• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.5 Hipotesis Penelitian

Ada pengaruh positif antara tingkat kepuasan cita rasa, tingkat kepuasan pelayanan, dekorasi tempat, tingkat keramaian, jarak, tempat parkir, ac, wifi, franchise, letak restoran, dan private room dengan Willingness to Pay nasi goreng pada mahasiswa strata 1 program studi agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara. Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive artinya penentuan daerah penelitian dilakukan secara sengaja, dengan pertimbangan bahwa usia mahasiswa yang tebilang muda dapat lebih memahami kuesioner dengan baik, selain itu juga dapat selalu didampingi oleh penulis, banyak juga penelitian yang menggunakan metode hedonic memakai sampel lingkungan sekitar penulis maupun mahasiswa.

3.2 Metode Penentuan Sampel

Populasi yang akan dijadikan objek penelitian yaitu mahasiswa strata 1 Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara dari angkatan 2014 sampai 2017. Berdasarkan data yang diperoleh bahwa mahasiswa Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara dari angkatan 2014 sampai 2017 berjumlah 620 orang (Departemen Agribisnis FP USU, 2018).

Metode yang digunakan untuk menentukan besar sampel, menggunakan rumus Slovin, diperoleh besar sampel yang akan diteliti dengan perhitungan sebagai berikut :

𝑛 = 𝑁 1 + 𝑁𝑒2

𝑛 = 620

1 + 620. 10%2 n = 86 Sampel

Selanjutnya metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode pengambilan sampel berstrata proporsional (Proportionate Stratified Random Sampling) karena kondisi populasi heterogen dan berstrata. Kondisi populasi yang heterogen dapat dilihat dari strata masing – masing stambuk yang ada pada Jurusan Agribisnis dimana terdapat kesenjangan jumlah mahasiswa. Data dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.1 Strata Angkatan pada Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.

Sumber : Departemen Agribisnis FP USU, 2017

3.3 Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer diperoleh melalui wawancara yaitu mendapatkan informasi dengan cara bertanya langsung kepada mahasiswa, sampel yaitu sebanyak 86 mahasiswa dan menggunakan daftar pertanyaan (kuesioner) yang telah disiapkan sebelumnya.

No Angkatan Jumlah Mahasiswa (orang) Sampel (orang)

1. 2014 128 128/620 x 86 = 18

2. 2015 155 155/620 x 86 = 21

3. 2016 172 172/620 x 86 = 24

4. 2017 165 165/620 x 86 = 23

Jumlah 620 86

3.4 Metode Analisis Data

Rataan Willingness to Pay (WTP)

πΈπ‘Šπ‘‡π‘ƒ = βˆ‘ π‘Šπ‘–π‘ƒπ‘“π‘–

𝑛

𝑖=1

Dimana :

EWTP = dugaan rataan WTP Wi = nilai WTP ke-i Pfi = nilai relatif

I = sampel ke-I yang bersedia membayar lebih terhadap pembelian nasi goreng

Hedonic Pricing Model

Analisis ini digunakan untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi WTP sampel. Model yang digunakan adalah hedonik regresi.

Analisis Hedonic Pricing digunakan untuk mengetahui pengaruh dari karakteristik nasi goreng tersebut dimana variabel bebas (X) yang terdiri dari tingkat kepuasan cita rasa, tingkat kepuasan pelayanan, dekorasi tempat, tingkat keramaian, jarak, tempat parkir, AC, WiFi, Franchise, Letak Restoran dan Private Room terhadap satu variabel terikat (Y) yaitu Willingness to Pay.

Dimana :

Y = Willingness to Pay (Rp)

Ξ± = Konstanta

a1,..,a3,b1,..,b8 = Koefisien Regresi

Y = Ξ± + a1X1 + a2X2 + a3X3 + b1D1 + b2D2 + b3D3 +b4D4 + b5D5 + b6D6 + b7D7 + b8D8 + e

X1 = Tingkat Kepuasan Cita Rasa (1 = tidak suka – 9 = sangat suka) X2 = Tingkat Kepuasan Pelayanan (1 = tidak suka – 9 = sangat suka) X3 = Dekorasi Tempat (1 = tidak suka – 9 = sangat suka)

D1 = Tingkat Keramaian (0 = Tidak ramai / 1 = Ramai) D2 = Jarak (0 = Dekat / 1 = Jauh)

D3 = Tempat Parkir (0 = Tidak ada / 1 = Ada) D4 = Ac (0 = Tidak ada / 1 = Ada)

D5 = WiFi (0 = Tidak ada/1 = Ada) D6 = Franchise (0 = Tidak ada/1 = Ada) D7 = Letak Restoran (0 = Non mall/1 = Mall) D8 = Private Room (0 = Tidak ada/1 = Ada)

e = Standard Error

Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas

Pengujian normaitas bertujuan untuk mengetahui apakah data yang digunakan telah terdistribusi secara normal. Uji normalitas dapat dilakukan dengan uji Kolmogorov Smirnov, dengan melihat nilai signifikansi.

Sig. KS > 0,05 = Data berdistribusi normal Sig. KS < 0,05 = Data tidak berdistribusi normal

Uji Kolmogorov Smirnov digunakan untuk menguji null hipotesis suatu sampel atas suatu distribusi tertentu (Firdaus, 2011).

2. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah keadaan dimana antara dua variabel independen atau lebih pada model regresi terjadi hubungan linier yang sempurna atau mendekati

sempurna. Model regresi yang baik mensyaratkan tidak adanya masalah multikolinearitas. Dampak yang diakibatkan dengan adanya multikolinearitas antara lain yaitu:

1. Nilai standard error untuk masing-masing koefisien menjadi tinggi, sehingga t- hitung menjadi rendah

2. Standard error of estimate akan semakin tinggi dengan bertambahnya variabel independen.

3. Pengaruh masing-masing variabel independen sulit dideteksi (Priyatno, 2009:59-60).

Untuk mendeteksi ada tidak adanya multikolinearitas dengan melihat Tolerance dan VIF, sebagai berikut :

Tolerance > 0,1 dan VIF < 10 , Tidak terjadi multikolinearitas

Tolerance < 0,1 dan VIF > 10 , Terjadi multikolinearitas (Priyatno, 2009:60).

3. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Alghifari (2000), adanya heterokedastisitas artinya varians variabel dalam model tidak sama (konstan). Konsekuensi adanya heterokedastisitas dalam model regresi adalah penaksir (estimation) yang diperoleh tidak efisien, baik dalam sampel kecil maupun dalam sampel besar, walaupun penaksir yang diperoleh menggambarkan populasinya (tidak bias) dan bertambahnya sampel yang digunakan akan mendekati nilai sebenarnya (konsisten). Ini disebabkan oleh variasn-nya yang tidak minimum atau tidak efisien. Heteroskedastisitas diuji dengan menggunakan uji statistik Glejser. Jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadi Heteroskedastisitas.

Uji Kesesuaian Model (Test of Goodness of Fit) 1. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi R2 merupakan suatu nilai statistic yang dihitung dari data sampel. Koefisien ini menunjukkan persentase variasi seluruh variabel terikat yang dapat dijelaskan oleh perubahan variabel bebas (explanatory variables).

Koefisien ini merupakan suatu ukuran sejauh mana varuabel bebas dapat merubah variabel terikat dalam suatu hubungan (Firdaus, 2011).

Nilai koefisien determinasi (R2) berkisar anatara 0 < R2< 1, dengan kriteria pengujiannya adalah R2 yang semakin tinggi (mendekati 1) menunjukkan model yang terbentuk mampu menjelaskan keragaman dari bariabel terikat, demikian pula sebaliknya.

2. Uji F (Uji Pengaruh Variabel Secara Serempak)

Uji F adalah uji secara serempak (simultan) signifikansi pengaruh perubahan variabel independen terhadap bariabel dependen. Artinya X1, X2, X3, dan X4

hingga Xn bersamaan diuji apakah memiliki signifikansi atau tidak (Firdaus, 2011).

Kriteria pengujian :

Jika sig. F ≀ 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima.

Jika sig. F β‰₯ 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak.

Jika H0 diterima artinya bahwa secara serempak variabel bebas tidak berpengaruh nyata terhadap terikat.

Jika H1 diterima artinya bahwa secara serempak variabel bebas berpengaruh nyata terhadap variabel terikat.

3. Uji t (Uji Pengaruh Variabel Secara Parsial)

Uji t adalah uji secara parsial pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas secara parsial berpengaruh nyata atau tidak terhadap variabel terikat. Taraf signifikansi (Ξ±) yang digunakan adalam ilmu sosial adalah 5% dan 10% (Firdaus, 2011).

Kriteria pengujian :

Jika sig. t ≀ 0,05 atau sig. t ≀ 0,1 maka H0 ditolak dan H1 diterima.

Jika sig. t β‰₯ 0,05 atau sig. t β‰₯ 0,1 maka H0 diterima dan H1 ditolak.

Jika H0 diterima artinya bahwa variabel bebas secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap variabel terikat.

Jika H1 diterima artinya bahwa variabel bebas secara parsial berpengaruh nyata terhadap variabel terikat.

3.5 Definisi dan Batasan Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam menafsirkan penelitian ini, maka perlu dibuat beberapa definisi dan batasan operasional sebagai berikut :

3.5.1 Definisi

1. Willingness to Pay adalah kesediaan mahasiswa untuk mengeluarkan biaya lebih atas nasi goreng yang mereka beli sesuai dengan kepuasan yang diterimanya.

2. Hedonic Pricing Model adalah model yang digunakan untuk melihat willingness to pay pembelian nasi goreng dengan variabel independen berdasarkan karakteristik dari nasi goreng tersebut.

3. Tingkat keramaian adalah tingkat dimana orang – orang pada berkumpul di satu tempat gerai nasi goreng dengan persepsi sendiri disetiap orang.

4. Jarak adalah angka yang menunjukkan seberapa jauh satu tempat gerai nasi goreng dari sampel berada menuju tempat tersebut berdasarkan persepsi sendiri disetiap orang.

5. Tempat parkir adalah kawasan yang disediakan gerai atau restoran nasi goreng untuk memakirkan kendaraan para konsumen.

6. AC adalah fasilitas yang disediakan oleh gerai atau restoran untuk menyejukkan ruang makan.

7. WiFi adalah fasilitas yang disediakan oleh gerai atau restoran untuk keperluan akses internet.

8. Tingkat kepuasan cita rasa adalah tingkatan yang diberikan sampel dalam menilai kepuasan rasa yang ia terima.

9. Tingkat kepuasan pelayanan adalah tingkatan yang diberikan sampel dalam menilai kepuasan pelayanan yang ia terima.

10. Dekorasi tempat adalah penilaian penataan ruangan yang baik dan kreatif agar pembeli dapat merasa senang dan nyaman.

11. Franchise adalah usaha waralaba suatu gerai atau restoran dengan membuka cabang dibeberapa tempat agar memudahkan pembeli.

12. Private room adalah fasilitas restoran yang memiliki ruangan khusus untuk tamu yang ingin suasana lebih tenang dan pribadi.

13. Besar uang saku adalah sejumlah uang yang diberikan orang tua atau wali kepada mahasiswa.

3.5.2 Batasan Operasional

1. Penelitian dilakukan di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.

2. Sampel penelitian adalah Mahasiswa Strata 1 Program Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara dari angkatan 2014 sampai 2017.

3. Waktu penelitian tahun 2018.

BAB IV

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN

4.1. Deskripsi Daerah Penelitian 4.1.1. Keadaan Fisik dan Geografi

Penelitian dilakukan di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Kecamatan Medan Baru, Kota Medan, Sumatera Utara.

Universitas Sumatera yang memiliki luas 120 Ha yang terletak di tengah Kota Medan. Zona akademik seluas 90 ha menampung hampir seluruh kegiatan perkuliahan dan praktikum mahasiswa. Sistem pembelajaran didukung oleh fasilitas perpustakaan dan lebih dari 200 laboratorium. Perpustakaan menyediakan berbagai jenis sumber belajar baik dam bentuk cetak maupun elektronik.

Secara administratif, Fakultas Pertanian mempunyai batas – batas wilayah sebagai berikut :

Sebelah Utara berbatasan dengan jalan Bioteknologi Sebelah Selatan berbatasan dengan jalan Dr. A. Sofian Sebelah Timur berbatasan dengan jalan Prof. Hanafiah Sebelah Barat berbatasan dengan jalan Tri Dharma

Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara memiliki 7 jurusan yang terdiri dari : Agroekoteknologi, Agribisnis, Ilmu dan Teknologi Pangan, Peternakan, Keteknikan Pertanian, Kehutanan, dan Manajemen Sumberdaya Perairan.

4.1.2. Sejarah Singkat Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara dan Program Studi

Program Studi SEP/Agribisnis berada di bawah naungan Departemen Sosial Ekonomi Pertanian. Departemen Sosial Ekonomi Pertanian berdiri bersamaan dengan pendirian Fakultas Pertanian USU pada tanggal 16 November 1956 oleh Yayasan Universitas Sumatera Utara berdasarkan SK Meneteri No.8691/S pada tanggal 25 Agustus 1958. Pada awal pendiriannya sejak 1957 hingga tahun 1967, gedung Departemen Sosial Ekonomi Pertanian berada di Jl. Seram Nomor 4 dan Jl. Jogja 30 (sekarang Kantor Gubernur Sumatera Utara). Sejak tahun 1967 hinga tahun 1974 Departemen Sosial Ekonomi menggunakan gedung bekas SMA Andalas di Jl Cik Ditiro No. 8, Medan. Akhirnya pada tahun 1974 hingga saaat ini Departemen Sosial Ekonomi Pertanian berada di Jl. Prof. Dr. Sofyan No.3, Medan.

Tiga puluh delapan tahun kemudian tepatnya tahun 1996 seiring dengan perkembangannya, melalui SK Dirjen Dikti Nomor 208/DIKTI/Kep/1996 tanggal 11 Juli 1996 Departemen Sosial Ekonomi Pertanian dipisahkan menjadi 2 (dua) program studi. Program Studi yang dikembangkan yaitu Program Studi SEP/Agribisnis dan Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian (PKP).

4.1.3. Visi, Misi dan Tujuan 4.1.3.1 Visi

Mekanisme penyusunan visi dan misi Fakultas Pertanian USU di awali dengan penyusnan draft Rencana Strategis (Renstra) FP USU pada periode 2011 – 2015 yang merupakan pedoman, pijakan, dasar dan arah yang akan membimbing seluruh komponen Fakultas Pertanian dalam setiap gerak dan aktifitas dalam

kurun waktu tersebut. Rnstra Fakultas Pertanian disusun oleh Dekan, Pembantu Dekan (I, II, dan III), staf pengajar dari setiap program studi dan staf ahli.

Penyusunan visi dan misi Program Studi Agribisnis FP USU dilakukan dengan cara rapat ditingkat fakultas, Focus Group Discussion (FGD) dan seminar. Visi dan misi Program Studi Agribisnis sudah merujuk pada visi dan misis USU. Hasil pertemuan tersebut menghasilkan visi dan misi, yaitu β€œProgram studi ungguluan menghasilkan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan mengembangkan agribisnis”.

4.1.3.2 Misi

Dalam mencapai visi yang telah ditetapkan maka Program Studi Agribisnis menyusun beberapa misi, yaitu :

1. Menyiapkan mahasiswa menjadi manusia intelektual yang berkepribadian, bertanggung jawab, dan profesional serta memiliki kemampuan menerapkan, mengembangkan, memperkaya ilmu pengetahuan dan teknologi.

2. Meningkatkan partisipasi dalam pengembangan mutu pendidikan penyuluhan dan komunikasi pertanian

3. Mengembangkan konsep dan manajemen penyuluhan yang progresif yang berorientasi pada kualitas, etos kerja, dan profesionalisme dan mampu bekerjasama dengan berbagai lembaga pertanian.

4.1.3.3 Tujuan

1. Membentuk alumnus yang memiliki pengetahuan dan ketrampilan dalam mengidentifikasi masalah, menganalisis, mengevaluasi dan menghasilkan solusi terhadap berbagai permasalahan pembangunan pertanian dan agribisnis.

2. Membentuk alumnus yang memiliki keampuan mengelola berbagai unit kelembagaan pembangunan pertanian yang mendukung pengembangan agribisnis

3. Membentuk alumnus yang mempunyai kemampuan dalam menentukan arah pengembangan pembangunan pertanian dan agribisnis

4. Meningkatkan partisipasi dalam pembelajaran,, untuk memenuhi kebutuhan pengembangan pembangunan pertanian dan agribisnis.

5. Mengembangkan pusat informasi sosial ekonomi pertanian dan agribisnis 6. Menciptkan tata paming yang baik dan demokratis di dalam Program Studi

Agribisnis

7. Mengembangkan pendekatan baru pembangunan pertanian khususnya Agribisnis yang berbasis kompetensi.

8. Menjadi agen informasi perkembangan pembangunan pertanian khususnya Agribisnis tingkat regional maupun nasional.

4.2 Karakteristik Sampel

Karakteristik sampel dalam penelitian ini diklasifikasikan menjadi dua kategori, yaitu kategori sampel yang bersedia membayar biaya lebih dan kategori respoden tang tidak bersedia membayar lebih pada pembelian nasi goreng. Sampel dalam penelitian adalah 86 konsumen. Dalam Gambar dapat dilihat perbandingan sampel yang bersedia membayar sebanyak 71 orang atau 82,6% sedangkan sampel yang tidak bersedia membayar sebanyak 15 orang atau 17,4%.

83%

17%

Bersedia Membayar Tidak Bersedia Membayar

Karakteristik sampel dijelaskan melalui beberapa karakteristik diantaranya stambuk, usia, jenis kelamin, dan besar uang saku. Setiap karakteristik dijelaskan dalam bentuk tabel dan diklasifikasikan antara kategori yang bersedia membayar biaya lebih dengan kategori tidak bersedia membayar biaya lebih.

4.2.1 Berdasarkan Stambuk

Karakteristik sampel menurut stambuk dalam penelitian ini dimulai dari stambuk 2014 sampai 2017. Tabel 4.1 menunjukan 4 stambuk sampel beserta sebaran kesediaan membayar.

Tabel 4.1 Karakteristik Mahasiswa Agribisnis FP USU Menurut Stambuk Stambuk

Kesediaan Membayar

Bersedia Tidak Bersedia Total

Jumlah % Jumlah % Jumlah %

2014 15 21,1 3 20 18 20,9

2015 17 24 4 26,7 21 24,4

2016 24 33,8 0 0 24 28

2017 15 21,1 8 53,3 23 26,7

Sumber : Hasil Penelitian, data diolah (2018)

Berdasarkan data pada Tabel 4.1 diketahui bahwa dari 86 sampel yang diambil bahwa stambuk dengan proporsi terbesar berada pada stambuk 2016 dengan persentase 27,9%. Dilihat dari kesediaan membayar baiaya tambahan pada pembelian nasi goreng, persentase tertinggi sampel yang bersedia membayar

Gambar 4.1 Sebaran Kesediaan Membayar

sebanyak 24 orang atau sebesar 33,8% berada di stambuk 2016 sedangkan persentase tertinggi sampel yang tidak bersedia membayar adalah sebanyak 8 orang atau sebesar 53,3% berada di stambuk 2017.

4.2.2 Berdasarkan Usia

Karakteristik usia dalam penelitian ini berada pada interval 17 tahun sampai 22 tahun. Tabel 4.2 menunjukkan enam kategori usia sampel beserta sebaran kesediaan membayar.

Tabel 4.2 Karakteristik Mahasiswa Agribisnis FP USU Menurut Usia Usia

(Tahun)

Kesediaan Membayar

Bersedia Tidak Bersedia Total

Jumlah % Jumlah % Jumlah %

Sumber : Hasil Penelitian, data diolah (2018)

Berdasarkan data pada Tabel 4.2 diketahui bahwa dari 86 sampel yang diambil bahwa mayoritas sampel dengan usia 21 tahun sebanyak 21 orang dengan persentase 29,6% pada sampel yang bersedia membayar dan mayoritas sampel yamg tidak bersedia membayar terdapat pada usia 18 tahun dan 21 tahun 1dengan jumlah sampel sebanyak 5 orang atau persentase masing – masing sebesar 33,3%.

4.2.3 Berdasarkan Jenis Kelamin

Jumlah sampel mahasiswa Agribisnis di Program Studi Agribisnis FP USU sebanyak 86 sampel. Karakteristik mahasiswa berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3 Karakteristik Mahasiswa Agribisnis FP USU Menurut Jenis Kelamin

Jenis Kelamin

Kesediaan Membayar

Bersedia Tidak Bersedia Total

Jumlah % Jumlah % Jumlah %

Laki-laki 28 39,4 10 66,7 38 44,2

Perempuan 43 60,6 5 33,3 48 55,8

Sumber : Hasil Penelitian,data diolah (2018)

Berdasarkan Tabel 4.3 diketahui bahwa dari 86 respoden yang terbagi menjadi 2 jenis klasifikasi, dimana respoden yang paling dominan berjenis kelamin perempuan dengan jumlah 43 sampel atau sebesar 60,6% pada sampel yang bersedia membayar lebih. Hal ini menunjukkan bahwa sampel perempuan lebih bersedia membayar lebih dibandingkan dengan sampel laki – laki dengan jumlah 10 sampel atau sebesar 66,7%.

4.2.4 Berdasarkan Besar Uang Saku

Karakteristik berdasarkan besar uang saku mahasiswa pada penelitian ini dikategorikan menjadi lima kategori. Karakteristik mahasiswa berdasarkan besar uang saku dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4 Karakteristik Mahasiswa Agribisnis FP USU Menurut Besar Uang Saku

Besar Uang Saku (Bulan)

Kesediaan Membayar

Bersedia Tidak Bersedia Total Jumlah % Jumlah % Jumlah %

≀ Rp 1 Juta 49 69 13 86,7 62 72,1

> Rp 1 Juta – Rp 1,5 Juta 11 15,5 0 0 11 12,8

> Rp 1,6 Juta – Rp 2 Juta 8 11,3 0 0 8 9,3

> Rp 2,1 Juta – Rp 2,5 Juta 0 0 1 6,7 1 1,2

> Rp 2,6 Juta 3 4,2 1 6,7 4 4,7

Sumber : Hasil Penelitian, Data diolah (2018)

Pada Tabel 4.4 bahwa mayoritas sampel atau 72,1% dari total sampel memiliki besaran uang saku dengan interval dibawah atau sama dengan Rp 1.000.000.

Dilihat dari kesediaan membayar biaya lebih pada pembelian nasi goreng, persentase tertinggi sampel yang bersedia membayar adalah sebesar 69% atau sebanyak 49 orang, sedangkan persentase tertinggi sampel yang tidak bersedia membayar adalah sebesar 86,7% atau sebanyak 13 orang dengan besar uang saku berada pada interval lebih kecil atau sama dengan Rp.1.000.000.

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Nilai Willingness to Pay Sampel Pada Pembelian Nasi Goreng

Berdasarkan Gambar 4.1, total sampel secara keseluruhan sebanyak 86 sampel.

Sebanyak 71 sampel bersedia membayar lebih pada pembelian nasi goreng sedangkan sisanya sebanyak 15 sampel tidak bersedia membayar biaya lebih pada pembelian nasi goreng.

Dugaan nilai rataan WTP (EWTP) sampel dihitung berdasarkan data distribusi WTP sampel dengan menggunakan rumus EWTP. Nilai tersebut dijadikan kelas dan diurutkan dari urutan terkecil hingga terbesar.

Hasil perhitungan EWTP pada penelitian ini didapatkan dugaan rataan WTP terhadap pembelian nasi goreng terdapat pada tabel berikut.

Tabel 5.1 Distribusi Rata – Rata WTP

Kelas WTP (Rp) Frekuensi (orang) Frekuensi Relatif (Pfi) EWTP (Rp)

8.000 1 0,01 112,68

Sumber : Hasil Olahan Data Primer, 2018.

Rata – rata besar nilai kesediaan membayar nasi goreng berdasarkan hasil rumus Rataan Willingness to Pay (EWTP), sebesar Rp 24.147,89.

Kurva Willingness to Pay

Kurva WTP pada penelitian menghubungkan antara nilai Willingness to Pay yang dibayarkan oleh sampel dengan frekuensi kumulatif dari jumlah sampel yang bersedia membayar biaya tambahan pada pembelian nasi goreng. Adapun kurva tersebut dapat dilihat pada Gambar 5.1

Gambar 5.1 Kurva Willingness to Pay

Kurva Willingness to Pay pembelian nasi goreng menunjukkan slope negatif, artinya semakin tinggi nilai Willingness to Pay sampel maka frekuensi kumulatif sampel yang bersedia membayar semakin berkurang. Nilai WTP terendah adalah Rp. 8.000 dan nilai WTP tertinggi adalah sebesar Rp. 50.000.

0

11

10

Modus

Median

Mean Frekuensi

WTP

Gambar 5.2 Kurva Frekuensi Data WTP

Dari gambar 5.2 diketahui bahwa Mean > Median > Modus oleh sebab itu data condong ke kiri yang menunjukkan bahwa data tersebut memiliki lebih banyak nilai observasi (nilai variabel), berada dibawah nilai rata.

5.2 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Willingness to Pay Pada Pembelian Nasi Goreng

Data yang digunakan dalam analisis ini adalah data primer dimana variabel bebas yaitu Tingkat Kepuasan Cita Rasa (X1), Tingkat Kepuasan Pelayanan (X2), Dekorasi Tempat (X3), Tingkat Keramaian (D1), Jarak (D2), Tempat Parkir (D3), AC (D4), Wifi (D5), franchise (D6), Letak Restoran (D7), dan Private room (D10). Dari variabel – variabel bebas tersebut akan dilihat pengaruhnya terhadap Willingness to Pay (variabel terikat), dimana regresi diperoleh sebagai berikut :

15.000 20.000 24.147 25.000

Tabel 5.2 Statistik Deskriptif

Mean Std.

Deviation N’

WTP 24.147,8873 11.439,71602 71

Rasa 7,4648 1,27426 71 yang bersedia membayar lebih menunjukkan angka Rp 11.439,72, artinya ragam dari 71 sampel yang bersedia membayar lebih tersebut memiliki jarak interval sebesar Rp 11.439,72 ke rata – rata.

Rata – rata nilai yang diperoleh pada tingkat cita rasa (7,46), kepuasan pelayanan (7,35), dan dekorasi tempat (7,54) dari 71 sampel yang bersedia membayar lebih yang memiliki interval 1 sampai 9, berarti variabel tingkat cita rasa, kepuasan pelayanan, dan dekorasi tempat merupakan aspek penting dalam sampel menentukan willingness to pay. Std. Deviation dari 71 sampel yang bersedia membayar lebih menunjukkan angka pada tingkat cita rasa (1,27), kepuasan pelayanan (1,38), dan dekorasi tempat (1,40), artinya ragam dari 71 sampel yang

bersedia membayar lebih tersebut memiliki jarak interval ke rata – rata pada tingkat cita rasa (1,27), kepuasan pelayanan (1,38), dan dekorasi tempat (1,40).

Rata – rata nilai yang diperoleh pada keramaian (0,80), parkir (0,77), dan wifi (0,54) dari 71 sampel yang bersedia membayar lebih yang memiliki interval 0 sampai 1, berarti variabel dummy keramaian, parkir, dan wifi merupakan faktor yang diperhatikan oleh sampel dalam menentukan willingness to pay. Sedangkan pada jarak (0,45), AC (0,44), franchise (0,32), Letak (0,24), dan private (0,18) dari 71 sampel yang bersedia membayar lebih yang memiliki inteval 0 sampai 1, berarti variabel dummy jarak, AC, franchise, letak, dan private room merupakan faktor yang tidak diperhatikan oleh sampel dalam menentukan willingness to pay.

Std. Deviation dari 71 sampel yang bersedia membayar lebih menujukkan angka pada ramai (0,4), jarak (0,5), parkir (0,42), AC (0,5), wifi (0,5), franchise (0,47), letak (0,43), dan private (0,39), artinya ragam dari 71 sampel yang bersedia membayar lebih tersebut memiliki jarak interval ke rata – rata pada keramaian (0,4), jarak (0,5), parkir (0,42), AC (0,5), wifi (0,5), franchise (0,47), letak (0,43), dan private (0,39).

Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk melihat error term terdistribusi normal atau tidak.

Pengujian dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov.

Tabel 5.3 Hasil Uji Asumsi Normalitas

No Uji Sig.

1 Kolmogorov-Smirnov 0,979

Sumber : Lampiran 2a.

Sumber : Lampiran 2b.

Pada Tabel 5.3, hasil uji Kolmogorov Smirnov, hasil estimasi menunjukkan bahwa tingkat signifikansi KS adalah sebesar 0,979 > Ξ± (0,05) maka H0 diterima dan H1 ditolak. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan antara distribusi residual dengan distribusi normal, data residual model berdistribusi normal.

2. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan uji Glejser. Nilai signifkansi yang lebih besar dari 0,05 menunjukkan bahwa model tidak melanggar asumsi heteroskedastisitas. Hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 5.4 berikut ini.

Tabel 5.4 Hasil Uji Asumsi Heterokedastisitas

No Variabel Bebas Sig

1 Tingkat Cita Rasa 0,053

2 Tingkat Kepuasan Pelayanan 0,063

3 Dekorasi Tempat 0,199

Pada Tabel 5.4, hasil uji Heteroskedastisitas menunjukkan bahwa tingkat signifikansi seluruh variabel lebih besar dari nilai Ξ± (0,05) yaitu signifikansi Tingkat Kepuasan Cita Rasa 0,053 > Ξ± (0,05), Tingkat Kepuasan Pelayanan 0,063

> Ξ± (0,05), Dekorasi Tempat 0,199 > Ξ± (0,05), Tingkat Keramaian 0,289 > Ξ± (0,05), Jarak 0,60 > Ξ± (0,05), Tempat Parkir 0,073 > Ξ± (0,05), AC 0,694 > Ξ± (0,05), WiFi 0,623 > Ξ± (0,05), Franchise 0,073 > Ξ± (0,05), Letak Restoran 0,203 >

Sumber : Lampiran 2c.

Ξ± (0,05), Private room 0,173 > Ξ± (0,05), maka terima H0 dan tolak H1. Sesuai dengan hipotesis apabila H0 diterima artinya tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi atau mode regresi merupakan homoskedastisitas.

3. Uji Multikolinearitas

Pada Tabel 5.5 berikut diketahui nilai toleransi dan VIF pada masing – masing variabel. Untuk lebih jelas dapat dilihat Tabel 5.5 berikut :

Tabel 5.5 Hasil Uji Multikolinearitas

Cita Rasa .651 1.535 Tidak terjadi Multikolinearitas Pelayanan .721 1.387 Tidak terjadi Multikolinearitas Dekorasi Tempat .542 1.844 Tidak terjadi Multikolinearitas Ramai .735 1.361 Tidak terjadi Multikolinearitas Jarak .892 1.121 Tidak terjadi Multikolinearitas Tempat Parkir .676 1.479 Tidak terjadi Multikolinearitas

AC .355 2.815 Tidak terjadi Multikolinearitas

AC .355 2.815 Tidak terjadi Multikolinearitas

Dokumen terkait