• Tidak ada hasil yang ditemukan

Home visit merupakan kegiatan kunjungan ke rumah peserta didik yang dilakukan dalam rangka untuk mendekatkan hubungan sekolah dan orang tua peserta didik. Kalau setiap anak yang sekolah mendapat kesempatan dikunjungi gurunya, maka hal tersebut mampu membangkitkan rasa bangga dan perhatian yang lebih bagi orang tua. Orang tua yang dikunjungi pihak sekolah, merasa bangga dan tersanjung.

Home visit yang dilakukan oleh sekolah biasanya memiliki tujuan dan alasan tertentu. Tujuan dan alasan home visit tersebut diantaranya adalah : 1) untuk memahami peserta didik dan keluarganya lebih baik dan sebagai salah satu wujud empati sekolah terhadap keluarga mereka; 2) karena alasan keterpaksaan, yaitu ada sesuatu yang mengaharuskan sekolah melakukan kunjungan ke rumah karena orang tua sulit dihadirkan ke sekolah; 3) untuk mengimplementasikan program pendidikan keluarga di rumah. Misalnya sekolah perlu memantau program pembelajaran di rumah bagi anak-anak yang memerlukan bimbingan khusus.

Sekolah tidak akan bisa memahami anak secara menyeluruh hanya dengan melihat performa mereka di sekolah. Performa anak di sekolah hanyalah tampilan luar, sementara tampilan keadaan yang sebenarnya dapat diketahui manakala guru mengetahui pula latar kehidupan anak yang sebenarnya. Home visit akan membantu guru mengetahui latar belakang keluarga anak, baik latar belakang ekonomi, sosial budaya, geografis, dan lainnya. Informasi ini sangat penting bagi guru, agar bisa memperlakukan anak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

Home visit juga diperlukan bagi sekolah untuk menyelesaikan masalah pendidikan anak, manakala orang tua sangat sulit dihadirkan ke sekolah. Orang tua tidak bisa hadir ke sekolah dikarenakan kesibukan dalam bekerja atau memiliki

36 perhatian yang rendah dalam urusan pendidikan anaknya. Home visit dalam hal ini dilakukan untuk menuntaskan permasalahan yang dihadapi anaknya. Hanya saja, lokasi tempat tinggal peserta didik perlu dipertimbangkan dari segi kemungkinan dilaksanakannya home visit. Oleh karena itu perlu dipilih petugas yang memungkinkan untuk melaksanakan tugas tersebut.

Home visit juga dimanfaatkan untuk mengimplementasikan program belajar di rumah. Sekolah perlu mensosialisasikan program belajar di rumah dalam rangka mensupport program pendidikan di sekolah. Sekolah tidak bisa mengabaikan peran keluarga dalam mensukseskan belajar anak di sekolah. Waktu belajar anak lebih banyak di rumah dari pada di sekolah. Sekolah harus memberi wawasan kepada orang tua tentang cara mendampingi belajar anak di rumah. Apalagi bagi anak-anak yang memiliki kebutuhan khsusu, maka sekolah perlu menjelaskan kepada orang tua cara mendampingi mereka secara baik dan benar.

Studi yang dilakukan oleh Meyer & Mann (dalam Grant&Ray, 2010:229) menemukan bahwa: 1) home visit mampu memperkuat kerja sama antara sekolah dan orang tua; 2) Sembilan puluh satu persen orang tua mengakui home visit yang dilakukan oleh personil sekolah dapat memberikan dorongan motivasi yang lebih baik terhadap anak-anak mereka dalam belajar. Penelitian Kyle menemukan bahwa: 1) home visit dapat digunakan untuk memberikan tambahan pengetahuan kepada orang tua dan merencanakan pertemuan lain sesuai dengan keadaan dan kebutuhan keluarga; 2) banyak orang tua yang menyampaikan keluhan tentang sulitnya mendampingi anaknya dalam belajar, misalnya belajar matematika; 3) home visit dapat meningkatkan relasi positif antara sekolah dengan para keluarga pendatang baru. Sekolah berkepentingan untuk memberikan pengetahuan tentang persekolahan terhadap keluarga dan memahami lebih mendalam tentang keluarga tersebut agar dapat memberikan layanan yang tepat bagi anak mereka di sekolah.

Hal serupa disampaikan oleh Olsen&Fuller (2012:112), bahwa menurut para guru, home visit dapat memperkuat hubungan sekolah dan orang tua, memeprbaiki komunikasi dengan orang tua, membantu mereka memahami anak lebih baik karena melihat keadaan mereka yang sesungguhnya. Orang tua pada umumnya mengapresiasi para guru yang berkenan mengunjungi rumah mereka, karena para

37 guru harus mengeluarkan biaya, tenaga dan oleh karenanya mereka dianggap sebagai tamu istimewa.

Home visit memberikan isyarat kepada para orang tua bahwa para guru berkepentingan untuk melakukan komunikasi dengan keluarga atau orang tua. Kalau kegiatan ini dapat dilakukan dengan baik, sebenarnya orang tua juga siap untuk diajak kerja bersama, menyediakan waktu untuk melakukan sesuatu yang bernilai, dan memainkan peran mereka dengan para guru dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. Sementara itu para siswa juga merasa senang dengan kehadiran para guru di rumah mereka dan dampaknya mereka juga mulai sungguh-sungguh dalam mengikuti kegiatan pembelajaran di sekolah (Olsen&Fuller, 2012:112).

Ada beberapa orangtua yang menolak home visit, karena mereka bingung dengan keadaan rumah mereka yang tidak bagus atau mereka tidak enak sendirian menemui guru di rumahnya. Oleh karena itu dalam home visit sebaiknya guru datang ke rumah dengan berpasangan atau beberapa orang. Agar home visit berhasil dengan baik, Grant&Ray (2010:301) menyarankan beberapa hal yang perlu dipertimbangkan sebelum melakukan home visit.

1. Sebelum melakukan home visit, harus dipahami informasi menyeluruh keluarga tersebut baik strukturnya, anggota keluarga, budaya, agama, dan kebiasaannya 2. Membuat kesepakatan jadwal dengan keluarga agar mereka siap menerima

kunjungan dari sekolah. Tidak dianjurkan melakukan home visit secara mendadak

3. Membuat perencanaan home visit beserta materi yang akan disampaikan yang mencakup waktu yang tepat untuk berkenalan dengan keluarga, mendapatkan informasi tentang kemampuan anak mereka, serta tujuan mereka menyekolahkan anaknya.

4. Membawa seluruh bahan yang diperlukan untuk melakukan berbagai aktivitas yang direncanakan, jangan berharap keluarga menyiapkan bahan-bahan tersebut. 5. Jangan menyalahkan keluarga atau bahkan tetangganya, namun gunakan

informasi dari mereka untuk memahami anak lebih baik dan membantu anak menyelesaikan masalahnya.

38 6. Menghormati privasi keluarga dan menjaga informasi yang bersifat rahasia. 7. Meninggalkan informasi tertulis terkait dengan gagasan kependidikan dari

keluarga tersebut atau saran-saran.

8. Mempertimbangkan tindak lanjut dari kunjungan tersebut yang dapat mempererat jalinan kerja sama dengan keluarga

9. Menjaga keselamatan, jangan mengunjungi lingkungan sekitar yang dianggap membahayakan sendirian, ajaklah staf.

Home visit yang dilakukan di beberapa sekolah cukup efektif. Bagi orang tua siswa, kunjungan sekolah ke rumah merupakan hal yang „luar biasa‟ karena sebagian besar orang tua tinggal di daerah pedesaan. Luar biasa dalam hal ini, dapat dimaknai positif dan negatif; luar biasa dalam makna positif bahwa orang tua merasa tersanjung karena dikunjungi tamu istimewa dari sekolah. Mereka merasa bangga kedatangan para guru di rumahnya. Sementara itu, luar biasa dalam makna negatif adalah mereka merasa malu dan takut dikunjungi pihak sekolah atas pelanggaran anaknya di sekolah. Mereka merasa takut kalau anaknya mendapat sanksi dari sekolah, diskors atau bahkan sampai dikeluarkan dari sekolah. Oleh karena itu mereka benar-benar memperhatikan hal-hal yang disampaikan guru ketika mengunjungi rumahnya.

Namun ada juga orang tua yang menganggap home visit sebagai hal yang biasa saja. Bagi mereka, home visit dianggap sebagai media tukar informasi dan berdiskusi antara sekolah dan orang tua. Beberapa diantara mereka senang dengan adanya kunjungan sekolah ke rumah karena mereka dapat menyampaikan gagasannya yang tidak tersalurkan dalam berbagai forum.

39 Bagian Tiga

Pengasuhan Anak

Dokumen terkait