• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan antara konsep diri dengan kemandirian pada mahasiswa

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.4 Hubungan antara konsep diri dengan kemandirian pada mahasiswa

Setiap manusia dilahirkan dalam keadaan tidak berdaya, tanpa kekuatan dan akan bergantung pada orang lain. Misalkan seorang anak yang baru saja dilahirkan akan menggantungkan hidupnya pada kedua orang tua hingga waktu tertentu. Tetapi seiring dengan berjalannya waktu seorang anak perlahan-lahan akan lepas dari ketergantungannya pada orang tua dan belajar untuk menjadi mandiri. Itu semua merupakan proses alami yang terjadi pada setiap individu.

Mandiri berarti dapat berdiri sendiri, mampu memutuskan dan mengerjakan sesuatu tanpa bantuan orang lain serta bertanggungjawab atas apa yang dikerjakan dan diputuskannya.

Kemandirian merupakan suatu kondisi psikologis yang dapat berkembang dengan baik apabila diberikan kesempatan dengan cara latihan yang dilakukan secara terus menerus dan dilakukan sejak dini. Kemandirian fisik adalah kemampuan untuk mengurus dirinya sendiri, sedangkan kemandirian psikologis adalah kemampuan untuk membuat keputusan dan memecahkan masalah sendiri. Dengan demikian, dirinya dituntut untuk melepaskan diri dari pengaruh dan ketergantungannya pada orang lain.

Kemandirian merupakan salah satu aspek terpenting yang harus dimiliki oleh setiap individu. Menurut Sumirah dalam tesis kemandirian merupakan keadaan kejiwaan seseorang yang tercermin pada perilaku yang aktifitasnya bersumber dalam diri sendiri, mampu membuat keputusan atas dirinya dan bertanggungjawab atas tingkah lakunya.

Sebagai hasil dari proses belajar pencapaian kemandirian dipengaruhi oleh banyak faktor, secara umum dapat digolongkan dalam dua kelompok yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi segala sesuatu yang dibawa sejak lahir yang merupakan bekal dasar bagi pertumbuhan dan perkembangan anak selanjutnya meliputi bakat, potensi intelektualdan potensi pertumbuhan tubuhnya. Sedangkan faktor eksternal berasal dari interaksinya dengan lingkungan.

29

Orang tua memiliki peranan yang sangat penting dalam meletakan dasar-dasar kepribadian seorang anak, demikian pula dalam pembentukan kemandirian pada seseorang. Sebab didalam keluarga, orang tualah yang berperan besar dalam mengasuh, membimbing dan membantu mengarahkan anak untuk menjadi mandiri. Maka dari itu perlu diberikan pemahaman dan kesempatan yang diberikan orang tua kepada anak-anaknya. Dengan diberikannya kesempatan untuk membuktikan atau melaksanakan keputusan yang telah diambil dan mengusahakan sendiri berbagai masalah yang muncul dalam kehidupannya, tetapi orang tua tetap menjadi pengamat dan hanya melakukan intervensi jika tindakan anaknya dianggap keluar dari jalur yang benar. Untuk menjadi mandiri sangatlah penting orang tua untuk tidak memberikan perhatian yang berlebihan kepada anak. Menurut Tjut Rifameutia Ali Napis, bantuan berlebihan bisa mensugesti individu bahwa ia tidak mampu melakukan sesuatu sendiri.

Seiring dengan waktu anak tumbuh berkembang, kemandirian diperkuat juga oleh proses sosialisasi dengan teman sebaya dan interaksi sosial dengan lingkungan sekitar. Kelompok teman sebaya merupakan lingkungan sosial pertama dimana seseorang belajar untuk hidup bersama dengan orang lain yang bukan anggota keluarganya. Ini bertujuan mendapatkan pengakuan dari teman sebayanya sehingga tercipta rasa aman. Selain itu kemampuan seseorang untuk berinteraksi dengan masyarakat juga dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya dengan baik akan mendukung perilaku seseorang untuk dapat bereaksi sesuai dengan keadaan yang terjadi.

Perkembangan individu tidak akan terlepas dari lingkungannya, karena dalam rangka memenuhi kebutuhannya manusia melalui proses sosial yang disebut interaksi sosial. pada dasarnya dari segala aspek kehidupan interaksi sosial juga akan membentuk kepribadian, nilai-nilai kehidupan, moralitas individu serta prinsip hidup. Bertanggungjawab terhadap segala tindakan yang diperbuat merupakan kunci untuk menuju kemandirian, dengan berani bertanggungjawab individu akan belajar untuk tidak mengulangi hal-hal yang memberikan dampak negatif bagi dirinya.

Interaksi sosial merupakan hubungan antara dua atau lebih individu dimana perilaku individu yang satu mempengaruhi, mengubah atau memperbaiki perilaku individu yang lain atau sebaliknya. Adanya kemampuan seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungan sosial serta kemampuannya dalam melakukan penyesuaian diri dengan baik akan membuat anak bertanggungjawab, mempunyai perasaan aman dan mampu menyelesaikan segala permasalahan yang dihadapi dengan tidak mudah putus asa. Hal ini akan cenderung anak untuk mandiri.

Kemandirian seseorang dapat teruji ketika dia mendapatkan berbagai masalah, tatkala menghadapi masalah, orang yang bersikap dewasa cenderung untuk mencari solusinya, atau menghadapi stres dan kekhawatiran dengan sikap optimis. Bila masalah itu dapat diselesaikan sendiri tanpa meminta bantuan orang tua dan akan bertanggungjawab terhadap segala keputusan yang telah diambil melalui berbagai pertimbangan. Maka hal tersebut menunjukan bahwa orang itu mampu untuk mandiri. Hal itu diperkuat oleh Sumirah, yang menyatakan bahwa

31

kemandirian merupakan keadaan kejiwaan seseorang yang tercermin pada perilaku yang aktifitasnya bersumber dari dalam diri sendiri, mampu membuat keputusan atas dirinya dan bertanggungjawab atas tingkah lakunya. Individu adalah mahluk yang unik dimana satu dengan yang lain tidak akan pernah sama. Oleh sebab itu tingkat kemandiriannya relatif berbeda-beda, sebagian ada yang merasa mandiri, sebaliknya ada juga yang belum mandiri.

Upaya dalam rangka menumbuhkan kemandirian dapat dilakukan dengan cara menumbuhkan konsep diri yang positif pada individu. Seperti yang kita ketahui, kemandirian merupakan kemampuan untuk tidak tergantung kepada orang lain, selalu mencoba mengatasi permasalahannya sendiri, bereaksi sesuai dengan kondisi yang terjadi dalam lingkungan dan memiliki tanggung jawab atas keputusan yang diambil.

Kemandirian merupakan bagian dari kualitas seorang konselor yang kompeten, selain kualitas lahiriah dari seorang konselor yang baik seperti memiliki kemampuan bersikap tenang ketika bersama orang lain, dan memiliki kapasitas untuk berempati. Oleh sebab itu, mahasiswa BK sebagai calon konselor harus dapat mengembangkan kemandirian dalam menghadapi masalah pribadi. Kemandirian akan memberikan dampak yang positif bagi pribadi seorang konselor, sebab bagaimana bisa mahasiswa BK membantu klien, apabila konselornya sendiri tidak memiliki kemandirian dalam menghadapi masalah pribadi.

Seperti halnya dengan kemandirian, konsep diri terbentuk dan tersusun atas berbagai tahapan. Yang paling dasar adalah konsep diri primer, yaitu konsep diri yang terbentuk atas dasar pengalamannya terhadap lingkungan terdekatnya, yaitu lingkungan rumahnya sendiri. Keluarga yang mengembangkan pola asuh yang menerima dan menghargai individu akan meningkatkan konsep diri positif pada individu, sebaliknya keluarga yang mengembangkan pola asuh merendahkan harga diri seseorang akan mengembangkan konsep diri negatif. Lalu setelah anak bertambah besar, ia mempunyai hubungan yang lebih luas sekedar hubungan dalam lingkungan rumahnya. Ia akan memiliki lebih banyak teman, kenalan dan akibatnya akan memperoleh lebih banyak pengalaman. Dan akhirnya ia akan memperoleh konsep diri yang berbeda dari yang sudah terbentuk dalam lingkungan keluarga. Ini menghasilkan konsep diri sekunder. Atas dasar itu, adanya kemandirian akan menumbuhkan pribadi konselor yang memiliki konsep diri positif ataupun sebaliknya, bahwa konsep diri mempengaruhi perilaku seseorang atau kemampuan seseorang dalam hal ini kemandiriannya.

Konsep diri merupakan gambaran penilaian terhadap diri sendiri, dan merupakan komponen kepribadian. Oleh sebab itu sangat berpengaruh terhadap tingkah laku serta cara bertindak dalam situasi yang terjadi pada saat itu. Menurut Calhoun dan Acocella,(1990: 67) konsep diri adalah gambaran mental tentang diri, yang terdiri dari pengetahuan, penilaian dan harapan. Cara pandang diri individu terhadap dirinya tersebut akan menentukan bagaimana ia harus bersikap. Konsep diri merupakan sesuatu yang ada dalam diri saya sendiri, jadi merupakan pandangan dari dalam individu tersebut. Selain itu dapat disimpulkan bahwa ada

33

beberapa faktor yang mempengaruhi konsep diri seseorang, antara lain usia kematangan, penampilan diri(citra tubuh), orang tua, kawan sebaya, dan pengaruh dari lingkungan sekitar atau masyarakat.

Selain itu dapat disimpulkan bahwa kemandirian merupakan kemampuan untuk tidak bergantung pada orang lain, selalu mencoba mengatasi masalah dan hambatan, bertanggungjawab dan memiliki inisiatif. Maka ada beberapa faktor yang mempengaruhi kemandirian, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal antara lain kematangan fisik, kematangan psikis dan ciri-ciri kepribadian yang terdapat pada aspek: kecerdasan, emosi, motivasi minat, sikap sosial, jenis kelamin, umur dan konsep diri. Selain itu apabila dilihat dari faktor eksternal adalah tuntutan kebudayaan( nilai, harapan, pengaruh lingkungan tempat tinggal), pendidikan (termasuk pola asuh orang tua), pekerjaan( termasuk di dalamnya status ekonomi keluarga),jumlah anak dalam keluarga dan pengaruh teman sebaya.

Menurut pandangan para ahli di atas dapat dijelaskan bahwa konsep diri merupakan faktor internal dari kemandirian, sehingga diduga ada hubungan antara konsep diri dengan kemandirian dalam menghadapi masalah pribadi.

Dokumen terkait