• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

H. Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka hipotesis yang dapat dikemukakan adalah “ Pengakuan pendapatan yang di terapkan oleh PT. Hutam Karya (Persero) Wilayah Makassar belum sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK).

30 A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada PT. Hutama Karya (Persero) Wilayah Makassar yang berlokasi di Jl. Andi Mappaodang No. 13, Makassar. Adapun waktu yang dibutuhkan dalam penelitian ini kurang lebih dua bulan yaitu mulai bulan Mei s/d Juni 2015

B. Metode Pengumpulan Data

Penlis menggunakan beberapa metode pengumpulan data untuk memperoleh data yang lengkap yaitu:

1. Wawancara

Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara Tanya jawab dengan pihak yang berkompoten. Penggunaan teknik ini sangat membantu penulis dalam memperoleh data yang sebenarnya, karena data yang diperoleh berasal langsng dari pihak perusahaan sehingga dapat dipercaya.

2. Pengamatan (observasi)

Dilakukan untuk memperoleh keterangan yang lebih terperinci mengenai kondisi badan usaha yang bersangkutan. Data yang diperoleh dari observasi ini adalah data laporan keuangan, kegiatan investasi, dan sistem informasi.

C. Jenis Data dan Sumber Data

Untuk menganalisis dan mengintrepetasikan data yang baik dipergunakan jenis data dan sumber data.

Adapun jenis data yang digunakan adalah:

1. Data kualitatif adalah data yang terdiri dari kumpulan non angka yang sifatnya deskriftif antara lain: mengenai gambaran umum perusahaan, sejarah singkat perusahaan, struktur arganisasi perusahaan beserta tugas dan tanggung jawab masing-masing, dan data-data lain yang relevan dengan objek penelitian.

2. Data kuantitatif adalah data yang terdiri dari data yang berupa angka-angka, antara lain: laporan laba rugi, neraca, dan jumlah karyawan dan semua data yang relevan dengan objek penelitian.

Sedangkan sumber data yang digunakan adalah:

1. Data primer, yaitu informasi yang dikumpulkan berupa data hasil observasi dan penelitian langsung pada perusahaan, serta catatan-catatan dan wawancara dengan staf perusahaan

2. Data sekunder, yaitu informasi yang diperoleh dari hasil pengumpulan data, formulir-formulir diluar objek penelitian, seperti perpustakaan. Data sekunder dapat berupa data yang sudah dipublikasi yang tersedia dipublikasi yang tersedia di perusahaan, seperti laporan keuangan, sejarah perusahaan, struktur organisasi pembagian tugas, aktivitas perusahaan dan teori-teori yang berkaitan dengan penelitian.

D. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Menurut Sugiyono (2011:72) yang dimaksud dengan populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karasteristi tertentu, yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini adalah data-data pendapatan dan biaya kontrak yang diperoleh PT. Hutama Karya (Persero) Wilayah Makassar dari proyek pembangunan Hotel Ibis Makassar 2013-2014

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2011:73) sampel adalah sebagian dari jumlah dan karasteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut, penarikan sampel dilakukan secara puposive sampling. Yang menjadi sampel pada penelitian ini adalah pendapatan yang diterima oleh PT. Hutama Karya (Persero) Wilayah Makassar baik dalam kegiatan operasi dan non operasi perusahaan untuk poyek pembangunan Hotel Ibis Makassar 2013-2014

E. Metode Analisis

PSAK No. 34 (IAI 2010, h.34.8) dijelaskan “ jika hasil kontrak konstruksi

dapat diestimasi secara andal, maka pendapatan kontrak dan biaya kontrak yang berhubungan dengan kontrak konstruksi diakui masing-masing sebagai pendapatan dan beban dengan memerhatikan tahap penyelesaian aktivitas kontrak pada tanggal akhir periode pelaporan (metode persentase penyelesaian).”

Pada PSAK No. 34 disajikan secara konsep, penjelasan lebih lengkap rumus metode persentase penyelesaian diambil dari buku Akuntasi Intermediate jilid 2 (Kieso, et al.( 2008)), sebagai berikut:

1. Rumus untuk Persentase Penyelesaian, Dasar Biaya terhadap Biaya (cost to cost basis)

2. Rumus Total Pendapatan yang akan diakui sampai tanggal ini

3. Rumus Jumlah Pendapatan Periode Berjalan Biaya yang terjadi sampai tanggal ini

= Persentase penyelesaian Estimasi total biaya terkini

Estimasi total Pendapatan (atau laba Persentase penyelesaian X pendapatan ( atau = kotor) yang akan diakui

laba kotor) sampai tanggal ini

Pendapatan (atau Pendapatan (atau laba Pendapatan (atau laba kotor) yang akan - kotor) yang diakui dalam = laba kotor) periode Diakui sampai tanggal ini periode sebelumnya berjalan

34 A. Sejarah Singkat Perusahaan

PT. HUTAMA KARYA(Persero) selanjutnya disebut PT. HK awalnya merupakan perusahaan swasta Hindia Belanda ‘Hollandsche Beton Maatschappij’

yang dinasionalisasi pada tahun 1961 berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) RI No. 61/1961 Tanggal 29 Maret 1961 dengan nama PN. HUTAMA KARYA.

Status perusahaan berubah menjadi Perseroan Terbatas berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 14 tahun 1971 juncto Akta Perseroan Terbatas No. 74 tanggal 15 Maret 1973, juncto Akta Perubahan No.48 tanggal 8 Agustus 1973 yang keduanya dibuat dihadapan Notaris Kartini Mulyadi, SH yang kemudian berdasarkan Surat Keputusan Bersama Direksi dan Dewan Komisaris No.

DU/MK.136/KPTS/03/2009 tanggal 29 Januari 2009 tentang Penetapan Hari Ulang Tahun PT. Hutama Karya, maka dengan ini tanggal 29 Maret ditetapkan sebagai hari ulang tahun PT. Hutama Karya.

Visi

Menjadi Perusahaan Industri Konstruksi Yang Handai Dan Terkemuka.

Misi

Meningkatkan Nilai Perusahaan di Bidang Industri Konstruksi secara professional dan memenuhi harapan Pemangku Kepentingan (Stakeholder).

B. Struktur Organisasi

Sesuai dengan Surat Keputusan Dewan Komisaris No. S-46/DK/PTHK/2012 tanggal 10 Oktober 2012 dan Surat Keputusan Direksi No.

155/KPTS/03/2013 tanggal 18 Januari 2013 tentang Perubahan Struktur Organisasi PT. Hutama Karya (Persero).

Struktuh Organisasi PT. Hutama karya (Persero)

Gambar 2 Struktur Organisasi

Penjabaran Tugas dan Tanggung jawab

1. Dewan Komisaris

Tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris adalah mengarahkan dan menyelesikan masalah internal, serta berhubungan dengan pihak eksternal.

Dewan komisaris juga melakukan pengawasan terhadap kebijakan Perseroan yang dilakukan oleh Direksi; memberikan nasihat kepada Direksi termasuk pengawasan terhadap pelaksanaan Rencana Jangka Panjang Perseroan (RJPP), Rencana Kerja dan Anggaran Perseroan, Ketentuan Anggaran Dasar dan Keputusan, serta peraturan perundang-undangan yang berlaku, untuk kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan.

2. Dewan Direksi a. Direktur Utama

Tugas dan tanggung jawab:

1) Mengkoordinir perumsan arah strategis perusahaan untuk memastikan tercapainya visi dan misi perusahaan

2) Mengkoordinasikan seluruh fungsi bisnis korporasi

3) Merumuskan kebijakan dan memastikan terlaksananya control internal audit

4) Kebijakan penyelesaian permasalahan legal korporasi

5) Memastikan efektivitas pengelolaan hubungan dengan investor dan stakeholder

b. Direktur Operasi I

Tugas dan tanggung jawab:

1) Merumuskan kebijakan dan mengarahkan kegiatan Pemasaran &

Produksi di seluruh unit kerja Perusahaan, dan melakukan kegiatan operasi di unit kerja.

2) Merumuskan kebijakan dan mengarahkan kegiatan perencanaan produksi berupa ARP (Anggaran Rencana Pelaksanaan) dan RMK3L (Rencana Mutu K3 & Lingkungan), serta pengesahannyan dalm forum REP (Rapat Eksekutif Pelaksanaan).

3) Merumuskan kebijakan dan mengarahkan kegiatan Pengadaan Material Strategis dan pengelolaan peralatan untuk seluruh unit kerja Perusahaan.

4) Pengembangan Teknologi Proses untuk mendukung produksi dan penyelesaian proyek.

5) Merumuskan kebijakan dan mengarahkan kegiatan operasional dan pemasaran di Divisi Gedung serta memerikan arahan potensi revenue baik dari potensi claim maupun potensi lainnya.

c. Direktur Operasi II

Tugas dan tanggung jawab:

1) Merumuskan kebijakan dan mengarahkan kegiatan Pemasaran &

Produksi di seluruh unit kerja Perusahaan, dan melakukan kegiatan operasi di unit kerja.

2) Merumuskan kebijakan dan mengarahkan kegiatan perencanaan produksi berupa ARP (Anggaran Rencana Pelaksanaan) dan RMK3L

(Rencana Mutu K3 & Lingkungan), serta pengesahannyan dalm forum REP (Rapat Eksekutif Pelaksanaan).

3) Merumuskan kebijakan dan mengarahkan kegiatan Pengadaan Material Strategis dan pengelolaan peralatan untuk seluruh unit kerja Perusahaan.

4) Pengembangan Teknologi Proses untuk mendukung produksi dan penyelesaian proyek.

5) Merumuskan kebijakan dan mengarahkan kegiatan Operasional Divisi Jalan, Divisi EPC, dan Divisi Jalan Tol serta memerikan arahan potensi revenue baik dari potensi claim maupun potensi lainnya.

d. Direktur SDM & Umum Tugas dan tanggung jawab:

1) Merumuskan kebijakan dan mengarahkan kegiatan Pemasaran &

Produksi di seluruh unit kerja Perusahaan, dan melakukan kegiatan operasi di unit kerja.

2) Merumuskan kebijakan dan mengarahkan kegiatan perencanaan produksi berupa ARP (Anggaran Rencana Pelaksanaan) dan RMK3L (Rencana Mutu K3 & Lingkungan), serta pengesahannyan dalm forum REP (Rapat Eksekutif Pelaksanaan).

3) Merumuskan kebijakan dan mengarahkan kegiatan Pengadaan Material Strategis dan pengelolaan peralatan untuk seluruh unit kerja Perusahaan.

4) Pengembangan Teknologi Proses untuk mendukung produksi dan penyelesaian proyek.

5) Merumuskan kebijakan dan mengarahkan kegiatan Divisi Pengembangan Bisnis konstruksi, Divisi teknik dan Produksi, untuk Wilayah I, II, III, IV dan V serta memerikan arahan potensi revenue baik dari potensi claim maupun potensi lainnya.

e. Direktur Pengembangan Tugas dan tanggung jawab:

1) Menetapkan kebijakan dan mengarahkan pengembangan bisnis korporasi.

2) Menetapkan kebijakan dan mengarahkan penyusunan rencana strategis perusahaan berdasarkan kajian benchmarking dengan industry mengendalikan arah perusahaan sesuai dengan RJPP.

3) Memberikan arahan untuk pertumbuhan dan pengembangan anak perusahaan / join venture.

4) Pengelolaan riset teknologi produk/proses dengan memanfaatkan potensi- potensi sumber daya perusahaan sendiri atau anak perusahaan dan atau bekerja sama dengan mitra usaha.

5) Menetapkan kebijakan dan mengarahkan pengembangan bisnis jalan tol dan turunannya (rest area, property, industry dsb ).

6) Merumuskan kebijakan dan mengarahkan kegiatan perencanaan, pengelolaan dan pengembangan sumber daya manusia.

7) Merumuskan kebijakan dan mengarahkan kegiatan pengelolaan asset perusahaan untuk memastikan efesiensi biaya dan optimalisasi asset perusahaan.

8) Merumuskan kebijakan dan mengarahkan kegiatan MK3L untuk memastikan kepatuhan implementasi MK3L perusahaan.

9) Merumuskan kebijakan dan mengarahkan penyiapan infrastruktur dan pengelolaan teknologi informasi untuk menunjang operasional perusahaan.

10) Merumuskan kebijakan dan mengarahkan kegiatan kesekretariatan dan pengelolaan kantor untuk memastiakan ketersedian fasilitas dan utilitas kantor dalam menunjang operasional persahaan.

f. Direktur Keuangan

Tugas dan tanggung jawab:

1) Memberikan arahan strategis dan memonitor kegiatan keuangan dalam memastikan ketersediaan dana dan efektifitas penggunaan dana dan instrument perbankan/LK lainnya untuk noperasional korporasi.

2) Mendapatkan sumber pendanaan untuk penembangan bisnis korporasi beserta pelaporannya sesuai peraturan.

3) Merumuskan kebijakan dan mengarahkan kegiatan akuntansi perusahaan sesuai dengan prosedur dan norma yang berlaku.

4) Merumuskan kebijakan dan mengarahkan pengelolaan kegiatan perpajakan dalam memastikan wajib pajak tertib.

5) Merumuskan kebijakan, mengkoordinir dan mengarahkan penyusunan RKAP.

C. Kegiatan Usaha 1. Bidang Usaha

Sesuai dengan anggaran dasar Perseroan pasal 3, maksud dan tujuan pendirian persero adalah melakukan usaha dibidang industri konstruksi, pengusahaan jalan tol, industry pabrikasi, jasa penyewaan, jasa keagenan, investasi, agro indutri, perdagangan, pengelolaan kawasan, layanan jasa peningkatan kemampuan dibidang jasa konstruksi, teknologi informasi, pengembagan dan pengelolaan perusahaan, serta optimalisasi memanfaatkan sumber daya Perseroan dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.

Untuk mencapai tujuan tersebut Perseroan melaksanakan bidang usaha sebagai berikut:

1. Usaha jasa konstruksi, baik jasa konsultan maupn pelaksanaan (kontrakto) 2. Pengusahaan jalan tol

3. Pengusahaan lahan di rang milik jalan tol dan lahan yang berbatasan dengan lahan di ruang milik jalan tol, meliputi namun tidak terbatas pada tempat istirahat (rest area), Stasiun Pengisian Bahan Baku Umum (SPBU) 4. Perencanaan dan pengawasan pelaksanaan konstruksi.

5. Usaha rekayasa, rancangan bangunan, produksi/ pabrikasi/ perakitan dan penjualan antara lain meliputi: komponen, bahan, dan kelengkapan bangunan konstruksi, kelistrikan, telekomunikasi dan lain-lain.

6. Usaha pengembangan, pembangunan, penjualan, penyewaan di bidang real estate yang meliputi bangunan dan kawasan serta melakukan pengusahaan dan pengelolaan di bidang property.

7. Usaha penyewaan dan penyedian jasa laiannya dalam bidang peralatan 8. Usaha pemasokan, jasa keagenan, jasa handling impor dan ekspor,

ekspedisi, dan perdagangan umum.

9. Usaha jasa konsultasi manajemen dan enginering dalam bidang industri.

10. Usaha jasa bidang teknologi informasi.

11. Usaha-usaha lain yang dianggap perlu yang dapat menunjang tercapainya tujuan Perseroan atau yang mempunyai hubungan dengan usaha-usaha tersebut di atas.

Selain kegiatan usaha utama sebagaimana dimaksud di atas, Perseroan dapat melaksanakan kegiatanusaha dalam rangka:

1. Pelaksanaan penugasan Pemerintah sesuai dengan prinsip-prinsip pengelolaan perusahaan dan peraturan perundang-undangan, termasuk namun tidak terbatas pada moda transportasi umum.

2. Optimalisasi pemanfaatan sumber daya Perseroan meliputi pendidikan dan pelatihan jasa konstruksi,penyewaan aktiva tetap.

Saat ini kegiatan utama Perusahaan dalam bidang jasa konstruksi, EPC (Engineering, Procurement &Construction ) dan investasi.

2. Wilayah Kerja

Sesuai dengan Surat Keputusan Dewan Komisaris No. S-46/DK/PTHK/2012 tanggal 10 Oktober 2012 dan Surat Keputusan Direksi No. 155/KPTS/03/2013 tanggal 18 Januari 2013 tentang Perubahan Struktur Organisasi, Perseroan membagi wilayah kerja sebagai berikut:

Tabel 1

PT. Hutama Karya (Persero)

Wilayah/Devisi Daerah Operasi Kedudukan

wilayah

Kantor Pusat Jakarta Jakarta

Wilayah I Riau, NAD, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Kepulauan Riau.

Medan

Wilayah II DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat Jakarta

Wilayah III Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat,

Kalimantan Tengah

Balipapan

Wilayah IV Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT)

Denpasar

Wilayah V Sulawesi, Maluku, dan Papua Makassar

Wilayah VI Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, Bangka

& Belitung, Jambi

Palembang

Wilayah VII Jawa Timur, Jawa Tengah, DI Yogyakarta Surabaya

Devisi Gedung Seluruh Indonesia & Internasional Jakarta Devisi Jalan dan

Jembatan

Seluruh Indonesia & Internasional Jakarta Devisi EPC Seluruh Indonesia & Internasional Jakarta

3. Tahapan Pelaksanaan dalan Penyelesaian Proyek

Tahapan-tahapan pelaksanaan dalam penyelesaian suatu proyek yaitu:

1. Tahapan persetujuan dengan klien

Tahap ini adalah pelimpahan tugas kepada PT. Hutama Karya (Persero) wilayah Makassar atas tender yang telah dimenangkannya.

Pada tahap ini juga perusahaan berupaya untuk melaksanakan penyelesaian proyek selama masa proyek.

2. Tahap pelaksanaan proyek

Tahap ini adalah tahap operasional perusahaan untuk melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya. Dalam melakukan penyelesaian proyek, perusahaan dapat melakukan atau bekerjasama dengan subkontraktor yaitu dengan melimpahkan sebagian tugas tersebut kepada kontraktor lain karena ketidak mampuan atau dari segi keuntungan tertentu, misalnya segi biaya pelaksanaan. Dalam menilai kemajuan terhadap proyek yang sedang dikerjakan, maka pihak proyek harus membuat laporan kemajuan yang disebut dengan laporan prestasi proyek (LPP). Dengan adanya laporan ini maka dapat diketahui persentase penyelesaian yang telah dibuat sebelumnya.

3. Tahap penyerahan proyek kepada pemilik

Setelah suatu proyek selesai dilaksanakan sesuai dengan masa kontrak, maka proyek tersebut akan diserahkan kepada pemilik. Dalam penyerahan ini segala hal yang menyangkut hak dan kewajiban dari

keda belah pihak dibicarakan dan dituangkan dalam Berita Acara Penyerahan Proyek.

46

A. Pengakuan dan Pengukuran Pendapatan pada PT. Hutama Karya (Persero) Wilayah Makassar.

PT. Hutama Karya (Persero) wilayah Makassar sebagai salah satu salah perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha jasa konstruksi secara akrual berdasarkan kemajuan pekerjaan atas persentase penyelesaian. Dalam menentukan tingkat persentase penyelesaian digunakan metode taksiran teknik dengan pelakukan taksiran volume fisik pekerjaan yang di selesaikan dan disajikan ke dalam satu laporan yang disebut dengan laporan prestasi proyek (LPP).

Metode pengakuan pendapatan yang digunakan oleh PT. Hutama Karya (Persero) Wilayah Makassar adalah metode persentase penyelesaian. Biasanya metode ini digunakan oleh perusahaan konstruksi untuk pekerjaan proyek yang jangka waktu penyelesaiannya lebih dari satu periode akuntansi, sedangkan untuk proyek yang bersifat jangka pendek atau kurang dari satu periode akuntansi umumnya memakai metode kontrak selesai. Pada PT. Hutama Karya (Persero) Wilayah Makassar digunakan metode persentase penyelesaian baik untuk jangka waktu penyelesaiannya kurang dari satu tahun atau lebih dari satu tahun dengan menggunakan taksiran teknik ntuk semua proyeknya.

Pencatatan pengakuan pendapatan dilakukan dengan mendebet perkiraan yang menjadi hak perusahaan dan merupakan piutang perusahaan sedangkan yang dikreditkan adalah perkiraan penjualan sesui dengan persentase penyelesaian yang

telah dihitung berdasarkan taksiran hitungan teknik. Dengan metode pencatatan tersebut, maka perusahaan melakukan pencatatan terhadap pendapatan yang diakui pada akhir periode, pembukuan dilakukan secara proporsional atas tingkat penyelesaian pembangunan proyek.

Pengukuran pendapatan pada PT. Hutama Karya (Persero) Wilayah Makassar umumnya sama dengan pengukuran pendapatan secara umum. Dengan demikian PT. Hutama Karya (Persero) Wilayah Makassar mengukur pendapatan atas jasa konstrksinya dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang akan diterima.

Pengukuran pendapatan ini umumnya dipengaruhi oleh bermacam-macam ketidak pastian tergantung hasil dari peristiwa dimasa yang akan datang.

Estimasinya sering kali harus direvisi sesuai dengan hilangnya ketidak pastian, sehingga jumlah pendapatan kontrak dapat meningkat atau menurun dari satu periode ke periode lainnya.

Untuk mengantisipasi ketidak pastian tersebut umumnya segala aspek yang memiliki tingkat ketidak pastian yang tinggi telah diatur dalam kontrak konstruksi yang telah disetujui oleh pihak pertama dan pelaksana jasa konstruksi sebelm proyek dilaksanakan, sehingga apabila pada waktu pengerjaan proyek terdapat hal-hal diluar perencanaan, seperti kenaikan biaya akibat penundaan proyek, maka biaya dapat diukur dan dialokasikan sesuai dengan persetujuan yang telah terdapat dalam kontrak konstruksi. Dengan pengukuran yang telah terdapat biaya yang terjadi maka akan mempermudah dalam hal pengukuran pendapatan,

sehingga penyajian pendapatan dalam laporan keuangan akan menggambarkan jumlah yang terjadi sebenarnya selama satu periode akuntansi.

B. Ilustrasi Pengakuan Pendapatan Proyek pada PT. Hutama Karya (Persero) Wilayah Makassar.

PT. Hutama Karya (Persero) Wilayah Makassar dalam melakukan perhitungan dan mengakui pendapatan proyek menerapkan metode persentase penyelesaian yang persentase kemajuan fisiknya ditentukan oleh hasil pekerjaan lapangan proyek yang dilakukan oleh pengawas lapangan. penelitian ini menyajiakan proyek konstruksi jangka panjang dalam hal perencanaan pembangunan proyek Hotel Ibis Makassar yang di kerjakan oleh PT. Hutama Karya (Persero) Wilayah Makassar. Sebagai ilustrasi, penulis akan memberiakan contoh terhadap penyelesaian salah satu kontrak untuk suatu proyek pembangunan Hotel Ibis Makassar.

Proyek ini bernialai kontrak sebesar Rp 34.502.095.525 dengan masa pelaksanaan dimulai pada tanggal 6 September 2013 dan selesai kontrak 5 September 2014.

Pencatatan untuk nilai kontrak diatas yaitu:

Piutang Proyek Rp 34.502.095.525

Pendapatan Proyek Rp 34.502.095.525

Tabel 2

PT. Hutama Karya (Persero) Wilayah Makassar Rekapitulas Anggaran Pembangunan

- Biaya Provisi & Materai 95.130.763

Jumlah Biaya Bunga Bank & Dana Lainnya 95.130.763

D. Resiko 0

Sumber : PT. Hutama Karya (Persero) Wilayah Makassar

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa PT. Hutama Karya (Persero) Wilayah Makassar telah menentukan perencanaan anggaran yang akan

di keluarkan oleh perusahaan untuk proyek pembangunan Hotel Ibis Makassar selama tahun 2013-2014. Dimana rencana biaya pelaksanaan proyek sampai selesai tahun 2013-2014 sebesar Rp 30.361.844.062. dan laba sampai proyek selesai tahun 2013-2014 sebesar Rp 4.140.251.463, atau sebesar 12%

Berikut ini data biaya yang dikeluarkan PT. Hutama Karya (Persero) wilayah Makassar pada proyek pembangunan Hotel Ibis Makassar periode 2013-2014 sebagai berikut:

Tabel 3

Biaya Proyek Hotel Ibis Makassar

Bulan Biaya Yang di keluarkan

Oktober -Desember 2013 Rp 4.554.276.609 Januari-Maret 2014 Rp 6.072.368.812

April-Juni 2014 Rp 9.108.553.219

Juli- Agustus 2014 Rp 10.626.645.622

Jumlah Rp 30.361.844.062

Sumber : Data Diolah

Berdasarkan tabel diatas maka dapat di ketahui biaya yang dikeluarkan proyek Hotel Ibis Makassar. Dimana pada bulan September s/d desember 2013 biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 4.554.276.609. Bulan Januari s/d Maret 2014 sebesar Rp 6.072.368.812. Bulan April s/d Juni 2014 biaya yang dikeluarkan sebesar Rp. 9.108.553.219 Bulan Juli- Agustus 2014 biaya yang dikeluarkan meningkat sebesar Rp 10.626.645.622. Dari keseluruhan biaya yang dikeluarkan maka jumlahnya sebesar Rp 30.361.844.062.

Pencatatan untuk biaya yang dikeluarkan yaitu:

a. Biaya Konstruksi Rp 4.554.276.609

Kas Rp 4.554.276.609

b. Biaya Konstruksi Rp 6.072.368.812

Perusahaan menerima pembayaran penagihan atas proyek Hotel Ibis Makassar tidak sesuai dengan biaya yang telah dikeluarkan, ini mencerminkan penerimaan pembayaran penagihan atau pengakuan pendapatan tidak sesuai dengan Standar Akntansi Keuangan khususnya PSAK No. 34 dalam hal ini penagihan atau yang dilakuakan sesuai yang telah disepakati dalam kontrak.

Berikut ini adalah tabel mengenai penerimaan pembayaran yang diterima setiap termin proyek Hotel Ibis Makassar yang sebelumnya telah disepakati dalam kontrak sebesar 20% oleh PT. Hutama Karya (Persero) Wilayah Makassar sebagai berikut

Tabel 4

Penerimaan Pembayaran Yang Diterima Setiap Termin Oleh PT. Hatama Karya (Persero) Wilayah Makassar Keterangan tanggal Pendapatan yang diakui

2013

Termin I (DP) 17 september Rp 6.900.419.900

Termin II 27 desember Rp 6.900.419.900

2014

Termin III 27 maret Rp 6.900.419.900

Termin IV 27 juni Rp 6.900.419.900

Termin V 27 Agustus Rp 6.900.419.900

Jumlah Rp 34.502.095.525

Sumber : PT. Hutama Karya (Persero) Wilayah Makassar

Berdasarkan tabel diatas menjelaskan mengenai tagihan proyek Hotel Ibis Makassar atau termin. Termin adalah jumlah yang ditagih untuk pekerjaan yang dilakukan dalam suatu kontrak, baik yang telah dibayar maupun yang belum dibayar oleh pelanggan. Jumlah tagihan atau termin sama dengan nilai kontrak proyek itu sendiri.

Tabel diatas menyajikan pembayaran tagihan selama periode 2013-2014 yang terdiri dari 5 kali penagihan. Perhitungan ini didapat dari pembayaran yang dilakukan oleh pemberi kerja dikurangi oleh perusahaan PPN 10% setiap pembayaran termin. Berarti pembayaran yang di terima oleh perusahaan sebesar 100% atau sama dengan nilai kontrak yang telah disepakati.

Pencatatan dari penerimaan termin yaitu:

a. Kas/ bank Rp 6.900.419.900

Piutang Termin I Rp 6.900.419.900 b. Kas/ bank Rp 6.900.419.900

Piutang Termin II Rp 6.900.419.900 c. Kas/ bank Rp 6.900.419.900

Piutang Termin III Rp 6.900.419.900 d. Kas/ bank Rp 6.900.419.900

Piutang Termin IV Rp 6.900.419.900 e. Kas/ bank Rp 6.900.419.900

Piutang Termin V Rp 6.900.419.900

Perhitungan Persentase Penyelesaian Proyek Hotel Ibis Makassar Berdasarka Metode Biaya Terhadap Biaya

Berdasarkan data rincian biaya pada tabel, maka perhitungan persentase penyelesaiannya sebagai berikut:

Tabel 5

Perhitungan Persentase Penyelesian Dasar Biaya Terhadap Biaya Keterangan Biaya yang terjadi sampai

tanggal ini

Rumus

Biaya yang terjadi sampai tanggal ini

X 100%

Estimasi paling akhir total biaya selesai PP DP Termin

Berdasarkan tabel diatas diperoleh persentase penyelesaian proyek tiap per tiga bulan berdasarkan biaya yang telah dikeluarkan sampai tahap I dibagi dengan akumulasi total biaya yang dikeluarkan untuk menyelesaikan pekerjaan.

Berdasarkan hasil penelitian, pendapatan PT. Hutama Karya (Persero) Wilayah Makassar untuk Proyek Hotel Ibis Makassar adalah sebesar Rp 34.502.095.525. maka didapat tingkat penyelesaian pada masing-masing tahap adalah sebagai berikut:

1. Termin I

Pada saat ini perusahaan belum melakukan pekerjaan sehingga pada saat ini persentase penyelesaian PT. Hutama Karya (Persero) Wilayah Makassar masih 0%, karena itu tahap I merupakan Down Payment (uang

Pada saat ini perusahaan belum melakukan pekerjaan sehingga pada saat ini persentase penyelesaian PT. Hutama Karya (Persero) Wilayah Makassar masih 0%, karena itu tahap I merupakan Down Payment (uang

Dokumen terkait