• Tidak ada hasil yang ditemukan

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan

1. Hubungan Induk Perusahaan dan Anak Perusahaan di Dalam Suatu Perusahaan Grup

jawab induk perusahaan dalam perusahaan grup di dalam suatu perjanjian pengendalian untuk perusahaan grup kontraktual dan diatur dalam anggaran dasar anak perusahaan untuk perusahaan grup faktual. Dalam perjanjian pengendalian dan anggaran dasar anak perusahaan diatur pula derajat pengendalian dari induk perusahaan.

B.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

1. Hubungan Induk Perusahaan dan Anak Perusahaan di Dalam Suatu Perusahaan Grup

Di dalam suatu perusahaan grup terdapat satu induk perusahaan dan satu atau beberapa anak perusahaan. Keterkaitan induk dan anak perusahaan dalam konstruksi perusahaan grup dapat disebabkan oleh beberapa hal antara lain kepemilikan induk perusahaan atas saham anak

perusahaan, rapat umum pemegang saham (RUPS), penempatan direksi atau komisaris pada anak perusahaan, keterkaitan melalui perjanjian hak bersuara, dan keterkaitan melalui kontrak. Suatu perusahaan grup juga dapat terbentuk dari proses penggabungan, peleburan, pengambilalihan, dan pemisahan perusahaan seperti yang diatur dalam Pasal 122 sampai dengan Pasal 137 Undang-Undang No. 40 Tahun 2007.

Keterkaitan tersebut menyebabkan induk perusahaan berperan sebagai pimpinan sentral dalam perusahaan grup. Induk perusahaan dapat melakukan pengawasan dan pengurusan terhadap anak perusahaan. Induk perusahaan juga dapat melakukan pengendalian dengan memberikan instruksi kepada anak perusahaan dalam melakukan kegiatan sehari- harinya. Keterkaitan induk dan anak perusahaan tidaklah menghapuskan status badan hukum induk perusahaan dan anak perusahaan sebagai subjek hukum mandiri. Pengakuan yuridis terhadap induk dan anak perusahaan yang berbadan hukum mandiri menjadikan perusahaan grup sebagai bentuk jamak secara yuridis. Sebaliknya, pengendalian induk terhadap anak perusahaan dan realitas bisnis perusahaan grup diarahkan untuk mendukung kepentingan bisnis perusahaan grup sebagai kesatuan

ekonomi.117 Sehingga menyebabkan ketidakmandirian yuridis dari anak

prusahaan.

Tergabungnya anak perusahaan dalam perusahaan grup

menciptakan kontradiksi antara aspek yuridis dan realitas bisnis.118 Secara

yuridis anak perusahaan merupakan badan hukum mandiri sehingga induk

117

Ibid., h. 46.

118 Sulistiowati, “Doktrin

-Doktrin Hukum Mengenai Tanggung Jawab Hukum dalam

perusahaan sebagai pemegang saham anak perusahaan mendapatkan

perlindungan berupa tanggung jawab terbatas limited liability (diatur

dalam Pasal 3 ayat (1) Undang-Undang No. 40 Tahun 2007). Sedangkan pengendalian induk perusahaan terhadap anak perusahaan mengakibatkan ketidakmandirian anak perusahaan karena perusahaan grup dipandang sebagai kesatuan ekonomi. Kontradiksi tersebut juga menimbulkan celah hukum dalam perusahaan grup. Celah hukum ini dapat mendorong munculnya sikap oportunistik induk perusahaan yang menyalahgunakan konstruksi perusahaan grup. Sikap opportunistik dalam hal ini berarti induk perusahaan memiliki kesempatan menghindari tanggung jawab yang seharusnya ada pada induk perusahaan. Konstruksi dalam perusahaan grup

dapat pula mendorong munculnya moral hazard apabila limited liability

berlaku secara mutlak119.

Ketegangan antara bentuk jamak secara yuridis dengan kesatuan

ekonomi tidaklah bersifat mutually exclusive120, sehingga pengabaian

terhadap salah satu dari bentuk jamak secara yuridis dan kesatuan ekonomi berimplikasi kepada ketidakmandirian yuridis anak perusahaan atau hilangnya realitas kelembagaan perusahaan grup, sebagaimana penjabaran

sebagai berikut:121

a. Pengabaian terhadap bentuk jamak secara yuridis dalam konstruksi

perusahaan grup berimplikasi kepada ketidakmandirian yuridis anak

119

Ibid.

120

mutually exclusive dalam hal ini berarti perusahaan grup sebagai bentuk jamak secara yuridis dan kesatuan ekonomi tidak dapat berganti-ganti dengan sendirinya (tidak otomatis), karena apabila salah satu diabaikan akan menimbulkan dampak bagi perusahaan grup.

121

Sulistiowati, Tanggung Jawab Hukum Pada Perusahaan Grup Di Indonesia, Erlangga, Jakarta, 2013, h. 122.

perusahaan karena kewajiban anak perusahaan untuk menjalankan instruksi induk perusahaan. Ketidakmandirian yuridis anak perusahaan merupakan implikasi dari fakta pengendalian induk perusahaan yang mendominasi pengurusan anak perusahaan yang menyebabkan ketidakmandirian ekonomi anak perusahaan. Hal ini disebabkan orientasi kegiatan usaha anak perusahaan ditujukan untuk menjalankan instruksi induk perusahaan, bukan untuk kepentingan anak perusahaan yang bersangkutan sesuai dengan maksud dan tujuan badan hukum perseroan anak perusahaan.

b. Sebaliknya, pengabaian terhadap perusahaan grup sebagai kesatuan

ekonomi berimplikasi kepada kemandirian yuridis anak perusahaan sebagai subjek hukum mandiri yang berhak melakukan perbuatan hukum sendiri. Pengurusan anak perusahaan semata-mata untuk kepentingan ekonomi anak perusahaan sesuai maksud dan tujuan anak perusahaan. Pengabaian ini menyebabkan hilangnya realitas kelembagaan perusahaan grup, karena induk perusahaan sebagai

pimpinan sentral tidak lagi memiliki kewenangan untuk

Bagan 1

Bagan Dualitas Perusahaan Grup sebagai Bentuk Jamak Secara Yuridis dan Kesatuan Ekonomi122

Dalam bukunya, Munir Fuady menyatakan, perbedaan pandangan

dari sektor ekonomi dan sektor hukum ini tidak reasonable untuk

dipertahankan terus. Titik temu diantara keduanya tentu harus di cari, karena hal tersebut merupakan kebutuhan manusia dalam berbisnis. Sektor hukumlah yang banyak harus mengalah ke sektor ekonomi, mengingat merupakan salah satu tugas hukum, yang secara prinsip, regulatoris maupun aplikatif, menciptakan keadaan yang kondusif bagi lancarnya perkembangan hidup manusia, termasuk perkembangannya di sektor bisnis. Karena itu, tentang kewenangan induk perusahaan dalam suatu perusahaan grup, dalam banyak hal sektor hukumlah yang harus

menyesuaikan diri dengan kenyataan dan perkembangan ekonomi123.

122Ibid. 123

Munir Fuady, Hukum Perusahaan Dalam Paradigma Hukum Bisnis, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1999, h. 135. Perusahaan Grup Aspek Yuridis Realitas Bisnis Struktur Grup Tidak Mutually Exclusive Cucu Anak Induk Anak Cucu Bentuk Jamak Secara Yuridis Kesatuan Ekonomi

Jadi sektor hukum memang harus mengikuti laju perkembangan sektor ekonomi. Sungguhpun ini tidak berarti bahwa sektor hukum harus menari menuruti suling dan gendangan para ekonom. Sebab, sektor hukum harus juga tetap berfungsi sebagai palang pintu penjaga nilai-nilai keadilan, kesebandingan, kepastian dan prediktif, demokrasi, keteraturan, ketertiban, perlindungan pihak lemah, dan sebagainya. Dengan demikian, sektor ekonomipun harus bersedia berkorban demi menjaga kelestarian

nilai-nilai dipelihara oleh hukum tersebut124.

Dalam perusahaan grup di Indonesia pengaruh induk perusahaan (bisa disebut sebagai pemilik/owner dari anak perusahaan) masih sangat besar. Dalam Pasal 94 ayat (2) UU PT dikatakan untuk pertama kali pengangkatan anggota direksi dilakukan oleh pendiri dalam akta pendirian. Pasal tersebut dikatakan hanya untuk pertama kali waktu akta pendirian atau dapat dikatakan waktu pendirian perseroan, dan untuk selanjutnya anggota direksi diangkat oleh RUPS. Tetapi yang masih sering terjadi dalam perusahaan grup untuk pengangkatan direksi masih langsung dipilih oleh pemilik perusahaan dan direktur tersebut ditempatkan

diperusahaan yang dianggap sesuai dengan keahliannya125.

Dalam tesis yang disusun oleh Rita Dyah menyatakan bahwa, apabila direktur dipilih langsung oleh pemilik perusahaan, secara tidak langsung direktur hanya merupakan boneka dari pemilik perusahaan dalam arti direktur dalam menjalankan perusahaan hanya menuruti keinginan dari pemilik perusahaan tersebut. Jadi sebagai anak perusahaan yang berbadan hukum Perseroan Terbatas dapat dikatakan kemandiriannya sudah hilang karena kewenangan untuk membuat perjanjian dengan pihak ketiga (kreditor) untuk mendapatkan kredit guna kepentingan perusahaan

124Ibid. 125

Rita Dyah Widawati, Tanggung Jawab Induk Perusahaan Terhadap Perikatan Yang Dilakukan Oleh Anak Perusahaan, Tesis, Universitas Sumatra Utara, Medan, 2009, h. 92.

dipengaruhi atau didikte oleh induk perusahaannya atau pemilik

perusahaan126.

Walaupun masih terdapat kontradiksi dalam hubungan induk perusahaan dan anak perusahaan, yaitu antar realitas bisnis dan kesatuan ekonomi. Tetapi di dalam perusahaan grup dibutuhkan keadilan khususnya untuk anak perusahaan sekaligus menghindari terjadinya penyalahgunaan kewenangan yang dilakukan oleh induk perusahaan. Dalam UU PT telah

terdapat pengaturan mengenai tanggung jawab terbatas (limited liability)

dan doktrin piercing the corporate veil yang seharusnya dapat diterapkan

pada induk perusahaan apabila memenuhi salah satu dari 4 ketentuan yang terdapat dalam Pasal 3 ayat (2) UU PT. Diberlakukannya dokrin tersebut bertujuan untuk memberikan perlindungan kepada kreditor dari anak perusahaan.

Dengan diterapkannya doktrin piercing the corporate veil maka

induk perusahaan tidak mendapatkan perlindungan berupa limited liability

dan pada induk perusahaan dibebankan tanggung jawab pribadi. Oleh

karena itu piercing the corporate veil dapat dijadikan dasar untuk ikut

ditariknya induk perusahaan terhadap kerugian yang dialami anak perusahaan, tetapi hanya bisa diterapkan apabila memenuhi salah satu dari 4 ketentuan yang terdapat dalam Pasal 3 ayat (2) Undang-Undang No. 40 Tahun 2007. Dan jika induk perusahaan tidak memenuhi salah satu dari 4 ketentuan tersebut induk perusahaan tetap mendapat perlindungan berupa limited liability. Pada dasarnya limited liability merupakan aturan mengenai distribusi resiko dan biaya yang ditanggung oleh perseroan,

126

yang di desain dan diciptakan untuk perseroan tunggal. Sehingga menurut

Sulistiowati, limited liability seharusnya tidak ditujukan untuk perusahaan

grup.127

Berdasarkan uraian di atas, menurut penulis dalam kontruksi perusahaan grup sebaiknya bentuk jamak secara yuridis diterobos atau dikesampingkan, sehingga induk perusahaan dan anak perusahaan dalam suatu perusahaan grup dipandang sebagai kesatuan ekonomi bukan sebagai badan hukum mandiri atau bentuk jamak secara yuridis. Karena seperti yang dikemukakan oleh Munir Fuady bahwa dalam hal ini hukum harus menyesuaikan diri dengan perkembangan ekonomi. Dengan diterobosnya kedudukan mandiri dari induk perusahaan dan anak perusahaan maka

induk perusahaan tidak mendapatkan perlindungan berupa limited liability

atas kepemilikan saham dari anak perusahaan. Hal ini sesuai dengan

pendapat dari Sulistiowati bahwa sebenarnya limited liability di tujukan

dalam konstruksi perusahaan tunggal bukan di tujukan untuk perusahaan grup.

Diterobosnya aspek yuridis mengakibatkan ketidakmandirian yuridis anak perusahaan. Memang pada dasarnya dalam perusahaan grup kewajiban anak perusahaan adalah menjalankan instruksi induk perusahaan dan orientasi kegiatan usaha anak perusahaan dalam perusahaan grup ditujukan untuk menjalankan instruksi induk perusahaan, bukan untuk kepentingan anak perusahaan yang bersangkutan sesuai dengan maksud dan tujuan badan hukum perseroan anak perusahaan.

127 Sulistiowati, “Limited Liability

Dalam Limited Liability Pada Konstruksi Perusahaan

Karena dipandang sebagai kesatuan ekonomi, suatu perusahaan grup seharusnya membentuk kontrak/perjanjian diantara induk dan anak perusahaan dapat berupa perjanjian pengendalian maupun dengan mengaturnya pada anggaran dasar dari anak perusahaan sebagai landasan yuridis hubungan keduanya. Dapat di buat kontrak khusus oleh induk perusahaan dan anak perusahaan yang berisikan hak dan kewajiban dari induk dan anak perusahaan yang tergabung dalam perusahaan grup, diatur pula mengenai pertanggungjawaban dari induk perusahaan. Atau membuat perjanjian yang bersifat personal, misalnya apabila anak perusahaan membuat perjanjian kredit dengan pihak ketiga, induk perusahaan dapat

bertindak sebagai corporate guarantee atas hutang anak perusahaan

tersebut. Perjanjian diantara induk dan anak perusahaan mengikat kedua belah pihak. Sehingga kembali lagi pada pendapat dari Munir Fuady bahwa hukum harus menyesuaikan diri dengan perkembangan ekonomi tetapi dengan di susunnya kontrak khusus dalam suatu perusahaan grup tetap mencerminkan nilai-nilai keadilan dan kepastian yang dipelihara oleh hukum.

Perusahaan grup sebagai kesatuan ekonomi ditunjukkan melalui penyajian laporan keuangan konsolidasi perusahaan grup, ketika induk perusahaan mengonsolidasikan laporan keuangan anak-anak perusahaan

menjadi laporan keuangan konsolidasi induk dan anak perusahaan.128

Dalam Paragraf 4 PSAK No. 4 menyatakan bahwa Laporan keuangan konsolidasian adalah laporan keuangan suatu kelompok usaha yang

128

Sulistiowati, Tanggung Jawab Hukum Pada Perusahaan Grup Di Indonesia, Erlangga, Jakarta, 2013, h. 44.

disajikan sebagai suatu entitas ekonomi tunggal. Sedangkan dalam paragraf 3 PSAK No. 15 menyatakan, Laporan keuangan konsolidasian adalah laporan keuangan suatu kelompok usaha yang di dalamnya aset, liabilitas, ekuitas, penghasilan, beban, dan arus kas entitas induk dan entitas anak disajikan sebagai suatu entitas ekonomi tunggal.

Tujuan dari diterobosnya kedudukan mandiri anak perusahaan sehingga perusahaan grup dipandang sebagai kesatuan ekonomi adalah untuk melindungi anak perusahaan khususnya kreditor, pemegang saham minoritas, dan karyawan anak perusahaan dari penyalahgunaan yang

dilakukan oleh induk perusahaan. Karena pada dasarnya limited liability

melindungi induk perusahaan dari tanggung jawabnya sebagai pimpinan sentral dalam perusahaan grup. Selain itu bertujuan agar tidak menimbulkan dominasi tanpa tanggung jawab dari induk perusahaan.

2. Sistem Pertanggungjawaban yang Sebaiknya Diterapkan Untuk