• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Karakteristik Personal dengan Persepsi

Hasil pengujian hubungan karakteristik personal (pendidikan formal, umur, dan pengalaman bertani) dengan persepsi tentang video instruksional (daya tarik, pemahaman, penerimaan, dan daya tarik), menghasilkan nilai koefisien korelasi, antara pendidikan formal dengan daya tarik, pemahaman, penerimaan, dan keterlibatan, tidak signifikan. Antara umur : dengan pemahaman signifikan, dengan daya tarik, penerimaan, dan keterlibatan tidak signifikan. Kemudian, antara pengalaman bertani dengan : daya tarik, pemahaman, penerimaan, dan keterlibatan tidak signifikan. Tabel 15 me nyajikan koefisien korelasi dan signifikansi hubungan karakteristik personal dengan persepsi tentang video instruksional.

Tabel 15. Koefisien Korelasi dan Signifikansi Hubungan Karakteristik Personal dengan Persepsi tentang Video Instruksional.

Persepsi

Daya Tarik Pemahaman Penerimaan Keterlibatan

Karakteristik Personal

r p r p R p r p

Pendidikan Formal 0,22 0,34 -0,11 0,63 0,27 0,24 -0,15 0,52

Umur 0,17 0,46 0,49 0,02 -0,42 0,06 0,33 0,15

Pengalaman Bertani -0,18 0,42 0,27 0,31 0,05 0,80 -0,03 0,87

Data pada Tabel 15 memperlihatkan, tidak signifikansinya hubungan pendidikan formal dengan persepsi tentang video instruksional, persepsi petani tentang daya tarik, pemahaman, penerimaan, dan keterlibatan video instruksioanl, tidak berbeda di antara petani yang ber pendidikan lebih 7,9 tahun, maupun kurang dari 7,9 tahun.

Signifikansi hubungan umur dengan pemahaman, menunjukkan bahwa makin tinggi umur petani, tampilan video instruksional makin mudah dipahami. Kecenderungan tersebut, merupakan suatu gambaran, bahwa ternyata petani

yang umurnya lebih dari 40,9 tahun, lebih mudah memahami materi dari video instruksional, dari pada petani yang umurnya kurang dari 40,9 tahun. Sedangkan hubungan umur dengan penerimaan video instruksional, menunjukkan makin tinggi umur petani, penerimaan video instruksional, makin rendah. Kecenderungan tersebut, menunjukkan bahwa, video instruksional dalam pandangan petani yang umurnya lebih dari 40,9 tahun, makin sulit untuk diterima, dari pada petani yang umurnya kurang dari 40,9 tahun. Kemudian, antara umur dengan daya tarik dan keterlibatan, ternyata pada petani yang umurnya masih muda, maupun yang telah tua, pandangan terhadap kedua aspek tersebut tidak berbeda.

Hubungan yang tidak signifikan antara pengalaman bertani dengan daya tarik, pemahaman, penerimaan, dan keterlibatan, menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan pandangan terhadap aspek-aspek persepsi tersebut, baik pada petani yang telah berpengalaman lebih dari 16,75 tahun maupun petani yang pengalamannya kurang dari 16,75 tahun.

Gambaran hasil tersebut, membuktikan bahwa, signifikasi hubungan karakteristik personal dengan persepsi petani terhadap video instruksional, bervariasi sesuai dengan karateristiknya. Sehingga secara keseluruhan, tidak terdapat hubungan karakteristik personal dengan persepsi tentang video instruksional, kecuali antara umur petani dengan persepsinya tentang pemahaman dan penerimaan video instruksional.

Hubungan Perilaku Komunikasi dengan Persepsi

Secara umum, hubungan antara perilaku komunikasi (waktu : menonton televisi, mendengar radio, membaca koran, kontak dengan penyuluh, dan kontak dengan petani) dengan persepsi tentang video instruksional (daya taraik, pemahaman, penerimaan, dan keterlibatan), cukup bervariasi. Hasil perhitungan korelasi memperlihatkan, hubungan lamanya (jam) menonton televisi, berkorelasi secara signifikan, dengan daya tarik pada tingkat keeratan kuat, dan dengan pemahaman video instruksional berkorelasi signifikan secara negatif, pada tingkat keeratan sedang. Kemudian, terhadap penerimaan dan keterlibatan tidak berkorelasi secara signifikan.

Hubungan antara lamanya (jam) mendengar radio dengan keterlibatan signifikan pada tingkat keeratan kuat ; dengan pemahaman tidak signifikan, tetapi cenderung berkorelasi pada tingkat keeratan sedang ; dan dengan daya tarik dan penerimaan, korelasinya tidak signifikan. Hubungan antara lamanya (jam) membaca koran dengan penerimaan, tidak signifikan, tetapi cenderung berkorelasi pada tingkat keeratan sedang ; dengan daya tarik, pemahaman, dan keterlibatan, korelasinya tidak signifikan. Hubungan antara lamanya kontak penyuluh, dengan daya tarik, pemahaman, penerimaan, dan keterlibatan, korelasinya tidak signifikan. Hubungan antara lamanya (jam) kontak sesama petani, dengan daya tarik, pemahaman, penerimaan, dan keterlibatan, korelasinya tidak signifikan. Tabel 16 menyajikan koefisien korelasi dan signifikansi perilaku komunikasi dengan persepsi.

Tabel 16. Koefisien Koerasi dan Signifikansi Perilaku Komunikasi dengan Persepsi tentang Video Instruksional.

Persepsi Tentang Video Instruksional

Daya Tarik Pemahaman Penerimaan Keterlibatan

Perilaku Komunikasi

r p r p r p r p

Menonton televisi 0,64 0,002 -0,57 0,008 -0,01 0,94 -0,02 0,91

Mendengar radio -0,03 0,88 -0,42 0,06 0,19 0,40 -0,62 0,00

Membaca koran -0,35 0,12 -0,10 0,65 -0,42 0,06 -0,07 0,75

Kontak dengan penyuluh -0,15 0,52 0,02 0,90 -0,38 0,09 0,30 0,19

Kontak dengan petani -0,11 0,63 -0,22 0,34 0,03 0,88 -0,08 0,71

Data pada Tabel 16 memperlihatkan, koefisien korelasi lamanya menonton televisi, dengan daya tarik, menunjukkan bahwa makin lama menonton televisi, persepsi petani tentang daya tarik video makin menarik. Hal ini berarti unsur visual (tampilan gambar) video instruksional, dalam pandangan petani (khalayak) memiliki daya tarik yang sebanding dengan televisi. Kemudian, terhadap pemahaman, makin mudah memahami informasi dari televisi, akan semakin sulit memahami informasi dari video instruksional. Pembuktian ini menunjukkan bahwa, dalam pandangan petani (khalayak), pemahaman terhadap informasi dari televisi masih lebih baik dari informasi dari video instruksional.

Hubungan antara lamanya (jam) mendengar radio, dengan keterlibatan menunjukkan bahwa, makin lama mendengar radio, persepsinya tentang keterlibatan video instruksional, dalam meningkatkan partisipasi petani makin rendah. Kemudian, terhadap pemahaman, makin lama mendengar radio, makin sulit memahami informasi dari video instruksional. Hubungan tersebut, menunjukkan bahwa kebiasaan mendengar radio, pandangan petani (khalayak) tentang unsur audio dari radio masih lebih baik dari video instruksional. Selain itu, karena kebiasaan mendengar radio, pandangan petani (khalayak) tentang informasi secara audio dari video instruksional sulit dipahami, bila dibandingkan dengan pemahaman terhadap informasi secara audio dari radio.

Antara lamanya membaca koran dengan penerimaan, menunjukkan bahwa, makin lama membaca koran, penerimaan informasi dalam bentuk teks dari video makin rendah. Kecenderungan tersebut, membuktikan bahwa dalam pandangan petani (khalayak), materi bacaan pada koran masih mudah diterima,

jika dibandingkan dengan materi video instruksional. Hal ini menunjukkan perilaku komunikasi petani (khalayak), ternyata berpengaruh pada pandangannya tentang unsur teks video instruksional.

Hubungan yang tidak signifikan antara : lamanya menonton televisi dengan penerimaan dan keterlibatan ; lamanya mendengar radio, dengan daya tarik dan penerimaan ; lamanya membaca koran dengan daya tarik, pemahaman, dan keterlibatan ; lamanya kontak penyuluh dan kontak petani, dengan daya tarik, pemahaman, penerimaan, dan keterlibatan, menunjukkan bahwa, ternyata tidak ada perbedaan pandangan terhadap aspek-aspek persepsi tersebut. Perbedaan tersebut, baik pada petani yang menonton televisi lebih dari 9 jam, maupun kurang dari 9 jam ; petani yang mendengar radio lebih dari 1,3 jam, maupun kurang dari 1,3 jam ; petani yang membaca koran lebih dari 1,2 jam, maupun yang kurang dari 1,2 jam ; petani yang kontak dengan penyuluh lebih dari 1,5 jam, maupun yang kurang dari 1,5 jam ; dan petani yang kontak dengan sesama petani, lebih dari 5,5 jam, maupun yang kurang dari 5,5 jam.