• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.7 Hipotesis

a. Ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan dehidrasi pada balita penderita diare.

b. Ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan gangguan elektrolit pada balita penderita diare.

c. Ada hubungan antara status bekerja ibu dengan dehidrasi pada balita penderita diare.

d. Ada hubungan antara status bekerja ibu dengan gangguan elektrolit pada balita penderita diare.

Faktor Sosiodemografi Ibu a. Tingkat Pendidikan Ibu b. Status Bekerja Ibu c. Usia Ibu

Variabel Independen Variabel Dependen Dehidrasi pada Penderita Diare Gangguan Elektrolit pada Penderita Diare Penatalaksanaan Diare

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 RANCANGAN PENELITIAN

Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat analitik observasional dengan pendekatan cross sectional, yaitu dengan mengambil sampel penderita diare yang mengalami dehidrasi dan tanpa dehidrasi. Hubungan antara variabel yaitu faktor sosiodemografi ibu dengan dehidrasi dan gangguan elektrolit pada penderita diare, ditentukan berdasarkan data yang dikumpulkan dari rekam medis Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan pada Januari 2017 – Desember 2018.

3.2 LOKASI PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan yang berlokasi di Jl. Bunga Lau No. 17, Medan. Lokasi ini dipilih sebagai tempat penelitian oleh karena merupakan salah satu rumah sakit pendidikan di Sumatera Utara.

3.3 POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN 3.3.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang diteliti dan telah memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh peneliti. Populasi target pada penelitian ini adalah balita yang menderita diare. Populasi terjangkaunya adalah balita yang tercatat dengan diare di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan selama periode Januari 2017 – Desember 2018.

3.3.2 Sampel

Sampel penelitian yang diambil merupakan subjek dari populasi yang dipilih dan telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.

Kriteria Inklusi

1. Pasien anak berusia 1 bulan – 5 tahun.

2. Pasien diare dengan diagnosis gastroenteritis.

Kriteria Eksklusi

1. Data pendidikan dan status bekerja ibu di rekam medis yang tidak lengkap Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah secara consecutive sampling. Teknik tersebut dipilih oleh karena proses pengumpulan data pada penelitian ini dengan mengambil data dari hasil rekam medik pasien yang berkunjung ke Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan pada tahun 2017-2018.

Pada penelitian ini, besar sampel dihitung berdasarkan metode penelitian yang dipakai yaitu uji hipotesis terhadap 2 kelompok independen (Sastroasmoro and Ismael, 2014). Maka rumus yang dipakai adalah:

n1= n2 = ( √ √( ))

( ) (3, 1)

Keterangan:

n1,n2 = banyaknya sampel penelitian Zα = deviat baku alfa = 1,96 Zβ = deviat baku beta = 0,84

P2 = proporsi pada kelompok yang nilainya merupakan clinical judgement = 0,3

Q2 = 1 – P2 = 0,7

P1 = proporsi dehidrasi pada kelompok standar = 0,6 Q1 = 1 – P1 = 0,4

P1 – P2 = selisih proporsi yang dianggap bermakna = 0,3 P = proporsi total = ½ (P1Q1) = 0,12

Q = 1 – P = 0,88

(P1 diperoleh dari penelitian Christy, 2014).

Berdasarkan perhitungan diatas, diperoleh besar sampel untuk tiap kelompok sebanyak 37 orang.

3.4 METODE PENGUMPULAN DATA

Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari rekam medis di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan pada tahun 2017 – 2018.

3.5 DEFINISI OPERASIONAL

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dehidrasi dan gangguan elektrolit pada penderita diare sebagai variabel dependen serta faktor sosiodemografi ibu sebagai variabel independen.

Definisi operasional untuk penelitian ini meliputi:

1. Dehidrasi pada penderita diare

a. Definisi : Keadaan berkurangnya volume cairan pada penderita diare.

b. Cara ukur : Observasi c. Alar ukur : Rekam medis d. Hasil ukur : 1) Dehidrasi

2) Tanpa Dehidrasi e. Skala ukur : Nominal

2. Gangguan elektrolit pada penderita diare

a. Definisi : Penderita diare dengan elektrolit:

(i) Hiponatremia (Na < 135 mEq/L) (ii) Hipernatremia (Na >145 mEq/L) (iii)Hipokalemia (K <3,5 mEq/L) (iv) Hiperkalemia (K >5 mEq/L) b. Cara ukur : Observasi

c. Alat ukur : Rekam medis

d. Hasil ukur : 1) Gangguan elektrolit 2) Tidak gangguan elektrolit e. Skala ukur : Nominal

3. Faktor sosiodemografi ibu : Terdiri dari tingkat pendidikan, status bekerja, dan usia ibu yang mempengaruhi kejadian diare balita.

1) Tingkat pendidikan ibu

a. Definisi : Pendidikan formal terakhir yang sedang atau pernah dicapai oleh subjek. Dengan kriteria :

(i) SD (ii) SMP (iii)SMA

(iv) Perguruan Tinggi

Dikelompokkan menjadi ≤ 9 tahun (i dan ii) dan >

9 tahun (iii dan iv) b. Cara ukur : Observasi

c. Alat ukur : Rekam medis d. Hasil ukur : 1) ≤ 9 tahun

2) > 9 tahun e. Skala ukur : Nominal 2) Status bekerja ibu

a. Definisi : Kegiatan pokok ibu yang dilakukan setiap hari untuk memperoleh upah/gaji.

b. Cara ukur : Observasi c. Alat ukur : Rekam medis d. Hasil ukur : 1) Bekerja

2) Tidak bekerja e. Skala ukur : Nominal

3) Usia ibu (Tidak tercantum di rekam medis)

3.6 ANALISIS DATA

Pada penelitian ini, data yang telah dikumpulkan akan dianalisis dengan sistem komputerisasi menggunakan program perangkat lunak statistik. Analisis data meliputi:

1. Analisis Univariat

Analisa univariat dimaksudkan untuk memperoleh gambaran dehidrasi dan gangguan elektrolit terhadap tingkat pendidikan ibu, status bekerja ibu, dan usia pada balita penderita diare. Data disajikan dalam bentuk tabel frekuensi.

2. Analisis Bivariat

Analisa bivariat dimaksudkan untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dan variabel dependen dengan menggunakan uji chi square, dasar keputusan penerimaan hipotesis berdasarkan tingkat signifikan dengan nilai p < 0,05. Bila syarat chi square tidak terpenuhi, dilakukan analisis dengan uji fischer-exact.

3. Analisis Multivariat

Analisa ini bertujuan untuk mengetahui besar pengaruh seluruh variabel independen terhadap variabel dependen serta dapat mengetahui faktor yang paling berpengaruh terhadap dehidrasi dan faktor yang paling berpengaruh terhadap gangguan elektrolit pada balita penderita diare. Uji multivariat yang dilakukan yaitu uji regresi logistik.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di RSUP H. Adam Malik yang terletak di Jalan Bunga Lau, Kelurahan Kemenangan Tani, Kecamatan Medan Tuntungan, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara. RSUP H. Adam Malik Medan merupakan rumah sakit kelas A dengan SK Menkes No. 2233/Menkes/SK/XI/2011 yang memberikan pelayanan kedokteran spesialis dans subspesialis luas. rumah sakit ini menjadi pusat rujukan kesehatan untuk wilayah pembangunan A yang meliputi Provinsi Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Barat dan Riau.

4.2 KARAKTERISTIK RESPONDEN

Besar sampel dalam penelitian ini adalah sebesar 74 pasien yang telah memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi dengan 37 pasien mengalami dehidrasi dan 37 pasien tanpa dehidrasi pada balita penderita diare. Semua data sampel diambil dari data sekunder, yaitu rekam medis pasien lama dan pasien baru pada balita penderita diare dari Januari 2017 sampai Desember 2018. Karakteristik sampel penelitian dapat dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1 Karakteristik responden

No Karakteristik

Diare

Dehidrasi Tanpa Dehidrasi 1. Usia (bulan), n(%)

1 – 12 12 (32,4) 2 (5,4)

13 – 24 7 (18,9) 4 (10,8)

25 – 36 9 (24,3) 17 (45,9)

37 – 48 5 (13,5) 6 (16,2)

49 – 60 4 (10,8) 8 (21,6)

2. Jenis Kelamin, n(%)

4.3 HUBUNGAN SOSIODEMOGRAFI IBU DENGAN DEHIDRASI

Tabel 4.2 Hasil analisis hubungan sosiodemografi ibu dengan dehidrasi pada balita diare

Diare berdasarkan tingkat pendidikan ibu ditemukan pada kelompok pendidikan ibu > 9 tahun sebanyak 23 kasus (62,2%) dan diikuti dengan kelompok pendidikan ibu ≤ 9 tahun sebanyak 14 kasus (37,8%). Penelitian Christy (2014) juga mendapatkan kelompok pendidikan ibu > 9 tahun yang mengalami dehidrasi paling banyak sebesar 16 orang (53,3%). Hal ini tidak sejalan dengan teori yang menyatakan bahwa tingkat pendidikan yang tinggi pada seseorang akan membuat orang tersebut lebih berorientasi pada tindakan preventif, memiliki status kesehatan

yang lebih baik dan mengetahui lebih banyak tentang masalah kesehatan termasuk diare (Susana et al., 2015). Dengan pendidikan yang tinggi, maka tingkat kesehatan dan kesejahteraan akan semakin baik, sebaliknya seseorang dengan pendidikan yang rendah akan memiliki tingkat kesehatan dan kesejahteraan yang kurang baik (Depdikbud, 2009). Hasil penelitian ini dapat disebabkan oleh faktor lain yaitu sanitasi makanan (Hartati, 2018).

Dari hasil analisis menggunakan chi square, dapat diketahui bahwa hubungan tingkat pendidikan ibu dengan status dehidrasi pada balita penderita diare memiliki nilai p = 0,036 yang menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan ibu dengan status dehidrasi pada balita penderita diare.

Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan pendidikan merupakan hal yang penting jika berkaitan dengan informasi kesehatan (Olakunle, 2012). Pendidikan memengaruhi kesehatan dalam beberapa cara, yaitu pengetahuan dan perilaku kesehatan (Herwindasari, 2014). Pendidikan juga merupakan suatu faktor yang memengaruhi seseorang dalam menyerap dan memahami pengetahuan yang telah diperoleh. Semakin tinggi pendidikan ibu maka akan lebih mudah menerima pesan-pesan kesehatan dan cara-cara pencegahan penyakit yang dialami dalam hal ini penyakit diare dan dehidrasi diare. Serta semakin banyak informasi yang masuk, maka semakin banyak pula pengetahuan yang diperoleh, termasuk pengetahuan kesehatan (Christy, 2014).

Berdasarkan tabel 4.2, balita diare yang mengalami dehidrasi paling banyak berdasarkan status bekerja ibu ditemukan pada kelompok ibu yang bekerja sebanyak 26 kasus (70,3%) dan diikuti kelompok ibu yang tidak bekerja sebanyak 11 kasus (29,7%). Hal ini sejalan dengan teori yang menyatakan ibu yang bekerja tidak memiliki waktu yang cukup untuk mengurus balitanya (Wijaya, 2012).

Aktivitas atau pekerjaan yang dilakukan ibu di luar rumah, menjadikan kegiatan untuk mengasuh dan merawat balita terbatas dan memungkinkan balita diasuh oleh keluarganya dan pola asuh yang dilakukan kepada balita selain dari ibu balita akan membuat perubahan pada pola asuh yang diberikan kepada balita (Eka, 2016).

Dari hasil analisis menggunakan chi square, dapat diketahui bahwa hubungan status bekerja ibu dengan status dehidrasi pada balita penderita diare memiliki nilai p = 0,034 yang menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara status bekerja ibu dengan dehidrasi pada balita penderita diare. Penelitian Christy (2014) juga mendapatkan adanya hubungan antara status bekerja ibu dengan status dehidrasi pada balita penderita diare dengan nilai p = 0,01. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan pekerjaan ibu dapat berpengaruh terhadap penatalaksanaan awal diare pada balita. Ibu yang bekerja menghabiskan waktu dengan anaknya rata-rata kurang dari 2,4 jam dibandingkan dengan ibu yang tidak bekerja dalam melakukan perawatan pada anak. Selain itu, ibu yang bekerja memiliki risiko penyakit yang lebih tinggi (Herwindasari, 2014).

Tabel 4.3 Hasil analisis multivariat status dehidrasi pada balita penderita diare

p value OR

Pendidikan ibu 0,039 3,836

1,069-13,764

Status Bekerja ibu 0,031 3,381

1,121-10,199

Usia balita 0,018 7,514

1,401-40,199 Berdasarkan tabel 4.3, dapat diketahui bahwa pendidikan ibu, status bekerja ibu, dan usia balita menjadi faktor yang signifikan terhadap dehidrasi diare. Usia balita menjadi faktor yang paling dominan terhadap dehidrasi balita penderita diare dengan nilai OR = 7,514. Usia yang mengalami dehidrasi pada diare paling banyak adalah 1 tahun sampai 2 tahun sebanyak 60% (Grandinata, 2019).

4.4 HUBUNGAN SOSIODEMOGRAFI IBU DENGAN GANGGUAN ELEKTROLIT

Tabel 4.4 Hasil analisis hubungan sosiodemografi ibu dengan dehidrasi pada balita diare

Diare

Berdasarkan tabel 4.4, balita diare yang mengalami gangguan elektrolit paling banyak berdasarkan tingkat pendidikan ibu ditemukan pada kelompok pendidikan ibu > 9 tahun sebanyak 43 kasus (78,2%) dan diikuti dengan kelompok pendidikan ibu ≤ 9 tahun sebanyak 12 kasus (21,8%). Dari hasil analisis menggunakan chi square, dapat diketahui bahwa hubungan tingkat pendidikan ibu dengan status elektrolit pada balita penderita diare memiliki nilai p = 0,086 yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan ibu dengan status elektrolit pada balita penderita diare. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa seorang ibu yang berpendidikan tinggi akan memiliki pengetahuan yang lebih tentang penatalaksanaan diare pada balita agar terhindar dari gangguan elektrolit dibandingkan dengan ibu yang pendidikannya lebih rendah (Kemenkes RI, 2015).

Berdasarkan tabel 4.4, balita diare yang mengalami gangguan elektrolit paling banyak berdasarkan status bekerja ibu ditemukan pada kelompok ibu yang bekerja sebanyak 36 kasus (65,5%) dan diikuti dengan kelompok ibu yang tidak bekerja sebanyak 19 kasus (34,5%). Dari hasil analisis menggunakan chi square, dapat diketahui bahwa hubungan status bekerja ibu dengan status elektrolit pada balita

penderita diare memiliki nilai p = 0,029 yang menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara status bekerja ibu dengan status elektrolit pada balita penderita diare. Hal ini disebabkan karena ibu yang bekerja kurang memerhatikan kondisi balitanya, sebab waktu yang dihabiskan banyak di luar rumah sehingga anak dititipkan pada orang lain yang mana pola asuhnya tidak diketahui dengan jelas sehingga diare tidak tertangani dan jatuh kepada gangguan elektrolit (Siauta, 2015).

Tabel 4.5 Hasil analisis multivariat status elektrolit pada balita penderita diare

p value OR

Pendidikan ibu 0,047 0,267

0,073-0,980

Status bekerja ibu 0,129 2,450

0,769-7,804

Usia balita 0,109 5,952

0,671-52,765

Jenis kelamin balita 0,206 2,194

0,650-7,408 Berdasarkan tabel 4.5, hanya pendidikan ibu yang berhubungan signifikan dengan gangguan elektrolit sedangkan status bekerja ibu, usia balita, dan jenis kelamin balita tidak berhubungan signifikan dengan gangguan elektrolit.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada penelitian mengenai hubungan faktor sosiodemografi ibu dengan dehidrasi dan gangguan elektrolit pada balita penderita diare, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan dehidrasi pada balita penderita diare.

2. Tidak terdapat hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan gangguan elektrolit pada balita penderita diare. Namun, berdasarkan hasil multivariat tingkat pendidikan ibu berpengaruh signifikan terhadap gangguan elektrolit.

3. Terdapat hubungan antara status bekerja ibu dengan dehidrasi pada balita penderita diare.

4. Terdapat hubungan antara status bekerja ibu dengan gangguan elektrolit pada balita penderita diare. Namun, berdasarkan hasil analisis multivariat status bekerja ibu tidak berpengaruh terhadap gangguan elektrolit.

5.2 SARAN

Dari serangkaian proses penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diberikan beberapa saran yang mungkin dapat bermanfaat bagi semua pihak yang terkait dalam penelitian ini. Adapun saran tersebut berupa:

1. Diharapkan kepada orang tua khususnya ibu untuk meningkatkan pengetahuan dan informasi mengenai tindakan preventif, sanitasi lingkungan, dan penatalaksanaan diare pada balita.

2. Diharapkan kepada orang tua khususnya ibu untuk memberikan pola asuh yang baik dengan meluangkan waktu yang cukup kepada balita agar balita terhindar dari masalah kesehatan termasuk diare.

3. Bagi RSUP H. Adam Malik Medan khususnya instalasi rekam medis agar memerhatikan kelengkapan dari data rekam medis. Kelengkapan data akan sangat membantu peneliti dalam melakukan penelitian yang berhubungan dengan pengambilan data rekam medis dan dalam mempelajari perjalanan penyakit pasien.

4. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi dan dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk penelitian selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, M. S., Wahid, A., Ahmad, M., Mahboob, N. and Mehmood, R. 2016, 'Prevalence of Electrolyte Disorders Among Cases of Diarrhea with Severe Dehydration and Correlation of Electrolyte Levels with Age of the Patients', Journal of the College of Physicians and Surgeons Pakistan (JCPSP), vol. 26, no. 5, pp. 394–398, doi: 2322.

Amin, L.Z. 2015, „Tatalaksana Diare Akut‟, Countinuing Medical Education, vol.

42, no. 7, pp. 504-508.

Arimbawa, W., Dewi, K. A. T., and Ahmad, Z. B. 2016, „Hubungan Faktor Perilaku dan Faktor Lingkungan terhadap Kejadian Diare pada Balita di Desa Sukawati Kabupaten Gianyar Bali Tahun 2014‟, Directory of Open Access Journals (DOAJ), vol. 6, no. 1, pp. 8-15.

Canavan, A. and Arant, B. S. 2009, „Diagnosis and Management of Dehydration in Children‟, American Family Physician, vol. 80, no. 7, pp. 692–696.

Christy, M. Y. 2014, „Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Dehidrasi Diare pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Kalijudan‟, Jurnal Berkala Epidemiologi, vol. 2, no. 3, pp. 297-308.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2009, Epidemiologi Penyakit Diare pada Balita [Internet], accessed 06 April 2019, Available at:

http://aici.co.id/epidemiologi-penyakit-diare-pada-balita/

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 2009, Rencana Strategi Departemen Pendidikan Nasional tahun 2010-2014, Jakarta.

Dinas Kesehatan Kota Medan 2016, Data dan Informasi Profil Kesehatan

Anak Balita di Indonesia (Analisis Lanjut Data Sdki 2012)‟, Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, vol. 7, no. 1, pp. 64-72.

Grandinata, W. S., Bikin, W. S., and Suarca, Kadek 2019, „Hubungan antara dehidrasi dengan penurunan berat badan pada anak diare usia 1 sampai 5 tahun di ruangan kaswari dan poliklinik anak RSUD Wangaya kota Denpasar‟, Direcroy of Open Access Journals (DOAJ), vol. 10, no. 1, pp.

23-27.

Hardhi and Amin 2013, Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnose Medis, Media Action Publishing, Yogyakarta.

Hartati, Susi, and Nurazila 2018, „Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Diare pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Rejosari Pekanbaru‟, Jurnal Endurance, vol. 3, no. 2, pp. 400-407.

Herwindasari, Erisa 2014. „Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Dengan Penatalaksanaan Awal Diare Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Perumnas II Pontianak Tahun 2013‟, Jurnal Mahasiswa Fakultas Kedokteran Untan.

Ikatan Dokter Anak Indonesia 2009, Pedoman Pelayanan Medis, IDAI, Jakarta.

Kemenkes RI 2011, Situasi Diare di Indonesia, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Kemenkes RI 2015, Higiene dan Diare. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Kemenkes RI 2018, Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2017, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Lembaga Demografi FE UI 2000, Dasar-Dasar Demografi, Lembaga Penerbit FE UI, Jakarta.

Longo, D. L. and Fauci, A. S. 2014, Harrison Gastroenterologi dan Hepatologi, Buku Kedokteran EGC, Jakarta, pp. 39-52.

Mahyudi 2013, „Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Diare Pada Anak Usia Sekolah di Wilayah Kerja Puskesmas Salatungo Kabupaten Soppeng‟, Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis ,vol. 3, no. 4, pp. 47-54, doi: 20013.

Mantra, I. B. 2000, Demografi Umum, Pustaka Pelajar, Jakarta.

Marcdante, K. J., Kliegman, R. M., Jenson, H. B. and Behrman, R. E. 2014, Nelson Ilmu Kesehatan Anak Esensial. 6th ed. Elsevier, Singapore, pp.

139-158.

Notoatmodjo, S. 2010, Konsep Perilaku dan Perilaku Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta.

Notoatmodjo, S. 2010, Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta.

Notoatmodjo, S. 2010, Ilmu Perilaku Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta

Novrianda, D., Yeni, F., dan Asterina, „Hubungan Karakteristik Ibu dengan Pengetahuan tentang Penatalaksanaan Diare pada Balita‟, Ners Jurnal Keperawatan, vol. 10, no. 1, pp. 159-166.

Olakunle, J. M., O. Valentine U, A. S. Kamaldeen, and A. S. Muhammad Buhari 2012, „Assessment of Mother‟s Knowledge of Home Management of Childhood Diarrhea in A Nigerian Setting‟, International Journal of Pharmaceutical Research and Bio-science (IJPRBS), vol. 1, no. 4, pp.

168–184.

Pati, G. P. P., Rose, N. Dk., Hartantyo, I, and Soemantri, Ag. 2013, „Peran Ibu Terhadap Durasi Diare Akut Anak Umur 6-24 Bulan Selama Perawatan‟, Sari Pediatri, vo. 15, no. 1, pp. 56-60.

Riset Kesehatan Dasar 2013, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan 2013, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Riset Kesehatan Dasar 2019, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan 2019, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Sastroasmoro, S. and Ismael, S. 2014, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis’. 5th ed. Sagung Seto, Jakarta, pp. 366-367.

Setiati, S., Alwi, I., Sudoyo, A. W., Simadibrata, M., Setyohadi, B., and Syam, A.

F. (eds), Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 6th ed. Interna Publishing, Jakarta, pp. 1899 – 1908.

Setiati, S., Alwi, I., Sudoyo, A. W., Simadibrata, M., Setyohadi, B., and Syam, A.

F. (eds), Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 6th ed. Interna Publishing, Jakarta, pp. 2241 – 2257.

Siauta, J. A. 2015, „Hubungan Pendidikan dan Pekerjaan Ibu dengan Balita yang Mengalami Diare di Puskesmas Cempaka Putih Jakarta Pusat‟, Jurnal Aterm, vol. 3, no. 6, pp. 26-36.

Subagyo, B., and Santoso N. B. 2012, Diare akut. In: Juffrie M, Soenarto SSY, Oswari H, Arief S, Rosalina I, Mulyani NS, (eds). Buku Ajar Gastroenterologi-Hepatologi, IDAI, Jakarta, pp. 87-120.

Susana, S. S., Yuni S. A., and Nuzul Q. 2015, „Faktor Kejadian Diare pada Balita dengan Pendekatan Teori Nola J. Pender di IGD RSUD Ruteng‟, Jurnal Pediomaternal, vol. 2, no. 3, pp. 238-240.

Utami, N. and Luthfiana, N. 2016, „Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kejadian Daire pada Anak‟, Majority, vol. 5, no. 4, pp. 101–106.

Widoyono 2011, Penyakit Tropis: Epidemiologi, Penularan, Pencegahan &

Pemberantasannya. Edisi Kedua. Erlangga, Ciracas, pp. 193-199.

Wijaya, Yulianto 2012, „Faktor Risiko Kejadian Diare Balita di Sekitar TPS Banaran Kampus Unnes‟, Unnes Journal of Public Health, vol. 1, no. 2.

WHO 2009, Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Jakarta : World Health Organization.

WHO 2013, Diarrhoeal Disease. [Internet], accessed 03 April 2019, Available at:

http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs330/en/

WHO 2018, Diarrhoeal Dissease [Internet], accessed 04 April 2019, Available at:

http://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/diarrhoeal-disease Wololi, C. V., Manoppo J. I. C., and Rampengan N. H. 2016, 'Gambaran

Elektrolit Serum pada Anak dengan Diare Akut‟, Jurnal e-Clinic (eCl), vol. 4, no. 1.

Lampiran A.

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Pasca Nadia Fitri

NIM : 160100049

Tempat / Tanggal Lahir : Medan, 08 Maret 1999

Agama : Islam

Nama Ayah : Alm. Prof. Dr. Baharuddin, M.Ag Nama Ibu : Dra. Hj. Nur Asmah Harahap, M.Ag

Alamat : Jl Panglima Denai Gg Keluarga No.3, Medan Riwayat Pendidikan :

1. TK AL-Jama‟iyah, Medan (2003-2004)

2. MI Negeri Sihadabuan, Padang Sidimpuan (2004-2010) 3. MTs Negeri 1 Padang Sidimpuan (2010-2011)

4. MTs Negeri 2 Medan (2011-2013) 5. MA Negeri 2 Medan (2013-2016)

6. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (2016 – sekarang) Riwayat Pelatihan :

1. Latihan Dasar Kepemimpinan dan Manajemen Mahasiswa (LKMM) Lokal Tahun 2016

2. Workshop Sirkumsisi SCORA FK USU Tahun 2018 Riwayat Organisasi :

1. Anggota Dokter Kecil MI Negeri Sihadabuan, Padang Sidimpuan (2006-2010) 2. Anggota Departemen Pengembangan Sumber Daya Manusia PEMA FK USU

Tahun 2016

Riwayat Kepanitiaan :

1. Anggota Publikasi Dokumentasi BPJS Kesehatan Goes to Campus Medan Tahun 2016

2. Sekretaris Manajemen Mahasiswa Baru (MMB) FK USU Tahun 2017 3. Koordinator Konsumsi Latihan Dasar Kepemimpinan dan Manajemen

Mahasiswa (LKMM) Lokal tahun 2017

4. Anggota Komsumsi Try Out FK USU Tahun 2018 5. Anggota Kakak Asuh PKKMB FK USU Tahun 2019

Lampiran B. Pernyataan Orisinalitas

PERNYATAAN

Hubungan Faktor Sosiodemografi Ibu dengan Dehidrasi dan Gangguan Elektrolit pada Balita Penderita Diare di RSUP H. Adam Malik Medan pada

Tahun 2017-2018

Dengan ini penulis menyatakan bahwa skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh Sarjana Kedokteran pada Program Studi Pendidikan Dokter pada Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara adalah benar merupakan hasil karya penulis sendiri.

Adapun pengutipan yang penulis lakukan pada bagian tertentu dari hasil karya orang lain dalam penulisan skripsi ini, telah penulis cantumkan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penelitian ilmiah.

Apabila dikemudian hari ternyata ditemukan seluruh atau sebagian skripsi ini bukan hasil karya penulis sendiri atau adanya plagiat dalam bagian tertentu, penulis bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang penulis sandang dan sanksi lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Lampiran C. Ethical Clearence

Lampiran D. Surat Izin Penelitian

Lampiran E. Output Perangkat Lunak Statistik

Karakteristik sampel penelitian

Distribusi frekuensi usia terhadap diare dengan dehidrasi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 – 12 12 32.4 32.4 32.4

13 – 24 7 18.9 18.9 51.4

25 – 36 9 24.3 24.3 75.7

37 – 48 5 13.5 13.5 89.2

49 – 60 4 10.8 10.8 100.0

Total 37 100.0 100.0

Distribusi frekuensi usia terhadap diare tanpa dehidrasi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 – 12 2 5.4 5.4 5.4

13 – 24 4 10.8 10.8 16.2

25 – 36 17 45.9 45.9 62.2

37 – 48 6 16.2 16.2 78.4

49 – 60 8 21.6 21.6 100.0

Total 37 100.0 100.0

Distribusi frekuensi usia terhadap diare dengan gangguan elektrolit

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Distribusi frekuensi usia terhadap dehidrasi dengan elektrolit normal

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Distribusi frekuensi jenis kelamin terhadap diare dengan dehidrasi

Distribusi frekuensi jenis kelamin terhadap diare dengan dehidrasi

Dokumen terkait