95% CI Lower Upper
5.1 Hubungan Faktor Internal dengan Penggunaan APT 1 Hubungan Jenis Kelamin dengan Penggunaan APT
Berdasarkan hasil penelitian pada bab sebelumnya, diketahui bahwa berdasakan jenis kelamin, mayoritas responden berjenis kelamin laki-laki. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan penggunaan APT pada petugas ground handling di avron Bandara Polonia Medan. Hasil tabulasi silang membuktikan bahwa laki-laki dan perempuan memperlihatkan proporsi yang besar untuk tidak menggunakan APT, yaitu laki-laki sebesar 55,6%, sedangkan perempuan sebesar 71,4%.
Penelitian yang dilakukan oleh Noviadi (2001) tentang penggunaan APD di PT. Pusri Palembang memperlihatkan hasil yang sejenis dengan penelitian ini. Penelitian Noviadi tersebut memperoleh hasil jenis kelamin bukanlah faktor yang menjadikan seseorang menggunakan APD saat bekerja di industri tersebut. Hal ini dikarenakan sudah semakin baiknya informasi diterima oleh semua orang. Selain itu, emansipasi juga menunjang hal ini, sehingga pekerja yang dahulu didominasi penuh oleh kaum laki-laki, saat ini telah ada kesempatan bagi perempuan.
5.1.2 Hubungan Umur dengan Penggunaan APT
Berdasarkan hasil penelitian pada bab sebelumnya, diketahui bahwa berdasakan umur, mayoritas responden berumur < 34,5 tahun. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara umur dengan penggunaan APT pada petugas ground handling di avron Bandara Polonia Medan. Umur bukanlah jaminan bagi seseorang untuk menggunakan alat pelindung diri. Hasil tabulasi silang membuktikan bahwa baik umur di bawah median (56,1%) maupun di atas median (57,1%) tidak menggunakan APT saat menjalankan tugasnya sebagai petugas ground handling di avron.
Hasil penelitian Lestari (2008) memperlihatkan hasil yang sama dengan penelitian ini. Hasil penelitian tersebut memperlihatkan umur tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan penggunaan APD dalam bekerja. Semakin tua umur seseorang bukanlah jaminan untuk mempergunakan APD. Hal ini dikarenakan akses informasi dan tergantung pula oleh informasi yang diberikan oleh perusahaan tempat pekerja bekerja. Jadi, dalam menggunakan APD, umur bukanlah faktor penting bagi seorang pekerja untuk taat dalam menggunakan APD.
5.1.3 Hubungan Pendidikan dengan Penggunaan APT
Berdasarkan hasil penelitian pada bab sebelumnya, diketahui bahwa berdasakan pendidikan, mayoritas responden berpendidikan SMA. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara pendidikan dengan penggunaan APT pada petugas ground handling di avron Bandara Polonia Medan. Pendidikan SMA yang merupakan pendidikan mayoritas bagi petugas ground handling di avron
Bandara Polonia membuktikan bahwa pendidikan formal masih belum cukup untuk memahami pentingnya pemakaian APD, khususnya APT. Hal tersebut terbukti pada tabulasi silang, baik pendidikan SMA (53,9%) dan pendidikan akademi / PT (63,3%) yang tidak menggunakan APT saat menjalankan tugasnya.
Hasil penelitian Kusuma (2004) tentang penggunaan alat pelindung pendengaran pada pekerja bagian die casting memperlihatkan hasil yang sama dengan hasil penelitian ini, dimana pendidikan tidak memiliki hubungan dengan penggunaan APD, khususnya APT. Pendidikan formal bukan faktor yang memungkinkan seseorang untuk menggunakan APD. Hal ini disebabkan sangat sedikit informasi mengenai kebisingan atau gangguan pendengaran yang diajarkan di sekolah. Informasi mengenai K3 baru diperoleh pekerja bila dia telah mengikuti jenjang pendidikan khusus K3 atau informasi yang diberikan oleh perusahaannya. 5.1.4 Hubungan Lama Bekerja dengan Penggunaan APT
Berdasarkan hasil penelitian pada bab sebelumnya, diketahui bahwa berdasakan lama bekerja, mayoritas responden telah bekerja ≥ 13,7 tahun. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara lama bekerja dengan penggunaan APT pada petugas ground handling di avron Bandara Polonia Medan. Hasil observasi dan wawancara dengan petugas ground handling membuktikan bahwa kebanyakan dari mereka merasa terbiasa dengan kebisingan yang terjadi di avron. Hasilnya, banyak dari mereka tidak menggunakan APT saat bekerja, padahal lama bekerja mereka mayoritas tergolong cukup lama.
Penelitian yang dilakukan oleh Widyaningsih (2007) memperlihatkan hasil yang sama dengan hasil penelitian ini, dimana tidak adanya hubungan yang signifikan antara lama bekerja dengan penggunaan APD saat pekerja melaksanakan tugasnya. Hal ini dijelaskan karena semakin lama pekerja bekerja, biasanya akan timbul rasa sepele terhadap sumber-sumber bahaya, misalnya kebisisngan.
5.1.5 Hubungan Pengetahuan dengan Penggunaan APT
Berdasarkan hasil penelitian pada bab sebelumnya, diketahui bahwa berdasakan pengetahuan petugas ground handling di avron Bandara Polonia Medan tertinggi pada pengetahuan yang tidak baik. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan penggunaan APT pada petugas ground handling di avron Bandara Polonia Medan. Selain itu berdasarkan item pertanyaan terlihat juga umumnya responden menjawab benar bahwa gangguan pendengaran akibat kebisingan bisa dicegah dan salah jika pemakaian earmuff penting saat bekerja. Pengetahuan adalah hal paling mendasar yang menjadi pokok tindakan manusia. Misalnya saja, seseorang akan berbuat lebih baik bila dia mengetahui hal- hal yang baik tersebut. Begitu pula dalam hal pemakaian APD. Bila seseorang mengetahui betapa berisikonya bekerja di lingkungan dengan tingkat risiko tinggi dan dia tahu kegunaan APD, maka seseorang tersebut cenderung akan menggunakan APD saat bekerja (Elfrida, 2006).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Widyaningsih (2007) dan Kusuma (2004) menunjukkan hasil adanya hubungan yang signifikan pengetahuan dengan penggunaan APT saat bekerja. Pengetahuan merupakan dasar seseorang dalam
melakukan sesuatu, termasuk tindakan yang akan dilakukannya, misalnya menggunakan APT saat bekerja di area yang memiliki intensitas bising tinggi. Pengetahuan yang baik mengenai bahaya kebisingan akan diikuti oleh penggunaan APT nantinya.
5.1.6 Hubungan Sikap dengan Penggunaan APT
Berdasarkan hasil penelitian pada bab sebelumnya, diketahui bahwa berdasakan sikap petugas ground handling di avron Bandara Polonia Medan tertinggi pada sikap yang tidak baik. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa ada hubungan antara sikap dengan penggunaan APT pada petugas ground handling di avron Bandara Polonia Medan. Selain itu berdasarkan item pertanyaan terlihat juga umumnya responden menjawab setuju bahwa gangguan kesehatan akibat pekerjaan dapat dicegah dengan ear muff dan tidak setuju jika keselamatan pekerja saat bekerja dapat selalu terjaga karena menggunakan ear muff. Sikap adalah kecenderungan untuk bertindak, berpersepsi dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi atau nilai. Sikap bukan perilaku, tetapi kecenderungan untuk berperilaku dengan cara-cara tertentu terhadap objek sikap. Objek sikap boleh berupa benda, orang, tempat, gagasan, situasi atau kelompok. Sikap adalah relatif konstan dan agak sukar berubah. Jika ada perubahan dalam sikap berarti adanya suatu tekanan yang kuat dan dapat mengakibatkan terjadinya perubahan dalam sikap melalui proses tertentu. Selanjutnya, dapat dikatakan bahwa sikap merupakan kumpulan dari berpikir, keyakinan dan pengetahuan. Namun disamping itu memiliki evaluasi negatif maupun positif yang bersifat emosional yang disebabkan oleh komponen afeksi. Semua hal ini
dengan sendirinya berhubungan dengan objek atau masalah. Pengetahuan dan perasaan yang ada dalam sikap akan menghasilkan tingkah laku tertentu (Notoatmodjo, 2003).
Penelitian yang dilakukan oleh Yulianto (2004) memperoleh hasil yang sama dengan penelitian ini. Hasil penelitian tersebut memeperlihatkan adanya hubungan sikap pekerja dengan penggunaan APT saat bekerja. Bila pengetahuan dan sikap seseorang telah baik dalam memahami bahaya yang ditimbulkan oleh kebisingan, maka pekerja akan cenderung melakukan hal positif untuk melindungi pendengarannya dari gangguan akibat kebisingan. Hal tersebut direalisasikan dengan menggunakan APT saat melaksanakan tugasnya di area dengan tingkat kebisingan tinggi.