• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DEMOGRAFIS DENGAN MOTIVASI MENONTON PROGRAM ACARA MERAJUT ASA

TRANS7

Karakteristik Demografis Responden

Karakteristik demografis responden merupakan salah satu faktor yang dapat menjelaskan perbedaan setiap responden yang dapat mempengaruhi motivasi menonton. Karakteristik demografis dalam penelitian ini meliputi usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, pekerjaan tambahan, dan jumlah tanggungan keluarga.

Tabel 7 Jumlah dan persentase responden berdasarkan karakteristik demografis di Desa Citapen tahun 2013

No Karakteristik Demografis Kategori Jumlah (orang) Persentase (%)

1. Usia Usia muda (≤ 36 tahun) 18 39.13

Usia menengah (37-48 tahun) 16 34.78 Usia tua (> 48 tahun) 12 26.09

2. Jenis kelamin Laki-laki 28 60.87

Perempuan 18 39.13

3. Tingkat pendidikan

Rendah (SD) 36 78.26

Tinggi (SMP dan SMA) 10 21.74

4. Tingkat pendapatan Rendah (< Rp. 504 810,- /bulan) 7 15.22 Sedang (Rp. 504 810,-/bulan ≤ pendapatan ≤ Rp. 865 190,- /bulan) 28 60.87 Tinggi(> Rp. 865 190,-/bulan) 11 23.91 5. Pekerjaan tambahan

Tidak ada pekerjaan tambahan 33 71.74 Ada pekerjaan tambahan:

Tukang bangunan 6 13.04

Pengemudi sepeda motor 2 4.35

Pedagang 4 8.70 Juru Masak 1 2.17 6. Jumlah tanggungan keluarga Rendah (≤ 4 orang) 27 58.70 Tinggi (> 4 orang) 19 41.30 Usia

Responden dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga kategori usia berdasarkan data yang diperoleh di lapang. Tiga kategori usia tersebut antara lain adalah usia muda (≤ 36 tahun), usia menengah (37-48 tahun), dan usia tua (> 48 tahun). Tabel 7 menunjukkan bahwa sebanyak 39.13 persen responden termasuk ke dalam kategori usia muda, sebanyak 34.78 persen responden termasuk ke dalam kategori usia menengah, dan sisanya hanya sebanyak 26.09 persen

34

responden yang termasuk ke dalam kategori usia tua. Hal ini juga menjelaskan bahwa responden dalam penelitian ini ternyata yang paling banyak menonton program acara Merajut Asa Trans7 adalah pada kategori usia muda (≤ 36 tahun) yaitu sebesar 39.13 persen dengan rentang usia 25-36 tahun. Responden pada kategori usia muda lebih banyak menghabiskan waktu luangnya di rumah pada sore hari untuk menonton televisi setelah pulang kerja ataupun sambil mengurus anak dibandingkan responden pada kategori usia menengah dan usia tua yang biasanya lebih sering mengikuti kegiatan pengajian atau berinteraksi dengan tetangga di lingkungan rumah.

Jenis Kelamin

Tabel 7 menunjukkan bahwa sebanyak 39.13 persen responden berjenis kelamin perempuan dan sebanyak 60.87 persen responden berjenis kelamin laki- laki. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden yang dilibatkan dalam penelitian ini berjenis kelamin laki-laki. Responden yang laki-laki lebih banyak bekerja di bidang pertanian dibandingkan dengan responden perempuan sehingga responden laki-laki memiliki perhatian yang lebih tinggi terhadap tayangan- tayangan televisi yang berhubungan dengan pertanian seperti program acara Merajut Asa.

Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan responden dalam penelitian ini dibagi menjadi dua kategori yaitu tingkat pendidikan rendah dan tingkat pendidikan tinggi. Responden yang dikategorikan tingkat pendidikan rendah adalah responden yang telah menempuh pendidikan formal terkahir hingga tingkat SD. Sementara itu, responden yang dikategorikan tingkat pendidikan tinggi adalah responden yang telah menempuh pendidikan formal terakhir hingga tingkat SMP dan SMA. Kategori tersebut ditentukan berdasarkan data sebaran normal yang diperoleh di lapang.

Tabel 7 menunjukkan bahwa responden dalam penelitian ini mayoritas memiliki tingkat pendidikan rendah yaitu sebanyak 78.26 persen. Sementara itu, sisanya hanya sebanyak 21.74 persen responden yang memiliki tingkat pendidikan tinggi. Kondisi sarana pendidikan formal di desa yang masih kurang memadai dan kondisi ekonomi yang menyebabkan tingkat pendidikan responden lebih banyak termasuk ke dalam kategori tingkat pendidikan rendah. Hal ini diungkapkan oleh salah satu responden yang menyatakan,

saya dulu mah mana mampu orang tua ngebiayain sampe sekolah tinggi neng, apalagi di sini teh dulu adanya Cuma sekolahan SD aja neng” (Msw, 27 tahun).

Tingkat Pendapatan

Penelitian ini menggolongkan tingkat pendapatan responden menjadi tiga kategori yaitu tingkat pendapatan rendah, tingkat pendapatan sedang, dan tingkat pendapatan tinggi. Pengkategorian tersebut berdasarkan data yang diperoleh di lapang. Tingkat pendapatan rendah adalah responden yang memiliki penghasilan < Rp. 504 810,-/bulan, tingkat pendapatan sedang adalah responden yang memiliki penghasilan Rp. 504 810,-/bulan ≤ pendapatan ≤ Rp. 865 190,-/bulan,

35 sedangkan tingkat pendapatan tinggi adalah responden yang memiliki penghasilan > Rp. 865 190,-/bulan.

Tabel 7 menunjukkan bahwa mayoritas responden termasuk ke dalam kategori tingkat pendapatan sedang sebanyak 60.87 persen. Reponden yang temasuk ke dalam kategori tingkat pendapatan tinggi hanya sebanyak 23.91 persen, sedangkan responden yang termasuk kategori tingkat pendapatan rendah hanya sebanyak 15.22 persen. Adanya pekerjaan tambahan yang juga dimiliki responden selain dari pekerjaan pokoknya yang membantu dalam peningkatan penghasilan yang diperoleh setiap bulannya. Hal ini diungkapkan oleh salah satu responden

“yah neng, kalau cuma ngandelin jadi buruh tani aja masih kurang neng buat ngasih makan keluarga, nyekolahin anak, makanya bapak juga nyari sampingan jadi buruh bangunan juga neng. Ini juga masih kurang neng, coba dicukup-cukupin aja” (Gpr, 33 tahun).

Pekerjaan Tambahan

Responden dalam penelitian ini juga dibedakan berdasarkan pekerjaan tambahan yang mereka lakukan. Hal ini dikarenakan semua reponden dalam penelitian ini mengaku memiliki pekerjaan pokok yang sama yaitu sebagai buruh tani. Tabel 7 menunjukkan bahwa mayoritas responden tidak ada pekerjaan tambahan sebesar 71.74 persen. Sementara itu, yang ada pekerjaan tambahan hanya sebesar 28.26 persen yang terdiri atastukang bangunan (13.04%), pedagang (8.70%), pengemudi sepeda motor (4.35%), dan juru masak (2.17%).4

Jumlah Tanggungan Keluarga

Responden dalam penelitian ini juga dibedakan berdasarkan jumlah tanggungan keluarganya dan dikategorikan menjadi dua yaitu jumlah tanggungan keluarga rendah (≤ 4 orang) dan jumlah tanggungan keluarga tinggi (> 4 orang). Pengkategorian tersebut berdasarkan data yang diperoleh di lapang. Tabel 7 menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki jumlah tanggungan keluarga rendah sebanyak 58.70 persen, sedangkan jumlah tanggungan keluarga tinggi sebanyak 41.30 persen. Hal ini dapat dikaitkan dengan banyaknya responden pada penelitian ini yaitu pada kategori usia muda sehingga cenderung memiliki jumlah tanggungan keluarga yang masih rendah karena jumlah anak mereka yang juga masih sedikit dibandingkan kategori usia menengah dan tua yang terkadang tidak hanya memiliki tanggungan anak, tetapi juga bahkan cucu mereka juga masih ada yang menjadi tanggungannya.

Motivasi Menonton Program Acara Merajut Asa Trans7

Motivasi ialah proses yang terjadi di dalam diri, yang menciptakan tujuan dan memberikan energi bagi perilaku. Motif ialah dorongan bertindak untuk memenuhi suatu kebutuhan. Oleh karena itu, motivasi biasanya merupakan salah satu faktor individu dalam menonton televisi. Penelitian ini membahas mengenai

4

Penamaan jenis-jenis pekerjaan tersebut berdasarkan Klasifikasi Baku Jenis Pekerjaan Indonesia (KBJI) tahun 2002.

36

motivasi menonton program acara Merajut Asa Trans7 yang merujuk pada Teori McQuail dan kawan-kawan (1972) dalam McQuail (1991) mengenai penggunaan sebuah media. Motivasi tersebut antara lain adalah motivasi informasi, motivasi identitas pribadi, motivasi integrasi dan interaksi sosial, maupun motivasi hiburan. Penelitian ini menjabarkan keempat motivasi tersebut menjadi 18 pernyataan dengan masing-masing motivasi juga memiliki pertanyaan utama. Setiap pernyataan yang diberikan diukur dengan memberikan lima skala yaitu (1) sangat tidak setuju, (2) tidak setuju, (3) netral, (4) setuju, dan (5) sangat setuju. Selain itu, masing-masing pernyataan motivasi tentunya disesuaikan dengan program acara Merajut Asa Trans7. Berdasarkan rata-rata total yang diperoleh maka motivasi responden dalam menonton televisi hanya ada dua kategori yaitu motivasi tinggi dan motivasi sangat tinggi. Data selengkapnya mengenai motivasi menonton dan rataan skor dari masing-masing motivasi menonton dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8 Motivasi menonton dan rata-rata total motivasi menonton di Desa Citapen tahun 2013

Motivasi menonton Rata-rata total motivasi menonton

Motivasi informasi 3.97

Motivasi identitas pribadi 4.22

Motivasi integrasi dan interaksi sosial 3.63

Motivasi hiburan 3.99

Keterangan:

Rata-rata < 4.5: motivasi tinggi Rata-rata ≥ 4.5: motivasi sangat tinggi

Tabel 8 menunjukkan bahwa buruh tani di Desa Citapen memiliki motivasi tinggi dalam menonton program acara Merajut Asa Trans7 dengan rataan skor < 4.5 baik pada motivasi informasi, motivasi identitas pribadi, motivasi integrasi dan interaksi sosial, maupun motivasi hiburan. Jika semua motivasi menonton tersebut diranking berdasarkan rata-rata totalnya, maka motivasi identitas pribadi ada di peringkat pertama dengan rentang nilai rata-rata total dari 3.00-5.00, motivasi hiburan di peringkat kedua dengan rentang nilai rata-rata total dari 2.00- 5.00, motivasi informasi di peringkat ketiga dengan rentang nilai rata-rata total dari 2.00-5.00, dan motivasi integrasi dan interaksi sosial ada di peringkat keempat atau terakhir dengan rentang nilai rata-rata total dari 2.1-4.8. Rentang nilai rata-rata total tersebut berdasarkan nilai minimum dan maksimum rata-rata total dari masing-masing motivasi menonton.

Hubungan Karakteristik Demografis Responden dengan Motivasi Menonton Program Acara Merajut Asa Trans7

Motivasi menonton biasanya dipengaruhi oleh karakteristik demografis. Setiap responden biasanya akan memiliki motivasi yang berbeda berdasarkan karakteristik demografisnya. Subbab ini akan membahas hubungan karakteristik demografis responden meliputi usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, tingkat

37 pendapatan, pekerjaan tambahan, dan jumlah tanggungan keluarga dengan motivasi menonton program acara Merajut Asa Trans7.

Hubungan Usia dengan Motivasi Menonton

Tabel 9 menunjukkan bahwa usia dengan motivasi menonton program acara Merajut Asa Trans7 baik motivasi informasi, motivasi identitas pribadi, motivasi integrasi dan interaksi sosial, maupun motivasi hiburan tidak ada hubungan nyata (p > 0.10). Hasil tersebut menunjukan bahwa baik responden yang termasuk ke dalam kategori usia muda, usia menengah, maupun usia tua memiliki motivasi menonton yang sama dalam menonton program acara Merajut Asa.

Tabel 9 Hasil uji statistik hubungan antara usia dengan motivasi menonton program acara Merajut Asa Trans7 di Desa Citapen tahun 2013

Motivasi menonton Hasil uji statistik

Rs P

Motivasi informasi 0.161 0.285

Motivasi identitas pribadi 0.089 0.558

Motivasi integrasi dan interaksi sosial 0.042 0.780

Motivasi hiburan 0.005 0.974

Keterangan:

rs: nilai Rank Spearman (koefisien korelasi) p : nilai Sig. (2-tailed)

Hasil penelitian ini diperkuat oleh hasil penelitian Kusumah (2010) yang menyatakan bahwa usia dengan motivasi informasi dan motivasi hiburan tidak memiliki hubungan nyata. Setiap khalayak memiliki kesempatan yang sama dalam memperoleh informasi dan hiburan meskipun mereka berbeda usia. Hasil penelitian ini juga dapat dikaitkan dengan isi tayangan program acara Merajut Asa Trans7 yang segmentasi khalayaknya untuk semua usia dan kisah yang disampaikan juga ada yang berkaitan dengan pertanian. Hal ini membuat semua kalangan usia pada buruh tani di Desa Citapen memiliki motivasi menonton program acara Merajut Asa Trans7 untuk mencari informasi pertanian, memperkuat identitas pribadi mereka, agar mereka dapat berintegrasi dan berinteraksi baik dengan keluarga, tetangga, serta petani ataupun buruh tani lainnya mengenai informasi-informasi pertanian tersebut, dan untuk memperoleh hiburan.

Hubungan Jenis Kelamin dengan Motivasi Menonton

Tabel 10 menunjukkan bahwa responden berjenis kelamin perempuan memiliki motivasi sangat tinggi lebih besar (27.78%) dibandingkan dengan responden berjenis kelamin laki-laki (7.14%). Hal ini menunjukkan bahwa memang terdapat perbedaan motivasi hiburan antara buruh tani yang berjenis kelamin laki-laki dengan buruh tani yang berjenis kelamin perempuan. Perempuan biasanya lebih banyak memiliki waktu luang dibandingkan laki-laki sehingga salah satu cara mememproleh hiburan biasanya dengan menonton televisi. Hal ini juga dapat dikaitkan dengan potensi penonton acara televisi pada pukul 17.00 di hari jumat memang didominasi oleh penonton berjenis kelamin perempuansehingga program acara Merajut Asa Trans7 berpeluang ditonton paling banyak oleh perempuan.

38

Tabel 10 Jumlah responden berdasarkan jenis kelamin dengan motivasi hiburan di Desa Citapen tahun 2013

Motivasi hiburan Jenis kelamin Total Laki-laki Perempuan n % n % n % Tinggi 26 92.86 13 72.22 39 84.78 Sangat tinggi 2 7.14 5 27.78 7 15.22 Total Responden 28 100.00 18 100.00 46 100.00

Data tersebut juga diperkuat oleh hasil uji statistik. Tabel 11 menunjukkan bahwa tidak ada hubungan nyata (p > 0.10) antara jenis kelamin dengan hampir semua motivasi menonton program acara Merajut Asa Trans7 yaitu motivasi informasi, motivasi identitas pribadi, serta motivasi integrasi dan interaksi sosial. Hasil tersebut menunjukkan bahwa baik buruh responden yang berjenis kelamin laki-laki maupun responden yang berjenis kelamin perempuan dalam penelitian ini memiliki motivasi yang sama dalam mencari informasi, mencari identitas pribadi, ataupun untuk berintegrasi dan berinteraksi sosial dengan orang lain dengan cara menonton program acara Merajut Asa Trans7. Sementara itu, yang ada hubungan nyata (positif) hanya antara jenis kelamin dengan motivasi hiburan (0.057 < 0.10), tetapi rendah sekali. Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan motivasi hiburan antara responden yang berjenis kelamin laki-laki dengan responden yang berjenis kelamin perempuan.

Tabel 11 Hasil uji statistik hubungan antara jenis kelamin dengan motivasi menonton program acara Merajut Asa Trans7 di Desa Citapen tahun 2013 Hasil uji statistik Motivasi informasi Motivasi identitas pribadi Motivasi integrasi dan interaksi sosial Motivasi hiburan χ² 0.812 0.120 0.045 3.616 C 0.132 0.051 0.031 0.270 p 0.368 0.729 0.831 0.057* Catatan: db = 1 Keterangan: χ²: nilai Chi Square

C: koefisien kontingensi p : nilai Sig. (2-tailed) db : derajat bebas

* : berhubungan nyata pada p < 0.10 (taraf nyata)

Hasil penelitian ini diperkuat dengan hasil penelitian Asmar (2009) yang menyatakan bahwa jenis kelamin ada hubungan nyata dengan motivasi hiburan. Khalayak yang berbeda jenis kelamin memiliki motivasi yang berbeda pula dalam menonton suatu program acara televisi.

39

Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Motivasi Menonton

Tabel 12 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan dengan motivasi menonton program acara Merajut Asa Trans7 baik motivasi informasi, motivasi identitas pribadi, motivasi integrasi dan interaksi sosial, maupun motivasi hiburan tidak ada hubungan nyata (p > 0.10). Hasil tersebut menunjukan bahwa baik responden yang memiliki tingkat pendidikan rendah maupun responden yang memiliki tingkat pendidikan tinggi memiliki kesempatan yang sama dalam memperoleh informasi, mencari identitas pribadi, berintegrasi dan berinteraksi sosial, maupun memperoleh hiburan dengan cara menonton program acara Merajut Asa Trans7.

Tabel 12 Hasil uji statistik hubungan antara tingkat pendidikan dengan motivasi menonton program acara Merajut Asa Trans7 di Desa Citapen tahun

2013

Motivasi menonton Hasil uji statistik

rs p

Motivasi informasi -0.242 0.105

Motivasi identitas pribadi -0.014 0.927

Motivasi integrasi dan interaksi sosial 0.042 0.624

Motivasi hiburan -0.007 0.613

Keterangan:

rs: nilai Rank Spearman (koefisien korelasi) p : nilai Sig. (2-tailed)

Hasil penelitian ini diperkuat dengan hasil penelitian Zelaviori (2013) yang menyatakan bahwa tingkat pendidikan dengan motivasi menonton baik motivasi informasi, motivasi identitas pribadi, motivasi integrasi dan interaksi sosial, maupun motivasi hiburan tidak ada hubungan nyata. Khalayak yang berbeda latar belakang pendidikan ternyata memiliki motivasi yang sama dalam memperoleh informasi, mencari identitas pribadi, berintegrasi dan berinteraksi sosial, serta memperoleh hiburan dengan cara menonton suatu program acara televisi. Selain itu, isi tayangan program acara Merajut Asa tidak dikhususkan bagi khalayak dengan latar belakang pendidikan tertentu.

Hubungan Tingkat Pendapatan dengan Motivasi Menonton

Tabel 13 menunjukkan bahwa tingkat pendapatan dengan motivasi menonton program acara Merajut Asa Trans7 baik motivasi informasi, motivasi identitas pribadi, motivasi integrasi dan interaksi sosial, maupun motivasi hiburan tidak ada hubungan nyata (p > 0.10). Hasil tersebut menunjukan bahwa tidak adanya perbedaan motivasi menonton program acara Merajut Asa Trans7 baik pada responden yang memiliki tingkat pendapatan rendah, tingkat pendapatan sedang, maupun tingkat pendapatan tinggi.

40

Tabel 13 Hasil uji statistik hubungan antara tingkat pendapatan dengan motivasi menonton program acara Merajut Asa Trans7 di Desa Citapen tahun 2013

Motivasi menonton Hasil uji statistik

rs p

Motivasi informasi 0.211 0.159

Motivasi identitas pribadi 0.176 0.243

Motivasi integrasi dan interaksi sosial -0.046 0.763

Motivasi hiburan 0.141 0.349

Keterangan:

rs: nilai Rank Spearman (koefisien korelasi) p : nilai Sig. (2-tailed)

Hasil penelitian ini diperkuat oleh hasil penelitian Zelaviori (2013) yang menyatakan bahwa tingkat pendapatan dengan motivasi menonton baik motivasi informasi, motivasi identitas pribadi, motivasi integrasi dan interaksi sosial, maupun motivasi hiburan tidak ada hubungan nyata. Berapapun tingkat pendapatan maing-masing khalayak, mereka memiliki motivasi yang sama dalam memperoleh informasi, mencari identitas pribadi, berintegrasi dan berinteraksi sosial, serta memperoleh hiburan dengan cara menonton suatu program acara televisi.

Hubungan Pekerjaan Tambahan dengan Motivasi Menonton

Tabel 14 menunjukkan bahwa buruh tani yang ada pekerjaan tambahan memiliki motivasi sangat tinggi yaitu sebesar 61.54 persen dibandingkan dengan buruh tani yang tidak ada pekerjaan tambahan yaitu sebesar 33.33 persen. Adapun pekerjaan tambahan buruh tani tersebut antara lain sebagai tukang bangunan, pedagang, pengemudi sepeda motor, dan juru masak. Data selengkapnya mengenai pekerjaan tambahan juga dapat dilihat pada Tabel 6 mengenai karakteristik demografis responden. Selain itu, hal ini juga dapat dikaitkan dengan isi program acara Merajut Asa Trans7 yang menayangkan kisah masyarakat kecil dari berbagai jenis pekerjaan sehingga responden yang ada pekerjaan tambahan akan lebih termotivasi dalam pencarian identitas pribadi sesuai dengan jenis pekerjaan yang mereka jalani.

Tabel 14 Jumlah responden berdasarkan pekerjaan tambahan dengan motivasi identitas pribadi di Desa Citapen tahun 2013

Motivasi identitas pribadi Pekerjaan tambahan Total Tidak ada pekerjaan tambahan Ada pekerjaan tambahan n % n % n % Tinggi 22 66.67 5 38.46 27 58.07 Sangat tinggi 11 33.33 8 61.54 19 41.30 Total Responden 33 100.00 13 100.00 46 100.00

Data tersebut juga diperkuat oleh hasil uji statistik. Tabel 15 menunjukkan bahwa tidak ada hubungan nyata (p > 0.10) antara pekerjaan tambahan dengan

41 hampir semua motivasi menonton program acara Merajut Asa Trans7 yaitu motivasi informasi, motivasi integrasi dan interaksi sosial, serta motivasi hiburan. Tabel 15 Hasil uji statistik hubungan antara pekerjaan tambahan dengan motivasi

menonton program acara Merajut Asa Trans7 di Desa Citapen tahun 2013 Hasil uji statistik Motivasi informasi Motivasi identitas pribadi Motivasi integrasi dan interaksi sosial Motivasi hiburan χ² 0.408 3.060 1.264 0.868 C 0.094 0.250 0.164 0.136 P 0.523 0.080* 0.261 0.352 Catatan: db = 1 Keterangan: χ²: nilai Chi Square

C: koefisien kontingensi p : nilai Sig. (2-tailed) db : derajat bebas

* : berhubungan nyata pada p < 0.10 (taraf nyata)

Hasil tersebut menunjukkan bahwa baik responden yang tidak ada pekerjaan tambahan maupun responden yang ada pekerjaan tambahan memiliki motivasi menonton yang sama dalam mencari informasi, untuk berintegrasi dan berinteraksi sosial, serta memperoleh hiburan dengan cara menonton program acara Merajut Asa Trans7. Sementara itu, yang ada hubungan nyata (positif) hanya antara pekerjaan tambahan dengan motivasi identitas pribadi (0.080 < 0.10) yang rendah tetapi pasti. Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan motivasi identitas pribadi antara buruh tani yang tidak ada pekerjaan tambahan dengan buruh tani yang ada pekerjaan tambahan.

Hubungan Jumlah Tanggungan Keluarga dengan Motivasi Menonton

Tabel 16 menunjukkan bahwa jumlah tanggungan keluarga dengan motivasi menonton program acara Merajut Asa Trans7 baik motivasi informasi, motivasi identitas pribadi, motivasi integrasi dan interaksi sosial, maupun motivasi hiburan tidak ada hubungan nyata (p > 0.10). Hasil tersebut menunjukan bahwa perbedaan jumlah tanggungan keluarga masing-masing responden tidak menyebabkan perbedaan motivasi menonton program acara Merajut Asa Trans7.

42

Tabel 16 Hasil uji statistik hubungan antara jumlah tanggungan keluarga dengan motivasi menonton program acara Merajut Asa Trans7 di Desa Citapen tahun 2013

Motivasi menonton Hasil uji statistik

rs p

Motivasi informasi -0.035 0.815

Motivasi identitas pribadi -0.166 0.271

Motivasi integrasi dan interaksi sosial -0.222 0.139

Motivasi hiburan 0.139 0.120

Keterangan:

rs: nilai Rank Spearman (koefisien korelasi) p : nilai Sig. (2-tailed)

Setiap responden baik yang memiliki jumlah tanggungan keluarga rendah ataupun jumlah tanggungan keluarga tinggi sama-sama memiliki kesempatan yang sama untuk memperoleh hiburan dengan cara menonton program acara Merajut Asa Trans7. Hal ini dinyatakan oleh dua orang responden yang memiliki jumlah tanggungan keluarga berbeda sebagai berikut,

Jumlah tanggungan keluarga rendah:

“iya neng, saya mah nonton ini buat ngisi waktu luang aja neng. Kan sambil istirahat, santai gitu”(Ams, 48 tahun).

Jumlah tanggungan keluarga tinggi:

“saya mah nonton ya untuk ngisi waktu neng. Kalau gak ada kerjaan ya nonton tv. Nontonnya acara apa aja” (Brh, 56 tahun).

Ringkasan

Pembahasan sebelumnya menunjukkan bahwa beberapa karakteristik demografis berhubungan dengan motivasi menonton. Responden yang memiliki karakteristik demografis yang berbeda, memiliki motivasi menonton yang berbeda pula. Data nilai signifikansi hubungan antara karakteristik demografis dengan motivasi menonton program acara Merajut Asa Trans7 dapat dilihat pada Tabel 17.

Tabel 17 Nilai signifikansi hubungan antara karakteristik demografis dengan motivasi menonton program acara Merajut Asa Trans7 di Desa Citapen tahun 2013 Karakteristik demografis Motivasi informasi Motivasi identitas pribadi Motivasi integrasi dan interaksi sosial Motivasi hiburan Usia 0.285 0.729 0.831 0.974 Jenis kelamin 0.368 0.729 0.895 0.057* Tingkat pendidikan 0.105 0.927 0.624 0.613

43 Karakteristik demografis Motivasi informasi Motivasi identitas pribadi Motivasi integrasi dan interaksi sosial Motivasi hiburan Tingkat pendapatan 0.159 0.243 0.726 0.349 Pekerjaan tambahan 0.523 0.080* 0.261 0.352 Jumlah tanggungan keluarga 0.815 0.271 0.139 0.120

*: berhubungan nyata pada p < 0.10 (taraf nyata)

Tabel 17 menunjukkan bahwa karakteristik demografis yang ada hubungan nyata dengan motivasi menonton hanya jenis kelamin dengan motivasi hiburan dan pekerjaan tambahan dengan motivasi identitas pribadi. Oleh karena itu, hipotesis penelitian yang menyatakan “ada hubungan antara karakteristik demografis dengan motivasi menonton program acara Merajut Asa Trans7” tidak sepenuhnya diterima. Hal ini dikarenakan tidak semua subvariabel karakteristik demografis berhubungan dengan subvariabel motivasi menonton.

HUBUNGAN TINGKAT AFILIASI KELOMPOK SOSIAL