95% CI Lower Upper
5.2 Hubungan Faktor Eksternal dengan Penggunaan APT
5.2.2 Hubungan Peraturan Bandara dengan Penggunaan APT
Berdasarkan hasil penelitian pada bab sebelumnya, diketahui bahwa berdasakan peraturan bandara menurut petugas ground handling di avron Bandara Polonia Medan tertinggi pada peraturan bandara yang tidak baik. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa ada hubungan antara peraturan bandara dengan penggunaan APT pada petugas ground handling di avron Bandara Polonia Medan. Selain itu berdasarkan item pertanyaan terlihat juga umumnya responden menjawab selalu bahwa pihak bandara selalu mewajibkan pekerjanya untuk bekerja sesuai prosedur dan tidak pernah jika pihak bandara memiliki aturan tentang prosedur kerja.
Bila suatu tempat kerja tidak diatur dengan manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang baik, misalnya dengan adanya sanksi, maka keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja tersebut juga tidak akan berjalan baik. Manajemen
adalah kontrol pekeja yang dilakukan dengan mengeluarkan kebijakan perusahaan. Pengawasan merupakan kegiatan rutin dalam bentuk observasi harian terhadap penggunaan APD yang dilakukan pengawas. Pengawas biasanya berada di bagian yang sama dengan pekerja yang menjadi objek pengawasan. Kemungkinan karena pengawasan hanya dilakukan oleh pengawas lokal maka pengawas tersebut sendiri kurang tegas menghadapi pekerja yang lebih senior, maka pengawasan terkesan kurang mengena sasaran (Mansyur, 2003).
Kebijakan perusahaan atau sering disebut dengan peraturan perusahaan memiliki hubungan yang signifikan dengan penggunaan APD saat bekerja. Hal tersebut juga terlihat dalam hasil penelitian yang dilakukan oleh Lestari (2008) dan Noviadi (2001). Pertauran perusahaan biasanya lebih ditakuti oleh pekerja dan akan cenderung dilaksanakan, hal ini dikarenakan bila tidak dilakukan, akan menimbulkan sanksi bagi pekerja itu sendiri, seperti pemotongan gaji. Namun, tindakan yang didasari oleh hal tersebut cenderung tidak akan melekat lama dalam diri pekerja. 5.2.3 Hubungan Sumber Informasi K3 dengan Penggunaan APT
Berdasarkan hasil penelitian pada bab sebelumnya, diketahui bahwa berdasakan sumber informasi K3 menurut petugas ground handling di avron Bandara Polonia Medan tertinggi pada sumber informasi K3 yang tidak baik. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa ada hubungan antara sumber informasi K3 dengan penggunaan APT pada petugas ground handling di avron Bandara Polonia Medan. Selain itu berdasarkan item pertanyaan terlihat juga umumnya responden menjawab selalu memperoleh informasi tentang K3 dari dari keluarga atau teman dan tidak pernah jika
memperoleh informasi tentang K3 dari petugas kesehatan atau petugas ketenagakerjaan.
Media sangat berperan dalam proses penyebaran informasi kesehatan. Salah satu elemen penting dalam sukses atau tidaknya penyebaran informasi kesehatan adalah penggunaan media yang tepat. Selain itu, bila informasi tidak pernah diberikan atau pernah diberikan namun tidak pernah diulang dalam jangka waktu tertentu, maka informasi kesehatan tidak akan diterima baik oleh masyarakat (Notoatmodjo, 2005).
Sumber informasi sangat penting untuk meningkatkan pengetahuan pekerja, khususnya dalam hal keselamatan dan kesehatan kerjanya. Salah satu contohnya adalah pentingnya penggunaan APD saat bekerja di area dengan resiko yang tinggi. Contoh konkritnya adalah menggunakan APT saat melaksanakan pekerjaan di area dengan tingkat kebisingan tinggi. Sumber informasi yang dikemas dalam media tertentu akan dibaca atau didengar oleh pekerja sebagai informasi yang meningkatkan pengetahuannya dalam hal penggunaan APT. Hasil penelitian ini sejalan dengan penjelasan dan hasil penelitian Afifah (2012) yang memperoleh hasil adanya hubungan antara informasi yang diberikan perusahaan dengan penggunaan APD pada pekerja.
5.3 Analisis Multivariat
Analisis ini digunakan dengan menggunakan uji regresi logistik berganda pada tingkat kepercayaan 95%. Analisis ini bertujuan untuk melihat variabel mana saja yang memiliki pengaruh terhadap penggunaan APT di avron Bandara Polonia
Medan tahun 2013. Pada penelitian ini, variabel independen yang memenuhi kriteria kemaknaan statistik (p < 0,25) dimasukkan ke dalam model, yaitu pengetahuan, sikap, pengawasan pimpinan, peraturan bandara dan sistem informasi K3. Ada dua variabel penelitian, yaitu pengetahuan dan sikap yang memiliki pengaruh (p < 0,05) terhadap penggunaan APT di avron Bandara Polonia Medan tahun 2013. Variabel dominan yang memiliki pengaruh paling besar terhadap penggunaan APT di avron Bandara Polonia Medan tahun 2013 adalah sikap. Selain itu berdasarkan item pertanyaan terlihat juga umumnya responden menjawab selalu pernah ditegur oleh atasan Anda mengenai penggunaan ear muff sebesar 49,1% (52 orang) dan tidak selalu menggunakan ear muff saat bekerja sebesar 53,8% (57 orang).
Berdasarkan segi biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Oleh sebab itu, dari sudut pandang biologis semua makhluk hidup berperilaku karena mereka semua mempunyai aktivitas masing-masing. Sehingga yang dimaksud dengan perilaku manusia, pada hakikatnya adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai kegiatan yang sangat luas sepanjang kegiatan yang dilakukannya, yaitu antara lain: berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan seterusnya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati dari luar (Notoatmodjo, 1993).
Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Penginderaan
terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan manusia mendasari sikap seseorang terhadap sesuatu, dan sikap selanjutnya mendasari seseorang untuk bertindak. Sama halnya dalam penelitian ini, sikap petugas ground handling didasari oleh pengetahuannya yang tidak baik, sehingga sikapnya terhadap penggunaan APT juga menjadi tidak baik, akhirnya, penggunaan APT pada petugas ground handling menjadi tidak baik pula. Pendidikan formal yang tergolong baik atau tinggi tidak menjamin penggunaan APT saat bekerja. Hal ini dikarenakan pada pendidikan formal, tidak diajarkan secara mendetail mengenai APT secara baik. Sehingga perlu peningkatan pengetahuan dan sikap serta tindakan dengan memberikan pendidikan informal melalui pelatihan kerja untuk meningkatkan pemahaman dan tindakan petugas ground handling tentang pentingnya penggunaan APT. Pengawasan, peraturan bandara dan system informasi K3 juga perlu dikuatkan untuk menunjang hal di atas.
Upaya kesehatan kerja sangat penting untuk melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan, serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan. Oleh karena itu kesehatan kerja diatur dalam bab tersendiri, yaitu Bab XII yang terdiri dari Pasal 164 sampai dengan Pasal 166. Upaya kesehatan kerja meliputi pekerja di sektor formal, yaitu pekerja yang bekerja dalam hubungan kerja dan informal, yaitu pekerja yang bekerja di luar hubungan kerja. Upaya kesehatan kerja dimaksud berlaku bagi setiap orang selain pekerja yang berada di lingkungan tempat kerja (Sitompul, 2010).
Pengendalian kebisingan dengan cara penggunaan Alat Pelindung Telinga (APT) merupakan alternatif terakhir bila pengendalian yang lain telah dilakukan. APT berfungsi untuk melindungi alat pendengaran (telinga) dan bahaya kebisingan dan melindungi telinga dari percikan api atau logam yang panas. Secara umum alat pelindung telinga dapat dibagi menjadi dua yaitdan ear muff. Ear plug atau sumbat telinga merupakan alat pelindung telinga yang cara penggunaannya dimasukan pada liang telinga. Sedangkan tutup telinga (ear muff) merupakan alat pelindung telinga yang penggunaanya ditutupkan pada saluran daun telinga (Suma’mur, 2001).
Kebijakan sebuah perusahaan tentang pelaksanaan K3 dijelaskan dengan detail dalam bentuk peraturan-peraturan. Kepastian hukum yang kuat akan memberikan kemantapan dalam pengawasan. Karena apabila diberi teguran dan peringatan tidak dihiraukan maka perangkat peraturanlah yang akan berperan dalam hal pemberian sanksi. Maka peraturan yang berkaitan dengan situasi kerja merupakan upaya yang dilakukan dalam meningkatkan efektifitas pelaksanaan program K3 di sebuah perusahaan. Adanya kebijakan dalam bentuk sanksi dan pemberian penghargaan/hadiah ternyata mempunyai makna dalam meningkatkan motivasi berperilaku pekerja terutama dalam penggunaan APD.
Hasil observasi peneliti memperlihatkan bahwa penggunaan APT pada petugas ground handling tergolong tidak baik. Selain itu diketahui juga bahwa kualitas APT pada petugas ground handling di avron Bandara Polonia Medan tergolong tidak baik. Misalnya saja sudah patah, busa APT sudah copot dan sudah
kotor. Hal ini dapat menjadi dasar mengapa petugas ground handling malas untuk menggunakan APT saat bekerja. Penting bagi manajemen bandara untuk mengecek kondisi APT, minimal 3 bulan sekali dan mengganti APT yang telah rusak.
BAB 6