• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Antara Materialisme dan Perilaku Seksual Pranikah

BAB II LANDASAN TEORI

E. Hubungan Antara Materialisme dan Perilaku Seksual Pranikah

Gaya hidup materialisme remaja saat ini lebih cenderung pada kehidupan konsumerisme sehingga gaya materialisme mampu meningkatkan tingkat konsumtif remaja. Salah satu contoh, remaja lebih cenderung pada barang-barang dengan brand asing dibandingkan dengan brand buatan negeri. Sebagai contoh, Febriyanti (2010) menyatakan sekarang sedang menjamur merk CROCS pada remaja. Merk dari Colorado ini sangat diminati oleh remaja perempuan dan laki-laki. Pembelian barang brand asing dilakukan untuk membentuk status di masyarakat.

Remaja-remaja di Cina juga memiliki kecenderungan yang sama dengan remaja di Indonesia. Sebagai contoh, remaja di Cina setiap harinya tumbuh dewasa lebih untuk menikmati dan mencari harta benda atau barang-barang material dibanding generasi sebelumnya karena adanya perubahan budaya (Parker, Haytko & Hermans, tanpa tahun). Hasrat materialistik remaja di Cina lebih kepada brand asing yang masuk ke Cina. Remaja di Cina yang memiliki barang-barang mewah hanya sebagai simbol status. Menurut Fang

Gu, Kineta & Tse (2005) remaja lebih kepada centrality-oriented dan secara keseluruhan memiliki tendensi yang tinggi untuk consumption materialism. Centrality-oriented sama seperti acquisition centrality yaitu menempatkan suatu kepemilikan barang dan perolehan harta menjadi pusat kehidupan. Hal ini serupa dengan hasrat materialistik pada remaja di Indonesia, yaitu membeli barang-barang dengan brand asing.

Pembelian barang-barang yang diinginkan seperti brand asing yang dilakukan para remaja akan semakin termotivasi dengan adanya iklan-iklan di media massa. Iklan-iklan yang ditonton akan meningkatkan materialistic value orientation seseorang yang menariknya untuk mengejar materialistic goal (Kasser & Kanner, 2003). La Ferle & Chan (2008) juga mengatakan hal yang serupa bahwa melihat iklan di televisi memiliki pengaruh yang kuat terhadap materialisme remaja.

Membeli berbagai barang dan menjadi lebih konsumtif akan menimbulkan perasaan senang. Begitu sebaliknya, dengan perasaan senang akan membuat seseorang menjadi lebih konsumtif (Dutt, 2006). Maka seseorang yang konsumtif akan menjadi semakin materialis. Semakin materialis remaja, maka akan semakin mencari kesenangan

Efek kesenangan yang dirasakan oleh para remaja akan menuntun mereka menjadi semakin materialis dan akan selalu mencari kenikmatan tersendiri. Mencari kesenangan adalah tujuan dari gaya hidup hedonis. Berdasarkan konsep psychological hedonism, motivasi individu adalah untuk mencari kesenangan. Para remaja mencari kesenangan dengan memperoleh

26

barang-barang yang disenangi. Seperti yang disebutkan oleh Chan & Prendergast (2007) bahwa dengan lebih banyak memiliki harta benda akan mengantarkan pada kebahagiaan yang lebih. Kesenangan akan harta benda yang dimiliki masuk pada hedonic happiness yaitu kebahagiaan yang hanya terlihat dari luar saja seperti humans good dan kebahagian yang dirasakan hanya untuk jangka pendek saja.

Gaya hidup materialisme tidak hanya memberikan efek positif yaitu bahagia tetapi juga menimbulkan efek negatif, salah satunya terjerumus pada hidup yang berisiko. Contoh hidup yang berisiko yaitu merokok, meminum alkohol dan penggunaan drugs (mariyuana). Penggunaan drugs dilakukan untuk mencari dan mendapatkan kenikmaatan serta menjauhi rasa sakit (pain). Vercauteren (2013) mengatakan bahwa kenikmatan yang dirasakan remaja yang menggunakan drugs lebih cenderung pada kenikmatan fisiologis. Kenikmatan yang dirasakan masih dalam pengertian hedonic happiness.

Kebahagiaan hedonis tidak hanya dapat diperoleh dari gaya hidup materialisme tetapi dapat juga diperoleh dari hubungan seksual. Sebagai contoh, kenikmatan fisiologis yang dirasakan saat menggunakan drugs juga dapat dirasakan pada saat berhubungan seksual (Veenhoven, 2003). Dengan demikian, penggunaan drugs atau salah satu efek dari materialisme memiliki tujuan yang sama dengan melakukan hubungan seksual. Selain itu, penggunaan drugs (mariyuana) mampu meningkatkan hasrat untuk melakukan hubungan seksual dan kenikmatan saat melakukan hubungan

seksual (Weller & Halikas, 1984; Anderson, Rizzo, Block, Pearlson & O’Learys, 2010).

Gaya hidup hedonis memotivasi para remaja untuk mencari kenikmatan, salah satunya adalah perilaku seksual pranikah. Perilaku seksual pranikah remaja terjadi karena didukung oleh rasa keingintahuan yang besar, emosi tidak stabil untuk bertindak dan suka mencoba hal-hal yang baru (Djiwandono, 2008). Rasa keingintahuan yang besar ini akan membawa remaja untuk mencari hal-hal yang mampu membuat mereka menjadi lebih bahagia selain dengan cara memperoleh barang-barang yang disukai dan rasa keingintahuan yang besar remaja dimotivasi oleh perubahan alat-alat reproduksi dari para remaja yang menjadi lebih sempurna dan sudah berfungsi sempurna.

Perilaku seksual pranikah yang muncul pada remaja semakin diperkuat oleh remaja yang mulai mencari jati diri dan maraknya pergaulan bebas para remaja. Dalam mencari identitas diri, para remaja juga banyak mencari dan bergaul dengan teman-temannya. dalam pergaulan yang diperlukan adalah penerimaan dari teman-temannya. Untuk itu memungkinkan bagi para remaja untuk ikut-ikutan dan terjatuh pada hal-hal yang buruk dan melanggar norma-norma yang ada (Santrock, 2002). Seperti yang diungkapkan oleh Sarwono (2012), yaitu para remaja tidak memiliki larangan untuk bergaul dengan siapa saja dan juga tidak mengindahkan norma dan adat di masyarakat sehingga hal tersebut membuat peluang besar

28

dalam melakukan seks pranikah. Pergaulan bebas ini memiliki dampak yang besar pada perilaku seksual pranikah remaja.

Berdasarkan hal-hal di atas, dapat dikatakan bahwa materialisme mengantarkan para remaja pada kebahagiaan. Kebahagiaan yang dirasakan adalah kebahagiaan hedonis. Kebahagiaan hedonis tidak hanya mencakup kebahagiaan akan materi, tetapi juga mencakup kebahagiaan akan hubungan seksual. Hedonisme juga merupakan salah satu nilai yang digunakan untuk mengambil keputusan dalam melakukan hubungan seksual. Maka peneliti berhipotesis bahwa materialisme berhubungan positif dengan perilaku seksual pranikah pada remaja.

Skema Hubungan Materialisme dengan Perilaku Seksual Pranikah

Materialisme remaja

Perilaku mencari kenikmatan

Perilaku seksual pranikah remaja

Lingkungan sosial : Maraknya pergaulan bebas pada remaja

Perkembangan remaja: rasa keingintahuan yang besar dan organ-organ reproduksi sudah berfungsi dengan sempurna.

Penelitian yang mendukung antara lain:

1. Fitzmaurice & Comegys (2006) dan Lins dkk (2013) : mengenai kehidupan konsumtif para remaja. 2. Febriyanti (2010).materialisme

remaja yang cenderung pada konsumerisme.

Penelitian yang mendukung :

1. Chan & Prendergast (2007): materialime memunculkan kebahagiaan hedonis.

2. Kasser & Ryan (2001 dalam Auerbach, 2010) : materialisme berefek pada penggunaan mariyuana dan alkohol.

Penelitian yang mendukung :

1. Vercautere (2013); Weller & Halikas (1984); dan Anderson dkk (2010): kenikmtan fisiologis dirasakan ketika menggunakan mariyuana dan berhubungan seksual dan dan mariyuana mampu meningkatkan hasrat dan kenikmatan hubungan seksual.

30

Dokumen terkait