• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN DALAM PEMBERIAN IZIN TRAYEK ANGKUTAN UMUM DI DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN DELI SERDANG SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "IMPLEMENTASI KEBIJAKAN DALAM PEMBERIAN IZIN TRAYEK ANGKUTAN UMUM DI DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN DELI SERDANG SKRIPSI"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN DALAM PEMBERIAN IZIN TRAYEK ANGKUTAN UMUM DI DINAS PERHUBUNGAN

KABUPATEN DELI SERDANG

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Strata 1 (S-1)

Di Program Studi Ilmu Administrasi Publik

OLEH:

OK. M. Reza Angga N.

NIM. 110903071

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI PUBLIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2019

(2)
(3)

ABSTRAK

Judul : Implementasi Kebijakan Dalam Pemberian Izin Trayek Angkutan Umum di Dinas Perhubungan Kabupaten Deli Serdang

Nama : Ok. M. Reza Angga N.

NIM : 110903071

Program Studi : Ilmu Administrasi Publik

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Dosen Pembimbing : Dr. Tunggul Sihombing, M.A.

Kota Lubuk Pakam yang menjadi pusat pemerintahan Kabupaten Deli Serdang adalah daerah yang banyak dari warganya merupakan komuter yang bekerja, berdagang, ataupun sekolah di kota Medan dan setiap harinya harus melalui perjalanan yang lumayan jauh. Oleh karena itu, diperlukan transportasi publik atau angkutan umum untuk menunjang kegiatan sehari-harinya. Akan tetapi karena hal ini banyak supir angkutan umum dari KPUM A97 yang melanggar batas izin trayeknya untuk mengangkut penumpang dari area kota lubik pakam dimana batas trayek KPUM A97 hanya sampai Terminal Lubuk Pakam.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang implementasi dari kebijakan dalam pemberian izin trayek angkutan umum dan hal-hal yang dapat menghambat implementasi kebijakan dalam pemberian izin trayek angkutan umum di Dinas Perhubungan Kabupaten Deli Serdang tersebut, seperti ukuran dan tujuan kebijakan, sumber daya, karakterisik agen pelaksana, sikap/kecenderungan (disposisi) para pelaksana, komunikasi antar pelaksana, serta linkungan eksternal (sosial, ekonomi, dan politik).

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan analisis data kualitatif. Dan teknik pengumpulan data ialah berupa wawancara, observasi, dan dokumentasi. Untuk penentuan informan menggunakan teknik purposive sampling.

Secara keseluruhan pelaksanaan pemberian izin trayek di Dinas Perhubungan Kabupaten Deli Serdang sudah lumayan baik. Hal ini dapat dilihat dari pemaham implementor tentang tujuan dari kebijakan perizinan trayek ini, serta sudah adanya SOP yang jelas untuk perizinan trayek angkutan umum itu sendiri. Akan tetapi permasalahan yang terjadi yaitu kurangnya pengawasan dari Dinas Perhubungan Kabupaten Deli Serdang terhadap pelangggaran-pelanggaran terkait dengan izin trayek yang terjadi di Deli Serdang, seperti tidak adanya tindakan tegas terhadap para supir angkutan umum A97 yang melanggar batas trayeknya, serta hanya memberikan peringatan terhadap perusahaan-perusahaan angkutan umum yang tidak memperpanjang izin usaha dan trayeknya tanpa adanya sanksi yang tegas.

Kata-kata Kunci (Keywords) : Implementasi Kebijakan Dalam Pemberian Izin Trayek Angkutan Umum, Dinas Perhubungan Kabupaten Deli Serdang

(4)

ABSTRACT

Title : Policy Implementation in the Granting of Public Transportation Route Permit in the Departement of Transportation Agency of Deli Serdang Regency

Name : Ok. M. Reza Angga N.

NIM : 110903071

Study Program : Public Aministration

Faculty : Social and Politcal science, University of North Sumatera Supervisor : Dr. Tunggul Sihombing, M.A.

The city of Lubuk Pakam which is the center of the government of Deli Serdang Regency is an area where many of its citizens are commuters who work, trade, or study in the city of Medan and must travel quite a long distance each day.

Therefore, public transportation is needed to support their daily activities. However, because of this, many public transport drivers of KPUM A97 have violated their route permit limits to transport passengers from the city of Lubik Pakam where the boundaries of the KPUM A97 route only reach Lubuk Pakam Terminal.

The purpose of this research is to describe the implementation of policies in the granting of public transport route licenses and the things that can hamper the implementation of policies in granting permits for public transport routes in the Deli Serdang District Transportation Agency, such as the purpose of policies, resources, implementers characteristics, attitude / tendency (disposition) of the implementers, communication between implementers, and external environment.

The method used in this research is descriptive research method with qualitative data analysis. And Data collection techniques are in the form of interviews, observations, and documentations. For the determination of informants is using purposive sampling method.

Overall, the implementation of the route licensing in the Transportation Department of Deli Serdang District is quite good. This can be seen from the implementor's understanding of the purpose of the route licensing policy, as well as the existence of a clear Standard Operational Procedure for licensing the public transport route itself. But the problem that occurs is the lack of controls from the Transportation Department of Deli Serdang District for violations related to route permits that occur at Deli Serdang, such as the absence of decisive action against A97 public transport drivers who violate its route boundaries, and only give warnings to companies public transport companies that do not extend their business licenses and routes without strict sanctions.

Keywords : Policy Implementation in the Granting of Public

Transportation Route Permit, Transportation Department of Deli Serdang District

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya dengan memberikan kesehatan, ketabahan, dan ketekunan kepada penulis sehingga Skripsi ini dapat penulis selesaikan. Adapun penulisan ini untuk memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan studi Program Studi Sarjana Ilmu Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam proses penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan baik dari segi isi maupun penulisan. Akhirnya dengan rahmat Allah SWT penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “IMPLEMENTASI KEBIJAKAN DALAM PEMBERIAN IZIN TRAYEK ANGKUTAN UMUM DI DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN DELI SERDANG’.

Penulisan skirpsi ini dapat dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Muriyanto Amin, S.Sos., M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Husni Thamrin, S.Sos., M.SP, selaku Pembantu Dekan 1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

(6)

3. Bapak Dr. Tunggul Sihombing, M.A, selaku ketua Program Studi Ilmu Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara dan juga selaku dosen pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing dan mengarahkan penulis sehingga dapat menyelesaikan skirpsi ini.

4. Ibu Dra. Asima Yanti Hasibuan, M.A, Ph.D, selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

5. Seluruh Dosen Departemen Ilmu Administrasi Publik maupun Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang telah telah berjasa memberikan ilmu, bimbingan dan pengarahan kepada penulis selama penulis menimba ilmu di Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

6. Seluruh Staf Pegawai Administrasi yang ada di Departemen Ilmu Adminitrasi Negara khususnya untuk Kak Dian dan Bang Suhendry yang telah banyak membantu segala urusan administratif sejak awal penullis memulai studi hingga saat ini.

7. Bapak Drs. Meyanto Parulian Sagala, M.Si, Bapak Madan, beserta seluruh staf Pegawai Dinas Perhubungan Kabupaten Deli Serdang yang telah membantu peneliti dalam pengumpulan data dan informasi yang dibutuhkan peneliti untuk penelitian ini.

(7)

8. Ibu Widya Astuti, S.T, Ibu Desy Kristianita, beserta seluruh staf Pegawai Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu yang telah meluangkan waktunya dan bersedia memberikan informasi kepada peneliti terkait dengan topik penelitian ini.

9. Kepada Badan Kesatuan Bangsa dan Politik dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabuaten Deli Serdang yang memberikan izin kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian Deli Serdang.

10. Bapak Herman, selaku Sekretaris Organda, serta para mandor dan supir angkutan umum yang ada di Lubuk Pakam yang telah meluangkan waktunya untuk diwawancarai oleh peneliti terkait dengan topik penelitian ini.

11. keluarga tercinta, yang tak henti-hentinya memberikan dukungan, semangat, dan doa kepada penulis.

12. Tidak lupa juga untuk teman-teman ku Devi, Fariz, Kristin, Feby, dan teman- teman AN Stambuk 2011 lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, yang telah membantu penyusunan skripsi dan terima kasih untuk semuanya.

(8)

Akhir kata saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua.

Semoga Allah memberikan Rahmat dan Keridhoan-Nya kepada kita semua. Amin Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Medan, Agustus 2019 Penulis

OK. M. REZA ANGGA N.

110903071

(9)

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN……….i

ABSTRAK ………ii

KATA PENGANTAR………. iv

DAFTAR ISI……….viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang……….1

1.2. Perumusan Masalah Penelitian………..5

1.3. Tujuan Penelitian……….………5

1.4. Manfaat Penelitian………...5

BAB II KERANGKA TEORI 2.1.Kerangka Teori………..7

2.1.1. Kebijakan Publik………..7

2.1.1.1. Konsep Kebijakan Publik……….………..7

2.1.1.2. Tahapan Kebijakan Publik……….………8

2.1.2. Implementasi Kebijakan………10

2.1.2.1. Pengertian Implementasi Kebijakan ………...10

2.1.2.2. Model Implementasi Kebijakan Van Meter dan Van Horn..10

2.1.3. Pelayanan Publik………...…………...11

2.1.3.1. Pengertian Pelayanan Publik ………...11

2.1.3.2. Unsur-unsur Pelayanan Publik ………..……..12

2.1.3.3. Prinsip-prinsip Pelayanan Publik ………12

2.1.3.4. Standar Pelayanan Publik……….13

2.1.3.5. Jenis-jenis Pelayanan Publik……….14

(10)

2.1.4. Izin Trayek Angkutan Umum………...14

2.1.4.1. Pengertian Izin Trayek Angkutan Umum………...14

2.1.4.2. Tujuan Perizinan………...…..15

2.2. Hipotesis Kerja ……….16

BAB II METODE PENELITIAN 2.1. Bentuk Penelitian………17

2.2. Lokasi Penelitian……….17

2.3. Informan Penelitian………18

2.4. Teknik Pengumpulan Data………20

2.5. Teknik Analisis Data………..21

2.6. Triangulasi Data……….23

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Dinas Perhubungan Kanbupaten Deli Serdang ………..25

4.1.1. Visi Dan Misi ………..25

4.1.2. Struktur Organisasi ………...26

4.1.3. Deskripsi Jabatan ………..27

4.2. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Deli Serdang ……….…..31

4.2.1. Visi Dan Misi ………..31

4.2.2. Struktur Organisasi ………..32

4.2.3. Deskripsi Jabatan ………..33

(11)

BAB V ANALISIS DATA

5.1. Ukuran dan Tujuan Kebijakan ………37

5.2. Sumber Daya ……….……….40

5.2.1. Sumber Daya Manusia ………40

5.2.2. Fasilitas………..43

5.2.3. Sumber Dana ………45

5.3. Karakteristik Agen Pelaksana ………..47

5.4. Sikap/Kecenderungan (Disposisi) Pelaksana ………..57

5.5. Komunikasi Antar Organisasi Terkait ………61

5.6. Lingkungan Eksternal (Sosial dan Politik)………..66

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan………..69

6.2. Saran ………....…...71

DAFTAR PUSTAKA ………73 LAMPIRAN ………

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Transportasi merupakan urat nadi pembangunan nasional untuk melancarkan arus manusia, barang, maupun informasi sebagai penunjang tercapainya pengalokasian sumber-sumber perekonomian secara optimal. Transportasi menurut Tamin (1997:9) adalah suatu sistem yang terdiri dari prasarana/sarana dan sistem pelayanan yang memungkinkan adanya pergerakan keseluruh wilayah sehingga terakomodasi mobilitas penduduk, dimungkinkan adanya pergerakan barang, dan dimungkinkannya akses kesemua wilayah. Untuk itu jasa transportasi harus cukup tersedia secara merata dan menjangkau daya beli masyarakat, dimana transportasi yang banyak digunakan oleh masyarakat di Indonesia adalah transportasi darat.

Permasalahan transportasi darat tidak hanya terjadi di Kabupaten Deli Serdang, namun juga terjadi di Indonesia pada umumnya. Jumlah penduduk yang semakin bertambah yang juga diiringi dengan meningkatnya daya beli masyarakat terhadap kendaraan bermotor, baik itu kendaraan roda 2 maupun roda 4, semakin mempersempit infrastruktur jalan yang tersedia, ditambah lagi lahan untuk perluasan jalan juga semakin berkurang. Pemilihan sistem transportasi yang kurang tepat untuk wilayah perkotaan dapat mengakibatkan terjadinya permasalahan bagi masyarakat maupun lingkungan. Perkembangan teknologi di bidang transportasi dapat menuntut

(13)

adanya perkembangan prasarana transportasi darat berupa jaringan jalan. Sistem transportasi darat yang berkembang semakin cepat menuntut perubahan tata jaringan jalan yang dapat menampung kebutuhan lalu lintas yang berkembang tersebut.

Perkembangan tata jaringan jalan baru ini akan membutuhkan ketersediaan lahan yang lebih luas.

Menurut Miro (2005) “transportasi publik merupakan moda transportasi yang diperuntukkan buat bersama (orang banyak), kepentingan bersama, menerima pelayanan bersama, mempunyai arah dan titik tujuan yang sama, serta terikat dengan peraturan trayek yang sudah ditentukan dan jadwal yang sudah ditetapkan dan para pelaku perjalanan harus menyesuaikan diri dengan ketentuan-ketentuan tersebut apabila angkutan umum ini sudah mereka pilih.” Dalam hal penyelenggaraan transportasi publik, pemerintah menyusun suatu sistem yang berguna untuk membuat kebijakan terkait pengadaan transportasi mulai dari yang bersifat teknis, serta sosiologis, seperti pengadaan lahan, penataan ruang, modal, dan sebagainya. Untuk membangun sistem transportasi publik berkelanjutan perlu adanya revitalisasi dalam semua aspek yang berkaitan dengan transportasi publik. Pemerintah kota juga memiliki peranan penting dalam membuat perencanaan dan pengimplementasian kebijakan transportasi publik.

Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan nomor 35 tahun 2003,

“Trayek angkutan umum adalah lintasan kendaraan umum untuk pelayanan jasa angkutan orang, yang mempunyai asal dan tujuan perjalanan tetap, lintasan tetap dan jadwal tetap maupun tidak terjadwal. Pelayanan angkutan orang dengan kendaraan umum dalam trayek tetap dan teratur dilakukan dalam jaringan trayek.”

Penyelenggaraan angkutan umum sebagai salah satu sarana transportasi untuk melayani masyarakat harus dengan izin. Izin penyelenggaraan angkutan umum sesuai ketentuan Pasal 173 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan bahwa perusahaan angkutan umum yang akan menyelenggarakan angkutan umum wajib memiliki:

(14)

a. Izin penyelenggaraan angkutan orang dalam trayek.

b. Izin penyelenggaraan angkutan orang tidak dalam trayek.

Pemberian izin kepada badan usaha/perusahaan yang akan meyediakan jasa penyelenggaraan angkutan orang dengan kendaraan bermotor umum, sebagai salah satu sarana transportasi yang perannya untuk mendukung mobilitas masyarakat dalam pembangunan ekonomi, pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta otonomi daerah. Oleh karena itu, pemberian izin penyelenggaraan atau trayek angkutan umum kepada penyedia jasa penyelenggaraan angkutan pada dasarnya untuk melakukan pengawasan dan pengendalian yang ketat agar menjamin tersedianya angkutan jalan yang aman, nyaman dan lancar bagi pengguna moda transportasi ini agar penyelenggara angkutan umum tidak hanya berfokus untuk mencari keuntungan ekonomi belaka.

Kota Lubuk Pakam yang menjadi pusat pemerintahan Kabupaten Deli Serdang adalah daerah yang banyak dari warganya merupakan komuter yang bekerja, berdagang, ataupun sekolah di kota Medan dan setiap harinya harus melalui perjalanan yang lumayan jauh. Oleh karena itu, diperlukan transportasi publik atau angkutan umum untuk menunjang kegiatannya dan dapat mengurangi kemacetan diperjalanan dimana sudah terlalu banyak orang yang menggunakan kendaraan pribadi. Tetapi masalah yang kemudian timbul adalah banyak supir angkutan umum yang melanggar batas izin trayeknya, bahkan DPC Organda Deli Serdang juga meminta kepada Dinas Perhubungan Kabupaten Deli Serdang untuk menindak para

(15)

supir angkutan umum yang melanggar batas izin trayeknya sebangaimana informasi yang diperoleh dari situs website analisadayli.com dan medan.tribunnews.com :

“Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Organisasi Gabungan Angkutan Darat (Organda) Deli Serdang mendesak Dinas Perhubungan Deliserdang untuk menertibkan serta merazia beberapa mobil angkutan yang diduga telah melanggar trayek di wilayah Kota Lubuk Pakam. Ketua DPC Organda Deli Serdang menilai ada beberapa angkutan yang memang sengaja mencari penumpang ke inti kota Lubuk Pakam.

Sementara menurutnya, izin trayek angkutan yang disangkakan itu hanya melayani sampai terminal Lubuk Pakam dan tidak boleh masuk ke inti Kota.” (Analisa, 2014, http://harian.analisadaily.com/kota/news/organda-deliserdang-berharap-pelanggaran- trayek-ditertibkan/61167/2014/09/05, 19 Maret 2019)

“Banyak supir angkutan umum yang melanggar batas izin trayeknya dimana Dinas Perhubungan Deli Serdang memberlakukan peraturan mengenai larangan masuk ke area Lubuk Pakam Kota dengan alasan supaya area Lubuk Pakam Kota tertata dengan baik. Meskipun sudah dilarang oleh Dinas Perhubungan Deli Serdang namun sampai saat ini tetap saja para supir angkutan kota seperti KPUM A97 masih nekat untuk masuk kearea tersebut dengan alasan untuk menurunkan dan mencari penumpang.”

(Tribunnews. 2015. http://medan.tribunnews.com/2015/02/02/musa-sijabat-tak-mau- disalahkan, 2 Februari 2017)

Dari sumber informasi yang diperoleh tersebut, menunjukan bahwa angkutan umum KPUM A97 melanggar batas izin trayek yang telah diterbitkan oleh Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara untuk dilalui oleh angkutan umum KPUM A97 tersebut. Dinas Perhubungan Kabupaten Deli Serdang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas pemerintahan dan pembangunan di bidang perhubungan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan kepada daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang salah satu yang menjadi tugasnya adalah berwenang dalam memberikan izin penyelenggaraan trayek angkutan umum serta menindak tegas pelaku angkutan umum yang melanggar batas izin trayeknya. Akan tetapi, Dinas Perhubungan Kabupaten Deli Serdang tidang

(16)

menjalankan tugasnya dengan baik, karena sampai sekarang tidak ada tindakan tegas dari Dinas Perhubungan Kabupaten Deli Serdang terhadap pelaku angkutan umum yang melanggar batas izin trayeknya

Dengan demikian, berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk meneliti tentang “implementasi kebijakan dalam pemberian izin trayek angkutan umum di Dinas Perhubungan Kabupaten Deli Serdang.”

1.2. Perumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini, yaitu “bagaimana implementasi kebijakan dalam pemberian izin trayek angkutan umum di Dinas Perhubungan Kabupaten Deli Serdang?”

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, yaitu “untuk mendeskripsikan tentang implementasi dari kebijakan dalam pemberian izin trayek angkutan umum dan hal-hal yang dapat menghambat implementasi kebijakan dalam pemberian izin trayek angkutan umum di Dinas Perhubungan Kabupaten Deli Serdang tersebut, seperti ukuran dan tujuan kebijakan, sumber daya, karakterisik agen pelaksana, sikap/kecenderungan (disposisi) para pelaksana, komunikasi antar pelaksana, serta linkungan eksternal (ekonomi, sosial, dan politik).”

(17)

1.4. Manfaat Penelitian

Ada pula beberapa manfaat yang didapatkan dari penelitian ini, yaitu:

1. Manfaat Subjektif

Sebagai suatu proses untuk melatih dan mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah dan kemampuan untuk menuliskannya dalam bentuk karya ilmiah berdasarkan kajian-kajian teori yang diperoleh dari Ilmu Administrasi Publik.

2. Manfaat Praktis

Sebagai upaya untuk memberikan data dan informasi yang berguna bagi semua kalangan terutama bagi mereka yang serius mendalami permasalahan angkutan umum yang terjadi di perkotaan.

3. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapakan dapat memberikan kontribusi bagi kepustakaan Program Studi Ilmu Administrasi Publik dan bagi peneliti lainnya yang memiliki minat dalam mengakaji tentang impementasi kebijakan dalam pemberian izin trayek angkutan umum di Dinas Perhubungan Kabupaten Deli Serdang.

(18)

BAB II

KERANGKA TEORI

2.1. Kerangka Teori

Menurut Kerlinger, teori adalah serangkaian asumsi, konsep, konstruk, definisi, dan proposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara mengonstruksi hubungan antar konsep dan proposisi dengan menggunakan asumsi dan logika tertentu. Adapun kerangka teori dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

2.1.1. Kebijakan Publik

2.1.1.1. Konsep Kebijakan Publik

Secara etimologis, istilah kebijakan atau policy berasal dari bahasa yunani

“polis” yang berarti Negara. Istilah kebijakan atau policy dipergunakan untuk menunjukkan perilaku seorang aktor (misalnya seorang pejabat, suatu kelompok, maupun suatu lembaga pemerintah) atau sejumlah aktor dalam suatu bidang kegiatan tertentu (Dunn, 2000:22-25). Pengertian kebijakan seperti ini dapat kita digunakan dan relatif memadai untuk pembicaraan-pembicaraan yang lebih bersifat ilmiah dan sistematis menyangkut analisis kebijakan publik. Sedangkan kata publik sendiri sebagin orang mengartikan sebagai Negara.

(19)

Namun demikian, kebijakan publik merupakan konsep tersendiri yang mempunyai arti dan definisi khusus secara akademik. Defenisi kebijakan publik menurut para ahli sangat beragam. Menurut Easton dalam (Tangkilisan, 2003:2)

“kebijakan publik adalah pengalokasian nilai-nilai kekuasaan untuk seluruh masyarakat yang keberadaanya mengikat sehingga cukup pemerintah yang dapat melakukan sesuatu tindakan kepada masyarakat dan tindakan tersebut merupakan bentuk dari sesuatu yang dipilih oleh pemerintah yang merupakan bentuk dari pengalokasian nilai-nilai kepada masyarakat.“

Sedangkan menurut Chandler dan Plano (Tangkilisan, 2003:1),

“kebijakan publik adalah pemanfaatan yang strategis terhadap sumberdaya- sumberdaya yang ada untuk memecahkan masalah-masalah publik atau pemerintah.

Kebijakan publik merupakan suatu bentuk intervensi yang dilakukan secara terus menerus oleh pemerintah demi kepentingan kelompok yang kurang beruntung dalam masyarakat agar mereka dapat hidup, dan ikut berpartisipasi dalam pembangunan secara luas. Pengertian kebijakan publik menurut Chandler dan Plano dapat diklasifikasikan kebijakan sebagai intervensi pemerintah. Dalam hal ini pemerintah mendayagunakan berbagai instrumen yang dimiliki untuk mengatasi persoalan publik.”

Dari kutipan di atas, pengertian dari kebijakan publik adalah suatu bentuk intervensi yang dilakukan secara terus menerus oleh pemerintah dengan memanfaatkan sumber daya yang ada untuk memecahkan masalah publik maupun pemerintah.

2.1.1.2. Tahapan Kebijakan Publik

Proses pembuatan kebijakan publik merupakan proses yang kompleks karena melibatkan banyak variabel yang harus dikaji. Oleh karena itu beberapa ahli politik menaruh minat untuk mengkaji kebijakan publik membagi proses-proses

(20)

penyusunan kebijakan publik ke dalam beberapa tahap. Tujuan pembagian seperti ini adalah untuk memudahkan dalam mengkaji kebijakan publik. Berikut tahapan kebijakan publik (Winarno, 2002:28).

Tahapan pertama, penyusunan agenda. Para pejabat yang dipilih dan diangkat menempatkan masalah pada agenda publik. Sebelumnya masalah-masalah ini berkompetisi terlebih dahulu untuk dapat masuk ke dalam agenda kebijakan. Pada akhirnya, beberapa masalah masuk ke agenda kebijakan para perumus kebijakan.

Pada tahap ini suatu masalah mungkin tidak disentuh sama sekali dan beberapa yang lain pembahasan untuk masalah tersebut ditunda untuk waktu yang lama.

Tahapan kedua, formulasi kebijakan. Pada tahap ini masalah yang telah masuk ke agenda kebijakan kemudian dibahas oleh para pembuat kebijakan. Masalah-masalah tadi didefenisikan untuk kemudian dicari pemecahan masalah terbaik. Pemecahan masalah tersebut berasal dari berbagai alternatif atau pilihan kebijakan yang ada.

Sama halnya dengan perjuangan suatu masalah untuk masuk kedalam agenda kebijakan, dalam tahapan perumusan kebijakan masing-masing alternatif bersaing untuk dapat dipilih sebagai kebijakan yang diambil untuk memecahkan masalah.

Tahapan ketiga, adopsi kebijakan. Dari sekian banyak alternatif kebijakan yang ditawarkan oleh para perumusan kebijakan, pada akhirnya salah satu alternatif kebijakan tersebut diadopsi dengan dukungan dari mayoritas legislatif, konsensus antara direktur lembaga atau keputusan peradilan.

Tahapan keempat, implementasi kebijakan. Suatu program kebijakan hanya akan menjadi catatan elit, jika program tersebut tidak diimplementasikan. Oleh karena itu, program kebijakan yang telah diambil sebagai alternatif pemecah masalah harus diimplementasikan, yakni dilaksanakan oleh badan-badan administrasi maupun agen- agen pemerintah tingkat bawah. Kebijakan yang telah diambil dilaksanakan oleh unit- unit administrasi yang memobilisasikan sumber daya finansial dan manusia. Pada tahap implementasi kebijakan mendapat dukungan para pelaksana, namun beberapa yang lain mungkin akan ditentang oleh para pelaksana.

Tahapan terakhir, evaluasi kebijakan. Pada tahap ini kebjakan yang telah dijalankan akan dinilai atau dievaluasi untuk melihat sejauh mana kebijakan yang dibuat telah mampu memecahkan masalah. Kebijakan publik pada dasarnya dibuat untuk meraih dampak yang diinginkan. Dalam hal ini, memperbaiki masalah yang dihadapi masyarakat. Oleh karena itu, ditentukan ukuran-ukuran atau kriteria yang menjadi dasar untuk menilai apakah kebijakan publik telah meraih dampak yang diinginkan.

(21)

Berdasarkan kutipan di atas, terdapat lima tahapan kebijakan publik, yaitu penyusunan agenda, formulasi kebijakan, adopsi kebijakan, implementasi kebijakan, dan evaluasi kebijkan.

2.1.2. Implementasi Kebijakan

2.1.2.1. Pengertian Implementasi Kebijakan

Implementasi kebijakan adalah tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu atau pejabat-pejabat kelompok pemerintah atau swasta yang diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam keputusan kebijakan (Wahab, 2001:65).

Menurut Dunn, implementasi kebijakan adalah pelakasanaan pengendalian aksi-aksi kebijakan di dalam kurun waktu tertentu. Sedangkan menurut Van Meter dan Horn, implementasi kebijakan merupakan tindakan yang dilakukan oleh pemerintah dan swasta baik secara individu maupun secara kelompok yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan.

2.1.2.2. Model Implementasi Kebijakan

Dalam implementasi kebijakan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan model implementasi kebijakan Donald Van Metter dan Carl Van Horn, yaitu:

1. Ukuran dan Tujuan Kebijakan

Kinerja implementasi kebijakan dapat diukur keberhasilannya jika dan hanya jika ukuran dan tujuan dari kebijakan memang realistis dengan sosio-kultur yang ada di level pelaksana kebijakan.

2. Sumber Daya

Keberhasilan proses implementasi kebijakan sangat tergantung dari kemampuan memanfaatkan sumber daya yang tersedia

(22)

3. Karakteristik Agen Pelaksana

Pusat perhatian pada agen pelaksana meliputi organisasi formal dan organisasi informal yang akan terlibat pengimplementasian kebijakan (publik) akan sangat banyak dipengaruhi oleh ciri-ciri yang tepat serta sesuai dengan para agen pelaksananya. Selain itu, cakupan atau luas wilayah implementasi kebijakan perlu juga diperhitungkan manakala hendak menentukan agen pelaksana.

Semakin luas cakupan implementasi kebijakan, maka seharusnya semakin besar pula agen yang dilibatkan.

4. Sikap/Kecenderungan (Disposition) para pelaksana

Sikap penerimaan atau penolakan dari agen pelaksana akan sangat banyak mempengaruhi keberhasilan atau tidaknya kinerja implementasi kebijakan publik. Hal ini sangat mungkin terjadi oleh karena kebijakan yang dilaksanakan bukanlah hasil formulasi orang-orang yang terkait langsung terhadap kebijakan yang mengenal betul persoalan dan permasalahan yang mereka rasakan.

5. Komunikasi Antar Organisasi dan Aktivitas Pelaksana

Koordinasi merupakan mekanisme yang ampuh dalam impelementasi kebijakan publik. Semakin baik koordinasi komunikasi diantara pihak-pihak yang terlibat dalam suatu proses implementasi, maka asumsinya kesalahan-kesalahan akan sangat kecil untuk terjadi dan begitu pula sebaliknya.

6. Lingkungan Ekonomi, Sosial, dan Politik

Hal terakhir yang perlu diperhatikan guna menilai kinerja implementasi publik dalam persepektif yang ditawarkan oleh Van Metter dan Van Horn adalah sejauh mana lingkungan eksternal turut mendorong keberhasilan kebijakan publik yang telah ditetapkan. Lingkungan sosial, ekonomi, dan politik yang tidak kondusif dapat menjadi penyebab dari kegagalan kinerja implementasi kebijakan. Oleh karena itu, upaya untuk mengimplementasikan kebijakan harus pula memperhatikan kekondusifan kondisi lingkungan eksternal.

Penelitian ini menggunakan teori dari Van Metter dan Van Horn yang menyebutkan bahwa keberhasilan implementasi dipengaruhi oleh enam variabel, yakni ukuran dan tujuan kebijakan, sumber daya, karakterisik agen pelaksana, sikap/kecenderungan (disposisi) para pelaksana, komunikasi antar pelaksana, serta linkungan eksternal (ekonomi, sosial, dan politik). Penggunaan teori tersebut dapat membantu peneliti untuk menganalisis implementasi kebijakan perizinan trayek di Dinas Perhubungan Kabupaten Deli Serdang secara lebih mendalam.

(23)

2.1.3. Pelayanan Publik

2.1.3.1. Pengertian Pelayanan Publik

Menurut pasal 1 ayat (1) UU No.5 Tahun 2009 Tentang Pelayan Pulik,

“pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.”

Menurut Wasistiono (Muwafik, 2010:24), “pelayanan publik adalah sebagai pemberian jasa yang diberikan oleh organisasi pemerintah kepada publiknya dengan atau tanpa pembayaran guna memenuhi kebutuhan dan kepentingan masyarakat.”

2.1.3.2. Unsur-Unsur Pelayanan Publik

Dalam memberikan pelayanan publik harus mengandung unsur-unsur sebagai berikut (Bharata, 2004:11):

1. Penyedia layanan, yaitu pihak yang dapat memberikan suatu layanan tertentu kepada konsumen, baik berupa layanan dalam bentuk penyediaan barang ataupun jasa.

2. Penerima layanan, yaitu mereka yang disebut sebagai konsumen yang menerima berbagai layanan dari penyedia layanan.

3. Jenis layanan, yaitu layanan yang dapat diberikan oleh penyedia Layanan kepada pihak yang membutuhkan layanan.

4. Kepuasan pelanggan, hal ini sangat penting karena tingkat kepuasan yang diperoleh para pelanggan itu biasanya sangat berkaitan dengan erat dengan standar kualitas barang atau jasa yang mereka nikmati.

Terdapat empat unsur pelayanan publik dari kutipan di atas, yaitu penyedia layanan, penerima layanan, jenis layanan, dan kepuasan pelanggan.

(24)

2.1.3.3. Prinsip-Prinsip Pelayanan Publik

Moenir (2002:40) menyatakan bahwa sebagai pihak yang ingin memperoleh pelayanan yang baik dan memuaskan, wujud pelayanan yang didambakan masyarakat adalah;

1. Adanya kemudahan dalam pengurusan kepentingan dengan pelayanan cepat dalam arti tanpa hambatan yang kadan kala dibuat-buat.

2. Memperoleh pelayanan secara wajar tanpa gerutu, sindiran,untaian kata lain semacam itu yang mengarah pada permintaan sesuatu, baik dengan alasan untuk dinas atau alasan untuk kesejahteraan.

3. Mendapat perlakuan yang sama dalam pelayanan terhadap kepentingan yang sama, tertib, dan tidak pandang bulu.

4. Mendapatkan pelayanan yang jujur danterus terang, artinya apabila ada hambatan karena suatu masalah yang tidak dapat dielakkan hendaknya diberitahukan, sehingga orang tidak menunggu sesuatu yang tidak menentu.

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara telah mengeluarkan prinsip- prinsip pokok sebagai dasar yang menjadi pedoman dalam perumusan tata laksana dan penyelenggaraan kegiatan pelayanan publik, yaitu kesederhanaan, kejelasan/kepastian, keamanan, keterbukaan, efisien, ekonomis, keadilan yang merata, dan ketepatan waktu.

2.1.3.4. Standar Pelayanan Publik

Setiap penyelenggaraan pelayanan publik harus memiliki standar pelayanan dan dipublikasikan sebagai jaminan adanya kepastian bagi penerima layanan (Ratminto, 2005) diantaranya sebagai berikut:

1. Prosedur pelayanan

Prosedur pelayanan yang dibakukan bagi pemberi dan penerima pelayanan.

2. Waktu Penyelesaian

Waktu penyelesaian yang ditetapkan sejak saat pengajuan permohonan sampai dengan penyelsasian pelayanan.

(25)

3. Biaya Pelayanan

Biaya pelayanan termasuk rinciannya yang ditetapkan dalam proses pemberian pelayanan,

4. Proses Pelayanan

Hasil pelayanan yang akan diterima sesuai ketentuan yang telah ditetapkan.

5. Sarana dan Prasarana

Penyediaan sarana dan prasarana yang memadai oleh penyelenggaraan pelayanan publik.

6. Kompetensi Petugas Pemberi Pelayan

Petugas pemberi pelayanan harus memliki pengetahuan keahlian, keterampilan, sikap, dan perilaku yang dibutuhkan.

Ada beberapa standar dalam pelayann publik berdasarkan kutipan di atas, yaitu prosedur pelayanan, waktu penyelesaian, biaya pelayanan, proses pelayanan, penyediaan sarana dan prasarana oleh penyelenggara pelayanan publik, dan kompetensi petugas pemberi pelayanan.

2.1.3.5. Jenis-Jenis Pelayanan Publik

Jenis-Jenis Pelayanan publik yang dibutuhkan masyarakat menurut Prianto (2006) antara lain:

1. Pelayanan Adminstratif

Yaitu pelayan publik yang menghasilkan berbagai produk dokumen resmi yang dibituhkan masyarakat, misalnya status kewarganegaraan, sertifikat kompetensi, kepemilikan terhadap suatu barang, dan sebagainya.

2. Pelayanan Barang

Yaitu pelayanan yang menghasilkan jenis barang yang dibutuhkan masyarakat, misalnya penyediaan tenaga listrik, air bersih, dan sebagaimya.

3. Pelayanan Jasa

Yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk jasa yang dibutuhkan masyarakat, misalnya pendidikan, pemeliharaan kesehatan, penyelenggara transportasi, pos, dan sebagainya,

(26)

Dari kutipan di atas, ada jenis pelayanan publik, yaitu pelayanan administrasi yang menghasilkan berbagai dokumen resmi yang dibutuhkan masyarakat, pelayanan barang yang menghasilkan jenis barang yang dibutuhkan masyarakat, dan pelayanan jasa yang menghasilkan berbagai bentuk jasa yng dibutuhkan masyarakat.

2.1.4. Izin Trayek Angkutan Umum

2.1.4.1. Pengertian Izin Trayek Angkutan Umum

Secara singkat pengertian izin trayek angkutan umum adalah perizinan yang diberikan oleh pemerintah daerah kepada perusahaan atau pelaku usaha angkutan umum untuk melakukan kegiatan pelayanan angkutan dengan kendaraan bermotor dengan trayek yang telah ditentukan. Pengertian trayek angkutan umum ialah lintasan angkutan umum yang mempuyai asal dan tujuan perjalanan yang tetap.

Setiap perusahaan angkutan umum diwajibkan memiliki izin usaha angkutan umum dan izin trayek yang bertujuan agar perusahaan atau pelaku usaha angkutan umum memiliki kepastian hukum dan memiliki kejelasan lintasan trayek untuk mencegah terjadinya tumpang tindih lintasan trayek dengan perusahaan angkutan umum lainnya.

(27)

2.1.4.2. Tujuan Pemberian Izin Trayek Angkutan Umum

Secara umum tujuan dan fungsi dari perizinan adalah untuk pengendalian dari aktifitas pemerintah dalam hal-hal tertentu dimana ketentuannya berisi pedoman- pedoman yang harus dilaksanakan oleh yang berkepentingan maupun oleh pejabat yang berwenang. Ketentuan tentang pemberian izin trayek angkutan umum sesuai dengan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Jalan Raya mempunyai fungsi yaitu:

1. Memberikan jaminan bagi pengguna jasa angkutan umum untuk mendapatkan jasa angkutan umum yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan.

2. Memberikan perlindungan kepada penyedia jasa angkutan umum dengan menjaga keseimbangan antara penyediaan angkutan dan permintaan angkutan, agar perusahaan dapat menjaga dan mengembangkan usahanya.

2.2. Hipotesis Kerja

Dalam penelitian kualitatif, hipotesis kerja dimaksudkan sebagai panduan dalam proses analisis data dan dapat terus-menerus disesuaikan dengan data lapangan yang didapat. Adapun hipotesis kerja dalam penelitian ini, yaitu implementasi kebijakan dalam pemberian izin trayek angkutan umum di Dinas Perhubungan Kabupaten Deli Serdang meliputi ukuran dan tujuan kebijakan, sumber daya, karakteristik agen pelaksana, sikap/kecenderungan (disposisi) para pelaksana, komunikasi antar organisasi, serta lingkungan eksternal (ekonomi, sosial, dan politik).

(28)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Bentuk Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan mengangkat fakta atau fenomena yang terjadi di lapangan ketika penelitian berlangsung dan menyajikannya. Menurut pendapat Sugiono (2000) penelitian deskriptif kualitatif adalah penelitian yang dilakukan terhadap terhadap variabel mandiri, yaitu tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain.

Moleong (2007:6) menjelaskan “penelitian deskrptif kualitatif adalah penelitian yang bermaksud memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.”

Cara deskripsi ini berasal dari wawancara, pengamatan, termasuk kutipan-kutipan dan rangkuman dari dokumen. Penelitian deskriptif kualitatif bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang sesuatu hal atau masalah dengan sudut pandang peneliti.

Dengan demikian, bentuk penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan mengumpulkan informasi terhadap ukuran dan tujuan kebijakan, sumber daya, karakterisik agen pelaksana, sikap/kecenderungan (disposisi) para pelaksana, komunikasi antar pelaksana, serta linkungan eksternal (ekonomi, sosial, dan politik).

(29)

3.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kantor Dinas Perhubungan Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara – Indonesia. Alasan penentuan lokasi adalah Dinas Perhubungan Deli Serdang memberlakukan peraturan mengenai larangan masuk ke area Lubuk pakam Kota. Meski sudah dilarang oleh Dinas Perhubungan Deli Serdang dengan alasan supaya Kota tertata dengan baik namun sampai saat ini tetap saja para supir angkutan kota KPUM A97 masih nekat untuk masuk ke area tersebut untuk menurunkan dan mencari penumpang. Hal ini merupakan bentuk ketidakpatuhan supir-supir angkutan umum tersebut terhadap izin trayek yang diterbitkan bagi mereka walaupun sudah sering ditertibkan dan dirazia. Fakta inilah yang membuat penulis tertarik untuk melaksanakan penelitian di lokasi ini.

3.3. Informan Penelitian

Adapun penelitian kualitatif menurut Hendarso (Usman, 2009 : 50) tidak dimaksudkan untuk membuat generalisasi dari hasil penelitian yang dilakukan sehingga subjek penelitian yang telah tercermin dalam fokus penelitian ditentukan secara sengaja. Oleh karena itu, juga dalam penelitian kualitatif tidak dikenal adanya populasi dan sampel. Bahkan subjek penelitian seperti yang disebutkan diatas nantinya akan menjadi informan yang akan memberikan informasi yang diperlukan peneliti selama proses penelitian.

(30)

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti menentukan informan dengan menggunakan teknik purposive sampling yakni pengambilan informan secara sengaja dan informan yang digunakan adalah mereka yang benar – benar paham mengenai permasalahan yang diteliti. Untuk itu, yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah :

1. Kepala Bidang Angkutan dan Sarana Dinas Perhubungan Kabupaten Deli Serdang.

2. Kepala Seksi Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan III Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Deli Serdang.

3. Pegawai Dinas perhubungan dan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Deli Serdang.

4. Organda Deli Serdang.

5. Pengusaha atau supir Angkutan Umum.

Tabel 3.1 : Matriks Informan Penelitian No Informan

Penelitian

Informasi Yang Dibutuhkan Jumlah 1 Kepala Bidang

Angkutan dan Sarana Dinas Perhubungan Kabupaten Deli Serdang

Keterkaitan antara implementasi kebijakan pemberian izin trayek angkutan umum dengan ukuran dan tujuan kebijakan, sumber daya, karakteristik agen pelaksana,

sikap/kecenderungan (disposition) para pelaksana, dan komunikasi antar organisasi.

1

(31)

2 Kepala Seksi

Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan III Dinas Penanaman Modal dan

Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu Deli Serdang

Keterkaitan antara implementasi kebijakan pemberian izin trayek angkutan umum dengan ukuran dan tujuan kebijakan, sumber daya, karakteristik agen pelaksana,

sikap/kecenderungan (disposition) para pelaksana, dan komunikasi antar organisasi.

1

3 Pegawai Dinas Perhubungan, dan Pegawai Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Deli Serdang.

Keterkaitan antara implementasi kebijakan pemberian izin trayek angkutan umum dengan ukuran dan tujuan kebijakan, sumber daya, karakteristik agen pelaksana,

sikap/kecenderungan (disposition) para pelaksana, dan komunikasi antar organisasi. Serta hal-hal yang menghambat implementasi kebijkan tersebut.

4

4 Organda Deli Serdang

Komunikasi antara implementor, organda, dan pelaku usaha angkutan umum, serta kendala-kendala yang dihadapi dalam pengimplementasian kebijkan perizinan trayek angkutan umum dilapangan.

1

5 Pengusaha atau supir angkutan umum.

Kendala-kendala yang dihadapi dalam pengurusan atau perpanjangan izin trayek angkutan umum.

8

Total 15

(32)

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini, yaitu berupa:

1. Wawancara adalah metode pengumpulan data dimana peneliti mengumpulkan data dengan cara mengadakan komunikasi secara langsung dengan subjek penelitian di lokasi penelitian. Wawancara ini dilakukan karena peneliti ingin mendapatkan informasi yang lebih jelas dan mendalam. Sebelum melakukan penelitian langsung ke lapangan, peneliti terlebih dahulu menyusun pedoman wawancara.

2. Observasi yaitu teknik pengumpulan data dimana peneliti melakukan kegiatan pengamatan secara langsung dengan mencatat gejala – gejala yang ditemukan dalam interaksi sosial di lapangan untuk melengkapi data - data yang diperlukan yang berkaitan dengan permasalahan penelitian. Sebelum melakukan penelitian langsung ke lapangan, peneliti terlebih dahulu menyusun pedoman observasi.

3. Studi dokumentasi yaitu pengumpulan data yang menggunakan catatan – catatan atau foto – foto yang ada di lokasi penelitian atau sumber – sumber lain yang terkait dengan obyek penelitan. Sebelum melakukan penelitian langsung ke lapangan, peneliti terlebih dahulu menyusun pedoman dokumentasi.

(33)

3.5. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisir ke dalam suatu pola, kategori dan uraian dasar yang membedakan dengan penafsiran, yaitu memberikan arti yang signifikan terhadap analisis, menjelaskan uraian-uraian dan mencari hubungan diantara dimensi-dimensi uraian.

Untuk menganalisis data, maka penelitian menggunakan analisis data secara kualitatif, artinya suatu data yang dianalisis dengan tidak menggunakan data statistik, namun hanya menggunakan pengukuran yang benar, sehingga dapat dipercaya dan valid hasilnya.

“Setelah data primer dan data sekunder diperoleh, maka dilakukan analisis data dengan menelaah seluruh data yang terkumpul, mempelajari data, menelaah dan menyusunnya dalam satuan – satuan, yang kemudian dikategorikan pada tahap berikutnya dan memeriksa keabsahan serta menafsirkannya dengan analisis sesuai dengan kemampuan daya nalar peneliti untuk membuat kesimpulan penelitian”

(Moleong, 2006 : 274).

Menurut Miles dan Huberman (Sugiyono, 2007:243), terdapat beberapa langkah yang harus dilalui dalam melakukan analisis data yaitu sebagai berikut :

1. Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal – hal yang pokok, memfokuskan pada hal – hal penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.

2. Penyajian Data

Setelah langkah pertama selesai, maka langkah selanjutnya adalah menyajikan data dalam penelitian dengan teks yang bersifat naratif sehingga memudahkan peneliti memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami.

(34)

3. Penarikan Kesimpulan

Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti – bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti – bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

Berdasarkan penjelasan di atas, dalam penelitian ini untuk menganalisis data harus melalui langkah awal yaitu mereduksi data, kemudian menyajikan data, dan terakhir menarik kesimpulan.

3.6. Triangulasi Data

Dalam penelitian kualitatif, peneliti harus mendapatkan data atau informasi yang mencukupi dan valid agar dapat menggambarkan situasi yang sesungguhnya di lapangan. Untuk memastikan data atau informasi yang dikumpulkan lengkap dan valid, maka penelitian kualitatif mempergunakan teknik triangulasi. Wirawan (2011:156) menjelaskan

“triangulasi adalah suatu pendekatan riset yang memakai suatu kombinasi lebih dari satu strategi dalam satu peneitian untuk menjaring data atau informasi. Pendekatan triangulasi yang diterapkan dalam penelitian ilmu sosial dapat memperkuat kesimpulan mengenai observasi dan mengurangi risiko interpretasi yang salah dengan mempergunakan berbagai sumber-sumber informasi.” Triangulasi tidak hanya membandingkan data dari berbagai sumber data, akan tetapi juga mempergunakan berbagai teknik dan metode untuk meneliti dan menjaring data/informasi dari fenomena yang sama.

(35)

Terdapat lima jenis triangulasi yang dapat dipergunakan, yaitu triangulasi data, triangulasi peneliti, triangulasi teori, triangulasi metode, dan triangulasi lingkungan. Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan jenis triangulasi data dan triangulasi metode seperti yang dijelaskan Wirawan (2011:156-157) di bawah ini:

1. Triangulasi data, adalah mempergunakan sumber data atau informasi. Dalam teknik ini adalah mengelompokkan para pemangku kepentingan program dan mempergunakannya sebanyak mungkin.

2. Triangulasi metode, adalah pemakaian berbagai metode kualitatif untuk mengevaluasi program. Jika kesimpulan dari setiap metode sama, maka validitas penelitian dapat ditetapkan. Triangulasi metode merupakan triangulasi yang banyak digunakan karena akan menghasikan informasi yang kaya, rinci, dan valid.

Dalam Wirawan (2011:159) agar dapat menghasilkan data atau informasi yang valid dan reliabel, triangulasi harus dilaksanakan melalui proses yang sistematis, yaitu sebagai berikut:

1. Merencanakan triangulasi, dalam fase ini dilaksanakan aktivitas sebagai berikut:

a. Menyusun atau memperbaiki fokus, cakupan, dan hipotesis penelitian.

b. Mengidentifikasi sumber-sumber informasi.

c. Menentukan teknik triangulasi yang akan digunakan.

d. Menyusun instrumen untuk menjaring data (wawancara, observasi, dan studi dokumentasi)

2. Melaksanakan triangulasi, aktivitas dalam fase ini meliputi:

a. Menjaring data dengan mengadministrasikan berbagai jenis instrumen kepada para sumber informasi.

b. Memverifikasi dan membandingkan data atau informasi yang terjaring.

c. Mentabulasi dan menganalisis data atau informasi yang terjaring.

3. Mengkomunikasikan data atau informasi hasil triangulasi.

(36)

Berdasarkan penjelasan tersebut untuk mendapatkan data atau informasi yang valid dan dapat dipercaya, peneliti harus melaksanakan proses triangulasi seperti yang disebutkan di atas, yaitu merencanakan triangulasi. Kemudian melaksanakan triangulasi, terdiri dari menjaring informasi, memverifikasi dan membandingkan informasi yang didapat, dan menganalisis informasi yang didapat. Terakhir yaitu mengkominikasikan informasi hasil dari triangulasi.

(37)

BAB IV

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1. Dinas Perhubungan Kabupaten Deli Serdang 4.1.1. Visi dan Misi

Visi merupakan pandangan jauh ke depan, ke mana dan bagaimana instansi pemerintah harus dibawa dan berkarya agar konsisten dan dapat eksis, antisipatif, inovatif serta produktif. Visi tidak lain adalah suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan oleh instansi pemerintah. Dengan mengacu pada batasan tersebut, visi dari Dinas Perhubungan Kabupaten Deli Serdang yaitu “Mewujudkan sistem transportasi yang terintegrasi, efektif, dan efisien serta berwawasan lingkungan untuk mendorong daya saing wilayah.”

Untuk memnuhi visi tersebut, Dinas Perhubungan Kabupaten Deli Serdang menjabarkannya ke dalam misi sebagai berikut:

1. Mewujudkan kondisi lalu lintas yang terkendali.

2. Mewujudkan sarana angkutan umum yang aman.

3. Menyediakan prasarana dan fasilitas perhubungan yang memadai

4. Meningkatkan kapasitas kinerja Dinas Perhubungan Kabupaten Deli Serdang.

(38)

4.1.2. Struktur Organisasi

Gambar 4.1. Struktur Organisasi Dinas Perhubungan Kabupaten Deli Serdang

Sumber : Dinas Perhubungan Kabupaten Deli Serdang

Sekretaris Kelompok Jabatan

Fungsional

Subbag Umum dan

Kepegawaian

Subbag Perencanaan dan Evaluasi

Subbag Keuangan

Bidang Prasarana

Bidang Pengembangan dan

Keselamatan Bidang

Angkutan dan Sarana

Bidang Lalu Lintas

Seksi Perencanaan Seksi

Manajemen Lalu Lintas

Seksi Keselamatan

Seksi Angkutan Dalam trayek

Seksi Pembangunan Seksi Angkutan

Tidak Dalam Trayek Seksi Rekayasa

Lalu Lintas

Seksi Lingkungan Perhubungan

Seksi Pemaduan Moda dan Teknologi

Perhubungan Seksi

Pengoperasian Seksi Analisis

Dampak Lalu Lintas

UPTD

Seksi Pengujian Sarana

Kepala Dinas

(39)

4.1.3. Deskripsi Jabatan

Tabel 4.2. Tugas Pokok Jabatan Dinas Perhubungan Deli Serdang

No. Jabatan Tugas Pokok

1 Kepala Dinas Membantu Bupati melaksanakan urusan pemerintahan bidang perhubungan, seperti merumuskan kebijakan teknis dan pelayanan umum di bidang perhubungan serta tugas lain yang diberikan ooleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsi di bidang perhubungan.

2 Sekretaris Membantu Kepala Dinas dalam teknis dan administratif serta koordinasi pelaksanaan tugas di lingkungan dinas.

3 Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

Membantu Sekretaris dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan pada lingkup sub bagian umum, ketatausahaan, pengelolaan data pegawai, disiplin pegawai, pengembangan karir pegawai, dan urusan sarana prasarana rumah tangga dinas.

4 Kepala Sub Bagian Keuangan

Membantu Sekretasi dalam melaksanakan tugas pada lingkup bagian keuangan.

5 Kepala Sub Bagian Perencanaan dan

Evaluasi

Membantu Sekretaris dalam menyelenggarakan urusan pengelolaan perencanaan dan evaluasi program dinas perhubungan.

(40)

6 Kepala Bidang Bidang Lalu Lintas

Membantu Kepala Dinas dalam melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, data, dan informasi serta evaluasi dan pelaporan di bidang pelaksanaan manajemen dan rekayasa lalu lintas jalan serta persetujuan hasil analisis dampak lalu lintas.

7 Kepala Seksi Manajemen Lalu

Lintas

Membantu Kepala Bidang Bidang Lalu Lintas dalam merumuskan dan melaksanakan kebijakan, data, dan informasi serta evaluasi dan pelaporan di bidang pelaksanaan manajemen lalu lintas.

8 Kepala Seksi Rekayasa Lalu Lintas

Membantu Kepala Bidang Bidang Lalu Lintas dalam merumuskan dan melaksanakan kebijakan, data, dan informasi serta evaluasi dan pelaporan di bidang pelaksanaan rekayasa lalu lintas.

9 Kepala Seksi Analasis Dampak Lalu Lintas

Membantu Kepala Bidang Bidang Lalu Lintas dalam melaksanakan tugas mengkaji dan menyetujui hasil dari analisis dampak lalu lintas.

10 Kepala Bidang Angkutan dan Sarana

Membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, data dan informasi serta evaluasi dan pelaporan di bidang rencana umum jaringan trayek

(41)

antar desa, penetapan wilayah operasi angkutan desa, teknologi informasi angkutan jalan dan pengawasan terhadap angkutan orang dalam trayek dan tidak dalam trayek lainnya, serta pengujian sarana-sarana perhubungan.

11 Kepala Seksi Angkutan Dalam

Trayek

Membantu Kepala Bidang Angkutan dan Sarana dalam melaksanakan tugas teknis, pembinaan, dan pengawasan terhadap angkutan orang dalam trayek.

12 Kepala Seksi Angkutan Tidak

Dalam Trayek

Membantu Kepala Bidang Angkutan dan Sarana dalam melaksanakan tugas teknis, pembinaan, dan pengawasan terhadap angkutan orang tidak dalam trayek.

13 Kepala Seksi Pengujian Sarana

Membantu Kepala Bidang Angkutan dan Sarana dalam melaksanakan tugas pengujian sarana-sarana perhubungan.

14 Kepala Bidang Prasarana

Membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan persiapan penyusunan rencana kegiatan di bidang operasional dan pengendalian prasarana perhubungan.

15 Kepala Seksi Perencanaan

Membantu Kepala Bidang Prasarana dalam merencanakan pembangunan dan pengoperasian

(42)

prasarana perhubungan.

16 Kepala Seksi Pembangunan

Membantu Kepala Bidang Prasarana dalam melaksanakan pengendalian dan pengawasan terhadap pembangunan prasarana perhubungan 17 Kepala Seksi

Pengoperasian

Membantu Kepala Bidang Prasarana dalam melaksanakan pengendalian dan pengawasan terhadap pengoperasian prasarana perhubungan.

18 Kepala Bidang Pengembangan dan

Keselamatan

Membantu Kepala Dinas dalam menyelenggarakan pengembangan dinas dan pembinaan keselamatan di bidang perhubungan.

19 Kepala Seksi Keselamatan

Membantu Kepala Bidang Pengembangan dan Keselamatan dalam menyelenggarakan tugas-tugas teknis dan pembinaan keselamatan berlalu lintas.

20 Kepala Seksi Lingkungan Perhubungan

Membantu Kepala Bidang Pengembangan dan Keselamatan dalam melaksanakan tugas tugas melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan serta evaluasi dan pelaporan di bidang penetapan rencana jaringan lalu lintas.

21 Kepala Seksi Pemaduan Moda dan

Membantu Kepala Bidang Pengembangan dan Keselamatan dalam melaksanakan tugas pemaduan

(43)

Tekologi Perhubungan

moda dan teknologi perhubungan.

Sumber: Tupoksi Dinas Perhubungan Kabupaten Deli Serdang

4.2. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Deli Serdang

4.2.1. Visi dan Misi

Visi merupakan pandangan jauh kedepan, kemana dan bagaimana instansi Pemerintah harus dibawa dan berkarya agar konsisten dan dapat eksis, antisipatif, inovatif serta produktif. Visi tidak lain adalah suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan oleh Instansi Pemerintah. Mengacu pada batasan tersebut, visi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Deli Serdang adalah “Prima dalam Pelayanan Perizinan dan Investasi serta Mendorong Kualitas Perekonomian Daerah yang Berdaya Saing”

Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah, sesuai dengan visi yang ditetapkan. Agar tujuan organisasi dapat terwujud dan berhasil dengan baik, diharapkan seluruh aparatur dan pihak-pihak yang berkepentingan dapat mengenal instansi Pemerintahannya dan mengetahui fungsi pokok serta program-programnya serta hasil yang akan diperoleh diwaktu yang akan datang.

(44)

Untuk memenuhi visi tersebut, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Deli Serdang menjabarkannya ke dalam misi pembangunan daerah Kabupaten Deli Serdang sebagai berikut:

1. Menciptakan pelayanan perizinan terpadu dan penanaman modal yang berkualitas.

2. Mengupayakan optimalisasi profesionalisme sumber daya aparatur (SDA).

3. Mewujudkan pemerataan investasi serta menjaga harmonisasi koordinasi penanaman modal.

4.2.2. Struktur Organisasi

Gambar 4.2. Struktur Organisasi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Deli Serdang

(45)

4.2.3. Deskripsi Jabatan

Tabel 4.2. Tugas Pokok Jabatan Dinas PMPPTSP Deli Serdang

No. Jabatan Tugas Pokok

1 Kepala Dinas Membantu Bupati melaksanakan urusan pemerintahan bidang penanaman modal dan pelayanan perizinan terpadu satu pintu yang menjadi Kewenangan daerah dan tugas pembantuan yang diberikan kepada kabupaten.

2 Sekretaris Membantu Kepala Dinas dalam teknis dan administratif serta koordinasi pelaksanaan tugas di lingkungan dinas.

3 Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

Membantu Sekretaris dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan pada lingkup sub bagian umum, ketatausahaan, pengelolaan data pegawai, disiplin pegawai, pengembangan karir pegawai, dan urusan sarana prasarana rumah tangga dinas.

4 Kepala Sub Bagian Keuangan

Membantu Sekretasi dalam melaksanakan tugas pada lingkup bagian keuangan.

5 Kepala Sub Bagian Perencanaan dan

Program

Membantu Sekretaris dalam menyelenggarakan urusan pengelolaan perencanaan dan program dinas.

(46)

6 Kepala Bidang Perencanaan, Pengembangan Iklim,

dan Promosi Penanaman Modal

Membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan tugas pada lingkup bidang perencanaan, pengembangan iklim, dan promosi penanaman modal.

7 Kepala Seksi Perencanaan Penanaman Modal

Membantu Kepala Bidang Perencanaan, Pengembangan Iklim, dan Promosi Penanaman Modal dalam melaksanakan tugas perencanaan penanaman modal

8 Kepala Seksi Pengembangan iklim

Penanaman Modal

Membantu Kepala Bidang Perencanaan, Pengembangan Iklim, dan Promosi Penanaman Modal dalam melaksanakan tugas pengembangan iklim penanaman modal.

9 Kepala Seksi Promosi Penanaman Modal

Membantu Kepala Bidang Perencanaan, Pengembangan Iklim, dan Promosi Penanaman Modal dalam melaksanakan tugas promosi penanaman modal.

10 Kepala Bidang Pengendalian

Pelaksanaan Penanaman Modal

Membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan tugas pada lingkup bidang pengendalian pelaksaan penanaman modal dan sistem informasi.

(47)

dan Sistem Informasi 11 Kepala Seksi

Pemantauan dan Pengawasan Pelaksanaan Penanaman Modal

Membantu Kepala Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal dan Sistem Informasi dalam melaksanakan tugas pemantauan dan pengawasan pelaksanaan penanaman modal.

12 Kepala Seksi Pembinaan Pelaksanaan Penanaman Modal

Membantu Kepala Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal dan Sistem Informasi dalam melaksanakan tugas pembinaan pelaksanaan penanaman modal.

13 Kepala Seksi Pengolahan Data dan

Informasi

Membantu Kepala Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal dan Sistem Informasi dalam melaksanakan tugas pengolahan data dan sistem informasi.

14 Kepala Bidang Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan

dan Non Perizinan

Membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan tugas dalam lingkup penyelenggaraan pelayanan perizinan dan non perizinan.

15 Kepala Seksi Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan I

Membantu Kepala Bidang Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan dalam melaksanakan tugas pelayanan perizinan dan non

(48)

perizinan.

16 Kepala Seksi Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan II

Membantu Kepala Bidang Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan dalam tugas pelayanan perizinan dan non perizinan.

17 Kepala Seksi Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan III

Membantu Kepala Bidang Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan dalam melaksanakan tugas pelayanan perizinan dan non perizinan, diantaranya yaitu izin usaha angkutan umum, dan izin trayek.

18 Kepala Bidang Pengaduan, Kebijakan, dan Pelaporan Layanan

Membantu Kepala Dinas dalam menyelenggarakan urusan pengaduan, kebijakan, dan pelaporan layanan

19 Kepala Seksi Pengaduan dan Informasi Layanan

Membantu Kepala Bidang Pengaduan, Kebijakan, dan Pelaporan Layanan dalam melaksanakan tugas penanganan pengaduan dan informasi layanan.

20 Kepala Seksi Kebijakan dan Advokasi Layanan

Membantu Kepala Bidang Pengaduan, Kebijakan, dan Pelaporan Layanan dalam melaksanakan tugas pada lingkup kebijakan dan advokasi layanan.

(49)

21 Kepala Seksi Pelaporan dan Peningkatan Layanan

Membantu Kepala Bidang Pengaduan, Kebijakan, dan Pelaporan Layanan dalam melaksanakan tugas pada lingkup pelaporan dan peningkatan layanan.

Sumber: Tupoksi Dinas PMPPTSP Kabupaten Deli Serdang

(50)

BAB V

HASIL DAN ANALISIS DATA

Dalam bab ini akan disajikan analisis data, yaitu penyusunan secara sistematis data yang telah dihimpun oleh peneliti dilapangan baik itu wawancara, observasi lapangan, dan data sekunder, dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkannya dalam unit-unit dan menyusunnya ke dalam pola sehingga dapat dipahami baik itu oleh peneliti sendiri maupun orang lain sampai akhirnya menghasilkan kesimpulan akan fenomena atau permasalahan yang diteliti dan diamati.

Pada penelitian ini peneliti melihat pelaksanaan atau implementasi kebijakan dalam pemberian izin trayek angkutan umum di Dinas Perhubungan Kabupaten Deli Serdang melalui variabel-variabel, antara lain ukuran dan tujuan kebijakan, sumber daya, karakterisik agen pelaksana, sikap/kecenderungan (disposisi) para pelaksana, komunikasi antar pelaksana, serta linkungan eksternal (ekonomi, sosial, dan politik).

Variabel-variabel tersebut memberikan pengaruh terhadap pelaksanan atau implementasi suatu kebijakan sehingga dapat diketahui apakah pelaksanaan kebijakan tersebut sudah berjalan dengan baik atau tidak.

Dalam konteks pelaksanaan, Dinas Perhubungan Kabupaten Deli Serdang melaksanakan bimbingan, arahan, peninjauan dan pengawasan dari pelaksanaan pemberian izin trayek angkutan umum di Kabupaten Deli Serdang, sedangkan untuk

Gambar

Tabel 3.1 : Matriks Informan Penelitian  No  Informan
Gambar  4.1.  Struktur  Organisasi  Dinas  Perhubungan  Kabupaten  Deli  Serdang
Tabel 4.2. Tugas Pokok Jabatan Dinas Perhubungan Deli Serdang
Gambar  4.2.  Struktur  Organisasi  Dinas  Penanaman  Modal  dan  Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Deli Serdang
+7

Referensi

Dokumen terkait

Namun dalam hal program Implementasi kebijakan pelayanan transportasi ini sendiri masih banyak terdapat kendala dalam memberikan pelayanan yang terbaik karena Pada umumnya

Metode ini penulis lakukan dengan meninjau langsung ke Dinas Perhubungan Kota Jakarta pada bidang angkutan, guna mengetahui kondisi dan lokasi trayek angkutan

Disarankan juga bagi Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Minahasa dalam penerapan kebijakan izin usaha dalam memanfaatkan sumber daya public

Hasil wawancara dengan Bapak Saiful staff Angkutan di Dinas Perhubungan Kota Malang pada 16 maret 2015.. penyelenggaraan angkutan orang tidak dalam trayek mengenai alih

Hasil wawancara dengan Bapak Saiful staff Angkutan di Dinas Perhubungan Kota Malang pada 16 maret 2015.. penyelenggaraan angkutan orang tidak dalam trayek mengenai alih

Responsivitas Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan beberapa informan dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan di Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Minahasa Utara, bahwa

Berdasarkan latar belakang, menjadi permasalahan dalam Implementasi Kebijakan Pelayanan Publik Dalam Pengelolaan Izin Mendirikan Bangunan Pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan

Berkaitan dengan content of policy isi kebijakan dalam implementasi kebijakan Izin Mendirikan Bangunan IMB di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu DPMPTSP Kota Bekasi