• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN KECEPATAN REAKSI KAKI, DAYA LEDAK TUNGKAI, DAN KELENTUKAN DENGAN KETERAMPILAN SMASH

Hasil Lompat

HUBUNGAN KECEPATAN REAKSI KAKI, DAYA LEDAK TUNGKAI, DAN KELENTUKAN DENGAN KETERAMPILAN SMASH

SEPAKTAKRAW

Islamuddin*)

Abstrak: Keterampilan smash sepaktakraw dapat dikaitkan dengan kecepatan reaksi kaki, daya ledak tungkai dan kelentukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kecepatan reaksi kaki, daya ledak tungkai dan kelentukan dengan keterampilan smash sepaktakraw. Sampel penelitian sebanyak 15 atlet sepaktakraw Kabupaten Pidie Jaya Jaya Jaya. Pengumpulan data dilakukan pengukuran kecepatan reaksi, daya ledak tungkai, kelenturan dan tes keterampilan smash sepaktakraw. Analisis data menggunakan rumus koefesien korelasi. Hasil penelitian diperoleh terdapat hubungan yang signifikan kecepatan reaksi kaki dengan keterampilan smash sepaktakraw dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0.840, terdapat hubungan yang signifikan daya ledak tungkai dengan keterampilan smash sepaktakraw, dengan nilai koefiesien korelasi sebesar 0.773, terdapat hubungan yang signifikan kelentukan dengan keterampilan smash sepaktakraw dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0.556, dan terdapat hubungan yang signifikan secara bersama-sama kecepatan reaksi kaki, daya ledak tungkai dan kelentukandengan keterampilan smash sepaktakraw dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0.883.

Kata Kunci:Kecepatan, Reaksi Kaki, Daya Ledak Tungkai, Kelentukan, Keterampilan Smash

Pendahuluan

Smash sepaktakraw adalah gerak kerja yang terpenting dan merupakan gerak terakhir dari serangan dalam permainan sepaktakraw. Kegagalan melakukan smash akan memberikan peluang pihak lawan untuk menyerang balik atau bola mati di lapangan sendiri ataupun keluar lapangan permainan. Keberhasilan melakukan smash akan memberikan poin atau angka untuk regu penyerang.

Smash dalam permainan sepaktakraw memerlukan reaksi kaki yang cepat untuk bergerak ke arah bola atau antisipasi arah umpan, lentingan bola, dan jenis putaran bola. Smasher harus mampu melangkah dengan reaksi yang cepat untuk menentukan posisi tubuh yang tepat pada saat akan melompat dan menyepak bola di atas net. Smash sepaktakraw memerlukan timing yang tepat antara posisi sebelum melompat, loncatan di udara, ayunan kaki sepak dengan laju dan ketinggian bola yang diumpankan oleh apit, sehingga kemampuan reaksi kaki sangat menentukan. Hubungan antara kecepatan reaksi kaki dengan keterampilan smash sepaktakraw terkait dengan kemampuan reaksi dalam istilah yang sebenarnya yakni gerak pertama yang dilakukan setelah menerima stimulus. Kemampuan reaksi kaki menentukan gerakan untuk melakukan smash sepaktakraw yaitu ketepatan posisi, lompatan yang sesuai dengan umpan, serta sepakan bola di atas net yang tepat. Keterlambatan melakukan reaksi terhadap bola yang diumpan tekong menyebabkan antisipasi kurang akurat sehingga smash yang dilakukan tidak sempurna atau tidak terarah, tersangkut di net, atau keluar lapangan permainan.

Gerakan-gerakan yang dilakukan dalam smash sepaktakraw merupakan reaksi-reaksi motorik yang dihasilkan dari proses rangsangan pendengaran, syaraf penglihatan, dan syaraf perintah melalui proses informasi pada sistem syaraf. Gerakan untuk melompat dan menyepak bola di atas net dan mengantisipasi bola yang diumpan tekong dimulai dari pendengaran pada sepakan tekong, perhatian atau penglihatan terhadap bola yang diumpan, kemudian timbul perintah dari syaraf spinal untuk merespon dalam bentuk reaksi kaki, diteruskan dengan melompat dan menyepak bola di atas net ke lapangan lawan.

Selain kecepatan reaksi kaki, faktor yang dituntut dalam olahraga sepaktakrawa adalah daya ledak tungkai. Daya ledak tungkai adalah kemampuan tungkai untuk melakukan gerakan-gerakan dengan kontraksi otot maksimal yang ditentukan oleh kekuatan dan kecepatan kontraksi otot tungkai. Daya ledak tungkai memberikan kemampuan untuk melompat lebih tinggi atau lebih kuat dan cepat serta untuk menyepak bola di atas net dengan lebih keras dan tajam pada saat melakukan smash sepaktakraw.

Faktor lainnya yang dapat mempengaruhi keterampilan smash sepaktakraw adalah kelentukan. Kelentukan adalah kemampuan untuk melakukan gerakan dalam ruang gerak sendi. Kualitas kelentukan memungkin kan otot-otot atau sekelompok otot untuk berkontraksi memanfaatkan ruang gerak persendian secara maksimal untuk menyepak bola dalam melakukan smash sepaktakraw secara cepat, tepat, terarah, dan lebih keras. Kelentukan juga ditentukan oleh elastis

37 tidaknya otot-otot, tendon, dan ligamen (Harsono,

1988:163).

Smash dalam permainan sepaktakraw harus dilakukan dengan gerakan yang luwes. Pada saat melompat untuk menyepak bola di atas net, smasher harus meliukkan badan dan melengkungkan badan sesuai keadaan bola yang akan dismash. Kelentukan dapat menentukan kemampuan bergerak untuk melakukan smash secara luwes karena ruang gerak persendian lebih luas dan elastis. Kelentukan menentukan kualitas gerakan tungkai dan gerakan badan untuk menjangkau bola pada saat melakukan smash sepaktakraw sehingga smash dapat dikontrol dengan tepat.

Atlet sepaktakraw Kabupaten Pidie Jaya Jaya dapat dipastikan bahwa kecepatan reaksi kaki di antara sesama atlet berbeda satu sama lain. Indikasi adanya perbedaan kecepatan reaksi tidak hanya dapat diketahui dari hasil pengamatan ketika mereka bermain sepaktakraw, tetapi terlihat dari postur tubuh dan kelincahan mereka dalam bermain. Perbedaan postur tubuh juga memungkinkan terjadinya perbedaan kecepatan reaksi kaki dikalangan atlet olahraga sepaktakraw. Selain itu, adanya perbedaan kemampuan atlet dalam lari 30 meter juga mengindikasikan bahwa kecepatan reaksi kaki mereka juga berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan kecepatan reaksi kaki, daya ledak tungkai dan kelentukan secara bersama-sama (simultan) dengan keterampilan smash sepaktakraw dikalangan atlet sepak takraw Kabupaten Pidie Jaya.

Kajian Teoritis

Dalam permainan sepaktakraw seseorang dituntut untuk mempunyai kemampuan atau keterampilan yang baik. Kemampuan yang dimaksud adalah menyepak bola dengan kepala, (main kepala), dengan dada, dengan paha, dengan bahu. Selanjutnya Khalim (1996:19) mengatakan bahwa keterampilan dasar dalam bermain sepaktakraw adalah : 1) sepak sila, sepak badek, sepak kuda, 2) memahan, 3) menanduk, 4) mendada. Kemampuan atau keterampilan dasar tersebut di atas, antara satu dengan yang lainnya merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan, sebab tanpa menguasai keterampilan dasar atau teknik dasar, maka sepaktakraw tidak dapat dimainkan dengan baik dan kontinyu.

Pada dasarnya kecepatan reaksi adalah kemampuan organisme atlet untuk menjawab suatu rangsangan secepat mungkin untuk dalam mencapai hasil yang sebaik-baiknya. “Kecepatan adalah kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan secara cepat dalam waktu yang sesingkat-singkatnya, atau kemampuan untuk menempuh jarak dalam waktu yang sesingkat- singkatnya”

(Harsono, 1988:216). Koordinasi antara akurasi dan kelincahan dapat berpengaruh besar terhadap kecepatan reaksi seseorang terutama terhadap kemampuan menanggapi suatung rangsangan, reaksi ditimbulkan akibat adanya aksi yang memberi stimuli terhadap gerakan seseorang. Aksi lawan akan memberikan reaksi terhadap kita, baik dalam menghindari serangan maupun melakukan serangan. Ganestasari (2009:45) mengungkapkan bahwa: ”Kecepatan reaksi adalah kemampuan organisme atlet untuk menjawab suatu rangsangan secepat mungkin dalam mencapai hasil yang sebaik-baiknya”.

Kecepatan juga berkaitan dengan kesinambungan seperti yang dijelaskan oleh Ichsan (2004:18): ”kecepatan adalah kemampuan seseorang untuk mengerjakan gerakan berkesinambungan dalam bentuk yang sama dalam waktu yang sesingkat singkatnya sementara reaksi adalah kemampuan seseorang untuk segera bertindak secepatnya dalam menanggapi rangsangan yang ditimbulkan melalui indra, syaraf, atau feeling lainnya.

Kemampuan reaksi dalam istilah yang sebenarnya adalah reaction time adalah gerak pertama yang dilakukan setelah menerima stimulus. Kemampuan reaksi kaki menentukan gerakan untuk melakukan smash sepaktakraw yaitu ketepatan posisi, lompatan yang sesuai dengan umpan, serta sepakan bola di atas net yang tepat. Keterlambatan melakukan reaksi terhadap bola yang diumpan tekong menyebabkan antisipasi kurang akurat sehingga smash yang dilakukan tidak sempurna atau tidak terarah, tersangkut di net, atau keluar lapangan permainan (Usman, 2010).

Menurut Harsono (1988:217) bahwa “waktu reaksi adalah waktu antara pemberian rangsangan (stimulus) dengan gerakan pertama.” Misalnya; suara bola yang disepak oleh tekong menyebabkan kita bergerak untuk mengantisipasi bola yang diumpan selanjutnya melompat untuk melakukan smash. Pendapat Oxendine (1984) yang dikutip oleh Harsono (1988:217) bahwa “the period from the stimulus to the beginning of the response. Gerakan-gerakan yang dilakukan untuk menyepak bola atau bergerak ke arah bola untuk mengantisipasi umpan merupakan respon terhadap stimulus yang datang. Respon tersebut berupa kemampuan reaksi kaki untuk menyepak bola yang datangnya relatif cepat.

Waktu reaksi (reactiontime) seringkali dirancukan dengan istilah-istilah baru seperti refleks dan kecepatan gerak (movement speed). Waktu reaksi adalah waktu antara pemberian rangsang (stimulus) dengan gerak pertama. Refleks adalah respon yang tak sadar (unconscious) terhadap suatu rangsangan, misalnya kita terkena

38

api atau tertusuk jarum. Sedangkan kecepatan gerak (movement speed) adalah waktu antara permulaan dan akhir gerak.

Daya ledak sering pula disebut dengan istilah power. “Di dalam power, kecuali ada strength terdapat pula kecepatan” (Harsono, 1988:199). Ateng (1992:140) memberikan istilah “daya ledak sebagai tenaga otot yang diartikan sebagai kemampuan untuk melepaskan kekuatan otot secara maksimal dalam waktu sesingkat-singkanya.” Seseorang dikatakan mempunyai daya ledak yang baik apabila individu memiliki; (1) tingkat kekuatan otot yang tinggi; (2) tingkat kecepatan yang tinggi; dan (3) tingkat kemampuan yang tinggi dalam mengintegrasikan kecepatan dan kekuatan otot (Ateng, 1992:140).

Smash dalam permainan sepaktakraw dilakukan dengan loncatan secara luwes dan gerakan-gerakan tungkai untuk menyepak bola dengan cepat dan kuat. Kualitas kelentukan memungkinkan otot-otot atau sekelompok otot untuk berkontraksi memanfaatkan ruang gerak persendian secara maksimal untuk menyepak bola dalam melakukan smash sepaktakraw secara cepat, tepat, terarah, dan lebih keras. “Kelentukan juga ditentukan oleh elastis tidaknya otot-otot, tendon, dan ligamen” (Harsono, 1988:163).

Menurut Harsono (1988:163) bahwa “kelentukan adalah kemampuan untuk melakukan gerakan dalam ruang gerak sendi.” Menurut Rahantoknam (1988:125) bahwa “fleksibilitas merupakan rentang gerakan persendian yang ada pada satu atau sekelompok persendian.” Elastisitas otot memungkinkan untuk menguasai keterampilan teknik dalam berbagai cabang olahraga lebih cepat, karena gerakan-gerakan yang sulit akan dapat dilakukan dengan memanfaatkan kelentukan. Menurut Rahantoknam (1988:125) kelentukan dapat dibedakan menjadi dua kategori yaitu: (1) Fleksibilitas statis meliputi rentangan gerakan sederhana, seperti tunduk perlahan-lahan dan sentuh ubin, dan (2) Fleksibilitas dinamis adalah kecakapan untuk menggunakan rentangan gerakan sendi dalam penampilan kegiatan fisik, dengan tingkat kecepatan yang diperlukan dalam penampilan.

Keterampilan smash sepaktakraw dapat ditentukan oleh kecepatan reaksi kaki. Hal ini disebabkan kaki merupakan merupakan komponen utama dalam melakukan smash sepaktakraw. Hubungan antara kecepatan reaksi kaki dengan keterampilan smash sepaktakraw terkait dengan kemampuan reaksi dalam istilah yang sebenarnya yakni gerak pertama yang dilakukan setelah menerima stimulus. Kemampuan reaksi kaki

menentukan gerakan untuk melakukan smash sepaktakraw yaitu ketepatan posisi, lompatan yang sesuai dengan umpan, serta sepakan bola di atas net yang tepat. Keterlambatan melakukan reaksi terhadap bola yang diumpan tekong menyebabkan antisipasi kurang akurat sehingga smash yang dilakukan tidak sempurna atau tidak terarah, tersangkut di net, atau keluar lapangan permainan. Hal ini didukung oleh pendapat Harsono (1988:217) bahwa “waktu reaksi adalah waktu antara pemberian rangsangan (stimulus) dengan gerakan pertama.” Misalnya; suara bola yang disepak oleh tekong menyebabkan kita bergerak untuk mengantisipasi bola yang diumpan selanjutnya melompat untuk melakukan smash.

Keterampilan smash sepaktaktraw juga dapat dipengaruhi oleh daya ledak tungkai. Keterkaitan antara keterampilan smash sepaktakraw dengan daya ledak tungkai disebabkan untuk melakukan smash sepaktakraw diperlukan adanya daya ledak tungkai. Daya ledak tungkai menentukan kekuatan dan kecepatan otot dalam mengerahkan tenaga maksimal. Seperti dikemukan olah Harsono (1988:199) menyatakan bahwa teknik cabang olahraga yang dilakukan dengan gerakan yang sangat cepat disertai tenaga yang maksimal seperti smash sepaktakraw, sangat ditentukan oleh daya ledak tungkai untuk mencapai kekuatan dan kecepatan smash. Adanya hubungan antara keterampilan smash sepaktakraw dengan daya ledak tungkai diperkuat oleh pendapat Jansen(1983:168) yang menyatakan bahwa proses gerakan smash sepaktakraw berlangsung kurang dari 30 detik sehingga tergolong dalam keterampilan daya ledak anaerobik. Keterampilan smash sepaktakraw sangat tergantung dari kualitas daya ledak otot tungkai.

Prosedur Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif yang bersifat deskriptif dengan uji korelasi (correlation research). Desain penelitian menggunakan metode deskriptif kuantitatif, yakni mendeskripsikan fenomena yang berkaitan dengan variabel yang diteliti dengan menggunakan perhitungan statistik. Adapun rancangan penelitian sebagai berikut ini:

Jurnal Sport Pedagogy Vol. 5. No. 1. April 2015

39 Gambar1. Rancangan Penelitian

Populasi penelitian adalah atlet sepaktakraw Kabupaten Pidie Jaya Jaya Jaya yang berjumlah 15 orang. Keseluruhan anggota populasi dijadikan sampel penelitian atau total sampling.Adapun Instrumen penelitian menggunakan tes keterampilan smash sepaktakraw, tes kecepatan reaksi, tes daya ledak tungkai (standing broad jump) dan tes kelentukan (flexibility meter).

Sebagai pendukung ketepatan dalam menyimpulkan diterima atau tidaknya hipotesis yang telah diajukan sebelumnya, yakni dengan tujuan untuk mengetahui hubungan kecepatan reaksi kaki, daya ledak tungkai dan kelentukan terhadap keterampilan smash sepaktakraw maka teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda dengan tiga variabel bebas, diformulasikan sebagai berikut.

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e.

Di mana : Y adalah keterampilan smash sepaktakraw;

a adalah konstanta;

X1 adalah kecepatan reaksi kaki; X2 adalah daya ledak tungkai; X3 adalah kelentukan;

b1 adalah koefisien regresi X1; b2 adalah koefisien regresi X2; b3 adalah koefisien regresi X3; dan e adalah error term.

Untuk mengetahui keeratan hubungan antara ketiga variabel bebas (reaksi kaki, daya ledak tungkai dan kelentukan) dengan keterampilan smash sepaktakraw digunakan koefisien korelasi (R), sedangkan untuk melihat besarnya persentase kontribusi ketiga variabel bebas tersebut terhadap keterampilan smash sepaktakraw digunakan koefisien determinasi (R2).

Hasil dan Pembahasan Penelitian

Berdasarkan hasil perhitungan di atas diperoleh data bahwa total hasil peritungan skor kecepatan reaksi kaki sebesar 61,77 detik, kelentukan sebesar 295,77, daya ledak tungkai sebesar 728,00 dan total skor keterampilan smash sepaktakraw sebesar 292,00.

Tabel 1. Hasil Statistik Deskriptif Variabel Kecepatan Reaksi Kaki, Daya Ledak Tungkai, Kelentukan dan Keterampilan Smash Sepaktakraw.

Des criptive Statistics

15 3.41 4.78 61.77 4.1180 .38673

15 17.50 22.80 295.77 19.7180 1.64408

15 21.00 61.00 728.00 48.5333 9.65007

15 17.00 24.00 292.00 19.4667 1.92230

15 Kecepatan Reaks i Kaki

Kelentukan

Daya Ledak Tungkai Keterampilan Smash Sepaktakraw Valid N (lis tw is e)

N Minimum Max imum Sum Mean Std. Deviation

Nilai korelasi antara kecepatan reaksi kaki (X1) dengan keterampilan smash sepaktakraw (Y) menunjukkan angka sebesar 0.840. Nilai sig sebesar hasil korelasi antara kedua variabel tersebut menunjukkan angka sebesar 0.000 <0.05 dapat diartikan bahwa terdapat hubungan signifikan antara kecepatan reaksi kaki dengan

keterampilan smash sepaktakraw.Selanjutnya nilai korelasi antara kelentukan (X2) dengan keterampilan smash sepaktakraw (Y) menunjukkan angka sebesar 0.773. Nilai sig hasil korelasi antara kedua variabel tersebut menunjukkan angka sebesar 0.001 <0.05 dapat diartikan bahwa hubungan searah antara kelentukan dengan Kecepatan Reaksi Kaki (X1) Daya Ledak Tungkai (X2) Keterampilan Smash Sepaktakraw (Y) Kelentukan (X3) Islamuddin

40

keterampilan smash sepaktakraw dinilai signifikan (nyata). Nilai sig sebesar 0.001 atau 0.1 persen dapat dimaknai bahwa hubungan kelentukan dengan keterampilan smash sepaktakraw tergolong nyata pada taraf keyakinan 99,9 persen (1-0.001).Nilai korelasi antara daya ledak tungkai (X3) dengan keterampilan smash sepaktakraw (Y) menunjukkan angka sebesar 0.556 dengan nilai sig sebesar 0.032 <0.05 dapat diartikan terdapat hubungan antara daya ledak tungkai dengan keterampilan smash sepaktakraw. Nilai sig sebesar 0.032 atau 3,2 persen dapat dimaknai bahwa hubungan daya ledak tungkai dengan keterampilan smash sepaktakraw tergolong nyata pada taraf keyakinan 96,8 persen (1-0.032).

Korelasi ganda digunakan untuk mengetahui korelasi antara ketiga variabel independen kecepatan reaksi kaki (X1), daya ledak tungkai (X2) dan kelentukan (X3) dengan keterampilan smash sepaktakraw (Y) secara bersama-sama. Nilai korelasi ganda kecepatan reaksi kaki, daya ledak tungkai dan kelentukan dengan keterampilan smash sepaktakraw sebesar 0.883. Angka ini berada pada interval 0.80-1,00 dapat diartikan bahwa secara bersama-sama terdapat hubungan yang signifikan antara kecepatan reaksi kaki (X1), daya ledak tungkai (X2) dan kelentukan (X3) dengan keterampilan smash sepaktakraw (Y). Hal ini dapat mengindikasikan bahwa keterampilan smash sepaktakraw seseorang atlet ditentukan oleh kecepatan reaksi kaki, daya ledak tungkai dan kelentukan atlet tersebut.

Kesimpulan

1. Terdapat hubungan yang signifikan kecepatan reaksi kaki dengan keterampilan smash sepaktakraw dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0.840.

2. Terdapat hubungan yang signifikan daya ledak tungkai dengan keterampilan smash sepaktakraw, dengan nilai koefiesien korelasi sebesar 0.773.

3. Terdapat hubungan yang signifikan kelentukan dengan keterampilan smash sepaktakraw dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0.556. 4. Terdapat hubungan yang signifikan secara

bersama-sama kecepatan reaksi kaki, daya ledak tungkai dan kelentukan dengan keterampilan smash sepaktakraw dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0.883.

Daftar Pustaka

Amir, Nyak. 2010. Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Olahraga Suatu Pendekatan Praktis. Banda Aceh: Syiah Kuala University Press.

Ateng, Abdul, Kadir. 1992. Asas dan Landasan Pendidikan Jasmani. Jakarta: Direktorat Pendidikan Tinggi.

Darwis, Ratinus. 1992. Olahraga Pilihan Sepaktakraw. Jakarta: Dirjen. Dikti. Depdikbud.

Ganestasari, R. Widya. 2009. Koleksi Skripsi Find komponen Fisik Dalam Olahraga: www.persilat.com.

Harsono. 1988. Coaching dan Aspek-aspek Psikologi dalam Coaching. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti.

Ichsan, Nur. 2004. Tes dan Pengukuran Kesegaran Jasmani. Makassar: Universitas Negeri Makassar.

Jansen, C.R. Gordon W. Bengester, B.L. 1983. Applied Kinesiology and Biomechanics. New York: Mc Graw Hill Book Company.

Khalim. 1996. Manual Latihan Sepaktakraw. Malaysia: Baron Production Sdn. Bhd. Rahantoknam, B.E. 1988. Belajar Motorik;

Aplikasinya dalam Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Jakarta: Dirjen Dikti. P2LPTK.

Usman, Arifudin. 2008. Analisis Kemampuan Reaksi Kaki, Daya Ledak Tungkai dan Kelentukan Dengan Keterampilan Smash Sepaktakraw. Malang: Hasil Penelitian Jurusan Penjaskesrek FIK Universitas Negeri Malang.

Waharsono. (1977). Pembelajaran Sepaktakraw. Jakarta: Dikmenum Depdikbud.

41

PENGARUH LATIHAN HADANG TERHADAP KELINCAHAN

Dokumen terkait