• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

D. Job Description

a. Merencanakan dan menentukan kebijakan pengolahan perusahan sesuai yang digariskan direksi.

b. Memimpin dan mengkordinir secara fisik pelaksanaan tugas bagian tata usaha dan keuangan, pengolahan, instalasi dan tanaman agar tercapai kesatuan kerja.

2. Kepala Tata Usaha dan Keuangan

a. Menjalankan kebijaksanaan dan rencana kerja yang telah ditetapkan oleh administrasi dalam bidang tata usaha dan keuangan sesuai yang digariskan direksi. Secara berhasil guna berdaya guna.

b. Membantu administratif secara aktif dalam penyusunan dan pengendalian rencana kerja anggaran perusahaan.

3. Kepala Instalasi

a. Melaksanakan kebijakan dan rencana kerja yang ditetapkan oleh administratur bidang instalasi secara berhasil guna.

b. Membantu secara aktif administratur dalam menyusun rencana-rencana kerja dan rencana-rencana anggaran dibidang instalasi pabrik.

c. Bertanggung jawab atas kelancaran instalasi secara berdaya guna dan berhasil.

4. Kepala pengolahan

a. Melaksanakan kebijakan dan rencana yang ditetapkan oleh administratur dibidang pengolahan sesuai yang telah digariskan direksi.

b. Membantu secara aktif administratur dalam menyusun rencana kerja dan rencana anggaran bidang pabrikasi.

c. Bertanggung jawab atas tercapainya produksi serta produktifitas secara budaya guna dan berhasil guna.

5. Kepala Tanaman

a. Melaksanakan kebijakan dan rencana kerja yang ditetapkan oleh administratur dalam bidang tanaman sesuai direksi.

b. Membatu secara aktif administratur dalam menyusun rencana kerja dan rencana anggaran dibidang tanaman.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban pada PTP. Nusantara XIV Persero PG. Camming

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, terdapat syarat-syarat penerapan akuntansi pertanggungjawaban yang memadai pada PTP. Nusantara XIV Persero PG. Camming dapat dibahas sebagai berikut:

1. Struktur organisasi

Struktur organisasi PTP. Nusantara XIV Persero PG. Camming sudah disusun secara jelas dan baik. Struktur organisasi yang baik artinya memiliki batasan terhadap wewenang dan tanggungjawab yang tegas dan jelas sehingga setiap bagian dengan bagian lain tidak merasa sulit.

Pemberian tugas dan tanggungjawab sudah dijelaskan secara rinci kepada setiap bagian. Wewenang yang diberikan manajer kepada karyawan berkaitan dengan beberapa target yang harus dipenuhi, yaitu dalam hal disiplin dan pelayanan yang berkaitan dengan target realisasi anggaran.

Karyawan telah melaksanakan wewenang yang diberikan manajer secara profesional disertai dengan upaya yang maksimal.

2. Penyusunan Anggaran

Anggaran dapat berfungsi sebagai alat perencanaan dan juga sebagai alat pengendalian. Suatu pengendalian biaya yang efektif ditunjang dengan adanya anggaran yang disusun sesuai dengan tingkat manajemen dalam

50

wewenang dan tanggung jawab yang jelas, perusahaan dapat menetapkan pihak yang bertanggung jawab jika terjadi penyimpangan dalam anggaran Proses penyusunan anggaran PTP. Nusantara XIV Persero PG. Camming telah mengikutsertakan partisipasi dari manager pabrik, sales/marketing dan manager keuangan. Dimana setiap divisi membuat usulan biaya yg kemudian dirapatkan bersama-sama dengan direktur dan wakil direktur.

Hasil rapat di telaah lagi kemudian baru disusun anggaran berdasarkan forcast penjualan. Anggaran bersifat fleksibel dimana dibuat untuk pencapaian target 1 (satu) tahun kedepan berdasarkan % (presentase) realisasi per bulan. Anggaran yang telah ada dapat disesuaikan dengan situasi yang akan berjalan nantinya. Melalui koordinasi bidang-bidang yang ada dapat disusun perencanaan yang lebih matang Hal ini berguna sebagai dasar perencanaan dan pengendalian keuangan perusahaan.

Penyusunan anggaran ini biasanya dilakukan antara bulan September sampai Oktober dan paling lambat pada bulan November.

3. Pemisahan biaya terkendali dan biaya tidak terkendali

Penerapan akuntansi pertanggungjawaban diperlukan pemisahan biaya ke dalam biaya terkendali dan tidak terkendali karena dalam akuntansi pertanggungjawaban manajer berpartisipasi menyusun biaya dan anggaran.

Pemisahan biaya terkendali dan biaya tidak terkendali merupakan dasar bagi penyusunan laporan pertanggungjawaban yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja yang telah dicapai oleh manajer pusat

XIV Persero PG. Camming sudah melakukan pemisahan biaya terkendali dan biaya tidak terkendali dengan baik.

4. Klasifikasi kode rekening

PTP. Nusantara XIV Persero PG. Camming telah menerapkan klasifikasi kode rekening untuk mempermudah pencatatan atas seluruh aktivitas-aktivitas yang digolongkan dalam rekening neraca dan laba rugi.

Rekening-rekening yang terdapat di dalam neraca berhubungan dengan rekening aktiva, hutang, dan modal. Sedangkan dalam laporan laba rugi terdapat rekening pendapatan dan biaya sesuai dengan aktivitas PTP.

Nusantara XIV Persero PG. Camming.

5. Laporan pertanggungjawaban

Salah satu unsur penting dalam penerapan akuntansi pertanggungjawaban adalah adanya laporan pertanggungjawaban dari manajer yang memimpin suatu pusat pertanggungjawaban. Laporan pertanggungjawaban yang dihasilkan oleh manajer memuat pendapatan dan biaya yang dianggarkan, realisasi pendapatan dan biaya, serta selisihnya. Sehingga jika terjadi penyimpangan biaya maka manajer harus mempertanggungjawabkannya.

Adapun karakterisitik yang harus dipenuhi dalam akuntansi pertanggung jawaban di PTP. Nusantara XIV Persero PG. Camming yaitu :

1) Identifikasi Pusat Pertanggungjawaban

Suatu pusat pertanggungjawaban dibentuk untuk membantu pencapaian tujuan suatu organisasi sebagai suatu keseluruhan. Dalam

berdasarkan spesialisasi dan bidang yang ditempatinya. Struktur organisasi PTP. Nusantara XIV Persero PG. Camming telah membagi bagian kerja atas pusat – pusat pertanggungjawaban, yaitu pusat biaya, pusat pendapatan, pusat laba dan pusat investasi. Dalam penelitian ini pembahasan hanya dipusatkan terhadap pusat laba yang didukung pusat-pusat biaya yang ada di PTP.

Nusantara XIV Persero PG. Camming. Adapun identifikasi pusat tersebut adalah berikut :

a. Bagian administrasi sebagai pusat biaya administrasi yang bertanggungjawab dalam menyelenggarakan kegiatan perencanaan, pengkoordinasian,pengawasan dan pembuatan laporan bidang anggaran, perbendaharaan, akuntansi, administrasi personalia, administrasi dan layanan umum kerumah tanggaan kantor serta pengamanan dan pengelolaan aset umum perusahaan. Dalam hal yang bertanggungjawab penuh ke atasan adalah manajer keuangan. Bagian administrasi merupakan pusat laba (pendapatan – biaya) dimana pusat realisasi berada di bagian produksi dan penjualan

b. Bagian Produksi sebagai pusat biaya produksi dan pusat penentuan harga pokok produksi yang bertanggung jawab dalam menyelenggarakan kegiatan produksi. Yang bertanggungjawab penuh adalah manajer pabrik.

c. Bagian penjualan sebagai pusat biaya pendapatan. Fungsi penjualan/pemasaran tidak hanya bertugas menjual hasil produksi saja, bagian ini juga harus memperluas pangsa pasar, menjalin hubungan baik

(revenue center) yang mendukung terealisasinya pusat laba. Dalam hal ini yang bertanggungjawab penuh adalah manajer sales/marketing. Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa struktur organisasi perusahaan telah memenuhi salah satu karakteristik akuntansi pertanggungjawaban yaitu adanya identifikasi pusat-pusat pertanggungjawaban.

2) Standar Pengukuran Kinerja

Standar pengukuran kinerja menejer pada perusahaan didasarkan kepada ketepatan dalam pencapaian biaya standar. Dalam hal tersebut perusahaan telah menetapkan biaya standar berdasarkan analisis catatan masa lalu dalam bentuk menghitung rata-rata pemakaian bahan baku untuk produk, menghitung ratarata pemakaian bahan baku dalam pelaksanaan pekerjaan yang paling baik dan yang paling buruk serta menghitung rata-rata pemakaian bahan baku dalam pelaksanaan pekerjaan yang paling baik. Demikian juga dengan penetapan harga yang dipakai sebagai harga standar dapat berupa harga yang diperkirakan akan berlaku di masa yang akan datang, biasanya untuk jangka waktu 1 tahun, harga yang berlaku pada saat penyusunan standar,harga yang diperkirakan akan merupakan harga normal dalam jangka panjang.

3) Pengukuran Kinerja Manajer

PTP. Nusantara XIV Persero PG. Camming terdapat laporan pertanggungjawaban dari setiap bagian yang berupa laporan anggaran dan realisasi anggaran yang dapat dijadikan dasar yang memadai untuk mengukur

Dengan adanya jenis laporan tersebut, maka perusahaan dengan mudah dapat mengukur kinerja manajer dan apabila terdapat perbedaah atau selisih anggaran dan realisasi yang signifikan yang berpeluang terjadinya penyelewengan atau tindak kecurangan yang bisa dilakukan setiap kepala bagian atau manejer maka perusahaan akan mudah untuk mengetahuinya.

Laporan ini berisi mengenai pendapatan dan biaya-biaya yang dianggarkan serta realisasi dari pendapatan dan biaya tersebut.

4) Manajer secara Individual Diberikan Penghargaan atau Hukuman

Dengan membandingkan antara realisasi biaya dengan anggaran biaya yang terdapat pada laporan pertanggungjawaban, maka akan diperoleh selisih atas biaya tersebut. Apabila terdapat selisih yang menguntungkan, maka manajer tersebut akan mendapat penghargaan atas prestasinya. Sedangkan jika terdapat penyimpangan yang tidak menguntungkan, maka manajer tersebut akan dimintai pertanggungjawaban atas kinerjanya.Jika manajer tersebut tidak dapat memberika pertanggungjawaban, maka perusahaan akan memberikan hukuman. Pemberian penghargaan dan hukuman ini disesuaikan dengan Perjanjian atau kontrak kerja yang telah ditetapkan oleh PTP. Nusantara XIV Persero PG. Camming. Sebagai contoh, bonus 50% gaji diberikan kepada para karyawan atas pencapaian kinerja kantor cabang yang dinilai baik. Sedangkan manajer akan diberikan kenaikan pangkat atas kinerjanya yang dinilai memuaskan.

Gula Camming

Pada PTP. Nusantara XIV (persero) Pabrik Gula Camming terdapat tiga pusat pertanggungjawaban yaitu pusat laba, pusat pendaptan dan pusat biaya.

a. Pusat Laba

Laba PTP. Nusantara XIV (persero) Pabrik Gula Camming dari tahun 2013-2016 mengalami kondisi yang cukup memprihatinkan. Dimana pada tahun 2013 laba yang diperoleh sebesar Rp 12.027.962.070 yang dalam presentase sebesar 102,07%. Ditahun 2014 laba yang diperoleh mengalami penurunan menjadi Rp 8.907.963.097 atau sebesar 24,63%.

Namun pada tahun berikutnya yaitu ditahun 2015 perusahaan mengalami kerugian sebesar Rp 39.182.924.612 atau -93,99% karena musim giling sepanjang tahun 2015 dihantui oleh dampak iklim yang terjadi pada tahun 2014,dimana terjadi hujan berkepanjangan yang berdampak pada terhambatnya pembentukan gula pada batang tebu. Tapi ditahun 2016 laba kembali meningkat dibandingkan tahun 2015 yaitu sebesar 4.122.674.632 dalam presentase sebesar 11,49%. Hal ini menunjukkan bahwa pusat laba pada PTP. Nusantara XIV (persero) Pabrik Gula Camming belum melaksanakan tanggungjawabnya dengan baik karena perusahaan masih mengalami kerugian yang cukup tinggi. Dapat dilihat pada tabel 5.1 dibawah.

tahun 2013-2016.

Tahun Laba persentase

2013 Rp 12.027.962.070 102,07%

2014 Rp 8.907.963.097 24,63%

2015 Rp 39.182.924.612 -93,99%

2016 Rp 4.122.674.632 11,49%

b. Pusat Pendapatan

Pendapatan PTP. Nusantara XIV (persero) Pabrik Gula Camming dari tahun 2013-2016 mengalami peningkatan yang cukup baik, dimana pada tahun 2013 pendapatan yang diperoleh perusahaan yaitu sebesar Rp 70.198.141.000. kemudian tahun 2014 pendapatan meningkat sebesar Rp 75.284.500.683, di tahun berikutnya pendapatan kembali meningkat sebesar Rp 92.976.797.956. sampai ditahun 2016 PTP. Nusantara XIV (persero) Pabrik Gula Camming memperoleh pendapatan yang tinggi yaitu sebesar 202.595.577.797, hal ini menunjukkan bahwa pusat pendapatan ada PTP. Nusantara XIV (persero) Pabrik Gula Camming sudah menjalankan tanggungjawabnya dengan baik. Pendapatan tersebut meningkat dari tahun ke tahun karena PTP. Nusantara XIV (persero) Pabrik Gula Camming terus berupaya melakukan efisiensi untuk menekan biaya pokok produksi. Hasilnya, ditengah penurunan harga yang sangat tajam PTP. Nusantara XIV (persero) Pabrik Gula Camming masih

berikut.

Tabel 5.2 Pendapatan PTP. Nusantara XIV (Persero) Pabrik Gula Camming dari tahun 2013-2016.

Tahun Pendapatan persentase

2013 Rp 70.198.141.000 64,15%

2014 Rp 75.284.500.683 46,19%

2015 Rp 92.976.797.956 52,60%

2016 Rp 202.595.577.797 179,15%

c. Pusat Biaya

Realisasi biaya PTP. Nusantara XIV (Persero) Pabrik Gula Camming dari tahun 2013-2016 mengalami penigkatan dari tahun ke tahun, dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 5.3 Realisasi Biaya PTP. Nusantara XIV (Persero) Pabrik Gula Camming dari tahun 2013-2016

Tahun Realisasi Biaya Persentase

2013 Rp 96.506.845.918 102,5%

2014 Rp 105.205.423.370 84,1%

2015 Rp 119.308.169.305 91,75%

2016 Rp 151.537.100.217 126,1%

Dari tahun 2013-2016 biaya yang dikeluarkan semakin tinggi, meskipun semakin tinggi tetapi pendapatan PTP. Nusantara XIV (Persero) Pabrik Gula Camming seakin meningkat juga. Berarti pusat biaya PTP. Nusantara

dikarenakan dalam menyusun anggaran biaya produksi PTP. Nusantara XIV (persero) Pabrik Gula Camming terus menerus mempertimbangkan berbagai asumsi diantaranya tersediahnya lahan lahan yang cukup untuk menanam tebu, kapasitas mesin sesuai dengan yang diharapkan (mampu berproduksi secara maksimal), terbukanya peluang raw sugar, menjual produksinya secara bebas, serta laju inflasi yang berdampak pada anggaran dan realisasinya.

C. Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban terhadap Kinerja Manajerial pada PTP. Nusantara XIV Persero PG. Camming

Penerapan variabel Akuntansi pertanggungjawaban (X) terhadap variabel kinerja manajerial (Y) berdasarkan hipotesis bahwa penerapan akuntansi pertanggungjawaban sebagai alat ukur kinerja Manajerial pada PTP. Nusantara XIV (persero) Pabrik Gula Camming sudah terlaksana dengan baik.

Penerapan akuntansi pertanggungjawaban pada PTP. Nusantara XIV (persero) Pabrik Gula Camming dapat dilihat dari struktur Organisasi yang telah diterapkan, penyusunan anggaran yang baik, adanya pemisahan biaya terkendali dan biaya yang tidak terkendali, penggunaan klasifikasi kode rekening pada setiap akun, serta laporan pertanggungjawaban yang relevan menjadi faktor penentu dalam peleksanaan akuntansi pertanggungjawan pada PTP. Nusantara XIV (persero) Pabrik Gula Camming .

Sedangkan karakteristik akuntansi pertanggungjawaban yang digunakan sebagai alat ukur kinerja manajerial pada PTP. Nusantara XIV (persero) Pabrik

pendapatan, pusat biaya, pusat laba, dan pusat investasi. Dapat diketahui bagaimana masing – masing pusat pertanggungjawaban tersebut telah melaksanakan tugasnya dengan baik dilihat dari analisis laporan keuangan. Selain itu terdapat perbandingan antara realisasi dengan anggaran untuk mengukur prestasi kinerja manajerial, dan kinerja manajerial pada PTP. Nusantara XIV (persero) Pabrik Gula Camming diberikan penghargaan bila kinerjanya dinilain baik dengan target yang ditetapkan.

Penerapan sistem akuntansi pertanggungjawaban dalam mengukur kinerja manajerial pada PTP. Nusantara XIV (persero) Pabrik Gula Camming sudah berjalan secara efektif hal ini dibuktikan dengan pencapaian target yang sesuai dengan sasaran atau tujuan dari perusahaan tersebut, dalam melaksanakan proses produksi menjadi terasa lebih mudah, serta terciptanya pengendalian dan pengukuran prestasi kerja yang lebih baik. Prestasi kerja adalah konstribusi yang dapat diberikan oleh suatu bagian pencapaian tujuan perusahaan. Oleh karena itu, pengukuran atas konstribusi yang dapat diberiksn oleh bagian bagi pencapaian tujuan perusahaan. Sehingga penerapan akuntansi pertanggungjawaban berdampak positif bagi perusahaan.

Dilihat pula dengan adanya penggunaan sumber daya yang hemat, menghasikan barang (gula tebuh dan tetes) dengan cepat dan lancer dalam proses produksinya, serta dalam proses perencanaan dan pengendalian operesi aktivitas organisasi menjadi lebih baik. Pengendalian dapat dilakukan dengan cara memberikan peran bagi manajer untuk merencanakan pendapatan atau biaya yang

tersebut menurut manajer yang bertanggungjawab. Dengan demikian dampak penerapan akuntansi pertanggungjawaban dapat mencerminkan nilai yang dibuat oleh setiap manajer dalam menggunakan berbagai sumber daya untuk melaksanakan peran manajer tersebut dalam mencapai tujuan perusahaan.

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Stevy Sigar dan Inggriani Alim (2104) dengan judul penelitian “Penerapa Akuntansi Pertanggugjawaban Sebagai Alat Penilaian Kinerja Pada PT. Bank Sulut cabang Tondano” yang menyimpulkan bahwa Akuntansi Pertanggungjawaban telah diterapkan baik pada PT. Bank Sulut, hal ini terbukti dengan syarat – syarat Akuntansi Pertanggungjawaban dan sudah terdapat karakteristik akuntansi hasil Akuntansi Pertanggungjawaban.

Pusat pertanggungjawaban pada PTP. Nusantara XIV (persero) Pabrik Gula Camming dari tahun ke tahun sudah memperlihatkan kondisi yang cukup baik meskipun pada musim giling sepanjang tahun 2015 dihantui oleh dampak iklim yang terjadi pada tahun 2014 dimana terjadi hujan yang berkepanjangan, sehingga tebu tidak bisa ditebang tepat waktu dan sulit dirawat mengakibatkan perusahaan mengalami kerugian yang cukup besar. Untuk menanggulangi hal tersebut PTP. Nusantara XIV (persero) Pabrik Gula Camming terus berupaya melakukan efisiensi untuk menekan biaya pokok produksi. Hasilnya, ditengah penurunan harga yang sangat tajam PTP. Nusantara XIV (persero) Pabrik Gula Camming masih bisa meningkatkan pendapatan dan melakukan pembukuan laba.

Sedangkan dalam menyusun anggara biaya PTP. Nusantara XIV (persero) Pabrik

tersediahnya lahan lahan yang cukup untuk menanam tebu, kapasitas mesin sesuai dengan yang diharapkan (mampu berproduksi secara maksimal), terbukanya peluang raw sugar, menjual produksinya secara bebas, serta laju inflasi yang berdampak pada anggaran dan realisasinya. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa penerapan akuntansi pertanggungjawaban sebagai alat pengukur kinerja manajerial pada PTP. Nusantara XIV (persero) Pabrik Gula Cammingsudah berjalan dengan efektif.

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas pada bab-bab sebelumnya tentang pengaruh analisis akuntansi pertanggungjawaban sebagai alat ukur kinerja manajerial, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa:

1. Penerapan akuntansi pertanggungjawaban pada PTP. Nusantara XIV (persero) Pabrik Gula Camming telah memadai, hal ini bisa dilihat dari syarat-syarat akuntansi pertanggungjawaban yang telah diterapkan dengan baik yang berupa adanya struktur organisasi, penyusunan anggaran, pemisahan biaya terkendali dan tidak terkendali, adanya klasifikasi kode rekening pada pencatatan neraca dan laba rugi, serta adanya laporan pertanggungjawaban yang dihasilkan oleh manajer memuat pendapatan dan biaya yang dianggarkan, realisasi pendapatan dan biaya, serta selisihnya.

2. Karakteristik akuntansi pertanggungjawaban digunakan sebagai tolak ukur kinerja manajer yang meliputi: pusat-pusat pertanggungjawaban yaitu pusat biaya, pendapatan,laba, dan investasi. Sudah memiliki standar yang ditetapkan sebagai tolak ukur kinerja manjer pusat pertanggungjwaban.

Adanya perbandingan antara realisasi dan anggaran untuk mengukur prestasi manajer, dan memberikan pengharagan kepada manajer yang kinerjanya baik berupua bonus dan promosi jabatan.

63

3. Penerapan sistem akuntansi pertanggungjawaban dalam mengukur kinerja manajerial pada PTP. Nusantara XIV (persero) Pabrik Gula Camming sudah berjalan secara efektif hal ini dibuktikan dengan penilaian pusat – pusat pertanggungjawaban yang ada pada PTP. Nusantara XIV (persero) Pabrik Gula Camming dimana hasil analisis laporan keuangan dari tahun 2013 – 2016 terus mengalami kenaikan sehingga PTP. Nusantara XIV (persero) Pabrik Gula Camming dapat menghasikan barang (gula tebu dan tetes) dengan cepat dan lancer dalam proses produksinya, serta dalam proses perencanaan dan pengendalian operesi aktivitas organisasi menjadi lebih baik.

B. Saran

Dilihat dari posisi perusahaan PG. Camming dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2016 berada dalam wilayah abu-abu, pabrik gula tersebut masih bisa meningkatkan kinerjanya agar posisi perusahaan dapat berada dalam kondisi aman. Langkah yang dapat dilakukan antara lain dengan Menerapkan Sistem Akuntansi Pertanggungjawaban dengan baik, seperti manajemen kas, persediaan dan piutang dagang untuk mendapatkan hasil yang baik sekaligus dapat mengendalikan resiko kerugian.

DAFTAR PUSTAKA

Anthony, R.N., Vijai Govindarajan. 2009. Sistem pengendalian manajeme jilid . penerjemahan oleh Deny Arnos Kwary. Jakarta: Salemba Empat.

Garrison, R.H. 2013. Akuntansi Manajerial. (Bab 11). Jakarta : salemba Empat.

Garrison, R.H. 2008. Managerial Accounting: Concepts For Planning, Decision Emphasis, edisi keempat. Terjemahan Gunawan Hutauruk, Jhnwilly &

Sons, Singapore.

Hansen, D.R., Maryanne M.M. 2009. Akuntansi Manajemen. Edisi Kedelapan, Dialihbahasakan Oleh Deny Arnos Kwary. Jakarta: Salemba Empat.

Horngren., dkk. 2009. Akuntansi, indeks. Jakarta

Kasmir. 2014. Analisis Laporan Keuangan. PT rajaGrofindo Persada: Jakarta.

Made, N.S.A & Wayan, I.P.W. 2013. Pengaruh Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban terhadap Efektivitas Pengendalian Biaya. E-jurnal Akuntansi Universitas Udayana 5.3(2013).

Made, A.P.D & Bagus, I.P.A. 2013. Analisis Akuntansi Pertanggungjawaban pada Hotel The Oberoi Bali. E-jurnal Akuntansi Universitas Udayana 3.2 (2013)

Menko,S.M.P & Tirayoh,V.Z. 2015 . Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban dengan Anggaran sebagai Pengendali Biaya pada PT. Gotrans Logistic Cabang Manado. Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi(2015)

Merchant K.A.,dkk. 2014 . Sistem Pengendalian Manajeme. Jakarta : Salemba Empat.

Minaxi, Rani & Ritika. 2015. The Role Of Responsibility Accounting IN Orgination Structur. International juenal of science, technologi

&management. Vol no.04, special issue no.01, may 2015.

Mulyadi. 2001. Akuntansi Manajemen: konsep, manfaat dan rekayasa, edisi ketiga. Jakarta: Salemba Empat.

Noor, Henry Faizal. 2007. Ekonomi Manajerial(20-21) .jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

65

Prima, Hilarius dan Widodo, Sri .2014. Pengaruh Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Terhadap Kinerja Manajerial Pada Hotel Berbintang Di Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Mahasiswa Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Atma Jaya Yogyakarta (2014).

Ronald R.T. 2013. Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban sebagai Alat Penilaian Kinerja Pusat Biaya. Jurnal EMBA. Vol 1 no.3 september 2013.

Samryn,L.M,SE.,AK.,MM. 2013. Akuntansi Manajemen.Bandung : Kencana.

Sarmyn,L.M.SE,AK.,MM. 2001. Akuntansi Manajemen pada suatu Pengantar.

Jakarta: Rajawali Pers.

Sari,K.R.M., dkk. 2015. Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban sebagai Alat untuk Manilai Efektifitas dan Efisiensi Kinerja Manajemen (Studi Kasus pada PDAM Kabupaten Buleleng). E-jurnal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha (2015)

Sigar, Stevy & Elim, Inggriana. 2014. Penerapa Informasi Akuntansi Pertanggungjawabn sebagai Alat Penilaian Kinerja pada PT. Bank SULUT cabang Tondano. Jurnal EMBA (2014)

Siregar, Baldric dkk. 2013. Akuntansi Manajerial.(BAb 5). Jakarta : Salemba Empat.

Sulistyo dan Mustikowati, R. I. Analisis Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Alat Ukur Kinerja Manajerial Pada KSU Dhanadyaksa Jatim Tahun 2012-2014. Journal Riset Mahasiswa xxxxxxx (JRMx). ISSN: 2337-56xx.

Viyanti. 2010. Akuntansi Pertanggungjawaban sebagai Alat Pengendalian Manajemen terhadap Penilaian Prestasi kerja. jurnal ilmiah akuntansi no.3 tahun ke-1 2010.

Dokumen terkait