• Tidak ada hasil yang ditemukan

MEILITA KU S RAMAD H AN TY. Hubungan Aktifitas Fisik, Waktu

Menonton Televisi, dan Konsumsi Pangan dengan Status Gizi dan Status

Kesehatan Anak Usia Prasekolah. Dibimbing oleh KATRIN ROOSITA.

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan aktivitas fisik, waktu menonton televisi, dan konsumsi pangan dengan status gizi dan status kesehatan pada anak usia prasekolah (4-6 tahun). Tujuan khusus yaitu: (1) Mengidentifikasi karakteristik contoh m eliputi : usia, jenis kelam in, berat badan, dan tinggi badan, (2) Mengidentifikasi karakteristik keluarga contoh meliputi: pekerjaan, pendidikan, pendapatan dan besar keluarga, (3) Menilai tingkat aktivitas fisik contoh, (4) Men ghitung waktu menonton televisi contoh, (5) Menilai konsum si pangan dan tingkat kecukupan energi dan zat gizi, (6) Menilai status gizi dan status kesehatan contoh, (7) Menganalisis hubungan antara aktivitas fisik, waktu menonton televisi, dan konsumsi pangan dengan status gizi dan status kesehatan contoh.

Penelitian ini m enggunakan desain cross sectional study. Lokasi penelitian adalah TKA Plus Ihsan Mulya Cibinong. Pem ilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive sam pling dengan pertimbangan kemudah an akses dan perizinan dalam pelaksanaan penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 20 11. Penetapan subjek didasarkan atas kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi dalam penelitian ini m eliputi : 1) contoh dalam keadaan sehat; dan 2) orangtua (ibu) mengijinkan anaknya m enjadi contoh dalam penelitian. Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah contoh yang m emiliki penyakit bawaan sejak lahir. J um lah sam pel dalam penelitian ini adalah sebanyak 32 orang yang dihitung berdasarkan rum us perhitungan proporsi sam pel

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data prim er dan data sekunder. Data primer meliputi data karakteristik contoh (umur, jenis kelam in, berat badan dan tinggi badan anak), karakteristik keluarga (pendidikan orangtua, pekerjaan orangtua, besar keluarga dan pendapatan keluarga), data aktivitas fisik dan waktu menonton televisi diperoleh melalui m etode pencatatan 2x24 jam, konsum si pangan contoh diperoleh m elalui wawancara menggunakan metode

recall 2x24 jam, dan data keadaan kesehatan diperoleh m elalui metode

pencatatan berdasarkan jenis penyakit dan lama sakit dalam satu bulan terakhir sebelum penelitian. Data sekunder yang dikumpulkan m eliputi karakteristik sekolah tempat penelitian.

Pengolahan data meliputi editin g, coding, dan entry data. Data yang diperoleh tersebut selanjutnya dianalisis secara deskriptif dan inferensia dengan menggunakan program Microsoft Excel dan SPSS for W in dow s versi 16,0 . Analisis statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan karakteristik contoh, karakteristik keluarga, aktivitas fisik, waktu men onton televisi, tingkat kecukupan zat gizi, status gizi dan status kesehatan anak. Analisis deskriptif disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi, persentase, nilai minim um dan m aksimum , nilai rata- rata dan standar deviasi. Data dianalisis m enggunakan korelasi Ran k Spearm an

dan Pearson. Kedua korelasi tersebut digunakan untuk melihat hubungan aktivitas fisik, waktu m enonton televisi, konsumsi pangan, status gizi dan status kesehatan.

Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar contoh berusia 5 tahun (47%), dan sisanya berusia 6 tahun (31%) serta 4 tahun (22%). Berdasarkan klasifikasi jenis kelamin, dapat diketahui bahwa sebagian besar contoh berjenis kelamin perempuan (53%) dan sisanya adalah laki-laki (47%).

Berdasarkan jenis kelam in dan kelom pok um ur diketahui bahwa rata-rata berat badan contoh laki-laki dan perempuan berada diatas berat badan ideal. Rata-rata berat badan contoh perem puan lebih besar dibandingkan contoh laki- laki. Rata-rata berat badan contoh kelompok usia 4-<5 tahun adalah laki-laki sebesar 17,7±0 kg dan perempuan sebesar 20 ,1±7,5 kg. Rata-rata berat badan contoh kelompok usia 5-6 tahun adalah laki-laki sebesar 19,9±4,0 kg dan perempuan sebesar 21,4±4,5 kg.

Rata-rata tinggi badan contoh laki-laki lebih tinggi dibandingkan anak perempuan. Rata-rata tinggi badan contoh laki-laki maupun perem puan berada diatas tinggi badan ideal, nam un pada kelom pok usia 4-<5 tahun berada dibawah tinggi badan ideal. Rata-rata tinggi badan contoh kelompok usia 4-<5 tahun adalah laki-laki sebesar 10 5,5±0 cm dan perempuan sebesar 10 5±6,5 cm. Rata-rata tinggi badan contoh kelom pok usia 5-6 tahun adalah laki-laki sebesar 113,3±4,8 cm dan perem puan sebesar 111,6±3,9 cm. Berdasarkan kelom pok usia, semakin bertambahnya usia m aka berat badan dan tinggi badan juga meningkat.

Berdasarkan karakteristik keluarga diketahui bahwa rata-rata pendidikan ayah contoh adalah akademi/ S1 sebesar 43,8 %, sedangkan rata-rata pendidikan ibu contoh adalah SMA sebesar 53%. Sebagian besar ayah contoh bekerja sebagai pegawai swasta (50 %) dan sebagian besar ibu contoh merupakan ibu rumah tangga (59,4%). Lebih dari separuh contoh tergolong kategori keluarga kecil (8 1,3%) dengan jumlah anggota keluarga tiga sampai em pat orang. Tingkat pendapatan keluarga didasarkan pada garis kemiskinan di Kabupaten Bogor sebesar Rp 293.0 15/ kapita/ bulan (BPS 20 11). J ika dibandingkan dengan garis kemiskinan, maka hampir seluruh contoh berada pada kategori rumah tangga tidak miskin (90 ,6%) dengan rata-rata pendapatan Rp 582.991/ kapita/ bulan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar contoh berada pada kategori tingkat aktivitas fisik ringan (62,5%). Hal ini dikarenakan contoh memiliki waktu tidur yang lebih banyak dan lebih sering melakukan aktivitas menonton televisi atau m elakukan kegiatan bermain ringan.

Total rata-rata pengeluaran energi contoh adalah 140 0 ±121,1 kkal. Rata- rata pengeluaran energi contoh laki-laki sebesar 1422±10 2,7 kkal, sedangkan rata-rata pengeluaran energi contoh perempuan sebesar 1372±142,3 kkal. Hal ini disebabkan angka metabolisme basal laki-laki lebih tinggi dibandingkan perempuan, dan laki-laki cenderung lebih aktif serta lebih banyak melakukan kegiatan berat daripada perempuan sehingga pengeluaran energi contoh laki-laki lebih besar pada daripada perempuan.

Sebagian besar contoh memiliki waktu menonton televisi pada kategori sedang (59,4%), sedangkan sisanya berada pada kategori ringan (15,6%) dan berat (25%). Rata-rata waktu yang dihabiskan contoh untuk menonton televisi adalah 2,9 jam/ hari. Berdasarkan hasil wawancara, diketahui bahwa contoh biasanya m enggunakan waktu belajar atau makan mereka dengan dibarengi oleh kegiatan menonton televisi. Waktu yang cukup banyak dihabiskan contoh dalam m enonton televisi dikarenakan hanya sedikit orang tua yang m embatasi waktu anak untuk menonton televisi.

J enis pangan yang banyak dikonsum si oleh contoh berasal dari bahan makanan sumber karbohidrat dengan rata-rata jumlah konsum si 190 ,7 g/ hari. Tingkat kecukupan energi sebagian besar contoh berada pada kategori norm al sebesar 59,4%. Hampir sebagian besar tingkat kecukupan karbohidrat, protein, dan lem ak contoh berada pada kategori lebih, yaitu 43,8 %, 8 1,2%, dan 87,5%. Rata-rata tingkat kecukupan vitam in D, vitam in A dan kalsium contoh termasuk dalam kategori cukup yaitu sebesar 81,2%, 96,9%, dan 8 1,2%. Sebagian besar

tingkat kecukupan vitamin C dan zat besi contoh berada pada kategori kurang masing-masing 65,6% dan 50 %.

Status gizi contoh diukur berdasarkan indeks BB/ U tergolong dalam kategori normal (93,75%) dan gizi lebih (6,25%). Berdasarkan indeks TB/ U status gizi contoh tergolong dalam kategori norm al (56,25%), pendek (12,5%), dan lebih (31,25%). Berdasarkan indeks BB/ TB status gizi contoh tergolong dalam kategori normal (56,2%), kurus (12,5%) dan lebih (31,2%). Sebagian besar contoh tidak mengalami sakit sebesar 81,2 %, sedangkan contoh yang diketahui pernah m engalami sakit dalam satu bulan terakhir sebesar 18,8 %. J enis penyakit sering dialam i oleh sebagian besar contoh adalah batuk dan influenza. Frekuensi sakit yang dialami oleh sebagian besar contoh adalah satu kali dalam satu bulan terakhir dengan lama sakit satu sampai tiga hari.

Semakin banyak waktu yang dihabiskan untuk menonton televisi maka semakin ringan tingkat aktivitas fisik (p<0 ,0 1, r=-0 ,524). Tingkat kecukupan energi, protein, karbohidrat, lemak dan kalsium yang sem akin tinggi berkorelasi dengan status gizi yang lebih baik m enurut indeks BB/ TB (p<0 ,0 5). Demikian pula dengan asupan energi, protein, karbohidrat, lemak, dan kalsium yang semakin tinggi berkorelasi (p<0 ,0 5) dengan status gizi (BB/ TB) yang lebih baik. Status kesehatan yang sem akin baik juga berkorelasi (p<0 ,0 5) dengan tingkat kecukupan energi, protein, vitam in D, dan kalsium. Semakin tinggi asupan energi, protein, vitamin D, dan kalsium berkorelasi (p<0 ,0 5) dengan status kesehatan yang semakin baik. Selain itu, semakin baik status gizi berkorelasi dengan status kesehatan semakin baik pula (p<0 ,0 1, r=0 ,598 ).

Kata Ku n ci : Anak usia prasekolah, waktu m enonton televisi, aktivitas fisik,

H U B U N GAN AKTIVITAS FIS IK, W AKTU MEN ON TON

Dokumen terkait