• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

5.6. Lingkungan Eksternal (Sosial dan Politik)

Hal terakhir yang perlu diperhatikan guna menilai kinerja implementasi kebijakan adalah sejauh mana lingkungan eksternal turut mendorong keberhasilan kebijakan publik. Lingkungan sosial dan politik yang tidak kondusif dapat menjadi sumber masalah dari kegagalan kinerja implementasi kebijakan. Oleh karena itu, upaya implementasi kebijakan mensyaratkan kondisi lingkungan eksternal yang kondusif.

5.6.1. Lingkungan Sosial

Masyarakat dan pengusaha angkutan umum termasuk dari lingkungan eksternal dalam pelaksanaan kebijakan perizinan trayek ini. Partisipasi pengusaha angkutan umum dalam mendorong keberhasilan kebijakan perizinan trayek sudah cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari data yang diperoleh peneliti pada tabel 5.1, bahwa dari 11 perusahaan angkutan umum yang terdaftar di Kabupaten Deli Serdang, 9 di antaranya telah memperpanjang izin trayeknya, dan 2 di antaranya belum memperpanjang izin trayeknya. Dari pernyataan Dinas Perhubungan Kabupaten Deli Serdang, pihaknya telah beberapa kali memberikan surat peringatan tetapi tetap tidak ada kesadaran dari pihak pengusaha angkutan umum yang diberi peringatan untuk memperpanjang izin trayeknya.

Ditambah lagi dengan adanya angkutan umum yaitu KPUM A97 yang melanggar batas trayeknya. Saat ditanyai tentang hal ini, supir angkutan A97 tahu bahwa batas trayek mereka hanya sampai terminal Lubuk Pakam.

“Tau, cumakan banyak sewa yang mau naik dari kota mau ke Medan.”

(Wawancara dengan Bapak Suryadi, 15 April 2019, Transkrip Wawancara halaman 24)

“Tau, tapikan sudah dari udah dulu angkot A97 masuk ke kota.”

(Wawancara dengan Bapak Robert, 15 April 2019, Transkrip Wawancara halaman 25)

“Saya taunya pas yang ada razia-razia itu. Tapikan sudah gak ada lagi razianya. Lagian banyak sewa yang dari kota.” (Wawancara dengan Bapak Ade, 15 April 2019, Transkrip Wawancara halaman 26)

Dari hasil wawancara dengan informan di atas, supir-supir angkutan umum A97 tahu tentang batas trayek mereka, tapi dikarenakan kurangnya kesadaran para supir terhadap batas trayeknya dan banyaknya penumpang yang bisa didapat dari area inti kota Lubuk Pakam ditambah dengan pembiaran yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan Kabupaten Deli Serdang mengakibatkan berkurangnya penumpang untuk angkutan umum yang ada di Lubuk Pakam seperti angkutan umum Nitra.

5.6.2. Lingkungan Politik

Faktor politik proses perumusan kebijakan untuk penyelengaraan urusan-urusan negara terutama untuk kepentingan masyarakat. Dalam hal ini sudah adanya peraturan yang mengatur tentang perizinan trayek angkutan umum di Deli Serdang yaitu Peraturan Daerah Kabupaten Deli Serdang Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Perizinan Tertentu. Akan tetapi, belum ada Peraturan Bupati sebagai ketentuan

lanjutan yang disebutkan dalam Peraturan Daerah tersebut sampai saat ini seperti yang disampaikan oleh informan, sebagai berikut:

“Peraturan Bupati belum ada.” (Wawancara dengan Bapak Sagala, 18 Januari 2019, Transkrip Wawancara halaman 2)

Begitu pula dengan Bapak Mahdan dan Ibu Dahniar yang juga menyampaikan hal serupa.

“Belum ada kalau Peraturan Bupatinya.” (Wawancara dengan Bapak Mahdan, 18 Januari 2019, Transkrip Wawancara halaman 4)

“Peratutan Bupati untuk perizinan belum ada.” (Wawancara dengan Ibu Dahniar, 18 Januari 2019, Transkrip Wawancara halaman 5)

Dari wawancara dengan informan, didapat informasi bahwa belum adanya Peraturan Bupati untuk perizinan sebagai ketentuan lanjutan seperti yang disebutkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Deli Serdang Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Perizinan Tertentu.

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dipaparkan oleh peneliti, maka dapat diambil kesimpulan dengan menggunakan variable-variabel dari teori model implementasi Van Meter dan Van Horn yang mempengaruhi pelaksanaan kebijakan dalam pemberian izin trayek angkutan umum di Kabupaten Deli Serdang sebagai berikut:

A. Ukuran dan Tujuan Kebijakan

Pada kategori ukuran dan tujuan kebijakan, implementor baik itu Dinas Perhubungan Deli Serdang maupun Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu sudah paham dengan tujuan dari kebijakan pemberian izin trayek ini.

B. Sumber Daya

Pada kategori sumber daya, adanya dilakukan pembinaan dan pelatihan terhadap pegawai sebagai implementor untuk meningkatkan kualitas pelayanan perizinan. Selain itu, fasilitas sarana dan prasarana baik di Dinas Perhubungan maupun di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu yang dirasa cukup untuk melaksanakan proses pelayanan terhadap pengurusan izin.

Akan tetapi, masih kurangnya jumlah pegawai Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu yang mengakibatkan waktu untuk proses pengurusan izin menjadi sedikit lebih lama.

C. Karakteristik Agen Pelaksana

Dalam kategori karakteristik agen pelaksana, sudah adanya SOP untuk pelayanan perizinan trayek angkutan umum. Hal ini dibuktikan dengan adanya pembagian tugas yang jelas antara Dinas Perhubungan dan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu.

D. Sikap/Kecenderungan Pelaksana

Pada kategori sikap/kecenderungan pelaksana, tidak ada penolakan terhadap kebijakan perizinan trayek baik dari Dinas Perhubungan maupun Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu sebagai implementor. Hanya saja dalam pengimplementasiannya, tidak adanya tindakan tegas berupa sanksi sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Deli Serdang Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Perizinan Tertentu dari Dinas Perhubungan sebagai pengawas kepada pihak angkutan umum yang izin trayeknya sudah kadaluarsa atau tidak memperpanjang izin trayeknya.

E. Komunikasi Antar Organisasi Terkait

Pada kategori komunikasi antar organisasi terkait, komunikasi dan koordinasi antara Dinas Perhubungan maupun Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu sebagai implementor sudah cukup baik dan tidak ada masalah dalam proses pemberian izin trayek. Bahkan Dinas Perhubungan mendengarkan keluhan dari organda tentang angkutan umum yang melanggar batas trayeknya dengan menertibkan dan menilang pelaku pelanggaran. Hanya saja penertiban itu tidak berlangsung lama, saat masalah sudah reda, Dinas Perhubungan tidak lagi menindak dan menilang pelaku pelanggaran batas trayek dan cenderung membiarkan pelanggaran terjadi.

F. Lingkungan Eksternal (Sosial dan Politik)

Dalam kategori lingkungan eksternal (sosial dan politik), kurangnya kesadaran dari beberapa perusahaan angkutan umum untuk memperpanjang izin trayeknya dan juga kurangnya kesadaran para supir angkutan umum yang melanggar batas trayeknya dikarenakan banyaknya penumpang yang bisa didapat dari area inti kota Lubuk Pakam ditambah dengan pembiaran yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan Kabupaten Deli Serdang yang mengakibatkan berkurangnya penumpang untuk angkutan umum yang ada di Lubuk Pakam seperti angkutan umum Nitra. Serta belum adanya Peraturan Bupati sebagai ketentuan lanjutan yang

disebutkan Peraturan Daerah Kabupaten Deli Serdang Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Perizinan Tertentu.

6.2. Saran

Berdasarkan hasil peneltian dan kesimpulan yang telah dijabarkan peneliti tentang implementasi kebijakan pemberian izin trayek angkutan umum di Kabupaten Deli Serdang ,maka saran peneliti untuk perbaikan kedepannya ialah:

a. Perlunya menambah jumlah pegawai untuk Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Deli Serdang untuk mempersingkat waktu pengurusan suatu permohonan izin.

b. Dinas Perhubungan Kabupaten Deli Serdang sebagai pengawas harus menindak tegas perusahaan angkutan umum yang tidak memperpanjang izin trayeknya dengan membekukan izin trayeknya dan menilang kendaraan angkutannya yang masih beroperasi sampai perusahaan itu memperpanjang izin trayeknya.

c. Dinas Perhubungan Kabupaten Deli Serdang harus kembali melakukan penindakan dan penilangan terhadap pelaku angkutan umum yang melanggar batas trayeknya dalam hal ini angkutan umum A97.

d. Merumuskan Peraturan Bupati sebagai ketentuan lanjutan yang disebut dalam Peraturan Daerah Kabupaten Deli Serdang Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Perizinan Tertentu.

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku:

Agustino, Leo. 2006. Dasar-Dasar Kebijakan Publik. Bandung: CV. Alfabeta.

Bharata, Atep Adya. 2004. Dasar-dasar Pelayanan Prima. Jakarta: Elex Media Komputindo

Bungin, Burhan. 2011. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana.

Dunn, William N. 2003. Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta: UGM Press.

Margharetta, Hensi. 2000. Pembangunan Pedesaan. Jakarta: Gramedia.

Miro, F. 2005. Perencanaan Transportasi untuk Mahasiswa, Perencana, dan.

Praktisi. Jakarta: Erlangga

Moenir, H.A.S. 2002. Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.

Moloeng, Lexy. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Morlok, E.K. 1988. Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi. Penerbit Erlangga, Jakarta, Teknik Mesin, Institut Teknologi Bandung, 2008.

Prianto, Agus. 2006. Menakar Kualitas Pelayanan Publik. Malang: In-Trans

Ratminto, Atik Septi. 2005. Manajemen Pelayanan : Pengembangan Model Konseptual, Penerapan Citizen’s Charter dan Standar Pelayanan Minimal.

Jakarta: Pustaka Pelajar

Singarimbum, Masri. 1989. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES.

Suyanto, Bagong. 1995. Metode Penelitian Sosial. Surabaya: Airlangga University Press.

. 2007. Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif Pendekatan. Jakarta:

Kencana.

Tamin, O.Z. 1997. Perencanaan dan Pemodelan Transportasi. Bandung: Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung.

Tangkilisan, Hessel N.S. 2003. Implementasi Kebijakan Publik. Jakarta: Lukman Offset.

Usman, Husani. 2009. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara.

Wahab, SA. 2001. Analisis Kebijaksanaan, dari Formulasi ke Implementasi Kebijakasanaan Negara. Edisi Kedua, Jakarta: Penerbit Bumi Aksara.

Winarno, Budi. 2002. Teori dan Proses Kebijakan Publik. Yogyakarta: Media Pressindo

Wirawan. 2011. Evaluasi; Teori, Model, Standar, Aplikasi, dan Profesi. Jakarta: PT.

Raja Grafindo Persada.

Sumber Internet:

http://medan.tribunnews.com/2015/02/02/damri-dilarang-ke-kota-warga-pakam-keberatan. (Tanggal akses 2 Februari 2017)

http://medan.tribunnews.com/2015/02/02/musa-sijabat-tak-mau-disalahkan. (Tanggal Akses 2 Februari 2017)

http://harian.analisadaily.com/kota/news/organda-deliserdang-berharap-pelanggaran-trayek-ditertibkan/61167/2014/09/05 (Tanggal Akses 19 maret 2019)

Sumber Undang-undang:

Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Jalan Undang-Undang No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik

Peraturan Daerah Kabupaten Deli Serdang No. 6 Tahun 2011 Tentang Perizinan Tertentu

Peraturan Daerah Kabupaten Deli Serdang Nomor 8 Tahun 2011 Tentang Retribusi Perizinan Tertentu.

Dokumen terkait