• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.5 Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

a. Umur berhubungan positif terhadap produktivitas kerja karyawan. Sehingga semakin bertambahnya umur maka produktivitas kerja karyawan semakin meningkat.

b. Lama pendidikan formal berhubungan positif terhadap produktivitas kerja karyawan. Sehingga semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin tinggi tingkat produktivitas kerjanya.

c. Jumlah tanggungan berhubungan positif terhadap produktivitas kerja karyawan.

Sehingga semakin banyak jumlah tanggungan maka produktivitas kerja semakin meningkat.

Produktivitas Kerja Karyawan Penyadap Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas

Kerja Karyawan Penyadap 1. Umur

2. Lama pendidikan formal 3. Jumlah tanggungan 4. Pengalaman Kerja 5. Gaji

6. Premi

d. Pengalaman kerja berhubungan positif terhadap produktivitas kerja karyawan.

Sehingga semakin banyak pengalaman yang diperoleh seorang pekerja maka semakin tinggi produktivitas kerjanya

e. Gaji berhubungan positif terhadap produktivitas kerja karyawan. Sehingga semakin tinggi gaji maka produktivitas kerjanya semakin meningkat.

f. Premi berhubungan positif terhadap produktivitas kerja karyawan. Sehingga semakin tinggi premi yang diperoleh maka semakin tinggi produktivitas kerjanya.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Metode Penentuan Daerah Penelitian

Penelitian dilakukan di PTPN III Kebun Sarang Giting, Kecamatan Dolok Masihul, Kabupaten Serdang Bedagai. Penentuan daerah penelitian ini dilakukan secara purposive (sengaja). Dasar pemilihan kebun Sarang Giting adalah bahwa kebun Sarang Giting merupakan salah satu unit kebun di PTPN III yang memiliki luas lahan HGU 3.051,72 Ha.

3.2. Metode Penentuan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan penyadap karet. Adapun jumlah populasi karyawan penyadap karet di PT.Perkebunan Nusantara III Kebun Sarang Giting adalah 310 orang. Pengambilan sampel ini dilakukan dengan metode Simple Random Sampling, dengan pertimbangan bahan sampel penelitian bersifat homogen atau rata-rata memiliki karakter yang sama.

Jumlah sampel dapat diperoleh dengan menggunakan rumus Slovin :

Dimana:

n = Ukuran sampel N = Ukuran populasi

e = Kesalahan pengambilan sampel yang ditolerir. Dalam penelitian ini ditetapkan sebesar 10% (Supriana, 2016).

Berdasarkan pra survey yang dilakukan oleh peneliti, jumlah populasi sebesar 310 orang karyawan penyadap karet di PT.Perkebunan Nusantara III Kebun Sarang Giting. Dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut :

Maka, sampel yang diambil dari penelitian ini sebesar 76 orang.

3.3. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder.

Data primer yaitu data yang diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan responden dengan menggunakan kuesioner yang telah dipersiapkan terlebih dahulu serta pengamatan di lapangan. Sedangkan data sekunder diperoleh dari PTPN III Kebun Sarang Giting dan referensi yang berhubungan.

3.4. Metode Analisis Data

Untuk identifikasi masalah dianalisis dengan metode analisis Regresi Linier Berganda untuk menganalisis bagaimana pengaruh umur, lama pendidikan formal, pengalaman bekerja, gaji, premi dan jam kerja terhadap produktivitas kerja karyawan penyadap karet.

Namun sebelum melakukan analisis regresi, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik, yakni untuk mengetahui sejauh mana model estimasi produktivitas kerja

penyadap karet mempunyai sifat-sifat yang tidak biasa, efisien dan konsisten hingga diperoleh model regresi terbaik.

3.5. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik 3.5.1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah model regresi yang berdistribusi normal (Wijaya, 2011).

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui, bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil (Ghozali, 2006). Normalitas diuji menggunakan statistik Kolmogorov Smirnov.

Signifikansi ≥ α (0,05), Data Berdistribusi normal Signifikansi ≤ α (0,05), Data Tidak Berdistribusi normal

Uji normalitas data dalam penelitian dengan cara memperhatikan penyebaran data (titik-titik) pada Normal P-Plot of Regression Standardized Residual dan dengan melihat Grafik Histogram dari residualnya.

Persyaratan dari uji normalitas data (Wijaya, 2011) adalah :

2. Jika output Grafik Histogram menunjukkan pola distribusi normal, maka mengindikasikan model regresi memenuhi asumsi normalitas.

3. Jika Normal P-Plot menunjukkan penyebaran data (titik-titik) di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah diagonal maka mengindikasikan model regresi memenuhi asumsi normalitas.

3.5.2. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Multikolinieritas dapat dilihat dari nilai Variance Inflation Factor (VIF) dan nilai tolerance. Jika nilai VIF < 10 dan nilai tolerance > 0,10 maka tidak ada korelasi antar variabel independen yang nilainya lebih dari 95% sehingga model tersebut bebas dari multikolinieritas (Wijaya, 2011).

3.5.3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. Menurut Wijaya (2011), untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas, dapat diketahui dengan melihat penyebaran data pada grafik scatterplot yaitu :

1. Dengan melihat apakah penyebaran data (titik-titik) pada scatterplot membentuk pola tertentu yang teratur seperti bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

2. Jika penyebaran data pada scatterplot tidak terdapat pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dn di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka mengindikasikan tidak terjadi heteroskedastisitas.

Berikut persamaan untuk pengujian masalah :

4. = a0 + a1X1 + a2X2 + a3X3 + a4X4 + a5X5 + a6X6 + µ Keterangan :

Y = Produktivitas kerja karyawan panyadap karet (Kg/HKP/bulan) a0 = Konstanta Intersep

X1 = Umur (tahun)

X2 = Lama pendidikan formal (tahun) X3 = Jumlah tanggungan (jiwa) X4 = Pengalaman bekerja (tahun) X5 = Gaji (Rp/bulan)

X6 = Premi (Rp/bulan) µ = Standar error

a1-a6 = Koefisien Variabel Regresi

3.6. Uji Kesesuaian Model (Test of Goodness of Fit) 3.6.1. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) merupakan besaran untuk menunjukkan tingkat kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih dalam bentuk persen (%) atau menunjukkan seberapa besar persentase y yang dapat dijelaskan oleh variasi x. Besarnya nilai R2 yaitu antara nol sampai dengan satu (0 < R2 ≤). Semakin dekat R2 dengan nilai satu, maka semakin cocok garis regresi untuk meramalkan (Supangat, 2010).

3.6.2. Uji Serempak (Uji F)

Digunakan untuk menunjukkan apakah keseluruhan variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Untuk menguji secara serempak hipotesis yang digunakan adalah :

H0 = Umur, lama pendidikan formal, jumlah tanggungan, pengalaman bekerja, gaji dan premi berpengaruh tidak nyata terhadap produktivitas kerja karyawan penyadap karet.

H1 = Umur, lama pendidikan formal, jumlah tanggungan, pengalaman bekerja, gaji dan premi berpengaruh nyata terhadap produktivitas kerja karyawan penyadap karet.

Sedangkan kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut :

1. Apabila F hitung signifikan ≤ signifikansi α = 5%, maka H0 ditolak dan H1

diterima.

2. Apabila F hitung signifikan > signifikansi α = 5%, maka H0 diterima dan H1

diterima.

3.6.3. Uji Parsial (Uji - t)

Uji t dilakukan untuk melihat signifikansi dari pengaruh variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat.

H0 = Umur, lama pendidikan formal, jumlah tanggungan, pengalaman bekerja, gaji dan premi berpengaruh tidak nyata terhadap produktivitas kerja karyawan

H1 = Umur, lama pendidikan formal, jumlah tanggungan, pengalaman bekerja, gaji dan premi berpengaruh nyata terhadap produktivitas kerja karyawan penyadap karet.

Sedangkan kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut :

1. Apabila t hitung signifikan ≤ signifikansi α = 5%, maka H0 ditolak dan H1

diterima.

2. Apabila t hitung signifikan > signifikansi α = 5%, maka H0 diterima dan H1

ditolak.

3.7. Definisi dan Batasan Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman dan kekeliruan dalam memahami penelitian ini, maka perlu dibuat definisi dan batasan operasional sebagai berikut :

3.7.1. Definisi

1. Produktivitas kerja adalah perbandingan hasil yang dicapai dari peranan tenaga kerja per satuan waktu. Produktivitas kerja ini diukur dalam kg/HKP/bulan.

2. Karyawan penyadap adalah seorang pekerja yang bekerja menyadap karet dibawah perintah orang lain (jiwa)

3. Umur adalah usia karyawan penyadap karet (tahun).

4. Lama pendidikan adalah lamanya pendidikan formal karyawan penyadap karet yaitu jenjang pendidikan SD, SMP, SMA/sederajat (0-12) (tahun).

5. Pengalaman bekerja adalah lama waktu atau masa kerja yang telah ditempuh karyawan penyadap karet dalam melaksanakan pekerjaanya menjadi profesi penyadap karet (tahun).

6. Gaji adalah pendapatan pokok yang diterima karyawan penyadap karet setiap bulan (Rp/bulan).

7. Jumlah tanggungan adalah banyaknya tanggungan dari setiap karyawan penyadap karet yang masih dibiayai (jiwa).

8. Premi adalah pendapatan yang diperoleh pekerja apabila hasil pekerjaan telah melampaui batas ketentuan yang telah ditetapkan (Rp/bulan).

3.7.2. Batasan Operasional

1. Lokasi penelitian adalah di PTPN III Kebun Sarang Giting, Kecamatan Dolok Masihul, Kabupaten Serdang Bedagai.

2. Sampel penelitian adalah karyawan penyadap karet sebanyak 76 orang.

3. Penelitian dilakukan pada bulan September tahun 2018.

BAB IV

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) 4.1.1. Sejarah Berdirinya PT. Perkebunan Nusantara III (Persero)

PT Perkebunan Nusantara III disingkat PTPN III (Persero), merupakan salah satu dari 14 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Perkebunan yang bergerak dalam bidang usaha perkebunan, pengolahan dan pemasaran hasil perkebunan. Kegiatan usaha Perseroan mencakup usaha budidaya dan pengolahan tanaman kelapa sawit dan karet.

Produk utama Perseroan adalah Minyak Sawit (CPO) dan Inti Sawit (Kernel) dan produk hilir karet.

Sejarah Perseroan diawali dengan proses pengambilalihan perusahaan-perusahaan perkebunan milik Belanda oleh Pemerintah RI pada tahun 1958 yang dikenal sebagai proses nasionalisasi perusahaan perkebunan asing menjadi Perseroan Perkebunan Negara (PPN). Tahun 1968, PPN direstrukturisasi menjadi beberapa kesatuan Perusahaan Negara Perkebunan (PNP) yang selajutnya pada tahun 1974 bentuk badan hukumnya diubah menjadi PT. Perkebunan (Persero).

Guna meningkatkan efisiensi dan efektifitas kegitan usaha perusahaan BUMN, Pemerintah merestrukturisasi BUMN subsektor perkebunan dengan melakukan penggabungan usaha berdasarkan wilayah eksploitasi dan perampingan struktur organisasi. Diawali dengan langkah penggabungan manajemen pada tahun 1994, 3 (tiga) BUMN Perkebunan yang terdiri dari PT Perkebunan III (Persero), PT Perkebunan IV (Persero), PT Perkebunan V (Persero) disatukan pengelolaannya ke

dalam manajemen PT Perkebunan Nusantara III (Persero). Selanjutnya melalui Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 1996 tanggal 14 Pebruari 1996, ketiga perseroan tersebut digabung dan diberi nama PT Perkebunan Nusantara III (Persero) yang berkedudukan di Medan, Sumatera Utara.

PT Perkebunan Nusantara III (Persero) didirikan dengan Akte Notaris No. 36 tanggal 11 Maret 1996 dan telah disahkan Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2-8331.HT.01.01.TH.96 tanggal 8 Agustus 1996 yang dimuat di dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 81 Tahun 1996 Tambahan Berita Negara No. 8674 Tahun 1996.

4.1.2. Visi dan Misi PT. Perkebunan Nusantara III (Persero)

Visi dan Misi PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) adalah sebagai berikut :

Visi: Menjadi perusahaan agribisnis kelas dunia dengan kinerja prima dan melaksanakan tata-kelola bisnis terbaik.

Misi:

1. Mengembangkan industri hilir berbasis perkebunan secara berkesinambungan 2. Menghasilkan produk berkualitas untuk pelanggan

3. Memperlakukan karyawan sebagai aset strategis dan mengembangkannya secara optimal

4. Menjadikan perusahaan terpilih yang memberikan „imbal-hasil‟ terbaik bagi para investor

5. Menjadikan perusahaan yang paling menarik untuk bermitra bisnis

6. Memotivasi karyawan untuk berpartisipasi aktif dalam pengembangan komunitas 7. Melaksanakan seluruh aktivitas perusahaan yang berwawasan lingkungan.

4.2 Gambaran Umum PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Kebun Sarang Giting

Perkebunan Sarang Giting terletak di Sumatera Utara, Kabupaten Serdang Bedagai, Kecamatan Dolok Masihul dan Kecamatan Serba Jadi yang terbagi atas beberapa Desa yakni: Sarang Giting, Sarang Torop, dan Desa Serba Jadi. Kebun Sarang Giting berbatasan dengan Desa yakni:

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Bajaronggi 2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Panombean 3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kebun Sei Putih

4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Dolok Masihul

Kebun Sarang Giting (KSGGI) merupakan salah satu unit PTP. Nusantara III (Persero) Medan – Sumatera Utara, yang bergerak dalam bidang usaha Perkebunan Karet dan Kelapa Sawit dengan luas HGU 3.051,72 Ha yang terdiri dari Tanaman Karet seluas 2.256,00 Ha, Tanaman Kelapa Sawit seluas 430,05 Ha dan areal Non Tanaman seluas 324,47 Ha serta mempunyai Pabrik Pengolahan Karet RSS (Ribbed Smoke Sheet) dengan Kapasitas Olah 12 Ton Karet Kering Perhari.

KSGGI berasal dari dua unit kebun yakni Kebun Sarang Giting dan Kebun Serba Jadi. Kebun Sarang Giting sebelum PD-II sampai Tahun 1953 bernama Deli Batavia Rubber Maschapay (DBRM), Tahun 1953 diganti menjadi Vrenigde Deli Maschapay (VDM) hingga Tahun 1958. Tahun 1958 – 1963 menjadi Perusahaan Sumatera Utara

VII, Tahun 1963 – 1968 bernama Perusahaan Perkebunan Negara (PPN) Karet III, dan pada Tahun 1968 menjadi PNP IV.

Kebun Serbajadi sampai Tahun 1958 bernama NV. Sumatera Rubber Culture Serbajadi, Tahun 1958 – 1963 bernama Perusahaan Perkebunan Sumatera Utara VII, yang selanjutnya pada Tahun 1968 menjadi Perusahaan Negara Perkebunan IV. Pada Tahun 1969 dilaksanakan penggabungan kedua kebun menjadi Kebun Sarang Giting dengan nama PNP IV Kebun Sarang Giting, dan pada Tahun 1978 dirubah menjadi PT. Perkebunan IV.

Pada masa konsolidasi, PTP IV Kebun Sarang Giting menjadi bagian dari PTP. III, IV, V, sesuai Peraturan Pemerintah RI No.8 Tahun 1996, terhitung mulai tanggal 11 Maret 1996 dengan Akte No.36 dari Notaris Harun Kamil, SH di Jakarta berubah nama menjadi PT. Perkebunan Nusantara III. PTPN III menjadi Induk Holding BUMN Perkebunan sejak tanggal 17 September 2014,sesuai PP No.72/2014.

Tabel 4.1. Luas Areal Statement Kebun Sarang Giting Tahun 2018 Sumber: PT.Perkebunan Nusantara III (Persero) Kebun Sarang Giting

Berdasarkan tabel di atas, luas areal di Kebun Sarang Giting yang paling besar adalah afdeling I dan yang paling kecil adalah afdeling IV. Tanaman karet ditanam di seluruh afdeling dengan luas tanaman karet afdeling I 661,5 Ha, afdeling II 534,8 Ha, afdeling III 496,5 Ha, afdeling IV 379,6 dan afdeling V 176,95. Total luas areal tanaman karet sebesar 2249,35 Ha.

4.3. Struktur Organisasi Kebun Sarang Giting

Struktur organisasi dibuat untuk menetapkan dan mengelompokkan pekerjaan yang akan dilakukan serta melimpahkan tanggung jawab ataupun wewenang dalam melakukan hubungan-hubungan dengan maksud untuk memungkinkan orang bekerja secara efektif. Berikut bagan organisasi PT.Perkebunan Nusantara III:

Struktur Organisasi PT.Perkebunan Nusantara III (Persero) Kebun Sarang Giting

Gambar 4.1. Struktur Organisasi PT.Perkebunan Nusantara III Kebun Sarang Giting

4.3.1. Tanggung Jawab dan Wewenang Jabatan Karyawan Pimpinan Kebun Sarang Giting

1. Manajer

Manajer kebun adalah jabatan tertinggi diperkebunan dengan fungsi sebagai pimpinan dan pengelola perkebunan. Dalam menjalankan tugasnya, Manajer bertanggung jawab kepada para direksi dan dibantu oleh para asisten. Uraian tugas manajer meliputi:

a. Mengelola, memimpin, membimbing, mengawasi serta mengontrol dan mengamankan unit kerja/perkebunan.

b. Melaksanakan kebijakan dan instruksi direksi c. Mengelola keuangan unit kerja/perkebunan

d. Memimpin dan mengkoordinir tata usaha, ketenagakerjaan serta bagian umum

e. Mempertanggung jawabkan seluruh tugas pokok dan tugas tambahan dalam rangka pengelolaan

f. Menyelenggarakan seluruh proses produksi sesuai dengan standar dan program mutu untuk mencapai hasil yang optimal.

g. Mengusulkan pengangkatan, pemindahan, kenaikan pangkat/jabatan, pemberhentian bawahannya sesuai peraturan yang berlaku.

2. Askep/Assisten Kepala

Assisten Kepala adalah unsur staf yang membantu tugas-tugas Manajer Kebun dalam koordinasi, pembinaan, dan pengawasan pekerjaan di Kebun. Assisten

Kepala dalam tugasnya bertanggung jawab kepada Manager Kebun dan dalam tugasnya Assisten Kepala mengkoordinir dan membawahi Assisten Afdeling.

Uraian tugas Assisten Kepala meliputi:

a. Membantu Manager Kebun dalam penyusunan rencana kerja dan biaya kebun (bidang tanaman).

b. Menyusun jaringan kerja dari afdeling-afdeling.

c. Mengawasi realisasi rencana kerja dan rencana anggaran/biaya.

d. Mengkoordir pengadaan dan penempatan tenaga kerja di afdeling.

e. Mengatur penyebaran kebutuhan bahan di afdeling.

f. Memeriksa secara administrasi dan fisik terhadap pekerjaan di lapangan.

g. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas Assisten di afdeling.

3. Assisten Afdeling/Assisten Tanaman

Assisten Afdeling (Kepala Afdeling) merupakan pemimpin tertinggi di afdeling dan bertugas memimpin, menggerakkan serta mengawasi semua kegiatan di afdeling. Uraian tugas Assisten Afdeling meliputi:

a. Mengatur dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan/kegiatan sesuai dengan ketentuan perusahaan.

b. Memberi petunjuk, bimbingan, dan pengawasan teknis mengenai semua pelaksanaan kegiatan di afdeling.

c. Melaksanakan pengamatan dan pemeriksaan lapangan secara terus menerus.

d. Menyelenggarakan administrasi serta pembukuan atas semua kegiatan di afdeling.

e. Melaksanakan pemeliharaan secara efektif dan efisien sesuai dengan standar yang ditentukan.

4. Assisten Personalia Kepala (APK)

Assisten Personalia Kepala secara operasional langsung dibawah Manager Kebun dan Askep. Uraian tugas Assisten Personalia meliputi:

a. Mengawasi dan meneliti penerimaan tenaga kerja dengan berpedoman kepada standard yang telah ditetapkan.

b. Membina hubungan baik dengan masyarakat disekitar lokasi perusahaan.

c. Mengkoordinasikan kegiatan dalam peningkatan kesejahteraan karyawan.

d. Memberikan informasi kepada Manajer Kebun dalam bidang produktivitas kerja.

5. Assisten Tata Usaha (ATU)

Assisten Tata Usaha bertugas membantu Manajer Kebun dalam memimpin seluruh kegiatan administrasi perusahaan. Uraian Tugas yang ditangani Assisten Tata Usaha meliputi:

a. Merencanakan dan mengkoordinasikan kegiatan bagian administrasi.

b. Melaksanakan dan mengawasi semua kegiatan operasional di dalam bidang keuangan dan administrasi, tenaga kerja, sarana, dan peralatan kerja.

c. Mengkoordinir penyusunan Rencana Kerja Anggaran Perusahaan kebun/afdeling berdasarkan Norma kerja yang telah di tentukan.

d. Membuat laporan Neraca percobaan dan laporan manajemen setiap bulan yang sesuai dengan jadwal yang telah di tentukan.

e. Melaksanakan evaluasi biaya/harga pokok setiap bulan, mengawas pembukuan biaya sesuai dengan rekening dalam sistem administrasi.

f. Bekerjasama dengan petugas umum membina dan memberi petunjuk kepada karyawan dalam meningkatkan kesejahteraan, keagamaan, olah raga,

lingkungan hidup, gotong royong, koperasi dan keamanan karyawan di lingkungan kantor kebun.

6. Assisten Teknik

Assisten Teknik merupakan penanggung jawab pabrik dibidang pemeliharaan, bengkel dan bertanggung jawab atas segala kebijaksanaan dan tindakan dalam bidang produksi. Uraian tugas Assisten Teknik meliputi:

a. Mempertanggung jawabkan seluruh tugas pokok dan tugas tambahan dalam rangka pengelolaan Bengkel Teknik/Bengkel Reperasi dan kebersihan lingkungan.

b. Mengawasi pelaksanaan tugas pekerjaan Teknik Pabrik.

c. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.

d. Memberikan bimbingan, dorongan untuk menciptakan iklim kerja yang harmonis.

e. Mengendalikan tercapainya jasa-jasa kerja karyawan Teknik Pabrik Bengkel seoptimal mungkin.

7. Perwira Pengamanan (Pa-Pam)

Perwira Pengamanan (Pa Pam) bertugas membantu Manajer Kebun dalam

a. Mempertanggungjawabkan pengelolaan keamanan dan ketertiban di Kebun Sei Kencana kepada Manajer Kebun.

b. Koordinasi dengan pihak keamanan setempat seperti kepolisian, pemerintah desa dan koramil

c. Mangamankan Asset perusahaan dari semua bentuk gangguan yang datang dari luar maupun dari dalam

d. Mewakili Perusahaan jika berurusan dengan pihak kepolisian atau pihak keamanan lainnya

e. Melakukan pengawasan pengamanan informasi dan inventaris perusahaan.

8. Mandor

Mandor adalah orang yang mengatur semua kegiatan yang ada di lapangan. Para mandor berkewajiban untuk hal-hal berikut ini:

a. Membantu tugas-tugas asisten dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan karyawan penderes dan pemanen sawit dengan mengarahkan mandor-mandor lapangan.

b. Mengatur tenga kerja deresan dan pemanen sawit.

c. Membantu asisten mengatur pengoperasian alat-alat transport di lapangan d. Mencatat kehadiran karyawan pada buku mandor

e. Membuat laporan atau hasil pekerjaan kepada assisten setiap hari.

f. Bertanggung jawab kepada assisten.

9. Kerani

Para kerani berkewajiban untuk melaksanakan:

a. Membuat atau menyusun rencana anggaran belanja bulanan

b. Membuat atau menyusun rencana kerja harian, serta membuat daftar kumpulan laporan kerja harian dan membuat daftar upah karyawan c. Meneliti buku mandor dan memindahkan hari kerja karyawan ke buku

assisten

d. Membuat laporan mingguan dan membuat laporan bulanan e. Bertanggung jawab kepada assisten.

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Umur

Umur adalah usia karyawan penyadap karet yang diukur dalam satuan tahun. Adapun distribusi karyawan sampel menurut kelompok umur pada karyawan penyadap karet dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 5.1. Distribusi Karyawan Sampel Menurut Kelompok Umur

Umur (Tahun) Jumlah Presentase

20-25 4 5.263

Berdasarkan hasil survey di lapangan, sebagian besar karyawan penyadap karet berada pada umur 31-35 tahun sebesar 21,053 % yang artinya karyawan tersebut masih memiliki fisik yang kuat dalam mencapai hasil produksi yang telah ditentukan.

5.2. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan adalah pendidikan formal karyawan penyadap karet yaitu jenjang pendidikan SD, SMP, SMA/sederajat dan Strata 1 yang dihitung dalam satuan tahun.

Adapun distribusi karyawan sampel berdasarkan tingkat pendidikan pada karyawan penyadap karet dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 5.2. Distribusi Karyawan Sampel Menurut Kelompok Tingkat Pendidikan Tingkat Pendidikan (Tahun) Jumlah Presentase

SD (1-6) 10 13.158

Berdasarkan hasil wawancara dan survey bila dilihat dari tingkat pendidikan formal, sebagian besar pendidikan terakhir karyawan penyadap karet adalah SMA sebesar 48,684%.

5.3. Jumlah Tanggungan

Jumlah tanggungan adalah banyaknya tanggungan karyawan penyadap karet yang masih dibiayai. Adapun distribusi karyawan sampel berdasarkan jumlah tanggungan pada karyawan penyadap karet dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 5.3. Distribusi Karyawan Sampel Menurut Kelompok Jumlah Tanggungan

Jumlah Tanggungan Jumlah Presentase

0-1 9 11.842 Tanggungan di atas, diketahui bahwa besar karyawan penyadap karet (responden) memiliki jumlah tanggungan sebanyak 2 – 3 orang atau sebesar 82,895 %.

5.4. Pengalaman Bekerja

Pengalaman bekerja adalah lama waktu atau masa kerja yang telah ditempuh karyawan penyadap karet dalam melaksanakan pekerjaannya sebagai penyadap karet.

Adapun distribusi karyawan sampel berdasarkan pengalaman bekerja pada karyawan penyadap karet dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 5.4. Distribusi Karyawan Sampel Menurut Kelompok Pengalaman Bekerja besar karyawan penyadap karet memiliki pengalaman bekerja selama 16 – 20 tahun (38,158 %).

5.5. Gaji

Gaji adalah pendapatan pokok yang diterima karyawan penyadap karet setiap bulannya (Rp/bulan). Adapun distribusi karyawan sampel berdasarkan gaji pada karyawan penyadap karet dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 5.5. Distribusi Karyawan Sampel Menurut Kelompok Gaji keseluruhan penyadap adalah karyawan tetap dan bukan buruh harian lepas dengan sistem upah.

5.6. Premi

Premi adalah pendapatan yang diperoleh karyawan penyadap karet apabila hasil pekerjaan telah melampaui batas ketentuan yang telah ditetapkan perusahaan (Rp/bulan). Adapun distribusi karyawan sampel berdasarkan premi pada karyawan penyadap karet dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 5.6. Distribusi Karyawan Sampel Menurut Kelompok Premi

Premi Jumlah Presentase

5.7. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja Karyawan Penyadap Karet di PTPN III Kebun Sarang Giting

Hasil penelitian terhadap 76 sampel penyadap karet memperlihatkan faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja karyawan penyadap karet di PTPN III Kebun

Hasil penelitian terhadap 76 sampel penyadap karet memperlihatkan faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja karyawan penyadap karet di PTPN III Kebun