• Tidak ada hasil yang ditemukan

Coleman (dalam Burns, 1993) mengatakan bahwa konsep diri yang dimiliki individu relatif stabil sepanjang masa remaja. Hurlock (1999) mengatakan bahwa konsep diri bertambah stabil pada periode masa remaja. Konsep diri yang stabil menjadi sangat penting bagi remaja karena merupakan salah satu bukti keberhasilan remaja dalam usaha mencapai jati dirinya.

Konsep diri berkembang sejalan dengan perkembangan yang dialami oleh seseorang. Apabila perkembangan seorang anak normal, maka konsep diri yang dimiliki individu tersebut ketika dirinya masih kecil seharusnya berganti dengan konsep diri yang baru dan seiring dengan bermacam pengalaman yang diperoleh pada tahapan-tahapan perkembangan selanjutnya. Konsep diri ini akan terus berkembang dan dapat berubah baik secara disadari maupun tidak disadari.

Konsep diri terbentuk seiring dengan perkembangan pengalaman interaksi individu dengan orang lain, yaitu orangtua, kawan sebaya serta masyarakat. Proses belajar yag dilakukan individu dalam pembentukan konsep dirinya diperoleh dengan melihat reaksi-reaksi orang lain terhadap perbuatan yang telah dilakukan, melakukan perbandingan dirinya dengan orang lain, memenuhi harapan-harapan orang lain atas peran yang dimainkan serta melakukan identifikasi terhadap orang yang dikaguminya. Menurut Willey (dalam Burns 1993) dalam perkembangan konsep diri yang digunakan sebagai sumber pokok informasi adalah interaksi individu dengan orang lain.

Baldwin dan Holmes (dalam Monks dkk, 1999) juga mengatakan bahwa konsep diri adalah hasil belajar individu melalui hubungannya dengan orang lain.

Berdasarkan proses perkembangan konsep diri, salah satu faktor yang mempengaruhi konsep diri adalah interaksi dengan lingkungan. (Heyes & Hardy, 1988). Konsep diri terbentuk karena hasil interaksi individu dengan lingkungannya, terutama hubungan dengan orang lain. Dalam pembentukan konsep diri melalui interaksi sosial, hal yang terpenting bahwa hubungan interpersonal akan mempengaruhi konsep diri yang dominan yaitu hubungan dengan significant others.

Salah satu bentuk interaksi dengan lingkungan adalah bermain PC

game on line . Bermain PC game on line yang berlebihan dapat memberikan efek yang negatif. Tingkat kecanduan individu akan bermain PC game on line

tentu berbeda-beda antara individu yang satu dengan yang lainnya. Menurut Baker (dalam Kusumadewi, 2009) seseorang dapat dikatakan sebagai orang yang kecanduan jika mereka yang sampai mengabaikan kehidupan sehari-hari, seperti sekolah, bekerja, bergaul, kebersihan dan kesehatan pribadi, hanya supaya bisa melakukan hal yang diinginkannya tersebut dan juga akan melarikan diri dari masalah-masalah pribadinya. Kecanduan Game on line

menjadikan interaksi individu dengan kehidupan nyata menjadi berkurang, sehingga individu kurang memiliki pengalaman nyata yang sedikit banyak akan membentuk konsep diri.

saat seseorang kecanduan adalah ketidakmampuannya dalam mengatur emosi. Individu lebih sering merasakan perasaan sedih, kesepian, marah, malu, takut untuk keluar, berada dalam situasi konflik keluarga yang tinggi, dan memiliki self- esteem yang rendah. Hal ini mempengaruhi hubungan dengan teman sekamar, siswa lainnya, orangtua, teman, sekolah, dan pembimbing. Pecandu juga kesulitan membedakan antara permainan atau fantasi dan realita. Pecandu cenderung menutupi masalah psikologis tersebut.

Soleman (dalam Kusumadewi, 2009) juga menyatakan bahwa kecanduan bermain game on line berdampak buruk secara sosial, psikis, dan fisik. Secara sosial; hubungan dengan teman, keluarga jadi renggang karena waktu bersama mereka menjadi jauh berkurang.secara psikis, pikiran individu jadi terus menerus memikirkan game yang sedang individu mainkan. Individu jadi sulit konsentrasi terhadap studi, pekerjaan, sering bolos atau menghindari pekerjaan. Membuat individu kurang peduli terhadap hal-hal yang terjadi di sekeliling individu. Melakukan apapun demi bisa bermain game, seperti berbohong, mencuri uang, dll. Terbiasa hanya berinteraksi satu arah dengan komputer membuat individu jadi tertutup, sulit mengekspresikan diri ketika berada di lingkungan nyata. Secara fisik, terkena paparan cahaya radiasi komputer dapat merusak saraf mata dan otak. Kesehatan jantung menurun akibat bergadang 24 jam bermain game on line. Ginjal dan lambung juga terpengaruh akibat banyak duduk, kurang minum, lupa makan karena keasyikan main. Berat badan menurun karena lupa makan, atau bisa juga

bertambah karena banyak ngemil dan kurang olahraga. Mudah lelah ketika melakukan aktivitas fisik, kesehatan tubuh menurun akibat kurang olahraga.

Para remaja yang kecanduan PC game on line menjadi lebih tertarik untuk menyelami kehidupannya dalam dunia permainan PC game on-line daripada kehidupan nyatanya dan membuat dirinya bermain dengan waktu yang sangat lama. Para pecandu game ini mencoba mencari pengakuan-pengakuan yang tidak didapatkan di dunia nyata namun dapat didapatkan dalam dunia permainan PC game on-line. Para pecandu game ini kemudian akan melupakan masalah-masalah pribadinya di kehidupan nyata, melupakan kehidupan sehari-hari, bahkan melupakan kondisi fisiknya.

Dampak dari tingkat kecanduan tersebut akan membentuk persepsi, pandangan dan penilaian baik dari individu itu sendiri maupun dari orang lain. Berdasarkan beberapa pengertian mengenai konsep diri dari para ahli disimpulkan bahwa konsep diri adalah suatu refleksi atau evaluasi persepsi, pandangan dan penilaian diri individu terhadap dirinya sendiri dimana persepsi, pandangan dan penilaian individu tersebut juga dipengaruhi oleh pendapat orang lain pada saat individu yang bersangkutan berinteraksi dengan orang lain dan lingkungannya. Evaluasi diri individu ini yang akan membentuk individu mempunyai konsep diri yang rendah atau negatif dan konsep diri yang tinggi atau positif. Dampak kecanduan tersebut di atas lebih mengarah pada bentuk konsep diri yang negatif.

Young (dalam Kusumadewi, 2009) kecanduan yang tinggi pada bermain game on-line memberi dampak kerusakan pada tiga fungsi utama

kepribadian, yakni fungsi pengendalian perasaan, fungsi akademis dan pekerjaan, dan fungsi relasi. Dengan kata lain, kecanduan game on-line berpotensi melumpuhkan kepribadian individu. Dengan demikian individu yang memiliki tingkat kecanduan yang tinggi terhadap PC game on line akan memberi evaluasi individu yang negatif sehingga akan membentuk konsep diri yang negatif, begitu juga sebaliknya tingkat kecanduan yang rendah terhadap PC game on line memungkinkan akan membentuk konsep diri yang positif.

Evaluasi persepsi terhadap diri individu didasarkan pada aspek konsep diri. Fits (1972) menerangkan bahwa terdapat lima aspek dalam konsep diri, antara lain Physical self atau Diri Fisik, Personal self atau Diri Pribadi,

Family self atau Diri Keluarga, Moral Ethical Self dan Social Self. Dimungkinkan semua aspek itu kurang di dapat oleh seorang pecandu game on line. Hal tersebut membuat pecandu game on line kurang peduli terhadap hal-hal yang terjadi di sekeliling pecandu game on line. Terbiasanya pecandu

game on line hanya berinteraksi satu arah dengan komputer membuat pecandu game on line menjadi tertutup, sulit mengekspresikan diri ketika berada di lingkungan nyata.

Hubungan sosial menjadi penting dalam pembentukan konsep diri pada masa remaja, oleh karena itu maka segera diidentifikasikan agar tidak berlanjut dan memberi efek yang negatif di kemudian hari terlebih lagi yang disebabkan oleh kecanduan PC game on line. Kecanduan PC game on line

ini, secara tidak sadar berangsur-angsur membentuk konsep diri yang mengarah pada konsep diri negatif.

Berdasarkan uraian diatas, maka diasumsikan bahwa ada hubungan negatif antara kecanduan bermain PC game on line dengan konsep diri pada remaja. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan alur berikut ini:

Bagan 1.

Hubungan antara Kecanduan Bermain PC Game on line Dengan Konsep Diri pada Remaja

Efek Kecanduan

Kecanduan tinggi Konsep diri negatif

Perkembangan Hasil belajar Bermain PC Individu menilai diri konsep diri Interaksi Game on line Penilaian orang lain

lingkungan (Persepsi &evaluasi)

Kecanduan rendah Konsep

Efek Kecanduan diri

positif

Dokumen terkait