaksanakan kebijakan, data, dan informasi serta evaluasi dan pelaporan di bidang pelaksanaan rekayasa lalu lintas.

9 Kepala Seksi Analasis Dampak Lalu Lintas

Membantu Kepala Bidang Bidang Lalu Lintas dalam melaksanakan tugas mengkaji dan menyetujui hasil dari analisis dampak lalu lintas.

10 Kepala Bidang Angkutan dan Sarana

Membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, data dan informasi serta evaluasi dan pelaporan di bidang rencana umum jaringan trayek

antar desa, penetapan wilayah operasi angkutan desa, teknologi informasi angkutan jalan dan pengawasan terhadap angkutan orang dalam trayek dan tidak dalam trayek lainnya, serta pengujian sarana-sarana perhubungan.

11 Kepala Seksi Angkutan Dalam

Trayek

Membantu Kepala Bidang Angkutan dan Sarana dalam melaksanakan tugas teknis, pembinaan, dan pengawasan terhadap angkutan orang dalam trayek.

12 Kepala Seksi Angkutan Tidak

Dalam Trayek

Membantu Kepala Bidang Angkutan dan Sarana dalam melaksanakan tugas teknis, pembinaan, dan pengawasan terhadap angkutan orang tidak dalam trayek.

13 Kepala Seksi Pengujian Sarana

Membantu Kepala Bidang Angkutan dan Sarana dalam melaksanakan tugas pengujian sarana-sarana perhubungan.

14 Kepala Bidang Prasarana

Membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan persiapan penyusunan rencana kegiatan di bidang operasional dan pengendalian prasarana perhubungan.

15 Kepala Seksi Perencanaan

Membantu Kepala Bidang Prasarana dalam merencanakan pembangunan dan pengoperasian

prasarana perhubungan.

16 Kepala Seksi Pembangunan

Membantu Kepala Bidang Prasarana dalam melaksanakan pengendalian dan pengawasan terhadap pembangunan prasarana perhubungan 17 Kepala Seksi

Pengoperasian

Membantu Kepala Bidang Prasarana dalam melaksanakan pengendalian dan pengawasan terhadap pengoperasian prasarana perhubungan.

18 Kepala Bidang Pengembangan dan

Keselamatan

Membantu Kepala Dinas dalam menyelenggarakan pengembangan dinas dan pembinaan keselamatan di bidang perhubungan.

19 Kepala Seksi Keselamatan

Membantu Kepala Bidang Pengembangan dan Keselamatan dalam menyelenggarakan tugas-tugas teknis dan pembinaan keselamatan berlalu lintas.

20 Kepala Seksi Lingkungan Perhubungan

Membantu Kepala Bidang Pengembangan dan Keselamatan dalam melaksanakan tugas tugas melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan serta evaluasi dan pelaporan di bidang penetapan rencana jaringan lalu lintas.

21 Kepala Seksi Pemaduan Moda dan

Membantu Kepala Bidang Pengembangan dan Keselamatan dalam melaksanakan tugas pemaduan

Tekologi Perhubungan

moda dan teknologi perhubungan.

Sumber: Tupoksi Dinas Perhubungan Kabupaten Deli Serdang

4.2. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Deli Serdang

4.2.1. Visi dan Misi

Visi merupakan pandangan jauh kedepan, kemana dan bagaimana instansi Pemerintah harus dibawa dan berkarya agar konsisten dan dapat eksis, antisipatif, inovatif serta produktif. Visi tidak lain adalah suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan oleh Instansi Pemerintah. Mengacu pada batasan tersebut, visi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Deli Serdang adalah “Prima dalam Pelayanan Perizinan dan Investasi serta Mendorong Kualitas Perekonomian Daerah yang Berdaya Saing”

Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah, sesuai dengan visi yang ditetapkan. Agar tujuan organisasi dapat terwujud dan berhasil dengan baik, diharapkan seluruh aparatur dan pihak-pihak yang berkepentingan dapat mengenal instansi Pemerintahannya dan mengetahui fungsi pokok serta program-programnya serta hasil yang akan diperoleh diwaktu yang akan datang.

Untuk memenuhi visi tersebut, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Deli Serdang menjabarkannya ke dalam misi pembangunan daerah Kabupaten Deli Serdang sebagai berikut:

1. Menciptakan pelayanan perizinan terpadu dan penanaman modal yang berkualitas.

2. Mengupayakan optimalisasi profesionalisme sumber daya aparatur (SDA).

3. Mewujudkan pemerataan investasi serta menjaga harmonisasi koordinasi penanaman modal.

4.2.2. Struktur Organisasi

Gambar 4.2. Struktur Organisasi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Deli Serdang

4.2.3. Deskripsi Jabatan

Tabel 4.2. Tugas Pokok Jabatan Dinas PMPPTSP Deli Serdang

No. Jabatan Tugas Pokok

1 Kepala Dinas Membantu Bupati melaksanakan urusan pemerintahan bidang penanaman modal dan pelayanan perizinan terpadu satu pintu yang menjadi Kewenangan daerah dan tugas pembantuan yang diberikan kepada kabupaten.

2 Sekretaris Membantu Kepala Dinas dalam teknis dan administratif serta koordinasi pelaksanaan tugas di lingkungan dinas.

3 Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

Membantu Sekretaris dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan pada lingkup sub bagian umum, ketatausahaan, pengelolaan data pegawai, disiplin pegawai, pengembangan karir pegawai, dan urusan sarana prasarana rumah tangga dinas.

4 Kepala Sub Bagian Keuangan

Membantu Sekretasi dalam melaksanakan tugas pada lingkup bagian keuangan.

5 Kepala Sub Bagian Perencanaan dan

Program

Membantu Sekretaris dalam menyelenggarakan urusan pengelolaan perencanaan dan program dinas.

6 Kepala Bidang Perencanaan, Pengembangan Iklim,

dan Promosi Penanaman Modal

Membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan tugas pada lingkup bidang perencanaan, pengembangan iklim, dan promosi penanaman modal.

7 Kepala Seksi Perencanaan Penanaman Modal

Membantu Kepala Bidang Perencanaan, Pengembangan Iklim, dan Promosi Penanaman Modal dalam melaksanakan tugas perencanaan penanaman modal

8 Kepala Seksi Pengembangan iklim

Penanaman Modal

Membantu Kepala Bidang Perencanaan, Pengembangan Iklim, dan Promosi Penanaman Modal dalam melaksanakan tugas pengembangan iklim penanaman modal.

9 Kepala Seksi Promosi Penanaman Modal

Membantu Kepala Bidang Perencanaan, Pengembangan Iklim, dan Promosi Penanaman Modal dalam melaksanakan tugas promosi penanaman modal.

10 Kepala Bidang Pengendalian

Pelaksanaan Penanaman Modal

Membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan tugas pada lingkup bidang pengendalian pelaksaan penanaman modal dan sistem informasi.

dan Sistem Informasi

Membantu Kepala Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal dan Sistem Informasi dalam melaksanakan tugas pemantauan dan pengawasan pelaksanaan penanaman modal.

12 Kepala Seksi Pembinaan Pelaksanaan Penanaman Modal

Membantu Kepala Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal dan Sistem Informasi dalam melaksanakan tugas pembinaan pelaksanaan penanaman modal.

13 Kepala Seksi Pengolahan Data dan

Informasi

Membantu Kepala Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal dan Sistem Informasi dalam melaksanakan tugas pengolahan data dan sistem informasi.

14 Kepala Bidang Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan

dan Non Perizinan

Membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan tugas dalam lingkup penyelenggaraan pelayanan perizinan dan non perizinan.

15 Kepala Seksi Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan I

Membantu Kepala Bidang Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan dalam melaksanakan tugas pelayanan perizinan dan non

perizinan.

16 Kepala Seksi Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan II

Membantu Kepala Bidang Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan dalam tugas pelayanan perizinan dan non perizinan.

17 Kepala Seksi Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan III

Membantu Kepala Bidang Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan dalam melaksanakan tugas pelayanan perizinan dan non perizinan, diantaranya yaitu izin usaha angkutan umum, dan izin trayek.

18 Kepala Bidang Pengaduan, Kebijakan, dan Pelaporan Layanan

Membantu Kepala Dinas dalam menyelenggarakan urusan pengaduan, kebijakan, dan pelaporan layanan

19 Kepala Seksi Pengaduan dan Informasi Layanan

Membantu Kepala Bidang Pengaduan, Kebijakan, dan Pelaporan Layanan dalam melaksanakan tugas penanganan pengaduan dan informasi layanan.

20 Kepala Seksi Kebijakan dan Advokasi Layanan

Membantu Kepala Bidang Pengaduan, Kebijakan, dan Pelaporan Layanan dalam melaksanakan tugas pada lingkup kebijakan dan advokasi layanan.

21 Kepala Seksi Pelaporan dan Peningkatan Layanan

Membantu Kepala Bidang Pengaduan, Kebijakan, dan Pelaporan Layanan dalam melaksanakan tugas pada lingkup pelaporan dan peningkatan layanan.

Sumber: Tupoksi Dinas PMPPTSP Kabupaten Deli Serdang

BAB V

HASIL DAN ANALISIS DATA

Dalam bab ini akan disajikan analisis data, yaitu penyusunan secara sistematis data yang telah dihimpun oleh peneliti dilapangan baik itu wawancara, observasi lapangan, dan data sekunder, dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkannya dalam unit-unit dan menyusunnya ke dalam pola sehingga dapat dipahami baik itu oleh peneliti sendiri maupun orang lain sampai akhirnya menghasilkan kesimpulan akan fenomena atau permasalahan yang diteliti dan diamati.

Pada penelitian ini peneliti melihat pelaksanaan atau implementasi kebijakan dalam pemberian izin trayek angkutan umum di Dinas Perhubungan Kabupaten Deli Serdang melalui variabel-variabel, antara lain ukuran dan tujuan kebijakan, sumber daya, karakterisik agen pelaksana, sikap/kecenderungan (disposisi) para pelaksana, komunikasi antar pelaksana, serta linkungan eksternal (ekonomi, sosial, dan politik).

Variabel-variabel tersebut memberikan pengaruh terhadap pelaksanan atau implementasi suatu kebijakan sehingga dapat diketahui apakah pelaksanaan kebijakan tersebut sudah berjalan dengan baik atau tidak.

Dalam konteks pelaksanaan, Dinas Perhubungan Kabupaten Deli Serdang melaksanakan bimbingan, arahan, peninjauan dan pengawasan dari pelaksanaan pemberian izin trayek angkutan umum di Kabupaten Deli Serdang, sedangkan untuk

penerbitan dari izin trayek angkutan umum merupakan tugas dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Deli Serdang.

5.1. Ukuran Dan Tujuan Kebijakan

Kinerja implementasi kebijakan dapat diukur tingkat keberhasilannya dari ukuran dan tujuan kebijakan yang bersifat realistis dengan sosio-kultur yang ada di level pelaksana kebijakan. Ketika ukuran dan dan sasaran kebijakan terlalu ideal (utopis), maka akan sulit direalisasikan (Agustino, 2006). Van Meter dan Van Horn (Sulaeman, 1998) mengemukakan

“untuk mengukur kinerja implementasi kebijakan tentunya menegaskan standar dan sasaran tertentu yang harus dicapai oleh para pelaksana kebijakan, kinerja kebijakan pada dasarnya merupakan penilaian atas tingkat ketercapaian standar dan sasaran tersebut.”

Pemahaman tentang maksud umum dari suatu standar dan tujuan kebijakan

Pemahaman tentang maksud umum dari suatu standar dan tujuan kebijakan

Dokumen terkait