BAB II KAJIAN TEORI
H. Teknik Pengumpulan Data
I. Instrumen Penelitian
Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan skala Likert. Skala Likert adalah suatu skala psikometrik yang umum digunakan dalam kuesioner.12 Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial.13 Kolom jawaban sudah tersedia dan responden memilih salah satu jawaban yang tersedia. Skala penilaian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
TABEL III.1
PILIHAN PERTANYAAN UNTUK JAWABAN POSITIF DAN NEGATIF
No Pilihan Jawaban Skor No Pilihan Jawaban Skor
1 Sangat setuju 5 1 Sangat setuju 1
2 Setuju 4 2 Setuju 2
3 Netral 3 3 Netral 3
4 Tidak setuju 2 4 Tidak setuju 4
5 Sangat tidak setuju 1 5 Sangat tidak setuju 5 Lembar angket yang digunakan dalam penelitian pengembangan ini sebagai berikut:
12Endang Mulyatiningsih, op.cit, h.29.
13 Hartono, Metodologi Penelitian, Pekanbaru: Zanafa Publishing, 2019, h.192.
a. Lembar validasi angket
Lembar validasi angket digunakan untuk mengetahui apakah angket sudah dapat digunakan atau belum. Lembar validasi angket terdiri dari lembar validasi angket validitas modul dan lembar validasi angket praktikalitas modul. Lembar validasi angket validitas modul dapat dilihat pada lampiran.
b. Lembar penilaian validasi modul
Lembar penilaian validasi modul digunakan untuk mengukur kevalidan modul. angket ini di tujukan kepada validator. angket ini akan digunakan untuk menentukan apakah modul dapat digunakan tanpa revisi, dangan revisi sedikit, revisi sedang, revisi banyak atau tidak dapat digunakan. Lembar penilaian validasi modul terdiri dari dua lembar validasi, yaitu lembar validasi modul untuk ahli teknologi pendidikan dan lembar validasi modul untuk ahli materi pembelajaran.
c. Lembar angket penilaian praktikalitas
Angket penilaian praktikalitas digunakan untuk mengukur kepraktisan modul. Angket praktikalitas bertujuan mendapatkan data mengenai pendapat siswa tentang proses pembelajaran yang mereka lakukan setelah menggunakan modul. Angket ini berbentuk skala likert.
Bentuk angket penilaian praktikalitas ini dapat dilihat pada lampiran.
2. Soal tes
Sebelum memberikan soal tes kepada siswa, soal tes terlebih dahulu divalidasi untuk mengetahui apakah soal tes yang dirancang sudah dapat digunakan atau tidak. Soal tes disusun untuk mengukur kemampuan berfikir kreatif matematika siswa .Tes yang diberikan adalah tes tertulis berbentuk esai. Berikut penjabaran untuk mengetahui validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan indeks kesukaran yaitu:
a. Validitas Butir soal
Validitas instrumen penelitian dalam bentuk tes dapat diketahui dengan melakukan analisis faktor, yaitu dengan mengkorelasikan antara skor item instrumen dengan skor totalnya. Hal ini bisa dilakukan dengan korelasi product moment. Rumus yang dapat digunakan dengan menggunakan nilai asli adalah sebagai berikut:14
∑ (∑ )(∑ )
√ ∑ (∑ ) ∑ (∑ )
Setelah setiap butir instrumen dihitung besarnya koefisien korelasi dengan skor totalnya, maka langkah selanjutnya adalah menghitung uji-t dengan rumus:15
√
√ Keterangan:
: nilai t hitung
: koefisien korelasi hasil r hitung : jumlah responden
14 Hartono, Analisis Item Instrumen, (Pekanbaru: Zanafa Publishing, 2015), hlm. 109
15 Ibid
Untuk menentukan apakah butir instrumen valid atau tidak maka bandingkan dengan dengan menggunakan dan taraf signifikan 5%, maka kaidah keputusannya adalah:
Jika maka butir instrumen tersebut tidak valid.
Jika maka butir instrumen tersebut valid.
TABEL III.2
HASIL KOEFISIEN KORELASI VALIDITAS SOAL No. Harga Harga Keputusan
1 2,8980 1,699 Valid
2 5,3336 1,699 Valid
3 4,7728 1,699 Valid
4 5,5570 1,699 Valid
5 3,3175 1,699 Valid
Berdasarkan perhitumngam tabel III.2 dapat disimpulkan bahwa semua soal valid karena dan dapat digunakan sebagai instrumen penelitian. Data lengkapnya dapat dilihat pada lampiran.
b. Reliabilitas Soal
Reliabilitas mengacu pada instrumen yang dianggap dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Proses perhitungan reliabel yang digunakan yaitu dengan metode alpha dengan langkah-langkah seperti berikut:16
16 Ibid, hlm. 127
a) Menghitung varians skor tiap-tiap item dengan rumus:
∑ (∑ )
Keterangan
: varians skor tiap-tiap item
∑ : jumlah kuadrat item
(∑ ) : jumlah kuadrat item dikuadratkan
: jumlah responden
b) Menghitung varians total dengan rumus:
( )
Keterangan
: varians total
∑ : jumlah kuadrat total (∑ ) : jumlah total dikuadratkan : jumlah responden
c) Mencari nilai reliabilitas tes dengan rumus alpha berikut:
( ) ( ∑ )
Keterangan
: nilai reliabilitas
∑ : jumlah varians skor tiap-tiap item : varians total
: jumlah item
Untuk menentukan apakah butir instrumen reliabel atau tidak maka bandingkan dengan products moment dengan ketentuan sebagai berikut:
Jika maka butir instrumen tersebut tidak reliabel.
Jika maka butir instrumen tersebut reliabel.
Berdasarkan perhitungan diperoleh koefisien reabilitas sebesar 0,669 berada pada interval 0,60 < ≤ 0,80 maka penelitian berbentuk soal berpikir kreatif dengan menyajikan 5 soal esai diikuti oleh 31 tester memiliki reabilitas tinggi dan interpretasi reabilitas baik. Hasil perhitungan lengkapnya, dapat dilihat pada lampiran.
c. Daya Pembeda
Daya pembeda adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai dengan siswa yang berkemampuan rendah.17 Daya pembeda instrumen tes dalam penelitian ini dihitung dengan rumus:18
̅ ̅ Keterangan:
: daya pembeda
̅ : rata-rata skor jawaban siswa kelompok atas ̅ : rata-rata skor jawaban siswa kelompok bawah : skor maksimum ideal.
17Mas’ud Zein dan Darto, Op. Cit, hlm. 86
18 Karunia Eka Lestari, Op. Cit, hlm. 217
Adapun kriteria yang digunakan untuk menguji daya pembeda soal adalah:
TABEL III.3
KRITERIA UJI DAYA PEMBEDA SOAL
Sumber: Karunia Eka Lestari dan Mokhmmad Ridwan Yudhanegara Hasil pengujian daya pembeda dari soal dapat diliahat pada tabel III.4
TABEL III.4
HASIL KRITERIA DAYA PEMBEDA Nomor
Soal Harga daya Pembeda Keterangan
1 0,225 Baik
2 0,335 Sangat Baik
3 0,335 Sangat Baik
4 0,225 Baik
5 0,215 Baik
Berdasarkan perhitungan daya pembeda soal yang dapat dilihat pada tabel tersebut, perhitungan daya pembeda soal secara rinci dapat dilihat pada lampiran.
d. Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran menunjukkan item tes apakah dipandang terlalu sukar, sedang, mudah atau terlalu mudah dalam mengerjakannya. Butir-butir item tes hasil belajar dapat dinyatakan sebagai butir-butir item yang baik apabila derajat kesukaran item itu
Daya Pembeda Interpretasi
Sangat baik
Baik
Cukup
Buruk
,00 Sangat Buruk
adalah sedang/cukup.19 Tingkat kesukaran yang digunakan dalam penelitian ini dihitung dengan rumus:20
̅
Keterangan
TK = Tingkat Kesukaran
̅ = rata-rata skor jawaban siswa pada suatu butir soal = skor maksimum ideal
Kriteria interpretasi tingkat kesukaran mengacu pada Tabel III.5.21 TABEL III.5
KRITERIA TINGKAT KESUKARAN INSTRUMEN
Sumber: Karunia Eka Lestari dan Mokhmmad Ridwan Yudhanegara Perhitungan tingkat kesukaran uji coba tes pada Tabel III.6 dan dapat dilihat pada lampiran yaitu:
19 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo, 2008), hlm.
370
20 Karunia Eka Lestari, Op. Cit, hlm. 224
21 Ibid
TK Interpretasi Tingkat Kesukaran
Terlalu Sukar
Sukar
Sedang
Mudah
Terlalu Mudah
TABEL III.6
HASIL KRITERIA TINGKAT KESUKARAN SOAL Nomor
Soal Tingkat Kesukaran Kriteria
1 0,734 Mudah
2 0,710 Mudah
3 0,694 Sedang
4 0,484 Sedang
5 0,589 Sedang
Berdasarkan perhitungan tingkat kesukaran uji coba soal berpikir kreatif matematis diperoleh 2 soal mudah dan 3 soal sedang . Perhitungan tingkat kesukaran secara lebih rinci dapat dilihat pada lampiran.
Rekapitulasi dari hasil perhitungan uji validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran dari uji coba soal berpikir kreatif matematis yang dilakukan dapat dilihat pada tabel III.7.
TABEL III.7
REKAPITULASI HASIL UJI COBA No.
Soal Validitas Reliabilitas Daya Pembeda
Tingkat Kesukaran 1
Valid Reliabel
Baik Mudah
2 Sangat Baik Mudah
3 Sangat Baik Sedang
4 Baik Sedang
5 Baik Sedang
Berdasarkan hasil rekapitulasi uji coba soal telihat bahwa kelima soal valid, reliabel, dengan tingkat kesukaran yang beragam, serta memiliki daya pembeda yang baik dan sangat baik, sehingga peneliti perlu untuk dilakukannya posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Namun, hal tersebut belum bisa dilakukan karena keterbatasan kondisi dan waktu yang diberikan oleh pihak sekolah.