• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

H. Hipotesis

Proses perencanaan pencapaian sasaran pelaksanaan dan pelaporan hasil pelaksanaan oleh manajemen yang bertanggungjawab, pada mumunya menggunakan istilah akuntansi pertanggungjawaban. Manajer membutuhkan informasi akuntansi pertanggungjawaban untuk membantu kinerjanya. Adanyan anggaran dan laporan pertanggungjawaban yang digunakan untuk menilai kinerjanya jika kinerja yang dinilai baik maka manjer secara individual akan diberi penghargaan sehingga manajer termotivasi untuk mempertahankan dan meningkatkan kinerjanya dan jika kinerja yang dinilai tidak baik maka manajer secara individual akan diberi hukuman atau sanksi sehingga manajer termotivasi untuk memperbaiki dan meningkatkan kinerjanya.

Berdasarkan uraian masalah yang ada, dapat dimunculkan suatu hipotesis penelitian yaitu diduga Penerapan sistem Akuntansi Pertanggungjawaban sebagai alat ukur kinerja manajerial pada PTP.

Nusantara XIV (persero) Pabrik Gula Camming sudah berjalan dengan efektif.

I. Sistematika Penulisan

I. PENDAHULUAN

Bagian ini penulis menguraikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian serta manfaat penilitian.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini menjelelaskan mengenai landasan teori dan penelitian terdahulu yang akan digunakan sebagai acuan dasar teori dari analisis bagi penelitian ini. Bab ini juga akan menggambarkan kerangka pemikiran dan hipotesis.

III. METODE PENELITIAN

Pada bab ini menjelaskan tentang variabel penelitian dan definisi operasional variabel, populasi dan sampel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data serta metode analisis.

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN

Bagian ini akan dibahas secara khusus mengenai objek penelitian yang diteliti. Pembahasan tempat penelitian, visi dan misi, tujuan, struktur organisasi, dan job describtion.

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bagian ini akan menguraikan tentang hasil penelitian berdasarkan teori yang telah ditelaah.

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

Bagian ini akan memaparkan kesimpulan dan saran – saran berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan.

VII. DAFTAR PUSTAKA

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Bone, berlokasi di PTP.

Nusantara XIV (Persero) Pabrik Gula Camming dijadikan sebagai objek penelitian yang beralamat di Desa Pitumpidange Kec. Libureng Kab. Bone Provinsi Sulawesi Selatan 92766. Penelitian ini dilaksanakan selama 2 (dua) bulan (maret s/d april) 2017.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah Laporan Keuangan dan informasi pusat pertanggungjawaban PTP. Nusantaraia XIV (Persero) Pabrik Gula Camming. Adapun Sampel dalam penelitian ini adalah Laporan keuangan perusahaan dari tahun 2013-2016 dan data sekunder PTP.

Nusantaraia XIV (Persero) Pabrik Gula Camming.

C. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Penelitian Pustaka (Library Research) yaitu pengumpulan data teoritis dengan cara menelaah berbagai buku literatur dan bahan pustaka lainnya yang berkaitan dengan masalah yang dibahas.

40

2. Studi Dokumentasi

Metode pengumpulan data ini dengan cara melakukan analisis terhadap semua catatan dan dokumen yang dimiliki oleh perusahaan yang terpilih menjadi objek penelitian.studi dokumentasi dalam penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder berupa laporan keuangan dan informasi akuntansi pertanggungjawaban PTP.

Nusantaraia XIV (Persero) Pabrik Gula Camming 2013-2016.

D. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis Data

a. Data kualitatif, yaitu data yang diperoleh dari perusahaan dalam bentuk informasi baik secara lisan maupun secara tertulis.

b. Data kuantitatif, yaitu data yang diperoleh dari pihak perusahaan..

2. Sumber Data

a. Data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari perusahaan berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan pimpinan dan karyaw..

b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari dokumen perusahaan, berupa laporan tertulis yang dibuat secara berkala.

E. Operasionalisasi Variabel

Sesuai dengan penelitian yang dilakukan mengenai Penerapan Sistem Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Alat Pengukur Kinerja

manajerial pada PTP. Nusantara XIV (Persero) Pabrik Gula Camming, maka terdapat 2 variabel yang akan dianalisis. Yaitu:

a. Variabel Independen (X)

Pada penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah akuntansi pertanggungjawaban yang dapat dilihat dari syarat – syarat akuntansi pertanggungjawaban dan karakteristik akuntansi pertanggungjawaban yang diterapkan oleh perusahaan.

b. Variabel Dependen (Y)

Yang menjadi variabel dependen yaitu kinerja manajerial yang diperoleh dengan menganalisis data laporan keuangan.

F. Metode Analisis Data

Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Yaitu suatu metode penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap dan pemikiran dari objek yang akan diteliti.

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Perusahaan

PTP XX (Persero) bekerja sama dengan PT.Tania Jakarta dan Victorias Miling Company, Inc, Philippines, melakukan studi kelayakan proyek pabrik gula Camming Sulawesi Bone mengeluarkan SK No. 84/DnY/Kpts/v/1991 tertanggal 18 Mei 1981 yang memutuskan lokasi untuk perkebunan tebu seluas 9.000 Hektar. Setelah di survey hanya 7.200 Hektar yang layak ditanami tebu dan sisanya dapat digunakan sebagai pemukiman penduduk, infrastruktur , kompleks, pabrik, dan lain sebagainya. Pabrik Gula Camming resmi dibangun dengan ditandai keluarnya SK Menteri No. 668/Kpta/Org/1981 tanggal 11 Agustus 1981 yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan gula dalam negeri. Untuk mencapainya maka PTP XX (Persero) selaku SK melakukan penanaman tebu di Wilayah Camming.

Berdasarkan peraturan No.5 Tahun 1991 dan SK menteri Keuangan RI No.951/KMK=013/191.Dibentuk PTP XXXII (Persero) yang berkedudukan di Ujung Pandang untuk mengelolah pabrik-pabrik gula di Sulawesi Selatan, yang terdiri Pabrik Gula Bone, Pabrik Takalar, dan Pabrik Gula Camming. Berdasarkan SK Menteri Pertanian RI No.361/KPTS/07.210/1991 tanggal 9 mei 1994 dilakukan Restrukturisasi BUMN Sector pertanian, Kemudian PTP.XXX

43

(Persero) merupakan Badan Usaha Group Sulawesi- Maluku yaitu: PTP XXXII (Persero) dan Bina Mulya Ternak.

Pada tanggal 11 Maret 1991 dibentuk PTP.Nusantara XIV (Persero) dengan Akta Notaris Harun Kamil SH No. 47 tanggal 11 Maret 1996 yqng didasari surat keputusan:

1. Peraturan pemerintah RI No.19 tahun 1996 tanggal4 Februari 1996 2. Menteri Keungan RI No.173/KMK. 016 tanggal 11 Maret 1996 3. Menteri Pertanian RI No.334/Kpts/KP.510/94 tanggal 3 Mei 1994

4. Hingga saat ini Pabrik Gula Camming merupakan salah satu unit Produksi PTP Nusantara XIV (Persero).

Perkebunan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat mempengaruhi berbagai sektor industri baik industri kecil maupun industri besar khususnya PTP Nusantara XIV (Persero) Pabrik Gula Camming. Dalam perkembangan industri dibutuhkan sumber daya manusia yang memadai produktif dan berpengalaman yang mampu menjawab persaingan pasar global. Tanaman tebu (saccharum officinarum) merupakan salah satu tanaman perkebunan sebagai penghasil gula, karena lebih dari setengah produksi gula dunia berasal dari tebu, kebutuhan gula semakin bertambah sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk serta majunya perekonomian (Vito, 1972: Sandiatso).

Berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk mencapai swasembada gula.

Pada tahun 1980 dicanangkan program peningkatan produksi dipercepat. Program tersebut terdiri dari tiga kegiatan yaitu: perluasan areal tebu rakyat Indonesia rehabilisasi dan perluasan kapasitas pabrik gula, pembangunan pabrik gula di luar

pulau jawa, Sehingga di putuskan oleh menteri Perkebunan untuk mendirikan Pabrik Gula di Kabupaten Bone. Dan di oprasikan pada tahun 1985. Peningkatan produksi gula tersebut ternyata belum mampu mengimbangi gula dalam Negeri meningkat pesat sehingga masih diperlukan impor untuk mencukupinya.

B. Visi dan Misi Perusahaan

1. Visi

Menjadi Perusahaan Agribisnis terkemuka dan terpercaya, Mengutamakan kepuasan pelanggan dan kepedulian lingkungan dengan di dukung oleh SDM professional.

2. Misi

a. Menghasilkan produk bermutu dan ramah lingkungan yang dibutuhkan oleh pasar dan mempunyai nilai tambah tinggi

b. Mengelola perusahaan dengan menerapkan Good Governance dan Strong Leadership, Memposisikan sumber daya manusia sebagai mitra utama, Serta mengedepankan kesejahtraan karyawan melalui kesehatan perusahaan

c. Mengoptimalkan seluruh sumber daya untuk dapat meraih peluang-peluang pengembangan bisnis, Secara mandiri maupun bersama-sama mitra strategis.

d. Mengedepankan Corporate Sosial Responsibility (CRS) seiring dengan kemajuan perusahaan.

Karyawan yang bekerja pada PTP Nusantara XIV (Persero) PG Camming dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Tenaga pimpinan / Honorir 2. Tenaga pelaksana

3. Tenaga musiman 4. Pemeliharaan tanaman

5. Tenaga harian borongan tebang dan muat tebu

Pemberian gaji pada PTP. Nusantara XIV (persero) PG. Camming di sesuaikan dengan status karyawan yang ada, maka untuk pemberian gaji adalah sebagai berikut:

1. Pegawai tetap, gaji setiap bulan 2. Pegawai harian tetap, Gaji tiap bulan 3. Pegawai harian lepas, gaji setiap 2 minggu

C. Struktur Organisasi

Gambar 4.1. Struktur Organisasi Pabrik Gula Camming (Sumber PG.Camming).

Manajer Tanaman

SKW AFD.IIC

Asman Rayon III SKW AFD.IIIA SKW AFD.IIIC

D. Job Description 1. Administratur

a. Merencanakan dan menentukan kebijakan pengolahan perusahan sesuai yang digariskan direksi.

b. Memimpin dan mengkordinir secara fisik pelaksanaan tugas bagian tata usaha dan keuangan, pengolahan, instalasi dan tanaman agar tercapai kesatuan kerja.

2. Kepala Tata Usaha dan Keuangan

a. Menjalankan kebijaksanaan dan rencana kerja yang telah ditetapkan oleh administrasi dalam bidang tata usaha dan keuangan sesuai yang digariskan direksi. Secara berhasil guna berdaya guna.

b. Membantu administratif secara aktif dalam penyusunan dan pengendalian rencana kerja anggaran perusahaan.

3. Kepala Instalasi

a. Melaksanakan kebijakan dan rencana kerja yang ditetapkan oleh administratur bidang instalasi secara berhasil guna.

b. Membantu secara aktif administratur dalam menyusun rencana-rencana kerja dan rencana-rencana anggaran dibidang instalasi pabrik.

c. Bertanggung jawab atas kelancaran instalasi secara berdaya guna dan berhasil.

4. Kepala pengolahan

a. Melaksanakan kebijakan dan rencana yang ditetapkan oleh administratur dibidang pengolahan sesuai yang telah digariskan direksi.

b. Membantu secara aktif administratur dalam menyusun rencana kerja dan rencana anggaran bidang pabrikasi.

c. Bertanggung jawab atas tercapainya produksi serta produktifitas secara budaya guna dan berhasil guna.

5. Kepala Tanaman

a. Melaksanakan kebijakan dan rencana kerja yang ditetapkan oleh administratur dalam bidang tanaman sesuai direksi.

b. Membatu secara aktif administratur dalam menyusun rencana kerja dan rencana anggaran dibidang tanaman.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban pada PTP. Nusantara XIV Persero PG. Camming

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, terdapat syarat-syarat penerapan akuntansi pertanggungjawaban yang memadai pada PTP. Nusantara XIV Persero PG. Camming dapat dibahas sebagai berikut:

1. Struktur organisasi

Struktur organisasi PTP. Nusantara XIV Persero PG. Camming sudah disusun secara jelas dan baik. Struktur organisasi yang baik artinya memiliki batasan terhadap wewenang dan tanggungjawab yang tegas dan jelas sehingga setiap bagian dengan bagian lain tidak merasa sulit.

Pemberian tugas dan tanggungjawab sudah dijelaskan secara rinci kepada setiap bagian. Wewenang yang diberikan manajer kepada karyawan berkaitan dengan beberapa target yang harus dipenuhi, yaitu dalam hal disiplin dan pelayanan yang berkaitan dengan target realisasi anggaran.

Karyawan telah melaksanakan wewenang yang diberikan manajer secara profesional disertai dengan upaya yang maksimal.

2. Penyusunan Anggaran

Anggaran dapat berfungsi sebagai alat perencanaan dan juga sebagai alat pengendalian. Suatu pengendalian biaya yang efektif ditunjang dengan adanya anggaran yang disusun sesuai dengan tingkat manajemen dalam

50

wewenang dan tanggung jawab yang jelas, perusahaan dapat menetapkan pihak yang bertanggung jawab jika terjadi penyimpangan dalam anggaran Proses penyusunan anggaran PTP. Nusantara XIV Persero PG. Camming telah mengikutsertakan partisipasi dari manager pabrik, sales/marketing dan manager keuangan. Dimana setiap divisi membuat usulan biaya yg kemudian dirapatkan bersama-sama dengan direktur dan wakil direktur.

Hasil rapat di telaah lagi kemudian baru disusun anggaran berdasarkan forcast penjualan. Anggaran bersifat fleksibel dimana dibuat untuk pencapaian target 1 (satu) tahun kedepan berdasarkan % (presentase) realisasi per bulan. Anggaran yang telah ada dapat disesuaikan dengan situasi yang akan berjalan nantinya. Melalui koordinasi bidang-bidang yang ada dapat disusun perencanaan yang lebih matang Hal ini berguna sebagai dasar perencanaan dan pengendalian keuangan perusahaan.

Penyusunan anggaran ini biasanya dilakukan antara bulan September sampai Oktober dan paling lambat pada bulan November.

3. Pemisahan biaya terkendali dan biaya tidak terkendali

Penerapan akuntansi pertanggungjawaban diperlukan pemisahan biaya ke dalam biaya terkendali dan tidak terkendali karena dalam akuntansi pertanggungjawaban manajer berpartisipasi menyusun biaya dan anggaran.

Pemisahan biaya terkendali dan biaya tidak terkendali merupakan dasar bagi penyusunan laporan pertanggungjawaban yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja yang telah dicapai oleh manajer pusat

XIV Persero PG. Camming sudah melakukan pemisahan biaya terkendali dan biaya tidak terkendali dengan baik.

4. Klasifikasi kode rekening

PTP. Nusantara XIV Persero PG. Camming telah menerapkan klasifikasi kode rekening untuk mempermudah pencatatan atas seluruh aktivitas-aktivitas yang digolongkan dalam rekening neraca dan laba rugi.

Rekening-rekening yang terdapat di dalam neraca berhubungan dengan rekening aktiva, hutang, dan modal. Sedangkan dalam laporan laba rugi terdapat rekening pendapatan dan biaya sesuai dengan aktivitas PTP.

Nusantara XIV Persero PG. Camming.

5. Laporan pertanggungjawaban

Salah satu unsur penting dalam penerapan akuntansi pertanggungjawaban adalah adanya laporan pertanggungjawaban dari manajer yang memimpin suatu pusat pertanggungjawaban. Laporan pertanggungjawaban yang dihasilkan oleh manajer memuat pendapatan dan biaya yang dianggarkan, realisasi pendapatan dan biaya, serta selisihnya. Sehingga jika terjadi penyimpangan biaya maka manajer harus mempertanggungjawabkannya.

Adapun karakterisitik yang harus dipenuhi dalam akuntansi pertanggung jawaban di PTP. Nusantara XIV Persero PG. Camming yaitu :

1) Identifikasi Pusat Pertanggungjawaban

Suatu pusat pertanggungjawaban dibentuk untuk membantu pencapaian tujuan suatu organisasi sebagai suatu keseluruhan. Dalam

berdasarkan spesialisasi dan bidang yang ditempatinya. Struktur organisasi PTP. Nusantara XIV Persero PG. Camming telah membagi bagian kerja atas pusat – pusat pertanggungjawaban, yaitu pusat biaya, pusat pendapatan, pusat laba dan pusat investasi. Dalam penelitian ini pembahasan hanya dipusatkan terhadap pusat laba yang didukung pusat-pusat biaya yang ada di PTP.

Nusantara XIV Persero PG. Camming. Adapun identifikasi pusat tersebut adalah berikut :

a. Bagian administrasi sebagai pusat biaya administrasi yang bertanggungjawab dalam menyelenggarakan kegiatan perencanaan, pengkoordinasian,pengawasan dan pembuatan laporan bidang anggaran, perbendaharaan, akuntansi, administrasi personalia, administrasi dan layanan umum kerumah tanggaan kantor serta pengamanan dan pengelolaan aset umum perusahaan. Dalam hal yang bertanggungjawab penuh ke atasan adalah manajer keuangan. Bagian administrasi merupakan pusat laba (pendapatan – biaya) dimana pusat realisasi berada di bagian produksi dan penjualan

b. Bagian Produksi sebagai pusat biaya produksi dan pusat penentuan harga pokok produksi yang bertanggung jawab dalam menyelenggarakan kegiatan produksi. Yang bertanggungjawab penuh adalah manajer pabrik.

c. Bagian penjualan sebagai pusat biaya pendapatan. Fungsi penjualan/pemasaran tidak hanya bertugas menjual hasil produksi saja, bagian ini juga harus memperluas pangsa pasar, menjalin hubungan baik

(revenue center) yang mendukung terealisasinya pusat laba. Dalam hal ini yang bertanggungjawab penuh adalah manajer sales/marketing. Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa struktur organisasi perusahaan telah memenuhi salah satu karakteristik akuntansi pertanggungjawaban yaitu adanya identifikasi pusat-pusat pertanggungjawaban.

2) Standar Pengukuran Kinerja

Standar pengukuran kinerja menejer pada perusahaan didasarkan kepada ketepatan dalam pencapaian biaya standar. Dalam hal tersebut perusahaan telah menetapkan biaya standar berdasarkan analisis catatan masa lalu dalam bentuk menghitung rata-rata pemakaian bahan baku untuk produk, menghitung ratarata pemakaian bahan baku dalam pelaksanaan pekerjaan yang paling baik dan yang paling buruk serta menghitung rata-rata pemakaian bahan baku dalam pelaksanaan pekerjaan yang paling baik. Demikian juga dengan penetapan harga yang dipakai sebagai harga standar dapat berupa harga yang diperkirakan akan berlaku di masa yang akan datang, biasanya untuk jangka waktu 1 tahun, harga yang berlaku pada saat penyusunan standar,harga yang diperkirakan akan merupakan harga normal dalam jangka panjang.

3) Pengukuran Kinerja Manajer

PTP. Nusantara XIV Persero PG. Camming terdapat laporan pertanggungjawaban dari setiap bagian yang berupa laporan anggaran dan realisasi anggaran yang dapat dijadikan dasar yang memadai untuk mengukur

Dengan adanya jenis laporan tersebut, maka perusahaan dengan mudah dapat mengukur kinerja manajer dan apabila terdapat perbedaah atau selisih anggaran dan realisasi yang signifikan yang berpeluang terjadinya penyelewengan atau tindak kecurangan yang bisa dilakukan setiap kepala bagian atau manejer maka perusahaan akan mudah untuk mengetahuinya.

Laporan ini berisi mengenai pendapatan dan biaya-biaya yang dianggarkan serta realisasi dari pendapatan dan biaya tersebut.

4) Manajer secara Individual Diberikan Penghargaan atau Hukuman

Dengan membandingkan antara realisasi biaya dengan anggaran biaya yang terdapat pada laporan pertanggungjawaban, maka akan diperoleh selisih atas biaya tersebut. Apabila terdapat selisih yang menguntungkan, maka manajer tersebut akan mendapat penghargaan atas prestasinya. Sedangkan jika terdapat penyimpangan yang tidak menguntungkan, maka manajer tersebut akan dimintai pertanggungjawaban atas kinerjanya.Jika manajer tersebut tidak dapat memberika pertanggungjawaban, maka perusahaan akan memberikan hukuman. Pemberian penghargaan dan hukuman ini disesuaikan dengan Perjanjian atau kontrak kerja yang telah ditetapkan oleh PTP. Nusantara XIV Persero PG. Camming. Sebagai contoh, bonus 50% gaji diberikan kepada para karyawan atas pencapaian kinerja kantor cabang yang dinilai baik. Sedangkan manajer akan diberikan kenaikan pangkat atas kinerjanya yang dinilai memuaskan.

Gula Camming

Pada PTP. Nusantara XIV (persero) Pabrik Gula Camming terdapat tiga pusat pertanggungjawaban yaitu pusat laba, pusat pendaptan dan pusat biaya.

a. Pusat Laba

Laba PTP. Nusantara XIV (persero) Pabrik Gula Camming dari tahun 2013-2016 mengalami kondisi yang cukup memprihatinkan. Dimana pada tahun 2013 laba yang diperoleh sebesar Rp 12.027.962.070 yang dalam presentase sebesar 102,07%. Ditahun 2014 laba yang diperoleh mengalami penurunan menjadi Rp 8.907.963.097 atau sebesar 24,63%.

Namun pada tahun berikutnya yaitu ditahun 2015 perusahaan mengalami kerugian sebesar Rp 39.182.924.612 atau -93,99% karena musim giling sepanjang tahun 2015 dihantui oleh dampak iklim yang terjadi pada tahun 2014,dimana terjadi hujan berkepanjangan yang berdampak pada terhambatnya pembentukan gula pada batang tebu. Tapi ditahun 2016 laba kembali meningkat dibandingkan tahun 2015 yaitu sebesar 4.122.674.632 dalam presentase sebesar 11,49%. Hal ini menunjukkan bahwa pusat laba pada PTP. Nusantara XIV (persero) Pabrik Gula Camming belum melaksanakan tanggungjawabnya dengan baik karena perusahaan masih mengalami kerugian yang cukup tinggi. Dapat dilihat pada tabel 5.1 dibawah.

tahun 2013-2016.

Tahun Laba persentase

2013 Rp 12.027.962.070 102,07%

2014 Rp 8.907.963.097 24,63%

2015 Rp 39.182.924.612 -93,99%

2016 Rp 4.122.674.632 11,49%

b. Pusat Pendapatan

Pendapatan PTP. Nusantara XIV (persero) Pabrik Gula Camming dari tahun 2013-2016 mengalami peningkatan yang cukup baik, dimana pada tahun 2013 pendapatan yang diperoleh perusahaan yaitu sebesar Rp 70.198.141.000. kemudian tahun 2014 pendapatan meningkat sebesar Rp 75.284.500.683, di tahun berikutnya pendapatan kembali meningkat sebesar Rp 92.976.797.956. sampai ditahun 2016 PTP. Nusantara XIV (persero) Pabrik Gula Camming memperoleh pendapatan yang tinggi yaitu sebesar 202.595.577.797, hal ini menunjukkan bahwa pusat pendapatan ada PTP. Nusantara XIV (persero) Pabrik Gula Camming sudah menjalankan tanggungjawabnya dengan baik. Pendapatan tersebut meningkat dari tahun ke tahun karena PTP. Nusantara XIV (persero) Pabrik Gula Camming terus berupaya melakukan efisiensi untuk menekan biaya pokok produksi. Hasilnya, ditengah penurunan harga yang sangat tajam PTP. Nusantara XIV (persero) Pabrik Gula Camming masih

berikut.

Tabel 5.2 Pendapatan PTP. Nusantara XIV (Persero) Pabrik Gula Camming dari tahun 2013-2016.

Tahun Pendapatan persentase

2013 Rp 70.198.141.000 64,15%

2014 Rp 75.284.500.683 46,19%

2015 Rp 92.976.797.956 52,60%

2016 Rp 202.595.577.797 179,15%

c. Pusat Biaya

Realisasi biaya PTP. Nusantara XIV (Persero) Pabrik Gula Camming dari tahun 2013-2016 mengalami penigkatan dari tahun ke tahun, dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 5.3 Realisasi Biaya PTP. Nusantara XIV (Persero) Pabrik Gula Camming dari tahun 2013-2016

Tahun Realisasi Biaya Persentase

2013 Rp 96.506.845.918 102,5%

2014 Rp 105.205.423.370 84,1%

2015 Rp 119.308.169.305 91,75%

2016 Rp 151.537.100.217 126,1%

Dari tahun 2013-2016 biaya yang dikeluarkan semakin tinggi, meskipun semakin tinggi tetapi pendapatan PTP. Nusantara XIV (Persero) Pabrik Gula Camming seakin meningkat juga. Berarti pusat biaya PTP. Nusantara

dikarenakan dalam menyusun anggaran biaya produksi PTP. Nusantara XIV (persero) Pabrik Gula Camming terus menerus mempertimbangkan berbagai asumsi diantaranya tersediahnya lahan lahan yang cukup untuk menanam tebu, kapasitas mesin sesuai dengan yang diharapkan (mampu berproduksi secara maksimal), terbukanya peluang raw sugar, menjual produksinya secara bebas, serta laju inflasi yang berdampak pada anggaran dan realisasinya.

C. Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban terhadap Kinerja Manajerial pada PTP. Nusantara XIV Persero PG. Camming

Penerapan variabel Akuntansi pertanggungjawaban (X) terhadap variabel kinerja manajerial (Y) berdasarkan hipotesis bahwa penerapan akuntansi pertanggungjawaban sebagai alat ukur kinerja Manajerial pada PTP. Nusantara XIV (persero) Pabrik Gula Camming sudah terlaksana dengan baik.

Penerapan akuntansi pertanggungjawaban pada PTP. Nusantara XIV (persero) Pabrik Gula Camming dapat dilihat dari struktur Organisasi yang telah diterapkan, penyusunan anggaran yang baik, adanya pemisahan biaya terkendali dan biaya yang tidak terkendali, penggunaan klasifikasi kode rekening pada setiap akun, serta laporan pertanggungjawaban yang relevan menjadi faktor penentu dalam peleksanaan akuntansi pertanggungjawan pada PTP. Nusantara XIV (persero) Pabrik Gula Camming .

Sedangkan karakteristik akuntansi pertanggungjawaban yang digunakan sebagai alat ukur kinerja manajerial pada PTP. Nusantara XIV (persero) Pabrik

pendapatan, pusat biaya, pusat laba, dan pusat investasi. Dapat diketahui bagaimana masing – masing pusat pertanggungjawaban tersebut telah melaksanakan tugasnya dengan baik dilihat dari analisis laporan keuangan. Selain itu terdapat perbandingan antara realisasi dengan anggaran untuk mengukur prestasi kinerja manajerial, dan kinerja manajerial pada PTP. Nusantara XIV (persero) Pabrik Gula Camming diberikan penghargaan bila kinerjanya dinilain baik dengan target yang ditetapkan.

Penerapan sistem akuntansi pertanggungjawaban dalam mengukur kinerja manajerial pada PTP. Nusantara XIV (persero) Pabrik Gula Camming sudah berjalan secara efektif hal ini dibuktikan dengan pencapaian target yang sesuai dengan sasaran atau tujuan dari perusahaan tersebut, dalam melaksanakan proses produksi menjadi terasa lebih mudah, serta terciptanya pengendalian dan pengukuran prestasi kerja yang lebih baik. Prestasi kerja adalah konstribusi yang dapat diberikan oleh suatu bagian pencapaian tujuan perusahaan. Oleh karena itu,

Penerapan sistem akuntansi pertanggungjawaban dalam mengukur kinerja manajerial pada PTP. Nusantara XIV (persero) Pabrik Gula Camming sudah berjalan secara efektif hal ini dibuktikan dengan pencapaian target yang sesuai dengan sasaran atau tujuan dari perusahaan tersebut, dalam melaksanakan proses produksi menjadi terasa lebih mudah, serta terciptanya pengendalian dan pengukuran prestasi kerja yang lebih baik. Prestasi kerja adalah konstribusi yang dapat diberikan oleh suatu bagian pencapaian tujuan perusahaan. Oleh karena itu,

Dokumen terkait