• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Antartulang ( Persendian)

Dalam dokumen Biologi Kelas 11 Suaha Bakhtiar 2011 (Halaman 88-92)

Sistem Gerak

B. Tulang sebagai Alat Gerak Pasif

3. Hubungan Antartulang ( Persendian)

Tulang di dalam tubuh saling ber-hubungan satu sama lain sehingga mem-bentuk rangka tubuh. Hubungan antartulang disebut pula artikulasi. Untuk dapat ber-gerak, pada hubungan antartulang terdapat struktur yang khusus. Struktur khusus inilah yang disebut sendi. Proses terbentuknya sendi diawali dengan membengkaknya kartilago. Lalu kedua ujung kartilago itu diliputi jaringan ikat. Selanjutnya, kedua ujung kartilago itu membentuk sel-sel tulang dan keduanya diselubungi oleh selaput sendi yang disebut sinovial. Membran sinovial ini keadaannya liat dan dapat menghasilkan minyak pelumas tulang yang disebut minyak sinovial. Untuk lebih jelasnya coba Anda perhatikan Gambar 4.6!

Tokoh

Ahli Tulang

Giovanni I ngr assies (1510 – 1580) adalah ahli t ulang aw al. I a adalah seorang dokter r ep u t asi seb ag ai Hi p p ocr at es Si si l l i a sesu d ah Bap ak Ke-d o k t er an . I a y an g

Sumber: Jendela I ptek, 2001

pertama-tama mengidentifikasi tulang tubuh yang terkecil, tulang stapes di telinga dan namanya dipakai untuk b ag i an d ar i r o n g g a m at a y an g tertulang.

Gambar 4.6 Sendi dan bagian-bagiannya.

Sumber: Jendela I ptek, Tubuh Manusia, 2000 ot ot jaringan lemak ligamen tulang paha pelvis/ panggul

dinding/ membran sinovial cairan sinovial ligamen seperti bungkus sendi tulang kering tulang paha

(a) (b) (c) ligamen tulang rawan sendi membran sinovial minyak sinovial kapsul tulang rawan sendi

tulang rawan belakang jaringan ikat serabut

tulang

sut ura

Pada rangka tubuh manusia terdapat tiga pola hubungan antartulang atau persendian, yaitu sinartrosis, amfiartrosis, dan diartrosis. Berikut akan dijelaskan satu per satu.

a. Sinartrosis (Sendi Mati)

Sinartrosis, yaitu pola hubungan antartulang yang sama sekali tidak memiliki celah sendi. Hubungan antartulang pada pola ini, dihubungkan dengan erat oleh jaringan serabut, karena itu tidak bisa digerakkan (sendi mati).

Pola hubungan tulang yang disebut sinartrosis dibagi menjadi dua tipe utama, yaitu suture dan sinkondrosis. Suture adalah pola hubungan sinartrosis yang dihubungkan dengan jaringan ikat serabut padat, misalnya pada tulang tengkorak.

Sinkondrosis adalah sinartrosis yang dihubungkan oleh kartilago hialin, misalnya hubungan antara tulang epifisis dan diafisis pada tulang dewasa, hubungan tulang yang seperti ini tidak dapat digerakkan.

b. Amfiartrosis

Pada pola hubungan tulang amfiartrosis, sendi dihubungkan oleh kartilago sehingga memungkinkan untuk sedikit terjadi gerakan. Pola hubungan ini dibagi menjadi dua, yaitu simfisis dan sindesmosis. Pada simfisis, sendi dihubungkan oleh kartilago serabut yang bentuknya pipih. Pola hubungan ini dapat ditemukan pada sendi intervertebral dan simfisis pubis, sedangkan pada sindesmosis, sendi dihubungkan oleh jaringan ikat serabut dan ligamen. Sindesmosis contohnya pada sendi antara tulang betis dan tulang kering.

Gambar 4.7 Hubungan antartulang, yaitu (a) sinartrosis, (b) amfiartrosis, dan (c) diartrosis. Sumber: Kamus Visual, 2003

Gambar 4.8 Beberapa jenis sendi pada tubuh manusia antara lain sendi peluru, sendi engsel, sendi putar, dan sendi luncur.

c. Diartrosis (Sendi Gerak)

Pada pola hubungan ini, kedua ujung tulang tidak dihubungkan oleh jaringan sehingga memungkinkan terjadinya gerakan. Nama lain untuk pola hubungan diartrosis, yaitu hubungan sinovial. Diartrosis merupakan hubungan antartulang yang dicirikan oleh keleluasaannya pada saat digerakkan dan bersifat fleksibel.

Beberapa ciri khusus dari pola hubungan diartrosis, yaitu:

1) permukaan sendinya diselubungi oleh selaput atau kapsul yang terbuat dari jaringan ikat fibrosa;

2) di bagian dalam kapsul terdapat pembatas. Pembatas ini merupakan membran jaringan ikat yang disebut pula membran sinovial. Membran ini menghasilkan cairan pelumas yang disebut cairan sinovial yang fungsinya untuk mengurangi gesekan;

3) kapsul-kapsul fibrosanya ada yang diperkuat oleh ligamen dan ada pula yang tidak, dan di dalam kapsul biasanya terdapat bantalan-bantalan serabut tulang rawan.

Hubungan tulang yang termasuk ke dalam pola hubungan diartrosis, yaitu sendi peluru, sendi engsel, sendi putar, sendi pelana, sendi ovoid, dan sendi luncur. Berikut akan dijelaskan bagaimana mekanisme setiap persendian melakukan gerakan.

Sumber: Kamus Visual, 2003

sendi engsel

sendi putar sendi peluru

siku kaki bahu

sendi engsel

sendi geser

sendi pelana

pergelangan tangan tulang pergelangan kaki ibu jari tulang betis

tulang kering tulang belikat tulang lengan atas

tulang baji kedua

tulang trapesium tulang telapak t angan tulang lengan atas

tulang hasta

tulang belikat tulang pengumpul radius

tulang baji pertama tulang pergelangan

1) Sendi Peluru

Sendi peluru, yaitu persendian yang memungkinkan terjadinya mekanisme gerak ke segala arah. Persendian seperti ini terjadi pada persendian yang terbentuk oleh hubungan antara tulang-tulang gelang bahu dan tulang lengan bagian atas, juga terdapat pada persendian yang terbentuk oleh hubungan antara tulang gelang panggul dan tulang paha.

2) Sendi Engsel

Sendi engsel merupakan persendian yang terbentuk oleh hubungan antartulang yang hanya memungkinkan terjadinya gerakan ke satu arah. Persendian seperti ini dapat ditemukan pada persendian yang terbentuk oleh ruas-ruas tulang jari kaki maupun tangan atau persendian yang terbentuk oleh tulang-tulang yang membentuk siku dan lulut.

3) Sendi Pelana atau Sela

Sendi pelana merupakan persendian yang terbentuk oleh hubungan antartulang yang memungkinkan terjadinya gerakan kedua arah. Persendian seperti ini terdapat pada hubungan antara tulang telapak tangan dan pangkal ibu jari.

4) Sendi Putar

Sendi putar merupakan persendian di mana ujung tulang yang satu dapat mengitari ujung tulang yang lain. Keadaan hubungan yang demikian memungkinkan gerakan rotasi dengan satu poros, seperti persendian antara tulang hasta dan pengumpil atau antara tulang atlas dengan tulang tengkorak.

5) Sendi Ovoid

Pada persendian ini gerakannya berporos dua, yaitu gerak ke kiri dan ke kanan, maju mundur, dan ke muka ke belakang. Pada persendian ini salah satu ujung tulangnya berbentuk oval, sedangkan tulang lain yang merupakan pasangannya memiliki lekukan elips untuk tempat masuknya tulang yang berbentuk oval tadi. Persendian seperti ini terdapat pada tulang pengumpil dan tulang pergelangan tangan.

6) Sendi Luncur

Kedua ujung tulang pada sendi luncur agak rata sehingga memungkinkan gerakan menggeser dan tidak memiliki poros. Sendi luncur misalnya terdapat pada sendi antara tulang pergelangan tangan, antartulang pergelangan kaki, tulang selangka, dan tulang belikat.

Dalam dokumen Biologi Kelas 11 Suaha Bakhtiar 2011 (Halaman 88-92)