• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

E. Pengakuan Pendapatan Konstruksi

Ikatan Akuntansi Indonesia (2010,h.34.8) dalam PSAK No. 34 tentang pengakuan pendapatan dan biaya kontrak yaitu “ jika hasil kontrak konstruksi dapat diestimasi secara andal, maka pendapatan kontrak dan biaya kontrak yang

berhubungan dengan kontrak konstruksi diakui masing-masing sebagai pendapatan dan beban dengan memerhatikan tahap penyelesaian aktivitas kontrak pada tanggal akhir periode pelaporan. Taksiran rugi pada kontrak konstruksi tersebut diakui sebagai beban kontrak”.

Ikatan Akuntansi Indonesia (2010, h.34.9) dalam PSAK No. 34, pengakuan pendapatan dan beban dengan memperhatikan tahap penyelesaian suatu kontrak sering disebut sebagai metode persentase penyelesaian. Menrut metode ini, pendapatan kontrak dihubungkan dengan biaya kontrak yang terjadi dalam mencapai tahap penyelesaian tersebut, sehingga pendapatan, beban, dan laba yang dilaporkan dapat diatribusikan menurut penyelesaian pekerjaaan secara proporsional. Metode ini memberikan informasi yang berguna mengenai luas aktivitas kontrak dan kinerja selama suatu periode.

Ikatan Akuntansi Indonesia (2010, h.34.4) menyebutkan bahwa pendapatan kontrak terdiri dari:

a. Nilai pendapatan semula yang disetujui dalam kontrak.

b. Penyimpangan dalam pekerjaan kontrak, klaim dan pembayaran intensif;

1) Sepanjang hal ini memungkinkan untuk menghasilkan pendapatan.

2) Dapat diukur secara andal.

Menurut Kieso et al (2008) Ada dua metode akuntansi digunakan untuk pengakuan pendapatan kontrak konstruksi sbb:

1. Metode Persentase Penyelesaiaan

Pada umumnya kontraktor melakukan pekerjaan pembangunan dalam dua jenis, yaitu periode jangka panjang dan periode jangka pendek. Untuk periode jangka pendek proyek dikerjakan misalnya perbaikan pembangunan yang memakan waktu kurang dari satu tahun. Sedangkan untuk periode jangka panjang misalnya meliputi pembangunan gedung, jembatan, waduk, perumahan dan lain-lain yang memakan waktu kurang lebih dari satu tahun. Dalam perhitungan pendapatan untuk kontrak-kontrak, baik jangka panjang maupun jangka pendek sangat dipengaruhi oleh metode pengakuan pendapatan yang digunakan.

Terdapat dua alternatif dalam metode akuntansi yang digunakan untuk kontrak konstruksi jangka panjang, yaitu metode persentase penyelesaian dan metode kontrak selesai. Metode persentase penyelesaian mengakui pendapatan, biaya dan laba kotor sesuai dengan tercapainya tujuan kearah penyelesaian kontrak jangka panjang.

Profesi Akuntan mewajibkan bahwa metode persentase penyelesaiaan harus digunakan apabila estimasi kemajuan kearah penyelesaiaan, pendapatan, serta biaya secara layak dapat dipercaya, dan semua syarat-syarat berikut ini terpenuhi:

a. Kontrak itu secara jelas menetapkan hak-hak yang dapat dipaksakan pemberlakuannya mengenai barang atau jasa yang akan diberikan dan diterima oleh pihak yang terkai dengan kontrak, imbalan yang akan dipertukarkan, serta cara dan syarat penyelesaiannya.

b. Pembeli dapat diharapkan untuk memenuhi kewajiban dalam kontrak.

c. Kontraktor dapat diharapkan untuk melaksanakan kewajiban kontraktual tersebut.

Untuk menerapakan metode persentase penyelesaian, kita harus mempunyai beberapa dasar atau standar untuk mengukur kemajuan kearah penyelesaian pada tanggal tertentu. Salah satu ukuran masukan yang digunakan untuk menentukan kearah penyelesaian adalah dasar biaya terhadap biaya (cost to cost basis).

Adapun rumus dasar biaya terhadap biaya adalah sebagai berikut:

1. Rumus untuk Persentase Penyelesaian, Dasar Biaya terhadap Biaya (cost to cost basis)

Rasio persentase biaya yang terjadi terhadap estimasi total biaya diterapkan estimasi total biaya diterapkan pada total pendapatan atau estimasi total laba kotor atas kontrak tersebut untuk mendapatkan jumlah pendapatan atau laba kotor yang akan diakui sampai tanggal ini. Rumus total pendapatan yang akan diakui sampai tanggal ini sebagai berikut:

2. Rumus Total Pendapatan yang akan diakui sampai tanggal ini Biaya yang terjadi sampai tanggal ini

= Persentase penyelesaian Estimasi total biaya terkini

Estimasi total Pendapatan (atau laba Persentase penyelesaian X pendapatan ( atau = kotor) yang akan diakui

laba kotor) sampai tanggal ini

Untuk mengetahui jumlah pendapatan dan laba kotor yang diakui setiap periode, EDS harus mengurangkan tolal total pendapatan atau laba kotor yang diakui dalam periode-periode sebelumnya. Rumus untuk pendapatan periode berjalan, dasar biaya terhadap biaya sebagai berikut:

3. Rumus Jumlah Pendapatan Periode Berjalan

Berdasarkan rumus diatas, maka muncul ayat jurnal penyelesaian (AJP) yang dibuat sebagai berikut:

a. Mencatat biaya kontrak yang terjadi:

Konstruksi dalam pelaksanaan xxx

Bahan baku, hutang, dan sebagainya xxx b. Mencatat tagihan kepembeli (termin):

Piutang dagang xxx

Tagihan kontrak konstruksi xxx c. Mencatan hasil penagihan kas:

Kas xxx

Piutang dagang xxx

Pendapatan (atau Pendapatan (atau laba Pendapatan (atau laba kotor) yang akan - kotor) yang diakui dalam = laba kotor) periode Diakui sampai tanggal ini periode sebelumnya berjalan

d. Untuk mengakui pendapatan dan laba kotor:

Konstruksi dalam pelaksanaan (laba kotor) xxx

Pendapatan konstruksi kontrak jangka panjang xxx e. Untuk mencatat penyelesaian kontrak:

Tagihan konstruksi kontrak jangka panjang xxx

Konstruksi dalam pelaksanaan xxx 2. Metode Kontrak Selesai

Metode kontrak selesai dimana seluruh laba atau keuntungan atas kontrak diakui dalam tahun buku atau periode akuntansi penyelesaian kontrak, meskipun hanya sebagian kecil pekerjaan dilakukan berkaitan dengan proses perolehan pendapatan dalam periode saat itu. Periode akuntansi sebelum diselesaikan seakan tidak dihargai, bahkan dengan biaya-biaya administrasi, distribusi, dan yang berhubungan dengan perolehan kontrak tetapi diakui sebagai bagian dari nilai perolehan pesediaan.

Metode kontrak selesai menunda pengakuan pendapatan laba kotor atas kontrak jangka panjang hingga seluruh pekerjaan dan kontrak di selesaikan.

Menurut metode ini pendapatan dan laba kotor hanya diakui pada saat kontrak diselesaikan. Adapun keuntungan dari metode kontrak selesai adalah bahwa pelaporan keuangan didasarkan pada hasil akhir dan bukan pada taksiran pekerjaan yang belum dilakukan. Sedangkan kekurangan utamanya adalah tidak mencerminkan prestasi kerja masa berjalan bila periode kontrak tersebut diperpanjang menjadi lebih dari saat periode akuntansi, sehingga timbul penyimpangan laba yang kadang terjadi dalam perusahaan.

Dokumen terkait