BAB II KAJIAN TEORI
2. Pendekatan Open-ended
a. Pengertian Pendekatan Open-Ended
Dalam kehidupan kita akan menghadapi permasalahan yang tidak semuanya merupakan permasalahan matematika, tetapi matematika berperan penting dalam menyelesaikan semua permasalahan tersebut. Pembelajaran matematika tidak hanya fokus pada jawaban terakhir pada suatu permasalahan. Proses ketika menyelesaikan permasalahan matematika tentunya haruslah diperhatikan. Karena tidak semua permasalahan memiliki satu jawaban saja, melainkan memiliki jawaban yang benar lebih dari satu.
Permasalahan yang diformulasikan dengan baik dan dengan jawaban benar atau salah dan jawaban yang benar bersifat unik (hanya ada satu solusi) disebut problem lengkap atau problem tertutup.
Sedangkan permasalahan yang diformulasikan dengan jawaban benar
lebih dari satu atau multijawaban disebut problem tak lengkap atau problem open-ended atau problem terbuka.10
Pembelajaran dengan problem terbuka, artinya pembelajaran yang menyajikan permasalahan dengan pemecahan berbagai cara (flexibility) dan solusinya juga bisa beragam (multijawab, fluency).11
Siswa dituntut untuk berimprovisasi mengembangkan metode, cara, atau pendekatan yang bervariasi dalam mencapai jawaban. Siswa dihadapkan dengan problem open-ended tujuan utamanya bukan untuk mendapatkan jawaban tetapi lebih menekankan pada cara bagaimana sampai pada suatu jawaban. Dengan demikian bukanlah hanya ada satu pendekatan atau metode dalam mendapatkan jawaban namun beberapa atau banyak.
Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan open-ended dimulai dengan memberikan masalah terbuka kepada siswa. Kegiatan pembelajaran akan membawa siswa untuk menemukan penyelesaian suatu permasalahan dengan banyak cara atau banyak jawaban benar.
Hal ini bertujuan untuk mengundang potensi intelektual dan pengalaman siswa dalam proses menyelesaikan permasalahan. Kegiatan matematik dan kegiatan siswa disebut terbuka jika memenuhi ketiga aspek berikut:12
10Erman Suherman, dkk. Common Text Book (Edisi Revisi), Bandung: JICA, 2003, h.123.
11Istarani dan Muhammad Ridwan, 50 Tipe Pembelajaran Kooperatif, Medan: CV. Media Persada, 2014, h.69.
12Erman Suherman, dkk, Op. Cit, h.124.
1) Kegiatan siswa harus terbuka.
2) Kegiatan matematik adalah ragam berpikir.
3) Kegiatan siswa dan kegiatan matematik merupakan satu kesatuan.
b. Asumsi Pendekatan Open-Ended
Ada beberapa asumsi yang mendasari pendekatan open-ended, diantaranya sebagai berikut:13
1) Konteks dan pengalaman merupakan hal penting untuk dipahami:
pembelajaran akan sangat efektif jika ia melibatkan pengalaman yang kaya dan konkret yang dengannya siswa bisa menjumpai, membentuk, dan mengubah teori-teorinya secara praktis di lapangan.
2) Pemahaman harus dimediasi secara individual: siswa menilai apa, kapan, dan bagaimana pembelajaran terjadi.
3) Meningkatkan proses kognitif sering kali lebih penting daripada menciptakan produk-produk pembelajaran. Untuk itulah lingkungan yang open-ended perlu dirancang untuk mendukung skill-skill kognitif tingkat tinggi, seperti identifikasi dan manipulasi variabel-variabel, interprestasi data, hipotesis, dan eksperimentasi.
4) Pemahaman lebih berharga daripada hanya sekedar mengetahui:
lingkungan pembelajaran yang open-ended harus menenggelamkan siswa dalam pengalaman-pengalaman yang dapat melejitkan pemahaman mereka melalui eksplorasi, manipulasi, dan kesempatan
13Miftahul Huda, Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran: Isu-Isu Metodis dan Paragdimatis, Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2014, h.279.
untuk memahami suatu gagasan daripada hanya sekadar melalui pengajaran langsung.
5) Proses-proses pembelajaran yang berbeda secara kualitatif sering kali mengharuskan metode-metode yang juga berbeda secara kualitatif; open-ended berfokus pada keterampilan pemecahan masalah dalam konteks yang autentik serta memberi kesempatan untuk eksplorasi dan pembangunan teori.
c. Prinsip Pendekatan Open–Ended
Dalam prakteknya, kegiatan pendekatan open–ended ini harus mencakup tiga hal, yaitu :14
1) Kegiatan siswa terbuka, kegiatan pembelajaran harus dapat mengakomodasi kesempatan siswa untuk melakukan segala sesuatu secara bebas sesuai kehendak mereka.
2) Kegiatan matematik adalah ragam berpikir, kegiatan matematika adalah kegiatan yang didalamnya terjadi proses pengabstraksikan dalam pengalaman nyata kedalam dunia matematika atau sebaliknya.
Suatu pendekatan Open–Ended dalam pembelajaran harus dibuat sedapat mungkin sebagai petunjuk dan pelengkap dari problem.
3) Kegiatan siswa dan kegiatan matematik merupakan satu, kesatuan kegiatan siswa dan kegiatan matematika dikatakan terbuka secara simultan dalam pembelajaran, jika kebutuhan dan berfikir matematika siswa terperhatikan pendidik melalui kegiatan–kegiatan
14 Miftahul Huda. Model – model Pengajaran dan Pembelajaran. Malang Pustaka.
2015.h. 6.
matematika yang bermanfaat untuk menjawab permasalahan yang lainnya.
d. Langkah-Langkah Pendekatan Open-Ended
Langkah-langkah yang perlu diambil oleh guru dalam pembelajaran dengan pendekatan open-ended yaitu:15
1) Menghadapkan siswa pada problem terbuka dengan menekankan pada bagaimana siswa sampai pada sebuah solusi.
2) Membimbing siswa untuk menemukan pola dalam mengkontruksi permasalahannya sendiri.
3) Membiarkan siswa memecahkan masalah dengan berbagai penyelesaian dan jawaban yang beragam.
4) Meminta siswa untuk menyajikan hasil temuannya.
e. Keunggulan Pendekatan Open-Ended
Keunggulan pendekatan ini antara lain:16
1) Siswa berpartisipasi lebih aktif dalam pembelajaran dan sering mengekspresikan idenya.
2) Siswa memiliki kesempatan lebih banyak dalam memanfaatkan pengetahuan dan keterampilan matematik secara komprehensif.
3) Siswa dengan kemampuan matematika rendah dapat merespon permasalahan dengan cara mereka sendiri.
4) Siswa secara intringsik termotivasi untuk memberikan bukti atau penjelasan.
15Ibid, h.280.
16Erman Suherman, dkk, Op.Cit , h.132.
5) Siswa memiliki pengalaman banyak untuk menemukan sesuatu dalam menjawab permasalahan.
f. Kelemahan Pendekatan Open-Ended
Kelemahan dari pendekatan ini antara lain:17
1) Membuat dan menyiapkan masalah matematik yang bermakna bagi siswa bukanlah pekerjaan mudah.
2) Mengemukakan masalah yang langsung dapat dipahami oleh siswa sangat sulit sehingga banyak siswa yang mengalami kesulitan bagaimana merespon permasalahan yang diberikan.
3) Siswa dengan kemampuan tinggi bisa ragu atau mencemaskan jawaban mereka.
4) Mungkin ada sebagian siswa yang merasa bahwa kegiatan belajar mereka tidak menyenangkan karena kesulitan yang mereka hadapi.
Untuk meminimalisir kelemahan pendekatan open-ended, ada beberapa solusi yang dapat dilakukan oleh guru. Salah satunya yaitu memberikan motivasi kepada siswa. Motivasi yang diberikan oleh guru akan memberikan semangat kepada siswa sehingga akan menimbulkan suasana belajar yang aktif.