• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gaya Kepemimpinan Camat Jagakarsa

HUBUNGAN KUALITAS, KEPUASAN, DAN GAYA KEPEMIMPINAN

Kualitas dan Kepuasan terhadap Pelayanan Publik

Penelitian ini mengkaji hubungan antara kualitas pelayanan yang diberikan dan kepuasan masyarakat yang menggunakan pelayanan PTSP di kantor kecamatan di kecamatan Pasar Minggu dan kecamatan Jagakarsa serta gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh Camat. Di masing-masing kecamatan diambil 30 responden untuk kuisioner yang terdiri dari 23 pertanyaan untuk kualitas pelayanan dan 23 pertanyaan untuk kepuasan masyarakat serta 15 responden untuk kuisioner gaya kepemimpinan Camat.

Tahap pertama dalam mengolah data adalah menjumlahkan skor berdasarkan jawaban yang diberikan oleh responden. Pada setiap pertanyaan skor terendahnya adalah 1 dan skor tertingginya 4 dengan total skor terendah adalah 23 dan skor tertinggi 92. Dari total skor ini dikategorikan menjadi 3 yaitu skor rendah 23-46, skor sedang 47-69, dan skor tinggi 70-92 dan hal ini berlaku untuk kedua variabel yaitu kualitas dan kepuasan. Untuk kuisioner gaya kepemimpinan Camat, setiap jawaban dalam kuisioner mencerminkan gaya kepemimpinan yang berbeda dan total jawaban terbanyak di setiap pertanyaan menunjukkan gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh Camat.

Kecamatan Pasar Minggu

Pada kecamatan Pasar Minggu, hasil yang didapat dari olahan kuisioner kualitas dan kepuasan atas pelayanan publik yang diberikan dalam kasus ini adalah PTSP (Pelayanan Terpadu Satu Pintu) terhadap 30 responden yang merupakan pengguna pelayanan PTSP di kantor kecamatannya menggunakan Rank Spearman dapat dilihat di tabel pada halaman berikut

Tabel 15. Korelasi tingkat kepuasan masyarakat dan tingkat kualitas pelayanan di kecamatan Pasar Minggu

TINGKAT KUALITAS PELAYANAN

TINGKAT KEPUASAN MASYARAKAT

TOTAL

RENDAH SEDANG TINGGI

n % n % n % n %

RENDAH 0 0% 0 0% 0 0% 0 0%

SEDANG 0 0% 7 100% 5 21,7% 12 40%

TINGGI 0 0% 0 0% 18 78,3% 18 60%

TOTAL 0 0% 7 100% 23 100% 30 100%

Berdasarkan tabel 17, dapat dilihat adanya hubungan yang kuat antara kedua variabel yaitu tingkat kualitas pelayanan dan tingkat kepuasan masyarakat di kecamatan Pasar Minggu dengan nilai kolerasi 0.676. Hal ini membuktikan bahwa semakin tinggi kualitas pelayanan kecamatan maka semakin tinggi tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan kecamatan tersebut. Dibuktikan dengan sebanyak 18 responden atau 60 persen dari responden berpendapat hubungan

kualitas pelayanan dan tingkat kepuasan mereka terhadap pelayanan PTSP di kecamatan adalah tinggi. Dari 30 total responden di kecamatan Pasar Minggu, hanya tujuh yang menyatakan hubungan kualitas pelayanan dan tingkat kepuasannya adalah sedang.

Tidak ada satupun responden yang berpendapat kualitas pelayanan dan kepuasannya adalah rendah. Hal ini membuktikan kualitas pelayanan yang diberikan oleh kecamatan Pasar Minggu dapat dinyatakan cukup baik. Hasil ini diperkuat pula oleh kenyataan pegawai kecamatan telah mendapatkan beragam pelatihan sebelum bertugas di PTSP dan karenanya mampu memberikan pelayanan dengan baik sesuai dengan prosedur serta fasilitas pelayanan yang ada di kantor kecamatan sudah terhitung lengkap.

Kecamatan Jagakarsa

Pada kecamatan Pasar Minggu, hasil yang didapat dari olahan kuisioner kualitas dan kepuasan atas pelayanan publik yang diberikan dalam kasus ini adalah PTSP (Pelayanan Terpadu Satu Pintu) terhadap 30 responden yang merupakan pengguna pelayanan PTSP di kantor kecamatannya menggunakan Rank Spearman dapat dilihat di tabel berikut ini

Tabel 16. Korelasi tingkat kepuasan masyarakat dan tingkat kualitas pelayanan di kecamatan Jagakarsa

TINGKAT KUALITAS PELAYANAN

TINGKAT KEPUASAN MASYARAKAT

TOTAL

RENDAH SEDANG TINGGI

n % n % n % n %

RENDAH 0 0% 0 0% 0 0% 0 0%

SEDANG 0 0% 16 100% 2 14,28% 18 60%

TINGGI 0 0% 0 0% 12 85,72% 12 40%

TOTAL 0 0% 16 100% 14 100% 30 100%

Berdasarkan tabel, dapat dilihat adanya hubungan yang kuat antara kedua variabel yaitu tingkat kualitas pelayanan dan tingkat kepuasan masyarakat di kecamatan Jagakarsa dengan nilai korelasi koefisiennya 0,873 dimana semakin tinggi kualitas pelayanan kecamatan maka semakin tinggi tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan kecamatan tersebut. Dibuktikan dengan sebanyak 12 responden atau 40 persen dari responden berpendapat hubungan kualitas pelayanan dan tingkat kepuasan mereka terhadap pelayanan PTSP di kecamatan adalah tinggi. Kemudian 16 responden atau 53,3 persen berpendapat tingkat kualitas dan kepuasannya adalah sedang.

Tidak ada satupun responden yang berpendapat kualitas pelayanan dan kepuasannya adalah rendah. Hal ini membuktikan kualitas pelayanan yang diberikan oleh kecamatan Jagakarsa dapat dinyatakan sudah cukup baik atau sedang. Hasil ini diperkuat pula oleh kenyataan pegawai kecamatan telah mendapatkan beragam pelatihan sebelum bertugas di PTSP dan karenanya mampu memberikan pelayanan dengan baik sesuai dengan prosedur serta fasilitas pelayanan yang ada di kantor kecamatan sudah terhitung lengkap.

Gaya Kepemimpinan dan Kepuasan Masyarakat

Camat di kecamatan Pasar Minggu memiliki kecenderungan untuk menggunakan gaya kepemimpinan konsultatif sedangkan Camat di kecamatan Jagakarsa cenderung sering menggunakan gaya kepemimpinan partisipatif. Kedua kecamatan juga memiliki total nilai kepuasan yang berbeda berdasarkan hasil pendapat responden.

Tabel 17. Perbandingan gaya kepemimpinan dan kepuasan masyarakat Gaya Kepemimpinan Elemen Kepuasan Total Bukti Fisik Kehanda

lan Responsif Jaminan Perhatian

Pasar Minggu

Konsultatif 46,7 50,0 96,7 33,3 96,7 323,4

Jagakarsa

Partisipatif 46,7 50,0 70,0 80,0 80,0 326,7

Dari tabel 17 dapat dilihat bahwa Camat yang menggunakan gaya kepemimpinan partisipatif mendapatkan skor kepuasan masyarakat yang relatif seimbang dibandingkan dengan yang menggunakan gaya kepemimpinan partisipatif dengan hanya berbeda 3,3 poin.

Untuk gaya kepemimpinan partisipatif, pegawai kecamatan Jagakarsa mengaku merasa puas dengan gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh Camat mereka, dengan dilibatkan dan adanya keleluasaan dalam melaksanakan tugas yang diberikan. Sedangkan untuk gaya kepemimpinan konsultatif, pegawai kantor kecamatan Pasar Minggu juga mengaku puas dengan gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh Camatnya. Mereka merasa dilibatkan dan diberikan kesempatan untuk belajar, karena tidak semata-mata dimintai pendapatnya tetapi juga mereka ditunjukkan pertimbangan-pertimbangan yang dimiliki oleh Camat dalam menentukan keputusan akhir. Selain itu, Camat juga dinilai oleh pegawainya bersikap adil. Contohnya untuk pembagian upah dan bonus kepada pegawai, pengaturan dilakukan setelah mendengarkan masukan dan saran dari pegawainya dan juga dalam memberikan tugas, beliau jarang serta merta angkat tangan dari tugas yang sudah dilimpahkan kepada pegawainya dan sering kali memberikan pengawasan dalam pelaksanaan tugas tersebut.

Perbedaan yang cukup mencolok antara kedua kecamatan adalah tingkat pendidikan pegawainya. Hal ini menjadi perhatian saat menggunakan gaya kepemimpinan partisipatif yang membutuhkan pegawai yang memiliki kemampuan dan kompentensi tinggi karena tingkat keleluasaan yang diberikan oleh pimpinan sedangkan tingkat pendidikan pegawai kecamatan Jagakarsa secara umum lebih rendah dibandingkan dengan kecamatan Pasar Minggu. Selain itu lokasi kantor kecamatan Jagakarsa yang kurang strategis jika dibandingkan dengan kantor kecamatan Pasar Minggu yang terletak persis di pinggir jalan dan dilalui banyak kendaraan umum membuat akses ke kantor kecamatan Jagakarsa menjadi lebih sulit.

Tabel 18. Hubungan antara gaya kepemimpinan Camat dan tingkat kepuasan masyarakat

GAYA KEPEMIMPINAN

TINGKAT KEPUASAN MASYARAKAT

TOTAL

RENDAH SEDANG TINGGI

n % n % n % n % Pasar Minggu Konsultatif 0 0% 7 23,3% 23 76,7% 30 100% Jagakarsa Partisipatif 0 0% 16 53,3% 14 46,7% 30 100% TOTAL 0 0% 23 38,3% 37 61,7% 60 100%

Dari tabel 18, hasil perhitungan uji korelasi Chi Square untuk gaya kepemimpinan dan tingkat kepuasan yang dirasakan oleh masyarakat di kedua kecamatan didapatkan nilai korelasi sebesar 0,017, ini menunjukkan adanya hubungan antara gaya kepemimpinan yang diterapkan dengan nilai kepuasan yang didapatkan.

Gaya kepemimpinan ini berpengaruh pada kepuasan yang dirasakan oleh masyarakat di kedua kecamatan, meskipun ada perbedaan mecolok dalam tingkat pendidikan dan lokasi kantor kecamatan. Kepemimpinan partisipatif yang diterapkan di kecamatan Jagakarsa membuka banyak peluang bagi pegawainya untuk bisa saling belajar, saling percaya, dan merasa ada reward yang diberikan oleh Camatnya. Kepemimpinan ini mampu mendukung pelayanan publik yang diberikan oleh kantor kecamatan Jagakarsa sehingga masyarakat merasa cukup puas dengan layanan yang diberikan.

Kecamatan Pasar Minggu, dengan tingkat pendidikan pegawai yang sudah tinggi dan lokasi yang mudah dijangkau, hanya membutuhan sedikit dukungan untuk mencapai tingkat kepuasan masyarakat sedang. Camatnya menyadari potensi yang ada dan karenanya menerapkan kepemimpinan konsultatif. Pegawai kecamatan juga merasa mendapatkan dukungan yang mereka butuhkan sehingga mampu memberikan layanan yang maksimal.

Ikhtisar

Baik di kecamatan Pasar Minggu maupun kecamatan Jagakarsa, variabel kualitas dan kepuasan atas pelayanan publik yang diberikan menunjukkan adanya hubungan yang kuat satu sama lain. Di kecamatan Pasar Minggu, nilai korelasi yang didapatkan adalah 0,676 sedangkan kecamatan Jagakarsa menunjukkan nilai yang lebih besar yaitu 0,873. Maka dapat disimpulkan, semakin baik kualitas pelayanan yang diberikan maka akan semakin besar pula kepuasan yang dirasakan oleh masyarakat pengguna pelayanan tersebut.

Hal ini tidak lepas dari peran gaya kepemimpinan Camat di masing- masing kecamatan. Hasil uji korelasi Chi Square menghasilkan nilai korelasi sebesar 0,017 antara gaya kepemimpinan yang diterapkan dan skor total kepuasan masyarakat yang didapat, hal ini menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan mempengaruhi kepuasan yang didapat.

Wawancara dengan pegawai di kedua kecamatan mengenai gaya kepemimpinan Camatnya menyatakan bahwa pelayanan publik yang diberikan meskipun ditugaskan oleh gubernur namun dalam pelaksanaannya tidak lepas dari arahan dan pengawasan Camat. Pegawai kantor kecamatanpun merasa puas karena dilibatkan dalam pengambilan keputusan dan hal ini berpengaruh dalam kinerja mereka dalam memberikan pelayanan kepada publik. Kepemimpinan Camat yang diterapkan mampu mendorong pegawainya untuk memberikan pelayanan yang cukup baik meskipun terdapat perbedaan di antara kedua kecamatan seperti tingkat pendidikan pegawai pemberi pelayanan dan lokasi kantor kecamatan.

Wawancara dengan masyarakat pengguna pelayanan PTSP, secara umum mereka berpendapat bahwa pelayanan sudah baik bahkan jauh lebih baik dibandingkan dengan beberapa tahun lalu. Karena metode sampling yang digunakan adalah accidental sampling, maka hasil yang didapat dalam penelitian ini mencerminkan pendapat dari keseluruhan responden, bukan keseluruhan populasi pengguna pelayanan PTSP. Dari hasil olah data dapat dilihat bahwa secara umum kualitas pelayanan yang diberikan oleh kedua kecamatan adalah cukup baik atau sedang, senada dengan kepuasan yang dirasakan oleh masyarakatnya.

Dokumen terkait