• Tidak ada hasil yang ditemukan

Motivasi dan Perilaku Menonton Program Acara Merajut Asa Trans7 pada Petani Desa Citapen, Kabupaten Bogor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Motivasi dan Perilaku Menonton Program Acara Merajut Asa Trans7 pada Petani Desa Citapen, Kabupaten Bogor"

Copied!
107
0
0

Teks penuh

(1)

MOTIVASI DAN PERILAKU MENONTON PROGRAM

ACARA MERAJUT ASA TRANS7 PADA PETANI DESA

CITAPEN, KABUPATEN BOGOR

FINA FERYANDES

SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Motivasi dan Perilaku Menonton Program Acara Merajut Asa Trans7 pada Petani Desa Citapen, Kabupaten Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Juni 2013

Fina Feryandes

(4)

ABSTRAK

FINA FERYANDES. Motivasi dan Perilaku Menonton Program Acara Merajut Asa Trans7 pada Petani Desa Citapen, Kabupaten Bogor. Dibimbing oleh HADIYANTO.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara karakteristik demografis dengan motivasi menonton, hubungan antara tingkat afiliasi kelompok sosial dengan motivasi menonton, hubungan antara tipe kepribadian dengan motivasi menonton, dan hubungan antara motivasi menonton dengan perilaku menonton program acara Merajut Asa Trans7. Sampel penelitian ini adalah buruh tani RW 05 Desa Citapen yang pernah menonton program acara tersebut. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa jenis kelamin berhubungan dengan motivasi hiburan dan pekerjaan tambahan berhubungan dengan motivasi identitas pribadi. Usia, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, jumlah tanggungan keluarga, dan tipe kepribadian tidak berhubungan dengan motivasi menonton. Tingkat afiliasi kelompok sosial berhubungan hanya dengan motivasi informasi dan motivasi identitas pribadi, sedangkan motivasi menonton tidak berhubungan dengan perilaku menonton program acara Merajut Asa Trans7.

Kata kunci: karakteristik demografis, afiliasi kelompok, kepribadian, motivasi menonton, perilaku menonton

ABSTRACT

FINA FERYANDES. Motivation and Viewing Behavior of Watching Merajut Asa Trans7 Program of Farmer’s Citapen Village, Bogor Regency. Supervised by HADIYANTO.

This study aimed to asses the correlation between demographic characteristics with viewing motivation, the correlation between social groups affiliation with viewing motivation, the correlation between personality type with viewing motivation, and the correlation between viewing motivation with viewing behavior of watching Merajut Asa Trans7 program. The research sample was farm worker in RW 05 Citapen Village who had seen the program. The results of the study explain that gender associated with integration and social interaction motivation and additional work associated with personal identity motivation. Age, level of education, income levels, family’s size, and the type of personality was not associated with viewing motivation. The level of social group affiliation associated only with information motivation and personal identity motivation, while viewing motivation was not related with viewing behavior of Merajut Asa Trans7 program.

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

pada

Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

MOTIVASI DAN PERILAKU MENONTON PROGRAM

ACARA MERAJUT ASA TRANS7 PADA PETANI DESA

CITAPEN, KABUPATEN BOGOR

FINA FERYANDES

SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(6)
(7)

Judul Skripsi : Motivasi dan Perilaku Menonton Program Acara Merajut Asa Trans7 pada Petani Desa Citapen, Kabupaten Bogor

Nama : Fina Feryandes NIM : I34080032

Disetujui oleh

Ir Hadiyanto, MSi Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Soeryo Adiwibowo, MS Ketua Departemen

(8)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Maret-April 2013 ini ialah Motivasi dan Perilaku Menonton Program Acara Merajut Asa Trans7 pada Petani Desa Citapen, Kabupaten Bogor.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Ir. Hadiyanto, MSi selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberi masukan dan bimbingan kepada penulis hingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada warga Desa Citapen, khususnya warga RW 05 yang telah bersedia menjadi responden penelitian. Kemudian kepada tim Merajut Asa Trans7, khususnya Kak Uthe selaku asisten produksi program tersebut yang juga bersedia membantu memberi informasi mengenai program Merajut Asa. Selain itu, ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada ayahanda Dr. Ir. Yulfiperius, MSi, ibunda Ir. Zulfa Yandes, MSi, adinda Annisa Amalliah yang selalu memberi semangat, dukungan, dan doa kepada penulis dengan penuh keikhlasan. Terima kasih kepada Ela, Zona, Santi, Zela, teman-teman KPM 46 yang telah memberikan dukungan, semangat dan kebersamaan kepada penulis selama di KPM. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada sahabat-sahabatku tersayang yaitu Stannia, Nisa, Rima, Via dan praktikan-praktikan Daskom S02 (KPM49) yang senantiasa juga selalu memberi dukungan doa dan semangat selama ini.

Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak.

Bogor, Juni 2013

(9)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL xi

DAFTAR GAMBAR xii

DAFTAR LAMPIRAN xii

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 2

Tujuan Penelitian 3

Manfaat Penelitian 3

PENDEKATAN TEORETIS 5

Tinjauan Pustaka 5

Televisi 5

Teori Uses and Gratifications 7

Motivasi Menonton Televisi 9

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Motivasi Menonton Televisi 11

Perilaku Menonton Televisi 13

Hubungan Motivasi Menonton dengan Perilaku Menonton Televisi 14

Kerangka Pemikiran 14

Hipotesis Penelitian 16

Definisi Operasional 17

METODE 21

Lokasi dan Waktu Penelitian 21

Teknik Pengumpulan Data 21

Teknik Pengolahan dan Analisis Data 22

Validitas dan Reliabilitas 23

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 25

Gambaran Umum Desa Citapen 25

Karakteristik Penduduk Desa Citapen 26

GAMBARAN UMUM STASIUN TV TRANS7 DAN PROGRAM ACARA

MERAJUT ASA 29

Gambaran Umum Trans7 29

(10)

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DEMOGRAFIS DENGAN MOTIVASI

MENONTON PROGRAM ACARA MERAJUT ASA TRANS7 33

Karakteristik Demografis Responden 33

Motivasi Menonton Program Acara Merajut Asa Trans7 35 Hubungan Karakteristik Demografis Responden dengan Motivasi Menonton

Program Acara Merajut Asa Trans7 36

Ringkasan 42

HUBUNGAN TINGKAT AFILIASI KELOMPOK SOSIAL DENGAN

MOTIVASI MENONTON PROGRAM ACARA MERAJUT ASA TRANS7 45 Tingkat Afiliasi Responden dalam Kelompok Sosial 45 Hubungan Tingkat Afiliasi Kelompok Sosial dengan Motivasi Menonton

Program Acara Merajut Asa Trans7 46

Ringkasan 47

HUBUNGAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN MOTIVASI MENONTON

PROGRAM ACARA MERAJUT ASA TRANS7 49

Tipe Kepribadian Responden 49

Hubungan Tipe Kepribadian dengan Motivasi Menonton Program Acara

Merajut Asa Trans7 49

Ringkasan 54

HUBUNGAN MOTIVASI MENONTON DENGAN PERILAKU MENONTON

PROGRAM ACARA MERAJUT ASA TRANS7 55

Perilaku Menonton 55

Hubungan Motivasi Menonton dengan Durasi Menonton Program Acara

Merajut Asa Trans7 57

Hubungan Motivasi Menonton dengan Frekuensi Menonton Program Acara

Merajut Asa Trans7 58

Ringkasan 59

SIMPULAN DAN SARAN 61

Simpulan 61

Saran 61

DAFTAR PUSTAKA 63

LAMPIRAN 65

(11)

DAFTAR TABEL

1 Teori motivasi Katz, Gurevitch, dan Haas serta teori motivasi

McQuail dan kawan-kawan 10

2 Hasil uji validitas kuesioner menggunakan uji statistik Korelasi

Pearson 24

3 Jumlah sarana dan prasarana pendidikan di Desa Citapen Tahun

2013 25

4 Jumlah dan persentase penduduk di Desa Citapen menurut kelompok

usia dengan jenis kelamin tahun 2012 26

5 Jumlah dan persentase tingkat pendidikan di Desa Citapen tahun

2013 26

6 Jumlah dan persentase penduduk Desa Citapen menurut lapangan

pekerjaan utama tahun 2011 27

7 Jumlah dan persentase responden berdasarkan karakteristik

demografis di Desa Citapen tahun 2013 33

8 Motivasi menonton dan rata-rata total motivasi menonton di Desa

Citapen tahun 2013 36

9 Hasil uji statistik hubungan antara usia dengan motivasi menonton program acara Merajut Asa Trans7 di Desa Citapen tahun 2013 37 10 Jumlah responden berdasarkan jenis kelamin dengan motivasi

hiburan di Desa Citapen tahun 2013 38

11 Hasil uji statistik hubungan antara jenis kelamin dengan motivasi menonton program acara Merajut Asa Trans7 di Desa Citapen tahun

2013 38

12 Hasil uji statistik hubungan antara tingkat pendidikan dengan motivasi menonton program acara Merajut Asa Trans7 di Desa

Citapen tahun 2013 39

13 Hasil uji statistik hubungan antara tingkat pendapatan dengan motivasi menonton program acara Merajut Asa Trans7 di Desa

Citapen tahun 2013 40

14 Jumlah responden berdasarkan pekerjaan tambahan dengan motivasi

identitas pribadi di Desa Citapen tahun 2013 40

15 Hasil uji statistik hubungan antara pekerjaan tambahan dengan motivasi identitas pribadi di Desa Citapen tahun 2013 41 16 Hasil uji statistik hubungan antara jumlah tanggungan keluarga

dengan motivasi menonton program acara Merajut Asa Trans7 di

Desa Citapen tahun 2013 42

17 Nilai signifikansi hubungan antara karakteristik demografis dengan motivasi menonton program acara Merajut Asa Trans7 di Desa

Citapen tahun 2013 42

18 Jumlah dan persentase responden berdasarkan tingkat afiliasi

kelompok sosial di Desa Citapen tahun 2013 45

19 Hasil uji statistik hubungan antara tingkat afiliasi kelompok sosial dengan motivasi menonton program acara Merajut Asa Trans7 di

Desa Citapen tahun 2013 46

(12)

21 Hasil uji statistik hubungan antara tipe kepribadian dengan motivasi

informasi di Desa Citapen tahun 2013 50

22 Jumlah dan persentase responden berdasarkan tipe kepribadian dengan motivasi identitas pribadi di Desa Citapen tahun 2013 51 23 Hasil uji statistik hubungan antara tipe kepribadian dengan motivasi

identitas pribadi di Desa Citapen tahun 2013 51 24 Jumlah dan persentase responden berdasarkan tipe kepribadian

dengan motivasi integrasi dan interaksi sosial di Desa Citapen tahun

2013 52

25 Hasil uji statistik hubungan antara tipe kepribadian dengan motivasi integrasi dan interaksi sosial di Desa Citapen tahun 2013 52 26 Jumlah dan persentase responden berdasarkan tipe kepribadian

dengan motivasi hiburan di Desa Citapen tahun 2013 53 27 Hasil uji statistik hubungan antara tipe kepribadian dengan motivasi

hiburan di Desa Citapen tahun 2013 53

28 Hasil uji statistik korelasi antara motivasi menonton dengan durasi menonton program acara Merajut Asa Trans7 di Desa Citapen tahun

2013 57

29 Hasil uji statistik korelasi antara motivasi menonton dengan frekuensi menonton program acara Merajut Asa Trans7 di Desa

Citapen tahun 2013 58

DAFTAR GAMBAR

1 Uses and Gratifications Model 8

2 Kerangka Pemikiran 16

3 Logo Trans7 29

4 Persentase responden berdasarkan tipe kepribadian di Desa Citapen

tahun 2013 49

5 Persentase responden berdasarkan durasi menonton di Desa Citapen

tahun 2013 55

6 Persentase responden berdasarkan frekuensi menonton di Desa Citapen

tahun 2013 56

DAFTAR LAMPIRAN

1 Lokasi Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor 65

2 Daftar Responden 66

3 Kuesioner Penelitian 67

4 Hasil Uji Statistik Chi Square 75

(13)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Saat ini media massa semakin berkembang pesat seiring dengan kemajuan teknologi yang terus meningkat. Misalnya, media massa yang mungkin awal mulanya hanya berupa media massa cetak, saat ini sudah berkembang berupa media massa elektronik. Salah satu media massa yang berkembang pesat saat ini adalah jasa penyiaran televisi khususnya lembaga penyiaran swasta. Hal ini terbukti dengan munculnya beragam stasiun televisi swasta dalam dunia pertelevisian di Indonesia antara lain RCTI, SCTV, Indosiar, Anteve, MNC TV, Metro TV, Trans TV, Trans7, TV One, Global TV, dan beberapa televisi swasta lainnya.

Kemunculan beragam stasiun televisi swasta tersebut menambah pilihan bagi khalayak dalam menggunakan media massa untuk mengakses informasi yang mereka butuhkan. Setiap program siaran yang dihadirkan stasiun televisi wajib mengandung informasi, pendidikan, hiburan, dan manfaat untuk pembentukan intelektualitas, watak, moral, kemajuan, kekuatan bangsa, menjaga persatuan dan kesatuan, serta mengamalkan nilai-nilai agama dan budaya Indonesia (Pasal 36 ayat (1) UU No. 32 tahun 2002). Menurut Pedoman Perilaku Penyiaran (P3) dan Standar Program Siaran (SPS) pasal 22 (KPI 2012) juga menyebutkan bahwa lembaga penyiaran wajib menjalankan dan menjujung tinggi idealisme jurnalistik yang menyajikan informasi untuk kepentingan publik dan pemberdayaan masyarakat, membangun dan menegakkan demokrasi, mencari kebenaran, melakukan koreksi dan kontrol sosial, dan bersikap independen.

Namun, stasiun televisi swasta saat ini lebih banyak menghadirkan program-program acara yang hanya lebih mengedepankan isi siaran bersifat hiburan. Hal ini dikarenakan stasiun televisi swasta yang bersifat komersial sehingga cenderung lebih memilih untuk banyak menghadirkan program-program hiburan guna menarik minat khalayak. Hal ini juga dapat terlihat dari perilaku menonton yang dimiliki khalayak cenderung lebih sering menonton program hiburan daripada program informasi. Hasil penelitian Hadiyanto (2004) menunjukkan bahwa jenis acara yang paling sering ditonton jika diranking, ternyata program hiburan seperti film/sinetron menempati peringkat pertama, kemudian aneka kuis dan program informasi seperti berita ada di peringkat terakhir.

(14)

2

yang ada tidak lantas membuat mereka menyerah untuk mengatasinya, bahkan mereka menjadi penggerak dalam lingkungan sekitarnya.

Hadirnya program acara Merajut Asa ini dapat memberikan manfaat bagi masyarakat kecil seperti petani, nelayan, usaha mikro, dan lain-lain yang sedang mengalami permasalahan, karena setiap kisah yang diceritakan dalam program merupakan informasi yang dapat membantu pemberdayaan masyarakat kecil. Contohnya adalah pada saat episode tanggal 15 Februari 2013 tentang seorang petani di daerah Subang yang memanfaatkan jerami untuk diolah menjadi pupuk organik sehingga mampu menyuburkan tanah-tanah pertanian di daerahnya yang kurang subur dan meningkatkan hasil produksi pertaniannya.

Selain itu, hadirnya program acara Merajut Asa juga menambah pilihan acara bagi khalayak. Khalayak dapat memilih program acara yang akan ditonton sesuai dengan minat dan kebutuhannya. Pemilihan tersebut didasarkan pada motivasi khalayak dalam menonton suatu program acara. Motivasi menonton tersebut menurut McQuail dan kawan-kawan (1972) dalam McQuail (1991) biasanya berupa motivasi informasi, motivasi identitas pribadi, motivasi integrasi dan interaksi sosial, serta motivasi hiburan. Motivasi menonton tersebut menurut Katz, Gurevitch, dan Haas dalam Effendy (2003) biasanya juga muncul karena adanya hubungan dengan karakteristik demografis, tingkat afiliasi kelompok, dan tipe kepribadian khalayak. Motivasi menonton biasanya juga akan berhubungan dengan bagaimana perilaku menonton yang dimiliki khalayak terhadap program acara yang mereka pilih. Perilaku menonton tersebut menurut DeFleur dan Lowery (1994) biasanya dapat dilihat dari frekuensi dan durasi menonton yang dimiliki khalayak terhadap program acara yang mereka pilih.

Menanggapi permasalahan-permasalahan yang dihadapi masyarakat kecil saat ini seperti dalam bidang pertanian, usaha mikro, dan lainnya, maka dibutuhkan informasi yang lebih banyak lagi. Seseorang yang bekerja di bidang pertanian adalah salah satu khalayak yang membutuhkan informasi yang dapat membantu dalam mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya dalam bidang pertanian. Program informasi yang disajikan program acara Merajut Asa juga lebih banyak menayangkan kisah-kisah yang berhubungan dengan masalah-masalah pertanian dan solusi-solusi yang dilakukan oleh petani yang sukses menjadi penggerak di lingkungannya. Oleh karena itu, survei ini dilakukan pada orang-orang yang bekerja pada bidang pertanian.

Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berkaitan dengan bagaimana motivasi dan perilaku menonton program acara Merajut Asa Trans 7 di Desa Citapen, Kabupaten Bogor. Penduduk di desa tersebut masih ada yang bekerja di bidang pertanian. Selain itu, desa tersebut juga sudah dapat menangkap siaran tv dari Trans7. Melalui pemilihan program acara Merajut Asa Trans 7 yang ditonton oleh masyarakat Desa Citapen dapat dilihat perilaku menonton program tersebut yang didasari oleh motivasi menonton televisi yang sesuai dengan minat dan kebutuhannya.

Perumusan Masalah

(15)

3 acara Merajut Asa ini dapat memberikan manfaat bagi masyarakat kecil seperti petani, nelayan, usaha mikro, dan lain-lain yang sedang mengalami permasalahan, karena setiap kisah yang diceritakan dalam program tersebut merupakan informasi yang dapat membantu pemberdayaan masyarakat kecil. Program acara Merajut Asa dapat menambah pilihan acara bagi khalayak yang sesuai dengan kebutuhannya. Oleh sebab itu, ada beberapa hal yang perlu dikaji, yaitu:

1. Bagaimana hubungan karakteristik demografis dengan motivasi menonton program acara Merajut Asa Trans 7?

2. Bagaimana hubungan tingkat afiliasi kelompok sosial dengan motivasi menonton program acara Merajut Asa Trans7?

3. Bagaimana hubungan tipe kepribadian dengan motivasi menonton program acara Merajut Asa Trans7?

4. Bagaimana hubungan motivasi menonton dengan perilaku menonton program acara Merajut Asa Trans7?

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Menganalisis hubungan karakteristik demografis dengan motivasi menonton program acara Merajut Asa Trans7.

2. Menganalisis hubungan tingkat afiliasi kelompok sosial dengan motivasi menonton program acara Merajut Asa Trans7.

3. Menganalisis hubungan tipe kepribadian dengan motivasi menonton program acara Merajut Asa Trans7.

4. Menganalisis hubungan motivasi menonton dengan perilaku menonton program acara Merajut Asa Trans7.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini memiliki manfaat sebagai berikut:

1. Bagi peneliti, penelitian ini dapat menjadi sarana untuk memperluas pengetahuan dan pengalaman mengenai penggunaan media oleh khalayak terhadap suatu program acara televisi.

2. Bagi kalangan akademisi, penelitian ini dapat dijadikan sumber rujukan untuk penelitian lebih lanjut mengenai penggunaan media oleh khalayak terhadap suatu program acara televisi.

(16)
(17)

PENDEKATAN TEORETIS

Tinjauan Pustaka

Televisi

Televisi merupakan media massa yang yang mampu menyajikan informasi tidak hanya sekedar audio, tetapi juga visual yang membuat khalayak menjadi lebih tertarik. Televisi dari segi semantiknya berasal dari Bahasa Inggris yaitu

television, tetapi dipercaya banyak orang bahwa kata tele dipinjam dari Bahasa Yunani yang berarti jauh dan vision dipinjam dari Bahasa Latin yang berarti pandangan atau pemandangan. Jadi televisi adalah pemandangan jauh dan pandangan jauh (Wahyuni 2000). Televisi juga merupakan media yang dapat mendominasi komunikasi massa karena sifatnya yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan khalayak (Riswandi 2009). Televisi memiliki beberapa fungsi. Menurut Hofmann (1999), ada lima fungsi televisi yang pada umumnya diakui antara lain:

a. Pengawasan situasi masyarakat dan dunia

Fungsi ini sering disebut fungsi informasi. Namun di sini istilah informasi sengaja tidak dipakai, supaya tidak timbul salah paham seakan-akan fungsi televisi adalah saluran penerangan bagi penguasa untuk memberi informasi kepada rakyat sesuai dengan kepentingan pemerintah. Fungsi televisi yang sebenarnya adalah mengamati kejadian di dalam masyarakat dan kemudian melaporkannya sesuai dengan kenyataan yang ditemukan.

b. Menghubungkan satu dengan yang lain.

Menurut Neil Postman televisi tidak berkesinambungan. Namun, televisi menyerupai mosaik dapat saja menghubungkan hasil pengawasan lain secara jauh lebih gampang daripada sebuah dokumen tertulis.

c. Menyalurkan kebudayaan

Televisi tidak hanya mencari, tetapi juga ikut memperkembangkan kebudayaan. Fungsi ini dilihat sebagai pendidikan.

d. Hiburan

Hiburan semakin diakui sebagai kebutuhan manusia. Tanpa hiburan manusia tidak dapat hidup wajar. Hiburan merupakan rekreasi, artinya berkat hiburan manusia menjadi segar untuk kegiatan-kegiatan yang lain. Oleh karena itu, dalam televisi mempunyai unsur hiburan.

e. Pengerahan masyarakat untuk bertindak dalam keadaan darurat

Televisi harus proaktif memberi motivasi dan menganjurkan supaya orang mau dibantu secara preventif dalam situasi darurat.

Namun menurut Ardianto, Karlinah, dan Komala (2005), menyatakan bahwa fungsi televisi sama dengan fungsi media massa lainnya (surat kabar dan radio siaran) yaitu memberi informasi, mendidik, menghibur, dan membujuk.

(18)

6

Menurut kamus WJS Purwodarminto, pengertian program adalah acara, sedangkan menurut kamus Webster International volume (2) lebih merinci lagi, yakni program adalah suatu jadwal atau perencanaan untuk ditindaklanjuti dengan penyusunan “butir” siaran yang berlangsung sepanjang siaran itu berada di udara (Soenarto 2007). Selain itu menurut Soenarto (2007) menyatakan bahwa secara teknis penyiaran televisi, program televisi diartikan sebagai penjadwalan atau perencanaan siaran televisi dari hari ke hari dan dari jam ke jam setiap harinya. Namun, menurut Pedoman Perilaku Penyiaran (P3) dan Standar Program Siaran (SPS) tidak menggunakan istilah program melainkan “program siaran” (KPI 2012). Program siaran adalah program yang berisi pesan atau rangkaian pesan dalam bentuk suara, gambar, atau suara dan gambar atau yang berbentuk grafis, karakter, baik yang bersifat interaktif maupun tidak, yang disiarkan oleh lembaga penyiaran.

Program atau acara yang disajikan adalah faktor yang membuat audien tertarik untuk mengikutinya. Bagian yang paling bertanggung jawab dalam mengelola program atau acara pada suatu stasiun penyiaran adalah bagian departemen program. Stasiun televisi biasanya setiap hari menyajikan berbagai macam jenis program yang jumlahnya sangat banyak dan jenisnya sangat beragam. Menurut Morissan (2005), program dapat dikelompokkan menjadi dua bagian berdasarkan jenisnya yaitu:

1. Program informasi (berita)

Program informasi adalah segala jenis siaran yang tujuannya untuk memberikan tambahan pengetahuan (informasi) kepada khalayak. Daya tarik program ini adalah informasi. Program informasi dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu:

a. Berita keras (hard news) yaitu segala informasi penting dan menarik yang harus segera disiarkan oleh media penyiaran karena sifatnya yang segera untuk diketahui khalayak. Istilah lain dari berita keras adalah

straight news.

b. Berita lunak (soft news) adalah segala informasi yang penting dan menarik yang disampaikan secara mendalam (indepht), tetapi tidak bersifat harus segera ditayangkan. Istilah lain dari berita lunak misalnya

news magazine, current affair, dan lain-lain.

Infotainment juga merupakan salah satu bentuk program berita. Namun demikian, fungsi infotainment sebenarnya lebih besar sebagai hiburan bagi khalayak.

2. Program hiburan

Program hiburan adalah segala bentuk siaran yang bertujuan untuk menghibur khalayak dalam bentuk musik, lagu, cerita dan permainan. Program hiburan dapat dibagi menjati tiga bagian yaitu:

a. Program drama adalah pertunjukkan (show) yang menyajikan cerita mengenai kehidupan atau karakter seseorang atau beberapa orang (tokoh) yang diperankan oleh pemain (artis) yang melibatkan konflik dan emosi. Program televisi yang termasuk dalam drama adalah sinema elektronik (sinetron) dan film.

(19)

7 Program ini pun dapat dirancang dengan melibatkan khalayak. Program permainan dibagi menjadi tiga jenis yaitu quiz show, ketangkasan,

reality show.

c. Program musik dapat ditampilkan dalam dua format yaitu videoklip atau konser. Program musik berupa konser dapat dilakukan di lapangan (outdoor) ataupun di dalam studio (indoor). Program musik di televisi saat ini sangat ditentukan dengan kemampuan artis menarik khalayak tidak saja dari kualitas suara, tetapi juga berdasarkan bagaimana mengemas penampilannya agar menjadi lebih menarik.

Selain itu, pembagian program acara juga bisa berdasarkan apakah suatu program bersifat faktual atau fiktif (Morissan 2005). Program faktual antara lain meliputi program berita, dokumenter atau reality show. Sementara itu, program yang bersifat fiktif antara lain program drama atau komedi.

Teori Uses and Gratifications

Model Uses and Gratifications memandang khalayak sebagai individu yang aktif dan selektif dalam menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya. Pemenuhan kebutuhan tersebut biasanya didasari oleh motivasi tertentu yang dimiliki khalayak.

Selain itu, model Uses and Gratifications juga merupakan suatu pendekatan yang melibatkan suatu pergeseran fokus dari tujuan penyampaian pesan ke tujuan penerima pesan. Pendekatan ini berusaha menentukan fungsi apa saja yang dijalankan oleh komunikasi massa terhadap khalayaknya. Menurut Katz, Blumler, dan Gurevitch (1974) dalam Severin dan Tankard (2009), ada tujuh unsur dalam pendekatan Uses and Gratifications antara lain adalah:

1. Asal usul sosial dan psikologis 2. Kebutuhan yang melahirkan

3. Harapan-harapan akan media massa

4. Media massa yang mengarah pada berbagai pola paparan media

5. Berbagai pola paparan media yang berbeda (atau keterikatan dalam berbagai aktivitas lain)

6. Gratifikasi kebutuhan

7. Konsekuensi-konsekuensi lain, mungkin merupakan konsekuensi-konsekuensi yang paling tidak diniatkan.

Kemudian Katz, Blumler, dan Gurevitch (1974) dalam Severin dan Tankard (2009), mengutip dua peneliti Swedia yang pada tahun 1968 mengusulkan model

Uses and Gratifications yang meliputi tiga unsur antara lain: (1) khalayak dipandang bersikap aktif, artinya peranan penting manfaat media massa diasumsikan berorientasi pada sasaran; (2) dalam proses komunikasi massa, banyak inisiatif pengaitan antara gratifikasi kebutuhan dan pilihan media yang terletak pada khalayak; (3) media bersaing dengan sumber-sumber pemenuhan kebutuhan yang lain.

Ada beberapa kategori yang juga diusulkan oleh McQuail, Blumler, dan Brown (1972) dalam Severin dan Tankard (2009) untuk model Uses and Gratifications berdasarkan penelitian mereka di Inggris. Kategori-kategori tersebut antara lain adalah:

(20)

8

2. Hubungan personal– manfaat sosial informasi dalam percakapan; pengganti media kepentingan perkawanan.

3. Identitas pribadi atau psikologi individu – penguatan nilai atau penambahan keyakinan; pemahaman-diri; eksplorasi realitas; dan sebagainya.

4. Pengawasan – informasi mengenai hal-hal yang mungkin mempengaruhi seseorang atau akan membantu seseorang melakukan atau menuntaskan sesuatu.

Gambar 1 Uses and Gratifications Model

Sumber : Effendy (2003)

Gambar 1 merupakan salah satu model Uses and Gratifications yang berkembang yang diketengahkan oleh Katz, Gurevitch, dan Haas (Effendy 2003). Model ini memulai dengan lingkungan sosial (social environment) yang meliputi ciri-ciri afiliasi kelompok dan ciri-ciri kepribadian untuk memenuhi kebutuhan. Kebutuhan individu dikategorisasikan sebagai cognitive needs yang berkaitan dengan peneguhan informasi, pengetahuan dan pemahaman mengenai lingkungan;

affective needs yang berkaitan dengan peneguhan pengalaman-pengalaman yang estetis, menyenangkan, dan emosional; personal integrative needs yang berkaitan

(21)

9 dengan peneguhan kredibilitas, kepercayaan, stabilitas, dan status individual; social integrative needs yang berkaitan dengan peneguhan kontak dengan keluarga, teman, dan dunia; escapist needs yang berkaitan dengan upaya menghindarkan tekanan, ketegangan, dan hasrat akan keanekaragaman.

Motivasi Menonton Televisi

Motivasi ialah proses yang terjadi di dalam diri, yang menciptakan tujuan dan memberikan energi bagi perilaku seseorang (Kimble et al. 1984 dalam Daryanto 2011). Motif ialah dorongan bertindak untuk memenuhi suatu kebutuhan, dirasakan sebagai kemauan, keinginan, yang kemudian terwujud dalam bentuk perilaku nyata (Daryanto 2011).

Menurut Katz, Gurevitch, dan Haas (1973) dalam Severin dan Tankard (2009), media massa merupakan suatu alat yang digunakan oleh individu-individu untuk berhubungan (atau memutuskan hubungan) dengan yang lain. Mereka membuat daftar 35 kebutuhan yang diambil “(sebagian besar spekulatif) dari literatur tentang fungsi-fungsi sosial dan psikologis media massa” dan menggolongkannya ke dalam lima kategori. Lima kategori tersebut merupakan kebutuhan individu yang dapat menjadi motivasi khalayak dalam penggunaan media, antara lain:

1. Kebutuhan kognitif– memperoleh informasi, pengetahuan, dan pemahaman. 2. Kebutuhan afektif– emosional, pengalaman menyenangkan, atau estetis. 3. Kebutuhan integratif personal – memperkuat kredibilitas, rasa percaya diri,

stabilitas, dan status.

4. Kebutuhan integratif sosial– mempererat hubungan dengan keluarga, teman, dan sebagainya.

5. Kebutuhan pelepasan ketegangan– pelarian dan pengalihan.

Sementara itu menurut McQuail dan kawan-kawan (1972) dalam McQuail (1991), motivasi khalayak dalam menggunakan media terdiri dari:

1. Informasi

a. Mencari berita tentang peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan lingkungan terdekat, masyarakat dan dunia.

b. Mencari bimbingan menyangkut berbagai masalah praktis, pendapat, dan hal-hal yang berkaitan dengan penentuan pilihan.

c. Memuaskan rasa ingin tahu dan minat umum. d. Belajar, pendidikan diri sendiri.

e. Memperoleh rasa damai melalui penambahan pengetahuan. 2. Identitas pribadi

a. Menemukan penunjang nilai-nilai pribadi. b. Menemukan model perilaku.

c. Mengidentifikasi diri dengan nilai-nilai lain (dalam media). d. Meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri.

3. Integrasi dan interaksi sosial

a. Memperoleh pengetahuan tentang keadaan orang lain, empati sosial. b. Mengidentifikasi diri dengan orang lain dan meningkatkan rasa memiliki. c. Menemukan bahan percakapan dan interaksi sosial.

(22)

10

f. Memungkinkan seseorang untuk dapat menghubungi sanak-keluarga, teman, dan masyarakat.

4. Hiburan

a. Melepaskan diri atau terpisah dari permasalahan. b. Bersantai.

c. Memperoleh kenikmatan jiwa dan estetis d. Mengisi waktu.

e. Penyaluran emosi.

f. Membangkitkan gairah seks.

Miranda (2010) menambahkan satu motivasi lainnya yaitu motivasi identitas kolektif selain dari motivasi informasi, motivasi identitas pribadi, motivasi integrasi dan interaksi sosial, serta motivasi hiburan. Selain itu, Permata (2010) juga menambahkan satu motivasi lainnya yaitu motivasi ekonomi selain dari motivasi informasi, motivasi identitas pribadi, motivasi integrasi dan interaksi sosial, serta motivasi hiburan. Berdasarkan uraian sebelumnya, dapat dibuat pemetaan mengenai teori motivasi yang dikembangkan oleh Katz, Gurevitch, dan Haas serta teori motivasi yang dikembangkan oleh McQuail dan kawan-kawan yang dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Teori motivasi Katz, Gurevitch, dan Haas serta teori motivasi McQuail dan kawan-kawan

Teori motivasi

Katz, Gurevitch, dan Haas McQuail dan kawan-kawan Kebutuhan kognitif:

memperoleh informasi, pengetahuan, dan pemahaman

Motivasi informasi:

mencari berita tentang peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan lingkungan terdekat, masyarakat dan dunia, mencari bimbingan menyangkut berbagai masalah praktis, pendapat, dan hal-hal yang berkaitan dengan penentuan pilihan, memuaskan rasa ingin tahu dan minat umum, belajar, pendidikan diri sendiri.

Memperoleh rasa damai melalui penambahan pengetahuan

Kebutuhan integratif personal:

memperkuat kredibilitas, rasa percaya diri, stabilitas, dan status

Motivasi identitas pribadi:

(23)

11

Teori motivasi

Katz, Gurevitch, dan Haas McQuail dan kawan-kawan Kebutuhan integratif sosial:

mempererat hubungan dengan keluarga, teman, dan sebagainya

Motivasi integrasi dan interaksi sosial: memperoleh pengetahuan tentang keadaan orang lain, empati sosial, mengidentifikasi diri dengan orang lain dan meningkatkan rasa memiliki, menemukan bahan percakapan dan interaksi sosial, memperoleh teman selain dari manUsia, membantu menjalankan peran sosial, memungkinkan seseorang untuk dapat menghubungi sanak-keluarga, teman, dan masyarakat

Kebutuhan afektif:

emosional, pengalaman

menyenangkan, atau estetis

dan Kebutuhan pelepasan ketegangan:

pelarian dan pengalihan

Motivasi hiburan:

melepaskan diri atau terpisah dari permasalahan, bersantai, memperoleh kenikmatan jiwa dan estetis, mengisi waktu, penyaluran emosi, membangkitkan gairah seks

Tabel 1 menunjukkan bahwa terdapat kesetaraan antara teori motivasi yang dikembangkan oleh Katz, Gurevitch, dan Haas dengan teori motivasi yang dikembangkan McQuail. Kebutuhan kognitif setara dengan motivasi informasi, kebutuhan afektif dan kebutuhan pelepasan ketegangan setara dengan motivasi hiburan. Sementara itu, kebutuhan integratif personal setara dengan motivasi identitas pribadi dan kebutuhan integratif sosial setara dengan motivasi integrasi dan interaksi sosial.

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Motivasi Menonton Televisi

Ada beberapa faktor yang berhubungan dengan motivasi khalayak dalam menonton televisi. Khalayak itu sendiri biasa disebut dengan istilah penerima, sasaran, pembaca, pendengar, pemirsa, audience, decoder atau komunikan (Cangara 2008). Khalayak dalam studi komunikasi bisa berupa individu, kelompok, dan masyarakat. Adapun faktor-faktor yang berhubungan dengan motivasi menonton televisi berdasarkan model Uses and Gratifications yang diketengahkan oleh Katz, Gurevitch dan Hass ada tiga yaitu:

1. Karakteristik demografis

Menurut Morissan (2005), segmentasi demografis pada dasarnya adalah segmentasi yang didasarkan pada peta kependudukan misalnya: usia, jenis kelamin, besarnya anggota keluarga, pendidikan tertinggi yang dicapai, jenis pekerjaan, tingkat penghasilan, agama, suku, dan sebagainya. Berikut beberapa penjelasan mengenai segmentasi demografis khalayak menurut Morissan (2005):

(24)

12

Biasanya khalayak dibedakan menurut usia anak-anak, remaja, dewasa dan orang tua. Namun, pembagian ini masih dinggap luas. Misalnya, kelompok usia dewasa bisa dibagi kembali menjadi beberapa kelompok usia.

b. Jenis kelamin

Ada beberapa program acara yang biasanya dibedakan menurut segmentasi jenis kelamin khalayaknya. Program olahraga (biasanya disukai khalayak laki-laki), infotainment (wanita), sinetron (wanita), program memasak (wanita), program berita (laki-laki). Namun, ada beberapa program tertentu yang biasanya tidak membedakan jenis kelamin khalayak seperti program komedi. Pada umumnya, wanita lebih banyak menonton televisi dari pada pria.

c. Tingkat pendidikan

Khalayak dapat pula dikelompokkan menurut tingkat pendidikan yang dicapai. Pendidikan menentukan intelektualitas seseorang. Pada akhirnya, tingkat intelektualitas ini akan menentukan pilihan barang-barang, jenis hiburan, dan program radio atau televisi yang diikutinya.

d. Tingkat pendapatan

Pendapatan adalah penghasilan yang diperoleh oleh khalayak. Tingkat pendapatan biasanya akan mempengaruhi kemampuan khalayak dalam mengakses sumber-sumber daya seperti akses terhadap media informasi. e. Pekerjaan

Khalayak yang memiliki jenis pekerjaan yang tertentu umumnya mengkonsumsi barang-barang tertentu pula yang berbeda dengan jenis pekerjaan lainnya. Selera merekapun umumnya juga berbeda pula dalam mengkonsumsi suatu program acara televisi.

2. Afiliasi kelompok sosial

Teori afiliasi dalam model Uses and Gratifications memandang manusia sebagai makhluk yang mencari kasih sayang dan penerimaan orang lain (Rakhmat 2005). Ia ingin memelihara hubungan baik dalam hubungan interpersonal dengan saling membantu dan saling mencintai. Hubungannya dengan gratifikasi media, menekankan fungsi media massa dalam menghubungkan individu dengan individu lain. Asumsi pokok dari Katz, Gurevitz, dan Hass dalam Rakhmat (2005) adalah pandangan bahwa komunikasi massa digunakan individu untuk menghubungkan dirinya dengan orang lain (diri, keluarga, kawan, bangsa, dan sebagainya).

Salah satu cara yang dapat digunakan individu untuk menghubungkan dirinya dengan orang lain adalah dengan berafiliasi dalam kelompok sosial yang ada di lingkungan tempat tinggalnya. Menurut Newcomb, Turner, dan Converse dalam Santosa (2009) mendefinisikan kelompok sosial adalah sejumlah orang-orang yang dilihat sebagai kesatuan tunggal, merupakan satu kelompok sosial, tetapi berfokus pada interaksi kelompok dan ciri-cirinya yang relatif stabil.

3. Kepribadian

(25)

13 Lubis, dan Hadi (2004) menyatakan bahwa kepribadian adalah suatu organisasi psikopisis yang dinamis pada seseorang yang menyebabkan ia dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Sementara itu menurut M. Prince dalam Sujanto, Lubis, dan Hadi (2004), menyatakan bahwa kepribadian tidak hanya disposisi yang dibawa sejak lahir, tetapi ada pula disposisi-disposisi psikhis lainnya yang diperoleh dari pengalaman.

Ada beberapa ciri kepribadian yang disampaikan oleh beberapa ahli dan salah satunya adalah menurut Jung yang mengacu pada salah satu konsep yaitu sikap jiwa. Sikap jiwa ialah arah dari pada energi psikhis umum atau libido yang menjelma dalam bentuk orientasi manusia terhadap dunianya. Arah aktivitas tersebut dapat ke luar ataupun ke dalam, dan demikian pula arah orientasi manusia terhadap dunianya, dapat ke luar ataupun ke dalam (Sujanto, Lubis, dan Hadi 2004).

Menurut Jung dalam Sujanto, Lubis, dan Hadi (2004), berdasarkan sikap jiwanya menggolongkan kepribadian manusia menjadi dua tipe yaitu:

1. Tipe Terbuka (Esktrovert)

Orientasinya terutama tertuju ke luar. Pikiran, perasaan, dan tindakannya terutama ditentukan oleh lingkungannya baik lingkungan sosial maupun non sosial. Biasanya tipe ekstrovert selalu berpikir positif terhadap masyarakat, seperti:

a. Hati terbuka b. Mudah bergaul

c. Hubungan dengan orang lain lancar 2. Tipe Tertutup (Introvert)

Orientasinya terutama tertuju ke dalam. Pikiran, perasaan, dan tindakannya terutama ditentukan oleh faktor subjektif. Biasanya tipe introvert memiliki ciri-ciri seperti:

a. Kurang dapat menyesuaikan diri dengan dunia luar b. Jiwanya tertutup

c. Sukar bergaul

d. Sukar berhubungan dengan orang lain e. Kurang dapat menarik hati orang lain

Ada beberapa hasil penelitian sebelumnya yang menjelaskan tentang beberapa faktor yang berhubungan dengan motivasi menonton televisi. Menurut Hendra (2011), faktor usia berhubungan dengan motivasi identitas pribadi, serta motivasi integrasi dan interaksi sosial. Sementara itu, faktor tingkat pendidikan berhubungan dengan semua motivasi menonton baik motivasi informasi, motivasi identitas pribadi, motivasi integrasi dan interaksi sosial, maupun motivasi hiburan. Semakin tinggi usia dan tingkat pendidikan khalayak, semakin tinggi motivasi menonton suatu program acara yang dimiliki khalayak. Selain itu, faktor jenis kelamin juga berhubungan dengan motivasi hiburan (Asmar 2009). Khalayak yang berjenis kelamin laki-laki dengan khalayak yang berjenis kelamin perempuan memiliki motivasi hiburan yang berbeda dalam menonton suatu program acara televisi.

Perilaku Menonton Televisi

(26)

14

untuk menyaksikan program acara televisi. Menurut DeFleur dan Lowery (1994), perilaku menonton televisi mencakup tiga aspek yaitu:

1. Durasi menonton, yaitu total waktu yang dihabiskan untuk menonton televisi. Durasi menonton biasanya diukur dengan meminta khalayak untuk memperkirakan berapa banyak waktu “rata-rata” sehari yang digunakan untuk menonton televisi. Asmar (2009), Kusumah (2010), Miranda (2010) menyatakan bahwa semakin tinggi motivasi khalayak dalam menonton televisi, semakin lama waktu yang digunakan khalayak untuk menonton televisi.

2. Pilihan acara yang ditonton, biasanya diukur dengan meminta khalayak untuk membuat daftar acara favorit mereka. Asmar (2009) menyatakan bahwa semakin tinggi motivasi khalayak dalam menonton televisi, semakin banyak jenis pilihan acara yang ditontonnya.

3. Frekuensi menonton, yaitu tingkat keseringan khalayak melihat suatu program secara berulang. Biasanya diukur dengan menanyakan khalayak mengenai program-program yang memang disiarkan berulang pada setiap periode waktu tertentu seberapa sering mereka menyaksikannya. Kusumah (2010) menyatakan bahwa semakin tinggi motivasi identitas pribadi, motivasi integrasi dan interaksi sosial, serta motivasi hiburan yang dimiliki khalayak, semakin tinggi pula frekuensi khalayak dalam menonton televisi.

Hubungan Motivasi Menonton dengan Perilaku Menonton Televisi

Perilaku menonton televisi berbeda-beda. Salah satunya dipengaruhi oleh motivasi khalayak dalam menonton televisi seperti motivasi informasi, motivasi identitas personal, motivasi integrasi dan interaksi sosial, serta motivasi hiburan. Motivasi-motivasi yang dimiliki khalayak tersebut biasanya sesuai dengan kebutuhannya.

Menurut Asmar (2009), motivasi menonton baik motivasi informasi, motivasi identitas pribadi, motivasi integrasi dan interaksi sosial, maupun motivasi hiburan mempengaruhi perilaku menonton yang dimiliki khalayak dalam memilih acara. Semakin tinggi motivasi , semakin banyak pula jenis pilihan acara yang ditonton khalayak. Motivasi menonton juga mempengaruhi durasi menonton yang dimiliki khalayak (Asmar 2009; Kusumah 2010; Miranda 2010). Semakin tinggi motivasi khalayak dalam menonton televisi, semakin lama waktu yang digunakan khalayak untuk menonton televisi. Sementara itu, Kusumah (2010) menyatakan bahwa motivasi identitas pribadi, motivasi integrasi dan interaksi sosial, serta motivasi hiburan mempengaruhi frekuensi menonton yang dimiliki khalayak. Semakin tinggi motivasi identitas pribadi, motivasi integrasi dan interaksi sosial, serta motivasi hiburan yang dimiliki khalayak, semakin tinggi pula frekuensi khalayak dalam menonton televisi.

Kerangka Pemikiran

(27)

15 yang ditawarkan masing-masing stasiun televisi juga semakin beragam sesuai dengan minat dan kebutuhan khalayak. Namun, banyak stasiun televisi yang lebih cenderung menayangkan program hiburan untuk menarik minat khalayak. Meskipun demikian, justru program tersebut yang juga paling banyak melakukan pelanggaran karena isi siaran yang tidak sesuai dengan ketentuan undang-undang dan peraturan penyiaran. Oleh karena itu, stasiun televisi harus lebih teliti dalam memproduksi dan menayangkan suatu program acara yang seharusnya sesuai dengan undang-undang penyiaran dan peraturan penyiaran yang ada.

Salah satu program acara lainnya yang ditayangkan stasiun televisi selain program hiburan adalah program informasi. Berbagai stasiun televisi memiliki format penayangan program informasi yang berbeda-beda untuk menarik minat khalayak selain program hiburan. Salah satu program informasi yang dikemas berbeda saat ini adalah program magazine Merajut Asa Trans7. Program ini menayangkan berbagai macam kisah nyata dari masyarakat kecil seperti petani, nelayan, dan usaha mikro yang sedang mengalami permasalahan. Hadirnya program Merajut Asa ini dapat memberikan manfaat bagi masyarakat kecil seperti petani, nelayan, usaha mikro, dan lain-lain yang sedang mengalami permasalahan, karena setiap kisah yang diceritakan dalam program merupakan informasi yang dapat memberi motivasi, inspirasi dan dapat membantu pemberdayaan masyarakat kecil.

Selain itu, hadirnya program acara Merajut Asa juga menambah pilihan acara bagi khalayak. Khalayak dapat memilih program acara yang akan ditonton sesuai dengan minat dan kebutuhannya. Pemilihan tersebut didasarkan pada motivasi khalayak dalam menonton suatu program yang akan mempengaruhi bagaimana perilaku menonton program acara yang dipilih. Motivasi khalayak dalam menonton bisa berupa motivasi informasi, motivasi identitas pribadi, motivasi integrasi dan interaksi sosial, serta motivasi hiburan. Motivasi tersebut biasanya akan berhubungan dengan bagaimana perilaku menonton yang dmiliki khalayak terhadap program acara yang dipilih yang dapat dilihat dari durasi dan frekuensi menonton. Motivasi menonton tersebut biasanya ada hubungan dengan bagaimana karakteristik demografis khalayak yang menonton, tipe kepribadian khalayak, dan tingkat afiliasi khalayak dalam kelompok sosial.

Program acara Merajut Asa lebih banyak menayangkan kisah-kisah yang berhubungan dengan masalah-masalah pertanian dan solusi-solusi yang dilakukan oleh petani yang sukses menjadi penggerak di lingkungannya. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berkaitan dengan bagaimana motivasi dan perilaku menonton program acara Merajut Asa Trans7 pada orang-orang yang berkerja di bidang pertanian.

(28)

16

maka akan dijelaskan keterkaitan antara beberapa variabel sehingga dapat menggambarkan kajian mengenai motivasi menonton dan perilaku menonton program acara Merajut Asa Trans7 yang digambarkan sebagai berikut:

: Berhubungan Gambar 2 Kerangka Pemikiran

Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian disajikan sebagai berikut:

1. Ada hubungan antara karakteristik demografis dengan motivasi menonton program acara Merajut Asa Trans7.

2. Ada hubungan antara tingkat afiliasi kelompok sosial dengan motivasi menonton program acara Merajut Asa Trans7.

3. Adahubungan antara tipe kepribadian dengan motivasi menonton program acara Merajut Asa Trans7.

4. Ada hubungan antara motivasi menonton dengan perilaku menonton program acara Merajut asa Trans7.

(29)

17

Definisi Operasional

Definisi operasional untuk masing-masing variabel yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Karakteristik demografis adalah segmentasi khalayak yang didasarkan pada peta kependudukan, meliputi:

a. Usia adalah jumlah tahun sejak responden lahir hingga penelitian dilakukan. Diukur menggunakan skala ordinal dan dikategorikan menjaditiga, yaitu:

1. Usia muda (≤ 36 tahun) 2. Usia menengah (37-48 tahun) 3. Usia tua (> 48)

b. Jenis kelamin adalah identitas responden berdasarkan faktor biologis yang tercatat dalam tanda pengenal. Diukur menggunakan skala nominal. 1. Laki-laki

2. Perempuan

c. Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan yang telah dicapai responden. Diukur menggunakan skala ordinal dan dikategorikan menjadi rendah dan tinggi.

1. Rendah : Tidak sekolah dan SD 2. Tinggi : SMP dan SMA

d. Tingkat pendapatan adalah jumlah penghasilan responden perbulan. Diukur menggunakan skala ordinal dan dikategorikan menjadi rendah,sedang, dan tinggi berdasarkan rata-rata tingkat pendapatan responden yang dihitung dengan rumus kurva sebaran normal.

1.Rendah : pendapatan < Rp.504 810,-

2.Sedang : pendapatan Rp.504 810,- s/d Rp.865 190,- 3.Tinggi : pendapatan > Rp.865 190,-

e. Pekerjaan tambahan adalah pekerjaan yang dilakukan responden untuk menambah pendapatan selain dari pekerjaan pokok. Diukur menggunakan skala nominal yang dikategorikan menjadi dua, yaitu:

1. Tidak ada pekerjaan tambahan 2. Ada pekerjaan tambahan

f. Jumlah tanggungan keluarga adalah banyaknya anggota keluarga yang biaya hidupnya masih ditanggung oleh responden. Diukur menggunakan skala ordinal dan dibagi menjadi rendah dan tinggi.

1. Rendah : ≤ 4 orang 2. Tinggi : > 4 orang

2. Tingkat afiliasi kelompok sosial adalah tingkat pemenuhan kebutuhan responden untuk menjalin hubungan dengan orang lain di sekitar tempat tinggalnya melalui suatu kelompok yang dapat dilihat dari lamanya waktu responden tergabung dalam kelompok yang diikuti (tahun). Diukur menggunakan skala ordinal dan dikategorikan menjadi rendah dan tinggi.

1. Rendah : ≤ 21 tahun

(30)

18

3. Tipe kepribadian adalah karakter pribadi yang dimiliki oleh responden. Diukur1 menggunakan skala nominal dan dikategorikan menjadi dua, yaitu: 1. Tipe Terbuka adalah tipe kepribadian yang memiliki ciri-ciri meliputi:

hati terbuka; mudah bergaul; hubungan dengan orang lain lancar. Hasil pengukuran dilihat berdasarkan total jawaban a > total jawaban b yang dipilih.

2. Tipe Tertutup adalah tipe keribadian yang memiliki ciri-ciri meliputi: kurangdapat menyesuaikan diri; jiwanya tertutup; sukar bergaul; sukar berhubungan dengan orang lain. Hasil pengukuran dilihat berdasarkan total jawaban b > total jawaban a

4. Motivasi menonton program acara Merajut Asa Trans7 adalah dorongan dari dalam diri untuk menyaksikan program acara Merajut Asa Trans7. Motivasi dibagi menjadi motivasi informasi, motivasi identitas pribadi, motivasi integrasi dan interaksi sosial, maupun motivasi hiburan. Kuesioner motivasi menonton program acara Merajut Asa Trans7 dinyatakan dalam beberapa pernyataan motivasi dan diberikan skor sebagai berikut:

Sangat Setuju (SS) : skor 5

Setuju (S) : skor 4

Netral (N) : skor 3

Tidak Setuju (TS) : skor 2 Sangat Tidak Setuju (STS) : skor 1

Setelah memperoleh jawaban dari responden, kemudian skor total dari seluruh responden dirata-ratakan dan dikategorikan menjadi motivasi tinggi dan motivasi sangat tinggi.

a. Motivasi informasi adalah dorongan dari dalam diri responden yang menghasilkan usaha dalam memperoleh berita tentang peristiwa dan kondisi lingkungan sekitar dan masyarakat; mencari bimbingan menyangkut berbagai masalah praktis; memuaskan rasa ingin tahu dan minat; belajar, pendidikan sendiri; memperoleh rasa damai melalui penambahan pengetahuan.

1. Motivasi informasi tinggi : rata-rata < 4.5 2. Motivasi informasi sangat tinggi : rata-rata ≥ 4.5

b. Motivasi identitas pribadi adalah dorongan dari dalam diri responden yang menghasilkan usaha dalam menemukan penunjang nilai-nilai pribadi; meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri.

1. Motivasi identitas pribadi tinggi : rata-rata < 4.5 2. Motivasi identitas pribadi sangat tinggi : rata-rata ≥ 4.5

c. Motivasi integrasi dan interaksi sosial adalah dorongan dari dalam diri responden untuk mengetahui kondisi lingkungan dan keadaan orang lain; mengidentifikasi diri dengan orang lain; menemukan bahan percakapan dan interaksi sosial; menjalankan peran sosial.

1. Motivasi integrasi dan interaksi sosial tinggi : rata-rata < 4.5 2. Motivasi integrasi dan interaksi sosial sangat : rata-rata ≥ 4.5

tinggi

1

Alat ukur yang digunakan menggunakan adaptasi kuesioner Personal Style Inventory (Sulaeman 2011).

2

(31)

19 d. Motivasi hiburan adalah dorongan dari dalam diri responden untuk melepaskan diri dari permasalahan; bersantai; memperoleh kenikmatan jiwa dan ekstetis; mengisi waktu; penyaluran emosi.

1. Motivasi hiburan tinggi : rata-rata < 4.5 2. Motivasi hiburan sangat tinggi : rata-rata ≥ 4.5

5. Perilaku menonton program acara Merajut Asa Trans7 adalah tindakan yang dilakukan oleh khalayak dalam menyaksikan program acara Merajut Asa Trans7. Perilaku menonton program acara Merajut Asa Trans7 dilihat dari durasi menonton dan frekuensi menonton. Diukur menggunakan skala ordinal dan dikategorikan menjadi rendah dan tinggi.

a.Durasi menonton adalah lamanya waktu yang digunakan oleh respondendalam menyaksikan program acara Merajut Asa Trans7 dalam satu kali tayang yang disaksikan oleh responden. Durasi menonton dikategorikan menjadi dua, yaitu:

1. Rendah : 1-15 menit 2. Tinggi : 16-30 menit

b.Frekuensi menonton adalah tingkat keseringan responden dalam menyaksikan program acara Merajut Asa Trans7 selama satu bulan terakhir. Frekuensi menonton dikategorikan menjadi dua, yaitu:

(32)
(33)

METODE

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor. Pemilihan tempat dilakukan secara sengaja (purposive). Lokasi penelitian di Desa Citapen dipilih dengan pertimbangan hasil observasi awal. Penduduk di desa tersebut masih ada yang memiliki pekerjaan di bidang pertanian, menyatakan bahwa menangkap siaran dari stasiun tv Trans7, dan ada penduduk yang pernah menonton program acara Merajut Asa. Lokasi ini diharapkan mampu mewakili dalam menjelaskan motivasi dan perilaku menonton program acara Merajut Asa Trans7. Studi lapangan dilaksanakan bulan Maret-April 2013. Kegiatan penelitian meliputi penyusunan proposal penelitian, kolokium, perbaikan proposal, pengambilan data lapangan, pengolahan dan analisis data, pembuatan draft skripsi, sidang skripsi, dan perbaikan skripsi.

Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian survei dengan pendekatan kuantitatif yang didukung data kualitatif. Pengumpulan data kuantitatif dilakukan dengan menggunakan kuesioner, sedangkan data kualitatif diperoleh melalui wawancara dengan responden sebagai pelengkap data pada kuesioner. Data yang diperoleh selanjutnya dijelaskan dalam bentuk penelitian deskriptif dan korelasi karena menjelaskan hubungan antar variabel melalui pengujian hipotesis. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang didapat langsung dari responden melalui kuesioner serta wawancara dan data sekunder yang didapat dari Kantor Desa Citapen mengenai gambaran umum desa, Kantor Stasiun TV Trans7 untuk mengetahui profil pogram acara Merajut Asa Trans7, dan website Trans7 untuk mengetahui profil Trans7.

Pemilihan lokasi pengambilan sampel berdasarkan wilayah yang paling jelas dan jernih dalam menangkap siaran tayangan Trans7. Subjek dalam penelitian ini adalah orang yang bekerja di bidang pertanian. Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah semua penduduk desa Citapen yang tinggal di lingkungan RW 05 Desa Citapen yang memiliki kriteria, yaitu bekerja di bidang pertanian, pernah menonton program acara Merajut Asa Trans7, dan bersedia menjadi responden.. Pengambilan sampel menggunakan teknik sensus, dilakukan melalui tahapan sebagai berikut:

(1) Seluruh anggota populasi RW 05 Desa Citapen diberikan angket sederhana yang berisikan data diri dan kebiasaan menonton program acara Merajut Asa Trans7. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan responden yang sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan.

(34)

22

Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Data yang diperoleh dianalisis dengan pendekatan kuantitatif. Pengolahan data dilakukan dengan tiga langkah, yaitu pertama, melakukan pengkodean kemudian memasukkan data ke dalam kartu atau berkas data. Kedua, membuat tabel frekuensi atau tabel silang. Ketiga, mengedit yakni mengoreksi kesalahan-kesalahan yang ditemui setelah membaca tabel frekuensi atau tabel silang (Singarimbun dan Effendi 2008). Data yang diperoleh akan dianlisis dengan beberapa teknik, antara lain:

1. Tabel frekuensi, untuk menjelaskan data karakteristik demografis, tingkat afiliasi kelompok sosial, tipe kepribadian, motivasi menonton, dan perilaku menonton.

2. Tabel silang, untuk menjelaskan hubungan antar variabel yang diuji menggunakan Chi Square dengan metode analisa sederhana, yaitu hubungan antara karakteristik demografis seperti jenis kelamin, pekerjaan tambahan dengan motivasi menonton, dan tipe kepribadian dengan motivasi menonton. 3. Uji Chi Square untuk menganalisis hubungan antar variabel dengan data

nominal, yaitu hubungan jenis kelamin, jenis pekerjaan tambahan dan tipe kepribadian dengan motivasi menonton. Menurut Singarimbun dan Effendi (2008), rumus Kai Kuadrat atau Chi Square(χ2) adalah

Di mana: χ2

: Nilai Chi Square

fo: Frekuensi yang diperoleh atau diamati ft : Frekuensi yang diharapkan

4. Uji korelasi Rank Spearman untuk menganalisis hubungan antar variabel dengan data ordinal, yaitu usia, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, dan jumlah tanggungan keluarga dengan motivasi menonton, dan motivasi menonton dengan perilaku menonton. Menurut sugiyono (2010), rumus korelasi Rank Spearman adalah sebagai berikut:

Di mana:

rs: koefiesen korelasi Rank Spearman

bi: determinan

n : jumlah data atau sampel

(35)

23 dengan +1 dan arahnya dinyatakan dalam positif (+) dan negatif (-). Jika nilai koefisien korelasi positif, maka variabel yang berkorelasi juga positif yang artinya jika variabel X naik/turun, maka variabel Y naik/turun. Namun, jika nilai koefisien korelasi negatif, maka variabel-variabel yang berkorelasi juga negatif yang artinya jika variabel X naik/turun, maka variabel Y akan turun/naik. Beberapa nilai koefisien korelasi dapat diartikan sebagai berikut (Hasan 2009):

KK = 0.00 : tidak ada hubungan

0.00 < KK ≤ 0.20 : hubungan rendah sekali atau lemas sekali 0.20 < KK ≤ 0.40 : hubungan rendah atau lemas tetapi pasti 0.40 < KK ≤ 0.70 : hubungan cukup berarti atau sedang 0.70 < KK ≤ 0.90 : hubungan tinggi atau kuat

0.90 < KK < 1.00 : hubungan sangat tinggi atau kuat sekali,

dapat diandalkan

KK = 1.00 : hubungan sempurna

Tingkat kesalahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 10 persen atau pada taraf nyata α 0.10, yang berarti memiliki tingkat kepercayaan 90 persen karena untuk mengetahui suatu hipotesis dapat diterima atau ditolak, secara statistik dapat dihitung biasanya menggunakan α 0.10, α 0.05, atau α 0.01 (Nasution 2003). Penentuan kriteria pengujian dilakukan dengan cara membandingkan nilai alpha dengan nilai uji statistiknya. Hipotesi nol (Ho) diterima jika nilai uji statistiknya berada di luar nilai alpha. Hipotesis nol (Ho) ditolak jika nilai uji statistiknya berada dalam nilai alpha (Hasan 2009). Pengolahan data statistik dilakukan dengan program Statistic Program for Social Sciences (SPSS version 17.0) untuk memperoleh hasil data kuesioner.

Validitas dan Reliabilitas

Menurut Singarimbun dan Effendi (2008), validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat mengukur apa yang ingin diukur, sedangkan reliabilitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulangi dua kali atau lebih. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Dengan menngunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam pengumpulan data, maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan reliabel (Sugiyono 2010).

(36)

24

penelitian ini telah diperbaiki agar hasil kuesioner dapat dipercaya ketika digunakan pada responden yang sesungguhnya. Data selengkapnya mengenai hasil uji validitas dapat dilihat pada Tabel 2. Sementara itu, hasil dari uji reliabilitas untuk instrumen ini diperoleh r hitung = 0.842 > r tabel, artinya kuesioner reliabel untuk digunakan selanjutnya pada waktu yang berbeda.

Tabel 2 Hasil uji validitas kuesioner menggunakan uji statistik Korelasi Pearson

Item Pernyataan Korelasi Pearson Sig. (2-tailed)

Item 1 0.749* 0.013

Item 2 0.600 0.067

Item 3 0.459 0.182

Item 4 0.600 0.067

Item 5 0.698* 0.025

Item 6 0.288 0.419

Item 7 0.847** 0.002

Item 8 0.562 0.091

Item 9 0.803** 0.005

Item 10 0.849** 0.002

Item 11 0.635* 0.048

Item 12 0.512 0.131

Item 13 0.424 0.222

Item 14 0.424 0.222

Item 15 0.552 0.098

Catatan: N= 10 orang

Keterangan:

(37)

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Gambaran Umum Desa Citapen

Desa Citapen merupakan salah satu desa di wilayah Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa Citapen memiliki batas wilayah sebagai berikut:

Sebelah utara berbatasan dengan Desa Banjarsari. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Cibedug. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Cileungsi. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Ciderum.

Desa Citapen memiliki luas wilayah 268.660 Ha yang terbagi dalam dua Dusun, tujuh Rukun Warga (RW), dan 26 Rukun Tetangga (RT). Jarak kantor desa ke ibukota kecamatan, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat dan ke ibu kota negara adalah sebagai berikut:

Ibu kota kecamatan : 6 KM Ibu kota Kabupaten Bogor : 28 KM Ibu kota Provinsi Jawa Barat : 120 KM

Ibu kota negara : 60 KM

Desa Citapen juga memiliki sarana dan prasarana untuk menunjang pendidikan desa. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Jumlah sarana dan prasarana pendidikan di Desa Citapen Tahun 2013 Sarana dan prasarana pendidikan Jumlah (unit)

TK (Taman Kanak-kanak) 1

RA/TK AL_QURAN 1

Madrasah Ibtidaiyah 3

Pondok Pesantren 12

Majelis Ta’lim 25

SD (sekolah Dasar) 2

Total 44

Sumber: Data Desa Citapen 2013

(38)

26

Karakteristik Penduduk Desa Citapen

Jumlah penduduk Desa Citapen sampai akhir bulan Desember tahun 2012 tercatat sebanyak 8 341 jiwa. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4 Jumlah dan persentase penduduk di Desa Citapen menurut kelompok usia dengan jenis kelamin tahun 2012

No Kelompok usia (tahun)

Jumlah jiwa Jumlah (jiwa)

Sumber: Data Desa Citapen 2013

Tabel 4 menunjukkan jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dibandingkan penduduk perempuan yaitu laki-laki 4 399 jiwa (52.30%) dan perempuan 4 012 jiwa (47.70%). Kemudian, penduduk di Desa Citapen paling banyak berada di kelompok usia 15-19 tahun (11.96%). Penduduk laki-laki di Desa Citapen paling banyak ada pada kelompok usia 15-19 tahun. Data tersebut juga menunjukkan bahwa penduduk Desa Citapen sudah banyak yang termasuk pada kelompok usia produktif yaitu 15 tahun ke atas (BPS 2013).

Tingkat pendidikan penduduk di Desa Citapen juga beragam antara lain tidak tamat SD/sederajat, tamat SD/sederajat,tamat SLTP/sederajat, tamat SLTA/sederajat, tamat akademik, dan tamat perguruan tinggi/S1. Berikut data lengkap tingkat pendidikan di Desa Citapen pada Tabel 5.

Tabel 5 Jumlah dan persentase tingkat pendidikan di Desa Citapen tahun 2013

No Tingkat pendidikan Jumlah Persentase (%)

1. Tidak Tamat SD/Sederajat 125 1.80

(39)

27 Tabel 5 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan penduduk Desa Citapen yang paling banyak hanya sebatas tamat SD/sederajat 4 825 jiwa (67.60%). Namun, beberapa penduduk Desa Citapen juga sudah ada yang mencapai tingkat pendidikan perguruan tinggi/S1 27 jiwa (0.40%). Rendahnya tingkat pendidikan penduduk Desa Citapen dapat dikaitkan dengan minimnya sarana dan prasana pendidikan wajib belajar yang sebelumnya telah dijelaskan pada Tabel 2 di mana sarana dan prasarana wajib belajar yang dimiliki hanya ada dua buah unit SD. Oleh karena itu, tingkat pendidikan penduduk paling banyak memang hanya sebatas tamat SD/sederajat saja.

Lapangan pekerjaan utama yang dimiliki penduduk Desa Citapen juga beragam yaitu pertanian, pertambangan dan penggalian, industri, listrik, gas dan air, konstruksi, perdagangan, hotel, dan restoran, angkutan, lembaga keuangan lainnya, jasa-jasa, serta pekerjaan di bidang lainnya. Berikut data lengkap mengenai penduduk Desa Citapen menurut lapangan pekerjaan utamanya pada Tabel 6.

Tabel 6 Jumlah dan persentase penduduk Desa Citapen menurut lapangan pekerjaan utama tahun 2011

No Jenis mata Pencaharian Jumlah Persentase (%)

1. Pertanian 589 18.81

2. Pertambangan dan penggalian 7 0.22

3. Industri 434 13.86

4. Listrik, gas, dan air 16 0.51

5. Konstruksi 380 12.14

6. Perdagangan, hotel, dan restoran 708 22.61

7. Angkutan 414 13.22

8. Lembaga keuangan lainnya 23 0.73

9. Jasa-jasa 463 14.79

10. Lainnya 97 3.11

Jumlah 3 131 100.00

Sumber: BPS 2012

(40)
(41)

GAMBARAN UMUM STASIUN TV TRANS7 DAN PROGRAM

ACARA MERAJUT ASA

Gambaran Umum Trans7

Sejarah Berdirinya Trans7

Trans7 semula bernama TV7 berdiri dengan izin dari Departemen Perdagangan dan Peindustrian Jakarta Pusat dengan Nomor 809/BH.09.05/III/2000. Keberadaan TV7 diumumkan dalam Berita Negara Nomor 8687 sebagai PT. Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh. Kemudian, melalui kerjasama strategis antara Para Group dan KKG, TV7 melakukan re-launching

pada 15 Desember 2006 sebagai Trans7 dan menetapkan tanggal tersebut sebagai hari lahirnya Trans7 di bawah naungan PT. Trans Corpora yang merupakan bagian dari manajemen Para Group yang saat ini telah berubah nama menjadi CT Corp. Trans7 lahir sebagai sebuah stasiun swasta yang menyajikan tayangan yang mengutamakan kecerdasan, ketajaman, kehangatan penuh hiburan serta kepribadian yang aktif.

Visi dan Misi Trans7

Stasiun televisi Trans7 memiliki visi dan misi tersendiri. Adapun visi dari Trans 7 adalah “dalam jangka panjang, Trans 7 menjadi stasiun televisi terbaik di Indonesia dan di ASEAN dan Trans7 juga berkomitmen selalu memberikan yang terbaik bagi stakeholdersdengan menayangkan program berkualitas dan mempertahankan moral serta budaya kerja yang dapat diterima stakeholders”.

Sementara itu, misi yang dimiliki oleh Trans7 adalah “Trans7 menjadi wadah ide dan aspirasi guna mengedukasi dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat, serta Trans7 berkomitmen selalu memberikan yang terbaik untuk menjaga keutuhan bangsa serta nilai-nilai demokrasi dengan memperbaharui kualitas tayangan bermoral yang dapat diterima masyarakat dan mitra kerja”.

Logo Trans7

Logo Trans7 membentuk empat sisi persegi panjang yang merefleksikan ketegasan, karakter yang kuat, serta kepribadian bersahaja yang akrab dan mudah beradaptasi. Birunya yang hangat tetapi bersinar kuat melambangkan keindahan batu safir yang tak lekang oleh waktu, serta menempatkannya pada posisi di antara batu-batu berlian lainnya. Perpaduan nama yang apik dan mudah diingat, diharapkan membawa Trans7 ke tengah masyarakat Indonesia. Logo Trans7 dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar

Gambar 1  Uses and Gratifications Model
Tabel 1  Teori motivasi Katz, Gurevitch, dan Haas serta teori motivasi McQuail
Gambar 2  Kerangka Pemikiran
Tabel 2  Hasil uji validitas kuesioner menggunakan uji statistik Korelasi Pearson
+7

Referensi

Dokumen terkait

berkecambah dan tinggi kecambah dari biji lamtoro (Leucaena leucocephala) dengan lama waktu perendaman yang berbeda dengan menggunakan larutan H 2 SO 4 (asam

Untuk mengetahui pengaruh Current Ratio, Cash Ratio, dan Working Capital Turnover secara parsial terhadap Return on Assets pada perusahaan dagang yang terdaftar di Bursa

Begitu pula dengan cara kerja remote control, apabila tombol buka pada remote control ditekan, maka mikrokontroler akan mengirimkan perintah untuk mengaktifkan motor

- Bahwa lagi pula alasan-alasan kasasi tersebut mengenai penilaian hasil pembuktian yang bersifat penghargaan tentang suatu kenyataan, hal tersebut

Untuk menghindari resiko penyalahgunaan, kesalahan pencatatan pencatatan stok dan masalah lain serta sekaligus sebagai salah satu syarat untuk sekolah

Melihat pentingnya INIT terhadap permasalahan pada MTP’ s maka peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian dengan judul “ Pengaruh Penggunaan Integrated

Tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah untuk mengetahui model runtun waktu apa yang tepat untuk meramalkan jumlah pengunjung obyek wisata waduk Malahayu dan untuk

Lebih repot lagi bagi para orang tua masa kini, ketika konsep &#34;membaca&#34; yang mereka kenal -- yakni memegang sebuah buku terbuat dari kertas yang semerbak harum tinta itu --