• Tidak ada hasil yang ditemukan

KERANGKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.2 Hipotesis Penelitian

3.2.1 Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Audit Delay

Besarkecilnya suatu entitas dengan melihat dari total aset perusahaan atau yang terdapat pada laporan auditee dengan menggunakan logaritme dari total aset adalah yang disebut dengan ukuran perusahaan.Total aset yang besar mencerminkan ukuran perusahaan yang besar.

Entitas yang memiliki skala besar cenderung penyelesaiaan auditnya lebih cepat daripada perusahaan kecil. Hal ini disebabkan oleh manajemen perusahaan besar lebih sering memberikan insentif dalam rangka meminimalisir audit delay, dan perusahaan besar juga di awasi langsung oleh investor dan regulator. Selain itu, perusahaan besar juga akan menjaga image mereka dipublik sehingga mereka akan menyampaikan laporannya tepat waktu.

Pourali,et.al(2013) menyebutkan bahwa manajemen peusahaan yang besar punya dorongan untuk menguji audit report lag dan ditundanya proses penyampaian dari laporan yang dikarenakan oleh perusahaan-perusahaan tersebut diawasi secara ketat oleh investor dan pihak regulator. Hasil penelitian terdahulu dari Aston,etal.(1987), Khalatbari,etal.(2013), Febrianty (2011),serta Indriyani& Supriyanti (2012) memberi bukti dimana entitas besar memberi laporan keuangan lebih cepat daripada perusahaan kecil. Demikian juga hasil penelitian Kartika (2009),dan Arpiyana &

Rachmawati (2017) yang menemukan hasil ukuran perusahaan memberi pengaruhsiginifikan pada audit delay.

Adanya perbedaan hasil penelitian dari Barkah dan Pranomo (2016) dan Yogi,dkk (2017) dimana tidak ada pengaruh signiifikan dari ukuran perushaaan kepada audit delay.

H1: Ukuran perusahaan berpengaruhnegatif terhadap audit delay pada perusahaan tambang yang terdaftar diBEI

3.2.2 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Audit Delay

Profitabiltas yaitu kemampuan dari suatu perusahaan untuk memperoleh keuntungan sesuai dengan sumber daya yang dimilikinya, kemampuan ini bisa dilihat dari tingkat efektifitas.efisiensi dari pelkasanaan kegiatan perusahaan dan seumber daya yang dipakai.

Profitabilitas menunjukan kesuksesan dari perusahaan dalam mendapatkan profit. Profit adalah suatu kabar baik bagi perusahaan, sehingga perusahaan ingin secepatnya menyampaikan berita baik ini ke investor. Dapat dikatakan bahwa entitas yang memiliki profit yang tinggi akan berkoordinasi dengan auditor KAP agar dapat menyelesaikan proses auditnya lebih cepat sehingga laporan keuangan audited segera dapat diterbitkan. Sebaliknya, perusahaan yang mengalami rugi, akan menyamoaikan laporannya lama dan cenderung lebih hati-hati pada proses auditnya.

Selain itu, tingkat profitabilitas yang tinggi suatu perusahaan mencerminkan internal control yang baik daripada perusahaan yang merugi.

Sehingga hal ini dapat mempermudah auditor dalam mengurangi kesalahan audit pada saat penyelesaian laporannya. Penjelasan tersebut dapat

menyimpulkan bahwa pada perusahaan yang memiliki profitabilitas yang tinggi akan menyebabkan jangka audit delay lebih pendek.

Hasil penelitian terdahulu Soedarsa& Nurdiwansyah (2017) berhasil membuktikan bahwa profitabilitas berpengaruh signifikan pada audit delay.

Beberapa peneliti terdahulu juga menemukan hal yang sama yaitu penelitian Suslawati, dkk (2012); Miradi & Juliasa (2016), Muti (2016) dan Apriyana& Rahmawati (2017).

Hasil berbeda ditemukan pada beberapa peneliti sbeelumnya seperti yang dilakukan oleh Barkah & Pranomo (2016), Firliana & Sulasmiyati (2017) serta Adiraya & Sayidah (2018) yang menampakkan pengaruh signifikan dari profittabilitas kepada audit delay. Walaupun terdapat perbedaan (gap) dari penelitiannya, lebih banyak penelitian yang menyebutkan bahwa adanya pengaruh yang signifikan dari profitabilitas terjadap audit delay. Secara teori yang mendekati juga menyimpulkan bahwa profitabilitas memiliki pengaruh negatif signifikan pada audit delay.

H2:Profitabilitas berpengaruh negatif terhadap audit delay pada perusahaan tambang yang terdaftar di BEI

3.2.3 Pengaruh Audit Tenur Terhadap Audit Delay

Audit tenure merupakan masa perikatan kerja antar auditor dengan auditee pada pelaksanaan audit laporan keuangannya. Dalam pelaksanaannya, pemerintah menetapkan batasan waktu perikatan Kantor Akuntan Publik, pembatasan tersebut dimaksudkan guna membatasi

supaya KAP tidak mempunyai kedekatan yang berlebihan dengan auditor karena berdampak pada sikap independensi KAP.

KAP hanya dapat mengaudit suatu laporan keuangan klien selama 6 tahu berturut-turut dan runut tiga tahun jika auditor yang sama. Tapi kembali melakukan audit diklien yang sama pada masa setelah 1 tahun berikutnya masa perikatan berakhir. Ini diatur dalam aturan Menteri Keuangan No.17/PMK .01./2008..

Di awal perikatan, auditor biasanya butuh waktu yang lebih lama dalam audit yang menyebabkan audit delaynya semakin panjang. Hal tersebut disebabkan karena auditor harus memahami telebih dahulu terkait klien dan industri yang diaudit. Sehingga keseringan mengganti auditr akan berdampak pada kualitas audit suatu laporan keuangan. Namun sebaliknya beberapa peneliti menyebutkan bahwa sikap kurang objektif dan skeptis akan muncul apabila masa perikatan audit panjang antara klien dan auditor sehingga berdampak pada kualitas audit.

Hasilpenelitian dari Dao & Pham (2014) menujukkan audit tenure berpengaruh negatuif dan signifikan terhadap lambatnya laporan audit. Begitu juga hasil penelitian dari Habib & Bhaiyan (2011), Marini & Larini (2016), Michel & Rochman (2017) serta Wulandari&Wiradtmaja (2017) yang menemukan hasil yang sama.

Berbeda dengan sebagian penelitian yang menemukan dimana audit tenure tidak signifikan dalam mempengaruhi audit delay seperti pada penelitian Khalatbari, et al (2013), Bhoor dan Khames (2016), Sawitri dan Budiartha

(2018) dan Yogi, dkk (2017). Walaupun ada beberapa penelitian yang menemukan bahwa audit tenure tidak berpengaruh signifikan pada audit delay.

Dari penjelasan diatas, maka didapat hipotesis sebagai berikut.

H3:Profitabilitas berpengaruh negatif terhadap audit delay pada perusahaan tambang yang terdaftar di BEI

3.2.4 Finansial Distres Dalam Memoderasi Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Audit Delay

Audit delay yaitu masa menyelsaikan audit dimulai dimulai waktu penutupan 1 periode pembukuan sampai tanggal selesainya laporan auditor independen. Sedangkan ukuran bahwa perusahaan adalah skala perusahaan yang dilhat dari besar total asetnya yang dimilikinya, dapat pula diukur berdasarkan nilai ekuitas, nilai penjualan atau laba.

Terdapat dugaan bahwa entitas yang besar akan menselesaikan proses audit lebih cepat daripada perusahaan kecil, ini disebabkan oleh manajemen entitas yang besar cenderung mendapatkan insentif dalam rangka meminimalisir terjadinya audit delay dekarenakan pada perusahaan besar akan diawasi langsung dan ketat oleh regulator serta investor. Selain itu, perusahaan besar juga akan selalu menjaga image sehingga akan selalu menyampaikan dan berusaha tepat waktu menyerahkan laprannya.

Seperti diketahui, financial distress adalah kondisi yang menggambarkan bahwa penerimaan dari operasional perusahaan tidak sanggup, sehingga pada entitas yang sedang sulit keuangan seringnya akan terlambat untuk menyerahkan laporan keyangannya dari peurshaan yang tidak

mengalami kondisi kesulitan keuangan walaupun perusahaan tersebut termasuk dalam perusahaan besar sekalipun.

Hasil penelitian Wulandari&Wiratmaja (2017) menyatakan bahwa financial distres memperlemah hubungan antara ukuran perusahaan dengan audit delay. Berdasarkan penelitian sebelumnya tersebut maka disimpulkan pengaruh ukuran perusahaan terhadap auditdelay dapat semakin diperlemah jika perusahaan mengalami kondisi financial distres.

H4:Financial Distress Memperlemah perngaruh dari ukuran perusahaan terhadap audit delaypada perusahaan tambang yang terdaftar diBEI.

3.2.5 Financal Distres Dalam Memoderasi Pengaruh Profitabilitas Terhadap Audit Delay

Profitabilats yaitu kemampuan entitas untuk mendapatkan keuntungan yang berdasar pada sumber day perusahaan yang dimiliki yang berkaitan dengan pendapatan,aset/modal perusahaan. Penelitian ini memakai ROA sebagai indikator dari pengukuran untuk variabel profitabilitas. ROA adalah rasio yang melihat tingkat pengembalian dari aset pada pelaksanaan bisnis perusahaan yang berhubungan dengan sumber daya yang dimilikinya.

Tingginya tingkat profotabilitas suatu perusahaan berdampak pada keinginan perusahaan untuk segera menyampaikan laporan keuangan audited nya karena ingin segera menyampaikan berita baik kepada investor. Sebaliknya kerugian suatu entitas berdampak pada perbaikan dari laporan keuangannya, mereka bahkan bisa saha membuat manajemen laba yang menyebabkan auditor

semakin lama dalam melakukan audit sehingga berdampak pada panjanya audit delay.

Seperti diketahui, financial distress adalah kondisi yang menggambarkan bahwa penerimaan operasional perusahaan tidak mampu memenuhi kewajiban perusahaan. Biasanya, sebuah perusahaan yang mempunyai profitabiltas yang tinggi, perusahaan tersebut memiliki resiko tingkat kesulitan keuangan yang rendah. Ketika perusahaan dengan profitabilitas tinggi memiliki masalah financial distress, ini akan berdampak pada auditdelay yang lama.

H5:Financial Distress Memperlemah perngaruh dari profitabilitas terhadap auditdelay pada perusahaan tambangyang terdaftar diBEI.

3.2.6 Financial Distress Dalam Memoderasi Pengaruh Audit Tenure Terhadap Audit Delay

Laporan yang diserahkan tepat waktu oleh sebuah perusahaan, akan menggambarkan sinyal yang baik dan bisa meningkatkan nilai perusahaan tersebut dimata para investor. Selain itu, diketahui pula audit tenur yang panjang akan menambah kemungkinan pada suatu KAP untuk memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam mengenai bisnis perusahaan sehingga bisa merencanakan program audit yang lebih tepat. Program audit yang tepat dapat mempercepat proses audit. Yang artinya akan mengurangi jangka waktu audit tenure.

Namun kondisi ini akan terganggu jika perusahaan mengalami masalah financial distress. Kondisi kesulitan keuangan ini akan memberikan kabar

buruk bagi shareholder bahkan dapat menimbulkan kerugian. Karena pada perusahaan yangmengalami kesulitan keuanganakan cenderung digambarkan sebaga perusahaan yang mengalami kegagalan ekonomi(Gholizadeh,et al.2011). Kondisi kesulitan keuangan ini berdampak pada peningkatan risiko audit, terkhusus risiko pengendalian dan risiko deteksi. Resiko audit yang meningkat tentu akan memperlambat proses audit itu sendiri, yang berdampak pada meningkatnya audit delay.

Walaupun hasil penelitian sebelumnya Wulandari&Wiradtmaja (2017) menyatakan kondisi financial distres tidak bisa moderasi pengaruh dari audit tenure terhadap audit delay. Namun seperti penjelasan sebelumnya, ketika perusahaan mengalami financial distress tentu akan meningkatkan resiko audit.

Apalagi jika perusahaan sering mengganti auditor setiap periodenya (audit tenure yang rendah) karena auditor baru akan lebih mempelajari lagi internal perusahaan. Hasil penelitian Pratnyaniti dan Suardhika (2019) juga mengatakan bahwa financial distres mampu memperlemah pengaruh dari audit tenure terhadap audit delay.

H6:Financial Distress Memperlemah perngaruh dari audit tenure terhadap audit delay pada perusahaan tambang yang terdaftar di BEI.

Dokumen terkait