Hubungan Implementasi Program 10 Langkah Menuju

Bab 5. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.2 Pembahasan

5.2.3 Hubungan Implementasi Program 10 Langkah Menuju

Kabupaten Jember

Hasil analisa data implementasi program 10 Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui (LMKM) dengan praktik ramah menyusui di RSIA Srikandi Kabupaten Jember dapat dilihat pada pada tabel 5.5. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa ada hubungan implementasi program 10 Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui (LMKM) dengan praktik ramah menyusui pada ibu

postpartum di RSIA Srikandi Kabupaten Jember (p value = 0,045 < α = 0,05). Hasil penelitian ini juga menggambarkan kekuatan korelasi sedang antara kedua variabel (nilai r = 0,563 ), artinya implementasi program 10 Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui memberikan kontribusi sebesar 56,3% terhadap tercapainya praktik ramah menyusui pada ibu postpartum.

Program 10 Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui (LMKM) adalah kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah dalam hal ini Kementerian Kesehatan, yaitu Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 450/Menkes/SK/IV/2004 tanggal 7 April 2004 tentang pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif pada bayi di Indonesia. WHO dan UNICEF menyatakan bahwa progam ini merupakan perlindungan, promosi dan dukungan untuk menyusui di fasilitas pelayanan ibu bersalin (Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI, 2010).

http://digilib.unej.ac.id/ http://digilib.unej.ac.id/ http://digilib.unej.ac.id/ http://digilib.unej.ac.id/ http://digilib.unej.ac.id/

Implementasi program 10 Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui (LMKM) yang dilakukan oleh petugas kesehatan di RSIA Srikandi Kabupaten Jember menurut hasil penelitian telah dilaksanakan oleh petugas kesehatan. Implementasi program 10 Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui (LMKM) oleh petugas kesehatan merupakan hal yang penting terhadap hubungan petugas kesehatan dan pasien serta berdampak terhadap penerimaan informasi kesehatan terkait menyusui yang diberikan oleh petugas kesehatan dan pelaksanaan informasi yang telah diberikan petugas kesehatan oleh pasien. Hal ini penting diperhatikan apabila pelaksanaan informasi tersebut berkaitan dengan praktik ramah menyusui di rumah sakit.

Rumah Sakit Sayang Bayi adalah rumah sakit yang melaksanakan program 10 langkah menuju keberhasilan menyusui (Soetjiningsih, 2001). RSIA Srikandi Kabupaten Jember merupakan satu-satunya rumah sakit ibu dan anak di Kabupaten Jember yang sudah mulai menerapkan program ini. Hasil penelitian menggambarkan bahwa RSIA Srikandi sudah memiliki kebijakan tertulis terkait IMD, penatalaksanaan menyusui yang benar, manajemen menyusui saat bayi sakit, namun masih ada kebijakan yang belum tertulis terkait larangan promosi susu formula, larangan menggunakan dot atau kempeng dan kebijakan tertulis tentang rawat gabung. Kebijakan tertulis belum tersosialisasikan dengan baik karena saat pengisian kuesioner masih terdapat perbedaan antara fakta kebijakan tertulis yang ada di rumah sakit dengan jawaban responden, misalnya masih ada

http://digilib.unej.ac.id/ http://digilib.unej.ac.id/ http://digilib.unej.ac.id/ http://digilib.unej.ac.id/ http://digilib.unej.ac.id/

Praktik ramah menyusui merupakan pencapaian keberhasilan menyusui di rumah sakit yang ditunjukkan melalui promosi dan dukungan kepada ibu menyusui sehingga terjadi peningkatan inisiasi menyusui dini (Geraghty, 2009). Peningkatan menyusui akan meningkatkan kesehatan ibu dan anak. Pelaksanaan program ini akan menjadi optimal jika melibatkan dukungan suami, keluarga, masyarakat, fasilitas pelayanan kesehatan dan tenaga kesehatan sebagai upaya mencapai keberhasilan menyusui.

Faktor yang paling berperan dalam hal pemberian ASI kepada bayi adalah sikap ibu, dimana sikap ibu sangat mempengaruhi apakah bayi kelak akan diberikan ASI sesuai waktunya atau diberikan susu susu formula (Saleh, 2011). Sikap ini dipengaruhi oleh tinggi atau rendahnya tingkat pendidikan dan pengetahuan ibu akan manfaat dan pentingnya pemberian ASI bagi bayi. Pengetahuan ini dapat diperoleh dari media massa, media elektronik, petugas kesehatan dan keluarga. Semakin tinggi pengetahuan ibu tentang ASI maka semakin tinggi kecenderungan ibu memberikan ASI kepada bayi.

Faktor lain yang mempengaruhi keberhasilan menyusui adalah faktor budaya dan tradisi, ibu masih melakukan kebiasaan yang salah, seperti membuang kolostrum yang dianggap kotor, memberikan ASI bersamaan dengan susu formula karena menganggap ASI saja tidak mencukupi kebutuhan bayi serta agar bayi cepat gemuk dan sehat. Afifah (2007) menyatakan bahwa kebiasan yang salah ibu dalam proses menyusui adalah pemberian susu formula menggunakan dot kepada

http://digilib.unej.ac.id/ http://digilib.unej.ac.id/ http://digilib.unej.ac.id/ http://digilib.unej.ac.id/ http://digilib.unej.ac.id/

Hasil penelitian lainnya adalah korelasi antara program 10 Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui (LMKM) dengan praktik ramah menyusui berpola linier positif (r = +1), artinya semakin baik implementasi program 10 Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui (LMKM) yang dilakukan petugas kesehatan maka semakin baik ibu postpartum memiliki praktik ramah menyusui.

Hal ini menunjukkan bahwa tenaga kesehatan memegang peranan penting dalam memberikan pelayanan kesehatan untuk upaya menyusui. Tenaga kesehatan harus lebih maksimal dalam mensosialisasikan program 10 Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui (LMKM). Berhasil atau tidaknya menyusui sangat bergantung kepada petugas kesehatan karena petugas kesehatan yang pertama- tama membantu ibu bersalin untuk menyusui.

WHO dan UNICEF dalam Yulianty (2009) menyatakan bahwa dukungan petugas kesehatan sangat dibutuhkan pada ibu-ibu yang baru pertama melahirkan. Petugas kesehatan harus berupaya memberi penerangan, penyuluhan serta pelatihan berkaitan dengan menyusui untuk meningkatkan peran ibu dalam pemberian ASI. Roesli (2004) menyatakan bahwa bahwa sikap petugas kesehatan sangat mempengaruhi pemilihan makanan bayi. Ibu umumnya mau, patuh dan menuruti nasehat petugas kesehatan sehingga petugas kesehatan memiliki peran penting untuk memberikan informasi tentang waktu yang tepat untuk memberikan ASI eksklusif, manfaat ASI eksklusif.

http://digilib.unej.ac.id/ http://digilib.unej.ac.id/ http://digilib.unej.ac.id/ http://digilib.unej.ac.id/ http://digilib.unej.ac.id/

Dalam dokumen HUBUNGAN IMPLEMENTASI PROGRAM 10 LANGKAH MENUJU KEBERHASILAN MENYUSUI (LMKM) DENGAN PRAKTIK RAMAH MENYUSUI PADA IBU POSTPARTUM DI RSIA SRIKANDI KABUPATEN JEMBER (Halaman 109-113)